Disclamer © Tennis No Ōjisama
( Takeshi Konomi )
Family, Romance,Drama, friendship
Rate T
TezuRyoma
Drabble (in progress)
Warning !
Penulis magang, typo(s), yaoi/BL/sho-ai, alur berantakan, EYD KBBI diragukan, only drabble.
Chap I
Semburat jingga terbias di langit, udara semakin dingin. Di sana, di sebuah kuil di puncak bukit itu terlihat seorang pemuda bersurai hitam kehijauan tengah memainkan raket tennis berwarna biru di tangan kirinya. Di sebrangnya terlihat pria paruh baya memakai yukata berwarna hitam, di tangganya tergenggam raket tenis kayu kuno.
Servis
Return
Block
Chip
Jamming
Siiiinnngg
Tak
tak ... tak ... tak ... tak ... tak
Bola itu memantul keras, mengelinding setelah beberapa kali memantul kecil di tanah, di celah kedua kaki si pemuda bersurai hitam kehijauan. Echizen Ryoga, ya itulah namanya. Dan pria tua yang menggalahkannya adalah Echizen Nanjirōh, sang generasi pertama 'Samurai'
"Hahaha... Kau masih belum bisa mengalahkan ku, Ryoga"
"Tch...berhenti bersikap tolol pak tua"
Nanjirōh tertawa, Ryoga berdecih mendengar sindiran sang ayah. Ya, mereka adalah satu keluarga ayah dan anak.
SREET
Ryoga melangkah menjauh, sesaat setelah melihat langit yang menggelap. Tujuannya adalah rumah. Hei dia tak mau kena omel ibu tirinya, meski terlihat lemah lembut seperti itu ibu tirinya itu mengerikan. Brrr... Ryoga membatin horor.
...
Sesampainya di rumah, Ryoga di sambut ucapAn selamat datang dari ibu tirinya, Rinko, dan sepupunya Nanako Meino. Tak lupa suara mengeong dari seekor kucing berbulu lebat berwarna pirang pucat. Mengeong sambil mengosok gosokan badanya pada kaki sang majikan.
"Hm? Ryoma?"
Sambil mengendong Karupin sang kucing. Ryoga mengedarkan pandang, mencari sang adik tirinya. Ya, Ryoga dan Ryoma adalah kakak beradik beda ibu satu ayah. Tapi hubungan mereka cukup dekat, kalau tak mau di bilang Ryoga itu Brother Complex.
"Ah~ Ryoma-kun tadi pergi dengan Momoshiro-kun, Ryoga-kun," sambil tersenyum Rinko menjawab halus.
TWITCH
Tapi berefek kurang halus, urat marahnya tercetak. Apa tadi ibunya itu bilang? Adiknya? Pergi dengan si tukang smash itu? Tidak bisa di biarkan.
Berbalik kembali ke arah pintu utama. Melangkahkan kakinya cepat dan keras, sehingga hentakan itu terdengar di telinga Rinko. Tepat saat tangan kirinya menyentuh daun pintu...
"Ryoga-kun~ kau~ tidak~ boleh~ pergi~ sayang~"
Suara lembut mendayu dayu, terkesan menggerikan memasuki indera pendengaranya.
GLEK
Susah payah Ryoga menelan salivanya. Saat menenghok ke belakang terlihat ibunya tengah berdiri di depan pintu ruang makan sambil tersenyum menge- manis.
"Ha-Hai' ka-ka-kaa-sa-san"
Meoooonggg!
Saking gugupnya, tanpa sadar Ryoga memeluk kurapin erat. Hingga kucing itu melotot dan berontak.
...
"Haaah"
Helaan nagas terdengar dari bibir Ryoga. Adiknya belum pulang, sekarang bersama si tukang smash itu. Arrrghhh, dirinya kesal tak bisa pergi, dan lebih kesal saat Ryoma adiknya tak kunjung pulang.
Tik Tak Tik Tak
Waktu terus berjalan, begitu pun Ryoga. Mondar-mandir, duduk berdiri tidur, sesekali decakan kesal terdengar. Tangan kanannya terus saja melemparkan buah jeruk. Kebiasaan sejak dulu.
CKLEK
Tiba tiba langkahnya terhenti, seseorang membuka pintunya mengalihkan dunianya yang tadi menggebu. Menghampiri si pembuka kamar. Dan...
つづく
