Harry Potter Belongs to J.K Rowling

I only own the plot.

Happy Reading!

1

xxx

"Jadi, Mr. Malfoy, Ms. Granger, tujuan saya memanggil kalian berdua kesini adalah untuk berdiskusi soal tugas akhir kalian berdua." Ujar Profesor mc gonagall setelah melihat dua murid tingkat tujuh dihadapannya saling melempar tatapan mematikan hanya karena duduk bersebelahan.

Tugas Akhir adalah salah satu syarat kelulusan yang diberlakukan Hogwarts, dimulai dua tahun yang lalu, ketika Hermione dan Draco masih berada ditahun kelima. Diawali dengan banyak sekolah sihir yang mulai memberlakukan Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan, maka Hogwarts pun memberlakukan hal yang sama meskipun disambut protes sana sini. Tugas akhir itu berbentuk Perkamen yang berisi penelitian akan suatu tema yang diambil.

"Ya, Prof." Jawab lelaki berkepala pirang dan wanita dengan rambut semak bersamaan.

"Apa ada yang salah dengan tema yang saya ajukan, Prof?" tanya Wanita berambut semak itu sembari mendekatkan tubuhnya kearah meja sang profesor dengan tatapan apa-yang-salah? "Seingatku, beberapa hari yang lalu anda sudah menyetujui tema yang saya ambil." Diikuti dengan anggukan persetujuan dari lelaki berkepala pirang disebelahnya.

"Tidak, Bukan begitu." Professor Mc Gonagall mengeluarkan perkamen proposal pengajuan tema dan judul tugas Akhir milik kedua murid didepannya. "Tema yang kalian ambil, agak similiar..."

Hermione Granger menolehkan kepalanya kearah Draco Malfoy disebelahnya. "Malfoy, aku tidak tahu apa judul dan temamu, tetapi kau harus menggantinya. Demi merlin, aku sudah berpikir matang matang soal tema dan judul yang aku ambil, aku tak ingin menggantinya!"

Draco Malfoy mengerutkan keningnya tanda tak setuju. "Enak saja kalau bicara, Granger! Aku sudah memikirkan tema ini sejak tingkat enam. Aku harus menggantinya? Yang benar saja."

"Malfoy, Kau—" Hermione menatap Draco disebelahnya dengan tatapan sangar.

"Apa? Apa Granger?" jawabnya tak kalah sewot.

"Mr. Malfoy! Ms. Granger! Maukah kalian berdua mendengarkan dulu apa yang ingin aku sampaikan?" Profesor Mc Gonagall akhirnya berdehem keras sebelum menghentikan perdebatan dua murid pintarnya. "Saya bilang, tema kalian berdua agak similiar tetapi saya tidak mengatakan tema kalian berdua sama."

Akhirnya keduanya diam dan memperhatikan wanita didepannya itu yang sedang membuka dua perkamen persetujuan judul dan tema milik mereka berdua.

"Mr. Malfoy dan Ms. Granger, kalian sama sama mengambil dunia muggle sebagai objek untuk diteliti, perbedaannya, Mr. Malfoy mengambil ruang lingkup pekerjaan muggle dan Ms. Granger mengambil ruang lingkup pelajar muggle."

Hermione dan Draco sama sama mengangguk paham dan diam diam melihat kearah satu sama lain dengan tatapan maaf-aku-sudah-marah-marah.

"Mr. Malfoy, kami meng-acc permintaanmu untuk magang di Malfoy Corps cabang muggle, sedangkan kami untuk menunjang penelitian Ms. Granger, kami sudah mendaftarkanmu di salah satu universitas di London. Kalian hanya akan diberi waktu penelitian selama dua semester waktu kuliah yang setara dengan 1 tahun."

Draco dan Hermione sama-sama mengangguk tanda paham.

"Dan satu lagi." Profesor Mc Gonagall mengeluarkan sebuah kartu yang kelihatannya seperti kartu atm, menurut Hermione. "Karena sandaran kalian untuk melakukan penelitian didunia muggle adalah Hogwarts, maka kalian juga akan difasilitasi dengan sebuah apartemen bersama di London dan sebuah kendaraan yang nantinya—"

"Tapi Prof..." Profesor Mc Gonagall belum selesai berbicara, Hermione menyela pembicaraan profesor Mc Gonagall dengan nada protes. Bersamaan dengan Draco yang mengatakan;

"Tidak bisakah saya tinggal di Manor saja, Prof?"

"Bukankah kalian mau melakukan penelitian terhadap muggle? Saya kira, kalian harus berbaur dengan muggle, bukan begitu? Selama satu tahun, kalian tidak boleh menggunakan sihir sama sekali. Kalian juga harus memberikan tongkat sihir kalian padaku." Profesor Mc Gonagall mengulurkan tangannya meminta kedua ketua murid menyerahkan tongkatnya. "Aku akan menjaga tongkat kalian dengan baik, tentu saja. Kalian boleh kembali ke asrama dan berkemas. Hogwarts express akan diberangkatkan esok hari jam sepuluh."

xxx

"APA? Setahun?" tanya Harry dan Ron dengan suara kencang begitu Hermione kembali ke asrama dan menceritakan apa yang dikatakan Profesor Mc Gonagall tadi.

"Terlebih lagi dengan si Ferret itu." Ron mendengus kesal. "Kau benar-benar akan tinggal bersama dengannya?"

Hermione mengedikkan bahunya. "Itu adalah perintah, Ron. Mau tak mau aku harus menurutinya. Toh aku bukan seleranya Malfoy, jika itu yang kau khawatirkan, maka aku bisa jamin kekhawatiranmu tak akan terjadi." Hermione menepuk pundak Ron yang masih menatapnya dengan tatapan tidak setuju.

Rezim Voldemort sudah runtuh, semua murid tingkat tujuh akhirnya mengulang tahun ketujuhnya. Tak ada lagi ketakutan dan tak ada lagi yang harus ditakutkan. Semua asrama menjadi lebih akrab, tetapi ketegangan antara Trio Gryffindor dan Pangeran Slytherin sepertinya tak akan pernah padam. Meskipun mereka tidak terang-terangan saling berkelahi, tetapi Ron dan Harry masih sewot pada Draco. Sedangkan Hermione tidak ambil pusing, toh Draco sudah berhenti memanggilnya Mudblood, tapi tetap saja ia akan berpikir puluhan kali untuk mengakrabi Draco. Draco punya banyak tambahan penggemar wanita dan dua sahabatnya pasti akan marah padanya jika ia jadi berbaik hati pada Draco.

Sejak Rezim Voldemort runtuh, banyak anak anak gadis dari asrama lain mulai cari perhatian pada Draco. Hermione bisa melihatnya dengan jelas. Karena Draco sekarang sudah berubah menjadi lebih ramah dan tidak lagi mementingkan status darah, gadis halfblood banyak sekali yang mengincar Draco untuk dikencani.

"Kau mau aku protes pada Profesor Mc Gonagall?" tanya Ron. "Aku bisa mencarikanmu tema dan judul yang baru untuk tugas akhirmu."

"Aku sudah memikirkannya sejak lama, mana bisa seenaknya diubah, Ronald Bilius Weasley." Hermione tidak menanggapi Ron yang masih meletup-letup emosinya karena keputusan dari Profesor Mc Gonagall.

"Atau kau merasa senang karena bisa tinggal satu tempat dengan Malfoy?!" teriak Ron ketika Hermione berjalan masuk kedalam kamarnya. "Hermione! Hermione! Jangan merasa bebas, Kami akan mengunjungimu setiap minggu!"

Hermione menutup pintu kamarnya.

xxx

"Kau tak membawa apapun, 'Mione?" tanya Ginny Weasley yang ikut mengantar Hermione ke gerbang depan Hogwarts.

Hermione menggeleng. "Aku bisa membeli semua yang aku butuhkan nanti.."

"Oh, 'Mione.. aku akan sangat merindukanmu. Begitu juga dengan Harry, Ron dan Hagrid.." Ginny memeluk Hermione lembut. "Aku tidak menyangka akan berpisah satu tahun lamanya denganmu."

"Kau kan bisa berkunjung sesekali.. aku akan menuliskan alamatnya karena aku tidak akan membawa burung hantu kesana. Aku benar-benar akan hidup sebagai muggle, Ginny!" ujar Hermione bersemangat. Ia memang seorang muggle secara harfiah. Tetapi kenyataannya, ia menghabiskan hidupnya bertahun tahun lamanya menjadi penyihir. Sekarang ia punya kesempatan satu tahun merasakan menjadi remaja muggle seutuhnya. "Ini alamatnya, simpan baik baik!" Hermione menyerahkan selembar kertas ketangan Ginny.

"Aku akan sering berkunjung, 'Mione." Ginny mengangguk anggukan kepalanya sembari memasukkan kertas itu kesaku jubahnya."

"Oh ya, Gin." Hermione menoleh kearah Ginny. "Aku lebih suka kau berkunjung sendirian ke apartemennya nanti."

"Kenap—ah ya, Ron dan Harry bisa bersitegang dengan Malfoy nantinya.."

"Aku akan mengajak mereka berdua bertemu secara terpisah nanti. Mungkin di cafe atau restauran.."

"Aku masuk dulu, 'Mione!" Ginny berlari masuk kedalam aula besar dan meninggalkan Hermione sendirian menunggu Draco yang sudah terlambat dua puluh menit.

"Kenapa lama sekali?" Protes Hermione ketika Draco berjalan menuju gerbang Hogwarts.

Draco tidak menghiraukan Hermione dan dengan santai mendorong kereta barang bawaannya. "Kenapa kau tidak membawa apapun?"

"Untuk apa? Aku rasa baju-bajuku disini sudah kelewat kuno, aku 'kan akan jadi mahasiswa.. tentu saja aku harus modis. Aku akan beli banyak baju nanti."

Draco mengangguk paham. "Aku juga akan berbelanja beberapa kemeja dan jas modis, aku kan akan jadi direktur."

Hening.

Sepuluh menit kemudian, kereta thestral datang dan mengangkut Hermione juga Draco menuju stasiun. Keduanya diam-diaman, Hermione sesekali melirik Draco dan sebaliknya.

"Karena kita akan tinggal satu tempat.." Hermione memecah keheningan. "Begitu sampai, Ayo kita tulis peraturan-peraturan dan perjanjian yang harus dipatuhi selama tinggal bersama."

"Baiklah." Draco hanya menganggukkan kepalanya. Hermione juga menganggukan kepalanya.

Hening.

Draco menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Entah mengapa ia merasa akan sangat canggung untuk tinggal bersama Hermione selama satu tahun kedepan.

xxx

Hermione membuka tirai pada jendela besar diruang tv. Apartemen yang disediakan Hogwarts benar-benar nyaman. Meskipun tidak besar, didalamnya ada dua kamar di sisi kiri dan kanan, dipisahkan oleh ruang tv dibagian tengah, juga dapur dan ruang makan. Dua kamar itu sebenarnya sama persis, tetapi Draco dan Hermione berdebat untuk menempati kamar bagian kanan. Alasannya simpel, dikamar mandinya ada bathub. Sedangkan dikamar bagian kiri hanya ada shower.

Perdebatan itu dimenangkan oleh Hermione, tentu saja karena ia jago berdebat dan kebaikan hati Draco untuk mengalah.

"Malfoy, kemari!" Panggil Hermione sambil membawa kertas dan pena. Ia lalu duduk disofa dan menaruh kertasnya diatas meja.

Draco akhirnya keluar dari kamarnya lalu duduk disebelah Hermione dan menatap Hermione dengan tatapan ada-apa-memanggilku?

"Ayo kita tulis peraturan-peraturan selama kita tinggal disini!" Hermione membuka tutup penanya dan mulai menulis. "Satu.."

To Be Continued.

How is it? Please do Read and Review, Guys!