Langit Senja
A Bleach Fanfic
Disclaimer : Bleach punya Tite Kubo.
Warning : Jangan salahkan saya kalo ngga suka, jangan salahkan saya bahwa cerita ini aneh.
Let's enjoy this story…..
Rukia POV
Aku termangu sesaat memandang ke ufuk barat. Setelah puas memandangi langit senja itu, aku kembali menggoreskan jejak langkahku diatas pasir yang berwarna kecoklatan, jejakku yang nantinya akan menghilang disapu air pasang, sama seperti memori tentangmu. Detik menuju menit, matahari semakin beranjak meninggalkan dunia, tapi kenapa yang seperti itu terlihat indah? Sama seperti dirimu yang bagiku selalu terlihat indah.
Aku terus berjalan dan tanpa kusadari, aku sampai di daerah berbatu. Suara ombak berdebur menghantam karang memecah keheningan dalam otakku. Dengan perlahan-lahan dan hati-hati, aku menapaki batu-batu di pinggir pantai itu. Kemudian aku melihatmu, mengulurkan tangan padaku sambil tersenyum dengan senyum yang kurindukan. Sebuah senyuman terkembang di bibirku membalas senyumanmu, dengan antusias aku bergegas menghampirimu. Namun, aku tersadar ini hanya khayalan, dan kaupun menghilang perlahan-lahan. Kini kau tak akan pernah lagi tersenyum sambil memelukku untuk menyambutku, seperti dulu.
Apakah kau tahu? Apakah kau melihatku dari langit senja itu?
Bahwa disetiap menyebut namamu, aku bagaikan dipaksa meneguk racun, nikmat namun menyakitkan.
Bahwa disetiap ingatanku tentang kelembutanmu, ada pisau yang mensayat-sayat emosiku.
Bahwa panas membakar mataku hingga mengalirkan sejuta tetes airmata ketika aku membayangkanmu.
Aku terduduk begitu saja diatas batu-batu karang yang kasar, yang akan meninggalkan goresan luka pada kaki telanjangku, yang menjadi semakin perih terkena cipratan air laut. Tak terasa setetes demi setetes airmata mengalir di pipiku, kepedihan dan rasa sakit kembali menguasaiku. Aku sudah hampir tak sanggup menahan semua derita yang kau bebankan karena kepergianmu, sakit yang kau hujamkan disetiap relung hatiku bekasmu berpijak. Walau aku berjanji untuk selalu tersenyum, senyumku hanyalah palsu tanpamu. Kau adalah energiku, emosiku, beserta perasaanku.
Ah, tanpa kusadari matahari hampir tenggelam sepenuhnya. Sinar senja terakhir menerobos helaian rambut hitamku, memantul di permukaan laut biru, tercermin pantulan bayangan pantai ini pada mata violetku. Perlahan tapi pasti pantulan orange itu digantikan oleh pantulan titik-titik putih diatas hitam.
Sama seperti hatiku, warna orangemu perlahan pudar, hitam kini berusaha merenggut paksa hari-hariku, hatiku maupun otakku kosong tanpa dirimu. Kini aku tahu, walau meneguk racun, walau disayat-sayat, walau dibakar, itu jauh lebih baik dari pada hidupku tanpa mengingatmu.
"Kalau kau merindukanku, datanglah ke tempat dan waktu kita pertama kali bertemu."
Kata-kata terakhirmu itu terus kuingat dalam memoriku, hingga waktu berlalu, tiap hari aku akan selalu mengunjungimu lewat langit senja di pantai ini, ditempat dan waktu kita pertama kali bertemu.
Aku merindukanmu, Kurosaki Ichigo.
O.W.A.R.I
Rukia: Huweeee….cerita apa ini? napa gw OOc banget sih.
Author: yah…tenang aja ruki, aku juga ngga ngerti ini cerita apaan.*ditendang Rukia sama para readers*
Ichigo: Lha, kok aku mati sih?
Author: karena aku ngga ada ide tapi pengen ngelepas stress jadilah cerita aneh dan ngga jelas ini dan pas banget aku pengen bikin cerita Ichi mati*sambil minum the*.
IchiRuki: *nendang author* gomen minna, authornya gaje dan aneh but REVIEW PLEASE
