I'm Lost In Your Eyes
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
This story is mine
Semi-canon, Lil OOC, Typos, etc
Firstly, thanks for the reviewer who reviewing my current story
.
.
.
Enjoy reading
.
.
.
Wanita itu menyusun bekal yang akan diserahkan kepada seseorang. Tentu saja orang yang dia sayangi. Kau bisa melihat dari wajahnya yang cerah dibingkai rambut yang merah muda. Senyum mengembang di bibir tipisnya dan pipinya memerah saat membayangkan apa reaksi yang akan ditunjukkan orang itu, lelaki berambut raven dengan mata onyx yang menghanyutkan.
Sakura Uchiha mengangkat bento yang baru saja ia buat. Ia mengikatnya dengan kain berwarna biru laut bercorak putih seperti awan. Di dalamnya adalah hasil perjuangannya. Percayalah, ia tak biasa membuat makanan, apalagi bento yang menurutnya ribet.
Awalnya ia bingung mau membuat bento seperti apa, akhirnya ia membuat bento dengan bentuk lambang Uchiha dan Haruno yang disatukan. Dengan bahan-bahan yang tak jauh dari wortel. Ia lalu membawanya ke tempat mereka biasa latihan dulu saat masih menjadi tim 7. Tempat dimana Sasuke yang telah kembali jauh-jauh hari dan temannya si Dobe alias Naruto sedang berlatih untuk mempersiapkan misi level S.
Sebenarnya dia tidak percaya diri untuk menyerahkan bekal yang ia buat. Ia tidak pintar memasak. Bahkan, suatu malam saat ia membuat nasi gorang tomat untuk Sasuke-kun, air muka suaminya berubah. Ia memang tidak bilang apa-apa, tapi ia berkali-kali minum. Hal itu membuat Sakura curiga. Ia akhirnya mencicipi sendiri nasi gorengnya dan ia hampir muntah karenanya. Terlalu asin. Saat itu Sakura berkali-kali minta maaf bahkan mau menangis rasanya saking malunya. Tapi tatapan Sasuke-kun-nya mampu menghipnotisnya hingga ia bisa kembali tenang tidur di samping Sasuke.
Kali itu dia memang khilaf karena tidak mencicipi sendiri nasi gorengnya terlebih dahulu. Tapi kali ini dia sudah berusaha sebisanya dengan belajar masak dari Hinata dan Ino. Jadi apapun hasilnya, dia akan menerimanya. Lagipula Sasuke bukan suami ngambekkan yang akan bicara terus terang jika makanannya tidak enak. Entah apa yang membuat Sasuke menjadi tidak egois seperti itu. Dia senang. Walaupun ada masa-masa tertentu ia menjadi sangat egois. Seperti beberapa malam sebelumnya.
Wajah Sakura tiba-tiba memerah mengingat malam itu. Ia segera menggelengkan kepalanya dan saat itulah ia melihat Hinata sedang melambaikan tangan kearahnya. Sakura balas melambaikan tangannya sambil tersenyum riang. Dilihatnya Hinata juga sedang membawa bekal makanan.
"Ko-konichiwa, Sakura-san," sapa gadis bermata lavender itu sambil tersenyum manis.
"Um, Hinata mau mengantar makanan untuk Naruto juga?" tanya Sakura sambil membalas tersenyum manis. Ia lalu menggandeng tangan Hinata untuk melanjutkan perjalanan.
"Be-benar. Sakura-san juga?"
Sakura sedikit jengah akan sufik -san yang disebut Hinata hingga ia meminta gadis itu untuk memanggilnya Sakura saja. Dia lalu mengangguk mantap. "Terimakasih sudah membantuku belajar membuat bento dan makanan lain. Kalau tidak, aku akan selalu membuat Sasuke muntah setiap hari."
Hinata tersenyum kecil, "K-kau berbakat memasak. Mu-mungkin tanganmu belum ter-terbiasa memegang alat masak."
"Begitu, ya?" gumam Sakura sambil mendongakkan kepalanya ke atas langit. Cuaca terlampau cerah alias sangat panas. Untung ia juga membuat jus tomat yang dingin. Suaminya pasti sedang kelelahan.
"Sudah sampai," kata Hinata pelan membuat Sakura tersadar dari lamunannya. Mereka melihat dua orang pria berumur sekitar 25 tahun sedang bertarung dengan raut wajah yang kelelahan. Peluh mengalir dari tubuh mereka, membuat mereka tampak berkilau. Seorang lelaki berambut biru dongker tampak sedang menghindari lemparan kunai yang dilakukan oleh seorang lelaki berambut pirang.
"Sasuke-kun! Naruto!" teriak Sakura yang membuat konsentrasi keduanya buyar. Mereka menoleh bersamaan kearah Sakura dan Hinata. Dua gadis itu sedang melambai-lambai sambil mendekat kearah mereka.
"Hinata-chan! Sakura-chan!" teriak Naruto balik. Senyum lebar menghiasi wajah tampannya yang konyol dan berlari meninggalkan Sasuke begitu saja untuk menyongsong dua wanita itu.
"A-aku membawa bekal untuk Naruto-kun," kata Hinata sambil menyerahkan bekal dengan malu-malu pada pemuda bermata biru cerah itu.
"Wah, arigatou, Hinata-chan! Pasti enak sekali, seperti biasa," kata Naruto sambil merangkul istrinya dan tak peduli walau istrinya sudah sangat merona. Pemuda itu lalu menyeringai kearah Sasuke-kun.
"Teme, aku pergi dulu, ya? Jaa, Sakura-chan!" pemuda itu lalu melambaikan tangannya pada Sasuke yang masih berdiri diam di samping istrinya. Sasuke hanya memutar bola matanya lalu berbalik pada Sakura yang masih tersenyum kepada pasangan itu.
"Sakura," pemuda itu memandang istrinya dalam-dalam dan membuat Sakura menoleh. Dia terpaku sejenak akan pandangan suaminya terhadap dirinya. Begitu menghanyutkan. Buru-buru ia memasang senyum manis.
"Ada apa, Sasuke-kun?" tanyanya memecah keheningan.
Sasuke hanya menggeleng. Dia lalu duduk bersandar pada sebuah pohon dan Sakura duduk di sampingnya. Menghela nafas mengusir rasa lelah dan panas.
"Ini jus tomat untukmu. Mungkin sudah tidak terlalu dingin," Sakura menyodorkan sebotol jus tomat ke depan wajah Sasuke. Pemuda itu tersenyum tipis lalu menyambut jus tomat itu dan meminumnya dengan segera. Tidak terlalu manis. Dia suka.
"Hn."
"Dan aku juga membawakan bento untukmu. Semoga kau mau memakannya," kata Sakura malu-malu sambil menyodorkan bekal itu kepada suaminya. Lagi-lagi Sasuke menyambutnya dengan diamnya. Dia memakannya dalam diam. Pandangannya menerawang jauh.
"Ba-bagaimana, Sasuke-kun?" tanya Sakura harap-harap cemas. Tidak ada perubahan raut wajah pada wajah tampan suaminya. Membuatnya penasaran.
"Tidak terlalu buruk," kata Sasuke pelan sambil meyuapkan nasi dengan sumpitnya.
"Benarkah?" tanya Sakura terdengar tidak percaya. Dia menatap Sasuke antusias. Matanya yang hijau berbinar.
Sejenak Sasuke terdiam menatap wajah Sakura lalu tanpa aba-aba dia menyuapi Sakura dengan sumpitnya. Otomatis Sakura membuka mulutnya dan merasakan makanannya sendiri.
Sasuke mengangkat sebelah alisnya dan menatap Sakura dengan tatapan bertanya. Sakura terdiam merasakan bentonya dan tersenyum. "Benar, tidak terlalu buruk."
Rasanya Sakura ingin melonjak-lonjak di tempat sebenarnya.
Dan Sakura masih merasakan suaminya menatapnya terus. Sakura balas menatap mata onyx Sasuke-kun-nya. Dia terhanyut. Dia tersesat dalam pusaran kegelapan mata Sasuke. Membuatnya terdiam dan merasakan kenyamanan dalam hatinya.
Setelah menjadi istri Sasuke, dia menyadari satu hal. Mata Sasuke tidak hanya menyimpan kegelapan dan dendam. Tapi juga kenyamanan dan membuatnya ingin tetap tinggal dalam matanya yang menghanyutkan.
"Doakan misi kami berhasil," bisik Sasuke tepat di telinga Sakura. Wanita itu sendiri tidak tahu jika mulut Sasuke sudah sampai di sana. Membuat ia sedikit tergelitik.
"Pasti, Sasuke-kun," balas Sakura sambil mengangguk. Dan ia bisa merasakan bibir dingin suaminya menyentuh bibir pink-nya.
TBC
Wew, aku sedikit terinspirasi lagunya Ketty Perry yang Thingking Of You, tapi Cuma di bagian cause in your eyes I'd like to stay dan lagunya Taylor Swift yang judulnya Crazier tapi cuma di bagian lirik yang judulnya aku ambil untuk fic-ku.
Would you like to REVIEW my fic? *puppy eyes no jutsu mode on.
Love,
Lav
