Semuanya semu.
Mata biru indah itu menatap hampa. Ada sesuatu, tapi tertutup risau kalbu. Helaian rambut kecokelatannya menari bersama angin, tak lelah tuk berdansa nan indah. Namun tak gadis itu bergerak, hanya acuh saja.
Inikah yang namanya kesemuan? Semua terlihat indah di depan, tapi tidak juga. Serasa apa itu keindahan, kebahagian, begitu mudah di digenggam. Segeralah kenyataan menampar-malaikat tanpa sayap harus sadar ia tak lagi bisa mengangkasa.
Seperti saat ini.
Gadis itu tahu benar bahwa ini yang ia inginkan. Ia tunggu. Ia sudah lama menanti untuk melihat adik kecilnya pergi menuju ke dunia yang baru. Dunia yang begitu dewasa.
Dunia tanpa dia.
Ia sempat meragu, namun ia usap saja dan acuh, tetap memberi senyuman terbaik yang bisa ia berikan untuk Sena. Hingga lambaian tangan terakhir sebelum perjumpaan berikutnya. Berdiri diam di pinggir lapangan terbang bandar udara, dengan mata tak lepas menatap pesawat yang terbang ke ufuk. Untuk apa dia masih diam di sini?
Ah.
Cukup. Ia ingin menghentikan semua kesemuan ini. Berat, ia memutar tubuhnya dan menjauh. Tak mau hanya diam dipermainkan takdir. Sena sudah bertemu mimpinya, maka saat ini adalah gilirannya untuk menemui miliknya. Menemukan mimpinya sendiri. Mewujudkan mimpi semu menjadi riil.
"Sepertinya, berendam sebelum melanjutkan menulis novel terdengar menyenangkan. Yap."
Eyeshield 21 © Yuusuke Murata, Riichiro Inagaki.
p.s. Upload via hape. Diedit secepatnya.
p.p.s Edited. Mind to Review?
