Hai sebelumnya perkenalkan, saya Mei. Author baru di fandom Boboiboy.
Oke awalnya saya ga mau bikin fic baru karena saya masih banyak hutang di fandom Vocaloid. Tapi karena akhir-akhir ini saya senang sama Boboiboy dan rajin baca fanficnya jadi ya gitu deh. Kebetulan lagi saya lagi punya ide dan… rasanya it would be a waste kalau ga saya curahin.
Oke sip, dari pada banyak cincong mending langsung ke fanficnya :D
Upside Downside
Boboiboy (c) Animonsta Studios
Story (c) Me
Genre : Adventure, Sci-Fi
Chapter 1 : Misfortune
Karena senjata aneh buatan Adu Du, Boboiboy, Fang dan Ochobot terhisap dan terlempar ke sebuah dunia yang mirip dengan dunia asal mereka. Saat mengira bahwa senjata milik Adu Du rusak, ternyata mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka telah di kirim ke dunia paralel!
AU/Might OOC/DLDR
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kehidupan manusia itu diibaratkan seperti sebuah roda yang berputar. Kadang hidup kita bisa berada di atas, namun pasti ada saat dimana kehidupan itu akan berada di bawah.
Mungkin itulah yang sedang dialami oleh Boboiboy, seorang super hero dengan kekuatan elemen yang saat ini masih menduduki bangku sekolah dasar.
"Selamat pagi cekgu! Kebenaran!"
"Ya! Selamat pagi wahai murid-murid kebenaran… Hari ini, cekgu akan memberikan kalian semua sebuah hadiah… Tapi kalian harus bisa menebak apa hadiahnya dulu!"
Seorang lelaki bertubuh besar dengan seragam ala super hero kesiangan yang dikenal sebagai salah seorang guru di sekolah ini pun membuka kelas dengan sebuah acara tebak-tebakan. Lucu saja bila mengingat bahwa Papa Zola, atau yang lebih dikenal dengan cekgu Papa, awalnya adalah karakter yang berasal dari game yang berjudul Papa Zola 5, namun saat ini dia adalah seorang guru multisubject di sekolah dasar ini. Walau apa yang diajarkannya sering membuat para murid kebingungan, namun kelas akan selalu bersemangat apabila sang guru sudah membuat acara teka-teki seperti ini.
Hal tersebut terbukti dengan acungan cepat seorang siswa dengan tubuh gempal dengan paras India, Gopal.
"Saya tau cekgu!"
"Ha, coba kau jawab anak muridku!"
"Hadiahnya pasti coklat!"
"SALAAHHH!"
"Aish, kau ini asik memikirkan makanan saja," respon seorang siswi berkerudung merah muda yang menggandrungi label sebagai ketua kelas, Yaya.
"Yaloh! Mana mungkin cekgu memberi coklat! Ini kan bukan hari Valentine ma!" Tambah Ying, siswi keturunan Cina yang memakai kacamata bulat berbingkai biru diwajahnya.
"Lah, aku kan cuman menebak saja!" Balas Gopal. "Boboiboy katakan sesuatu dong! Kau kan kawan baik aku!"
"E-Eh?" Yang dipanggil Boboiboy pun hanya bisa menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal. Bingung harus membantu Gopal atau harus rela namanya ditulis di catatan oleh sang ketua kelas yang kini sedang menatapnya sinis. Yaya mungkin adalah murid yang sangat baik dan ramah, namun saat disekolah sifatnya akan berubah seperti seekor singa. Entah kenapa Boboiboy teringat akan kata-kata Gopal dulu mengenai Yaya. "Emm… Fang, bantu lah aku!"
"Kenapa harus aku? Yang dimintai tolong kan kau," balas anak laki-laki berambut raven yang kini menatapnya dengan wajah malas.
"Sudah! Sudah! Daripada kalian ribut lebih baik cekgu beri tau saja apa hadiahnya…" Cekgu Papa yang kelihatannya sudah rishi dengan keributan yang dilakukan oleh anak-anak muridnya pun akhirnya angkat bicara.
Serentak, semua murid pun diam lalu terlihat antusias dengan perasaan berdebar-debar.
"Dan hadiahnya adalaaaahhhhh…"
'Pasti coklat!' Batin Gopal yang masih tetap pada pendirian awalnya.
'Pasti sekolah diliburkan!' Batin Fang yang sedari awal terus melihat keluar jendela, padahal dia cukup antusias dengan apa yang akan diucapkan oleh cekgu Papa.
'Pasti ulangan matematika!' Batin duo Y, Yaya dan Ying. Oke, mereka sepertinya malah sangat bahagia kalau ada ulangan.
'Semoga bukan ulangan matematika lagi.' Dan batin Boboiboy. Tidak, bukannya Boboiboy tidak bisa matematika sama sekali. Hanya saja ia merasa dirinya belum cukup siap untuk menghadapi ulangan dadakan.
Satu menit.
Dua menit.
Sampai 5 menit cekgu Papa belum juga melanjutkan kalimatnya.
"Aish cepatlah cekgu, sudah 5 menit nih!" Protes Yaya.
"Hehehe, maaf maaf…" Cekgu Papa pun hanya bias tertawa garing. "Hadiahnya adalaaaahhhh… UJIAN MATEMATIKAAAA! Horee horeee! Nah nah ayo kerjakan kerjakan!"
"TIDAAAKKK!" Jerit seluruh murid kecuali duo Y yang saat ini justru sedang loncat-loncat bahagia. Dasar gadis-gadis jenius.
Boboiboy sendiri hanya bisa meratapi nasibnya yang menurutnya sudah sangat sial, padahal dia sudah sangat berharap agar tidak ada ulangan dadakan hari ini. Tapi sepertinya Tuhan sedang tidak memihaknya hari ini.
'Ah kenapa aku sial sekali hari ini…'
Sepulang sekolah, anak laki-laki dengan topi dinosaurus berwarna jingga ini pun segera menuju kedai kakeknya, Tok Aba.
"Tok Aba, mau Hot Chocolate Special satu," ucap Boboiboy pada kakeknya yang sedang membersihkan cangkir.
"Aih, tidak biasanya kau memesan Boboiboy. Ada apa? Sedang ada masalah ya? Hehehe." Goda kakeknya itu sambil menyodorkan pesanan cucu kesayangannya tersebut. Orang tua memang hebat dalam menebak hal-hal yang disembunyikan oleh anak-anak, hanya dengan melihat mimik wajah dan kelakuan saja Tok Aba sudah bisa menebak kalau Boboiboy sedang memendam masalah. Merasa kalau ia adalah anak paling sial sebenarnya.
"Hm ituloh Tok, rasanya Boboiboy sial sekali hari ini, tadi pagi hampir kesiangan masuk sekolah gara-gara dikejar kucing gila Pak Koboi, terus malah ada ulangan matematika dadakan. Haah…" Boboiboy pun mendesah, lalu meminum coklat panasnya dengan wajah muram.
"Eleh, begitu saja kau bilang sial. Itu sih salahmu sendiri gara-gara bangun kesiangan dan tidak belajar," balas Tok Aba sambil menasehatinya.
"Nah benar itu!" Sebuah robot kuning pun tiba-tiba muncul kedepan wajah Boboiboy.
"UWAAH OCHOBOT!" Boboiboy yang kaget pun hampir terjatuh dari kursinya. "Ish kau ini, kalau aku jatuh bagaimana? Jangan tiba-tiba muncul seperti itu dong!" Seru Boboiboy yang merasa bahwa jantungnya hampir saja jatuh dari tempatnya. Sementara yang dipanggil Ochobot hanya bisa tertawa garing dengan suara khas robotnya.
Ochobot, robot berwarna kuning yang dapat terbang ini adalah sebuah robot yang telah memberikan Boboiboy dan juga teman-temannya kekuatan super. Awalnya Ochobot adalah milik seorang alien berkepala kotak bernama Adu Du, namun karena energi yang dipakai untuk mengaktifkan robot tersebut adalah serbuk coklat milik Tok Aba, maka robot itu sekarang secara tidak langsung adalah milik Tok Aba. Yang mau tidak mau juga harus merangkap pekerjaan sebagai seorang pegawai di kedainya.
Tak lama berselang, seorang anak laki-laki berambut raven dengan kacamata berwarna sama tampak sedang berjalan menuju kearah tempat Boboiboy berada.
"Oh ada Fang! Hai Fang!" Seru Ochobot sambil mengayunkan lengan mekaniknya. Boboiboy yang melihat kehadiran Fang pun ikut melambaikan tangannya.
"Kenapa kau ikut-ikutan melambaikan tangan? Geli tau," ucap Fang dengan mimik wajah tidak suka pada Boboiboy. Pandangan matanya lalu beralih ke arah tumpukan biskuit yang sepertinya tidak laku di atas meja kedai.
"Hm yelah… Terus, mau apa kau kesini? Tumben…"
"Terserah aku lah, berisik sekali kau ini. Tok Aba, beli biskuit Yaya satu bungkus."
"Ya, taruh saja uangnya di meja." Jawab Tok Aba yang tengah membersihkan cangkir bekas Boboiboy. Fang pun meletakkan uangnya di atas meja, lalu memasukkan biskuit yang telah dibelinya ke dalam saku celana miliknya.
"Hah? Tidak salah lihat kan aku? Kenapa kau beli biskuit Yaya?" Ucap Boboiboy yang sepertinya tidak percaya dengan matanya sendiri bahwa Fang baru saja membeli biskuit Yaya yang terkenal beracun. Bukannya dia tidak pernah melihat Fang membeli biskuit Yaya, hanya saja biasanya Fang hanya membeli biskuit itu kalau mau pergi kesekolah di pagi hari.
"Lidahmu sudah mati rasa kah Fang?" Tambah Ochobot yang sedari tadi hanya mengamati kedua bocah di hadapannya.
Fang pun memutar bola matanya, lalu menjawab dengan nada malas. "Aku mau ke sekolah lah, buku pelajaranku ketinggalan di kelas." Fang pun segera berlalu meninggalkan Boboiboy dan Ochobot.
"Hoo begitu… Eh Fang, aku juga ikut!" Boboiboy pun segera menyusul Fang. Sepertinya dia ingin menghilangkan tekanan yang dimilikinya dari pada cuman duduk-duduk di kedai.
Fang pun hanya membalas dengan wajah cuek. Walau di luar kelihatannya dia malas-malasan menghadapi Boboiboy yang menurutnya berisik, tapi sebenarnya dia senang ada yang mau menemaninya untuk pergi kesekolah. Ya setidaknya nanti dia tidak menghadapi si kucing gila sendirian.
"Tok Aba, Ochobot juga ingin pergi, boleh ya?"
"Hmm pergilah, hari ini tampaknya kedai juga sepi." Jawab Tok Aba dengan remot TV ditangannya, lalu memilih-milih acara TV dengan menekan-nekan tombol di remot itu.
"Terima kasih Tok Aba!" Ochobot pun lalu melesat menuju Fang dan Boboiboy.
Setelah selamat menghadapi rintangan maut, alias sang kucing gila yang menjaga gang menuju sekolah, mereka akhirnya tiba di kelas. Beruntung kucing itu tidak terlalu bandel, karena setelah memberinya biskuit Yaya sebanyak tiga kali, Boboiboy yang sedang dalam mode Halilintar menyetrum kucing tersebut sehingga ia berubah menjadi normal.
"Hm dimana bukuku ya?" Ucap Fang sambil menggeledah laci meja miliknya. Namun nihil, ia tidak menemukan buku miliknya disana. Sementara itu Boboiboy tengah menduduki meja guru, hanya bisa melihat Fang yang tampak kebingungan. Lumayanlah hiburan.
Dan Ochobot yang sedang melihat keluar jendela pun tiba-tiba berteriak dan menunjuk kearah lapangan. "Boboiboy, Fang, gawat!"
"Hah gawat kenapa?!" Balas Boboiboy yang kemudian ikut melihat keluar, dan mendapati seekor makhluk hijau berkepala kotak beserta robot berwarna ungu disampingnya tengah membawa sebuah alat yang terlihat asing.
"Alamak, Adu Du!" Seru Boboiboy. "Fang, ada Adu Du! Dia pasti sedang merencanakan sesuatu di sana!" Bocah laki-laki berjaket jingga itu pun segera melesat keluar dari kelas.
"Hah? Eh tunggu Boboiboy! Buku aku belum ketemu!" Fang pun segera menyusul Boboiboy walau apa yang ia cari belum ia temukan. Ia harap ia bisa melanjutkan pencariannya nanti, karena di malam hari ia memerlukan buku itu untuk belajar.
"Woi Adu Du! Apa yang kau lakukan disini hah?!" Seru Fang dan Boboiboy secara kebetulan bersamaan. Entah apa yang tengah merasuki mereka sampai bisa mengucapkan hal yang sama.
"Hahahaha! Tak kusangka kau akan menemuiku secepat ini Boboiboy!" Si Alien hijau pun menyeringai, lalu mengangkat mesin miliknya yang bentuknya hampir mirip seperti sebuah selang vacuum cleaner.
"Ha! Incik Bos hari ini akan melenyapkan kalian dengan senjata barunya!" Tambah Probe, si robot ungu dengan nada penuh kemenangan.
"Hahahaha! Benar sekali Probe, aku akan melenyapkan Boboiboy dan juga Fang! Dan aku akan mendapatkan bola kuasa!"
"Jangan harap! Boboiboy Kuasa Tiga!" Boboiboy pun menyilangkan tangannya, bersiap untuk memecah dirinya menjadi tiga, namun…
"KAU LAMBAT BOBOIBOY! SENJATA TELEPORT DIMENSI X!"
Adu Du ternyata lebih cepat dari Boboiboy. Dan dalam hitungan detik, Adu Du menembakkan senjata miliknya ke arah Boboiboy dan Fang. Ochobot yang sedang bersembunyi dibalik Boboiboy dan Fang pun secara tidak sengaja juga terkena tembakan tersebut.
"Terkutuk kau Adu Du!" Seru Fang dengan wajah geram.
"Alamak Incik Bos! Ochobot juga terkena serangan!" Seru Probe sambil menunjuk kearah Ochobot.
"Apa?!" Adu Du yang baru saja ingin menghentikan tembakannya pun hanya bisa shock karena bola kuasa yang ia incar juga ikut lenyap bersamaan dengan Boboiboy dan Fang yang beberapa detik kemudian menghilang dari hadapannya.
"Selamat Incik Bos! Selamat! Incik Bos sudah berhasil melenyapkan Boboiboy dan Fang dari dunia ini!" Probe pun meledakkan confetti yang ia dapat entah dari mana. Tak lama ia pun mendapat hadiah lemparan gelas besi. "Kenapa kau lempar aku Incik Bos?! Uhuhuhu, sakitnya..."
"Grrr, kita memang sudah melenyapkan Boboiboy dan Fang! Tapi bola kuasa ikut bersama mereka!"
Sementara itu…
"Boboiboy!"
"Boboiboy bangun!"
"Hmm…"
"Woi! Sampai kapan kau mau tidur hah?!"
BYUUR!
"Huwaa!" Boboiboy pun segera membelalakkan matanya lalu bangkit dari tidurnya. Dan mendapati bajunya kini sudah basah dengan air. "Ish Fang! Baju aku jadi basah kan!"
"Siapa suruh susah dibangunkan?!" Fang pun tak mau kalah. Sementara Ochobot hanya bisa sweatdrop melihat mereka.
Ochobot pun mengalihkan pandangannya untuk melihat sekitar. "Si Adu Du itu tadi bilang senjata teleport dimensi, tapi kita masih ditempat tadi. Justru Adu Du yang menghilang."
"Kau benar Ochobot, tapi entah kenapa rasanya tempat ini terasa lain, padahal tiang bola basket masih ditempat yang sama." Jawab Fang sambil melirik kearah tiang bola basket.
"Hm, mungkin senjata Adu Du itu rusak?"
"Mungkin saja, yang penting sekarang kita lihat keluar sekolah dulu."
"Eh tapi baju aku belum kering!"
"Nanti juga kering." Jawab Fang cuek, dan mendapat balasan tatapan malas dari Boboiboy.
'Hn, sudah ditembak Adu Du, sekarang baju aku basah pula,' Boboiboy pun menambah daftar kesialannya hari ini. Sebenarnya ada apa dengan hari ini? Apa hari ini roda kehidupannya tengah berapa tepat di bawah?
"Mau dilihat dari segi manapun juga kita masih di Pulau Rintis!" Seru Boboiboy sambil mengibas-ngibaskan jaket miliknya yang sudah hampir kering karena teriknya sinar matahari.
"Tapi kayak ada yang beda…" Fang tampaknya masih mengira-ngira apa yang janggal, namun masih belum menemukan titik terang.
"Ah aku melihat Ying dan Yaya! Ayo kita kesana!"
Karena tidak bisa menemukan apa yang aneh walau ia merasakannya, Fang pun mengekori Boboiboy untuk menemui Ying dan Yaya yang berada di dekat kedai Tok Aba.
"Hai Ying! Hai Yaya!" Sapa Boboiboy, sementara Fang hanya memilih untuk diam karena bukan style-nya untuk menyapa orang lain dengan ramah.
Sang gadis keturunan Cina yang dipanggil namanya pun menoleh ke arah Boboiboy dan Fang.
"Haiya, seenaknya saja memanggilku Ying! Panggil aku Tuan Putri Ying!" Seru Ying sambil menaruh kedua tangannya di pinggang kecil miliknya. Kalau dilihat lagi, Ying sedang membawa sebuah kipas di salah satu tangannya. Ia juga tidak memakai topi sweater miliknya, melainkan sebuah bando dengan pita besar berwarna kuning di sisi kanannya. Kedua kuncirnya juga diberi pita berwarna biru. Dan Ying memakai rok seperti saat ia berada di sekolah, bukan celana yang biasa ia pakai di waktu senggang. Walaupun ia masih memakai kacamata bundar miliknya, entah kenapa Ying yang ini terlihat… feminim.
'Kok Ying… terlihat beda sih? Tuan putri? Ying ngigau kali ya?'
'Ying pake rok selain di sekolah? Kenapa Ying... terlihat feminim sekali? Bahkan ia memakai pita di kepalanya?!'
"H-Hai Boboiboy…" Sebuah suara kecil pun membuyarkan lamunan Boboiboy dan Fang. Mereka pun menoleh ke arah suara tersebut, dan mendapati Yaya yang sedang… bersembunyi dibalik pohon.
"Aih? Kenapa kau sembunyi disitu Yaya?"
"A-Aku malu lah Boboiboy…"
"Malu? Malu kenapa? Keluarlah Yaya, tidak perlu malu… Kan Fang?"
"Ho'oh." Jawab Fang singkat.
Yaya pun keluar dari tempat persembunyiannya dengan perlahan, namun mukanya terlihat merah, sangat malahan.
"Eh Yaya kau sakit kah? Wajahmu merah sekali…" Ucap Boboiboy sambil memperhatikan Yaya yang tampak mulai gelisah.
"A-Aku…"
BRUK
"EH? YAYA!"
Yang dipanggil namanya sudah terbaring di tanah. Ia pingsan dengan wajah yang merah.
"Kenapa dengan Yaya ini Ying?" Tanya Fang pada Ying yang sedang mengipas-ngipaskan kipas miliknya.
"Haiya, bukannya sudah biasa kalau Yaya pingsan kalau sedang berhadapan dengan orang?" Jawab Ying dengan wajah cuek.
"Hah?"
"Ish... Yaya itu kan pemalu tingkat akut ma! Kalau berhadapan dengan orang lain dia pasti pingsan!" tambahnya.
Serempak, Boboiboy dan Fang pun terdiam. Mereka pun berbalik dan tampak seperti sedang mendiskusikan sesuatu.
"Oi Boboiboy, bukannya ini aneh?"
"Ho'oh, Ying dan Yaya entah kenapa sifatnya aneh sekali…"
"Personaliti mereka seperti bertolak belakang dari yang kita kenal!"
"Hah jangan-jangan?!"
"Kau memikirkan yang sama denganku kah Boboiboy?"
"Jangan-jangan mereka sedang memainkan peran?"
"Ish bukanlah!"
Oke, akhir dari diskusi.
"Hm Ochobot, apa ada informasi yang kau dapat?"
"Menurut data, kita memang masih di Pulau Rintis, tapi entah kenapa Ying dan Yaya yang ada dihadapan kita saat ini memiliki sifat yang berbeda dari yang kita kenal."
"Kalau itu kita juga sudah tau!"
"Hehehehe, maaf. Hm, aku masih belum tau pasti, tapi dari yang aku amati aku bisa mengambil kesimpulan kalau kita…"
"Ya?"
"Hm, sudah di teleport ke dunia paralel oleh Adu Du mungkin?"
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"APAAAAAAAA?!"
- To be Continued –
Yak! Ngegantung? Emang sengaja dibikin ngegantung biar pada penasaran hohoho! /digaplok
Oke mohon reviewnya ya! Mending fanfic ini dilanjutin atau ngga? :3a
Dan semoga saya bisa update kilat kalau dilanjutin.
