Seonho menatap sekumpulan siswa yang bersorak-sorak kegirangan di kelasnya. Mereka semua bahagia karena nilai ulangannya sempurna. Ya, hampir seisi kelas dapat nilai sempurna di ujian matematika. Jelas ada yang tidak beres kan?
"Hoo, kau dapat nilai berapa?" tanya Daehwi yang duduk di depannya.
"Perfect,"jawab Seonho.
Daehwi manyun, sepertinya dia mengharapkan jawaban lain dari Seonho. Daehwi menatap kertas ujiannya yang ada angka 98. "Pakek salah segala sih, kan aku kalah lagi sama kamu," cerocos Daehwi kesal.
"Ya elah wi, udah biasa," jawab Seonho nyelekit.
"Guyss, berasa ada yang aneh gak sih?" tanya euiwoong yang duduk di sebelah Seonho.
"Ya kali satu kelas nilainya hampir perfect semua, matematika pula," jawab Daehwi.
"SEONHO," teriakan seseorang dari pintu seketika mengalihkan perhatian mereka. Di pintu hyungseob dan Jihoon berdiri sambil senyum manis.
"Kita masuk ya,"kata Hyungseob ceria.
"Tumben ijin, biasanya langsung masuk aja,"kata Daehwi.
Hyungseob dan Jihoon langsung masuk dan menyeret kursi untuk duduk di dekat Seonho.
"Gimana hasil ujiannya?" tanya Hyungseob.
"Bagus," jawab Seonho.
"Ih pinter," hyungseob yang gemes langsung ngucel-ngucel pipi Seonho.
"Lepasin dong,"kata Seonho datar dan hanya dibalas cengiran oleh Hyungseob.
"Ujian kak Hyungseob gimana?" tanya Daehwi.
"Bagus sih, kayak biasanya, tapi ada yang aneh."
"Apanya yang aneh?" tanya Daehwi penasaran.
"Ya kali satu kelas nilainya perfect semua," jawab Hyungseob kesal sambil mukul meja.
Seonho,daehwi, dan euiwoong serempak mengerutkan kening. "Aneh sumpah,"jawab Daehwi.
Euiwoong bergegas membuka hp nya dan mengechek sesuatu. "Eh..jelas ini ada yang nggak beres, hampir semua kelas 10,11, dan 12, nilai ujian matematikanya perfect semua,"kata euiwoong sambil menunjukkan instagramnya yang isinya upload an foto-foto nilai dari siswa hampir satu sekolah. Dasar anak jaman sekarang, apa-apa upload di instagram.
"LAH KOK BISA? Jihoon kaget. Diantara mereka berlima hanya Seonho yang kelihatan tenang.
"Berarti kunci jawabannya sudah dicuri,"kata Seonho.
"WHAT? KOK BISA?" Jihoon teriak nggak kira-kira.
Seonho merem. Tangannya mengeluarkan sapu tangan dari saku bajunya lalu mengelap mukanya yang kena sembur air ludah Jihoon.
Seonho membuka matanya dan tersenyum sadis. "Kalau ngomong gak pakek kuah bisa kan kak."
Jihoon manggut-manggut, ngeri melihat Seonho yang jarang senyum tapi sekali senyum bukannya manis malah terkesan ingin bunuh orang.
"Wah, bau-bau kasus baru ini,"kata Euiwoong semangat.
"Cepetan gih kamu cari informasi, aku juga semangat nih,"kata Daehwi sambil nepuk bahu euiwoong.
"Pencurian kunci jawaban ya? Lumayan menarik,"gumam Seonho.
! #$%^
"Jadi begini," kata euiwoong membuka pembicaraan. Mereka semua sudah ada di ruang klub, duduk berpencar asik dengan kegiatan sendiri-sendiri. Seonhho sedang baca buku setebal kamus, Daehwi asik berpose di depan cermin dengan hyungseob, Jihoon duduk diam tanpa melakukan apapun, sementara euiwoong dari tadi sibuk sama laptopnya sebelum akhirnya berinisiatif membuka pembicaraan.
"Kemarin malam, kunci jawaban ternyata dicuri. Tapi menurut pengakuan satpam sekolah, dia nggak melihat ada yang aneh atau ketemu siapapun selama patroli. CCTV juga nggak menampilkan siapapun di sepanjang koridor dan ruang guru. Tapi pagi tadi sebelum ujian,pak jaehwan menemukan sapu tangan warna putih di dekat komputer keramat alias komputer tempat soal dan kunci jawaban disimpan,"kata euiwoong.
Di sekolah mereka memang sehari ujian hanya satu mata pelajaran. Hari ini adalah hari pertama, mata pelajaran yang diujikan adalah matematika. Ujian dilaksanakan sekitar pukul 07.00 dengan durasi 2 jam dan hasilnya sudah diumumkan siang hari ini sekitar pukul 15.00
"Jadi sekarang sapu tangannya disimpan pak jaehwan?" tanya Jihoon.
Semua orang serempak menatap daehwi. "Wi... tugas kamu nih,"kata Hyungseob.
"Ya elah, giliran begini Daehwi disuruh maju. Bosen! gantian kenapa,"
"Ya masak Seonho atau euiwoong yang maju, yang ada digampar duluan sama pak jaehwan gara-gara mulut mereka yang kayak racun,"kata Jihoon.
Euiwoong dan Seonho yang disebut hanya menatap cuek Jihoon sebentar, lalu kembali ke kegiatan masing-masing.
"Yang paling manis mulutnya kan disini kamu be," kata Hyungseob.
"NGACA ! KAKAK SENDIRI CABE LEVEL 30!" teriak Daehwi nggak terima.
"BERISIK ! JANGAN KEBANYAKAN NGOMONG, CEPETAN SAMPERIN PAK JAEHWAN CABE !" teriak euiwoong. Mode wakil ketua kedisiplinanya muncul mendadak.
Daehwi yang dibentak Euiwoong Cuma manyun lalu pergi dengan langkah yang dihentak-hentak.
"BIASA AJA !" teriak Euiwoong lagi namun malah dibalas dengan suara pintu yang ditutup keras.
Inilah alasan kenapa Jihoon nggak mau Euiwoong yang maju nemui pak jaehwan. Mmenghadapi pak Jaehwan itu harus sabar, sementara Euiwoong sabarnya itu cuma sepanjang tangga, kalau sudah kesal mulut beracunnya pasti keluar. Karena itu dia jadi wakil ketua kedisiplinan. Tapi sekalinya kalau kalem, Euiwoong bisa kalem banget dan murah senyum.
Kenapa nggak Seonho? Seonho mungkin lebih sabar dari euiwoong, wajah juga lebih polos, tapi omongannya nylekit. Nggak perlu pakai nada tinggi, orang yang kena omongan Seonho udah bisa nangis sesenggukan. Kalau Euiwoong masih bisa kalem dan murah senyum, Seonho hampir nggak pernah senyum manis, kecuali karena tuntutan peran di atas panggung. Jadi selain aktif di klub mereka berlima, Seonho itu juga aktif klub teater sama Daehwi. Jihoon kadang bingung, kenapa adek kelasnya itu bisa sedatar itu kalau di kehidupan sehari-hari. Nggak ada manis-manis nya sama sekali. Mahal bangetlah senyumnya Seonho.
"Terus kita sekarang ngapain? Nunggu Daehwi aja?" tanya Hyungseob sambil duduk di sebelah Jihoon.
"Kalau pak satpam nggak tahu apa-apa, trus CCTV juga gak ngasih petunjuk apa-apa, trus pencurinya masuk lewat mana?"
Tiba-tiba Euiwoong bangkit dan berlalu begitu saja.
"Mau kemana?" tanya Hyungseob.
"Nugas,"jawab Euiwoong cuek lalu melanjutkan langkahnya.
"Boleh nggampar dia gak sih? Kalau lagi mode ngeselin sumpah rasanya pengen nabok," gumam Hyungseob.
"Gampar aja kak, biar sekali-kali masuk buku keramat,"kata Seonho.
Hyungseob tabah. ;)
"Jadi sekarang apa ?" tanya Jihoon.
"Pelakunya Cuma mau seneng-seneng aja, nggak ada niatan untuk dapat nilai ujian bagus,"kata Seonho.
"Iya juga sih, kalau nggak ngapain pakek disebar ke semua murid, buat diri sendiri aja enak,"jawab Hyongseob.
Seonho menghela nafas sebentar lalu berjalan ke pintu. "Semalam hujan kan ya?" tanya Seonho.
"Iya, kenapa?"tanya Jihoon.
"Nggak, memastikan aja,"kata Seonho lalu pergi begitu saja.
"Ikut Hoo,"kata Jihoon dan diikuti oleh Hyungseob yang nggak mau ditinggal sendirian.
Seonho pergi ke tembok pagar belakang sekolah. Di sana suasananya sepi. "Pelakunya lebih dari satu orang ya,"kata Seonho sambil mengamati jejak sepatu di tanah dekat pagar tembok. Jejaknya hanya beberapa tapi bagi Seonho sudah cukup. "Sekitar dua orang mungkin, mereka ke sekolah setelah hujan reda, sekitar 30 menit- 1 jam setelah hujan reda dan tinggi mereka rata-rata,"kata Seonho.
"Tahu darimana Hoo?" tanya Jihoon bingung.
"Bentuk jejak kakinya gak belepotan karena tanahnya udah gak becek, tapi karena belum lama hujannya berhenti tanahnya belum mengeras. Pencurinya semuanya tidak lebih tinggi dari Seonho,"kata Senhoo sambil mensejajarkan kakinya dengan jejak kaki itu.
"Dan yang jelas mereka pinter,"lanjut Senhoo. "Soalnya mereka bisa nggak kelihatan di CCTV sama sekali tanpa merusak CCTV."
"GUYSSS, AKU CARIIN KALIAN TERNYATA DI SINI,"teriak Daehwi dari kejauhan sambil lari-lari.
"Dapat?" tanya Jihoon.
Daehwi mengeluarkan sapu tangan putih dari sakunya sambil nyengir.
"Wah, bakat nyolongmu memang berguna di saat kayak gini,"kata Hyugseob bangga sambil mengambil sapu tangan dari tangan Daehwi.
"Untung kakak kelas," kata Daehwi sabar.
"Nih Hoo, coba kamu lihat," Hyungseob menyerahkan sapu tangan itu ke Seonho. Seonho mengamati sapu tangan itu lalu bergumam, "Pertama, pemiliknya akhir-akhir ini banyak olahraga dan nggak sempet nyuci sapu tangan ini berhari-hari karena terlalu sibuk. Kedua, ini sapu tangan kesayangannya, ketiga, kabar baiknya ini baru dicuci kok, pagi kemarin mungkin, keempat, pemiliknya cowok," kata Seonho.
Hyungseob, Dehwi maupun Jihoon Cuma bisa bengong. Mereka bertiga juga pinter, tapi otak mereka nggak setajam Seonho kalau mengamati hal-hal kecil.
"Ada sedikit noda kuning keringat di sebelah sini,"kata Seonho sambil menunjukkan noda kuning yang dia maksud, nggak begitu kelihatan kalau nggak dilihat jarak 5 cm. "Akhir-akhir ini dia sibuk dan olahraga dengan intensitas yang melebihi biasanya dan terlalu capek untuk ngapa-ngapain setelah olahraga, makanya noda kuning keringatnya sampek nempel kuat di kain karena keringatnya numpuk-numpuk di sapu tangan."
"Tapi bukan berarti dia jorok, usia sapu tangan ini udah lama, kelihatan dari warna putihnya yang udah nggak cemerlang, tapi kainnya masih bagus, nggak kucel, itu tandanya selama ini dia merawat sapu tangan ini dengan baik dan kemungkinan ini sapu tangan kesayangannya. Pagi kemarin dia baru sempet nyuci sapu tangan ini, soalnya bau pelembut pakaiannya masih kuat tercium, trus kenapa Seonhho berpikiran dia cowok? Soalnya ada sedikit bau parfum cowok di sapu tangannya."
Tiba-tiba telepon Hyungseob berdering, telepon dari euiwoong, kenapa lagi ini anak?
"Apa ung?" tanya Hyungseob.
"Pantesan aja orangnya nggak nongol di CCTV, wong CCTV nya dimanipulasi," kata Euiwoong.
"Lah, kok kau tahu sih?"
"Ung baru nyolong rekaman CCTV sekolah untuk mastiin nggak ada yang salah sama CCTV nya. Tapi setelah Ung otak-atik jelas-jelas CCTV nya dimanipulasi."
Jadi itu maksudnya nugas, batin Hyungseob.
"Kenapa kak? Tanya Daehwi penasaran.
"Ternyata CCTV nya dimanipulasi."
"HAH?" teriak Daehwi dan Jihoon bersamaan.
"Apa Seonho bilang, mereka semua pinter," kata Seonho sambil mengetuk-ngetukkan telunjukknya ke kepala.
"Seonho juga baru dapat kesimpulan sementara soal pencurinya Ung," kata Hyungseob.
"Gimana kesimpulannya?"
"Pencurinya lebih dari satu orang, mereka cowok, akhir-akhir ini sering olahraga, nggak lebih tinggi dari Seonho, pinter."
Tiba-tiba Seonho merebut telepon di genggaman Hyungseob lalu berkata,"Dan sapu tangan yang jatuh itu baru di cuci kemarin pagi."
Beberapa saat Euiwoong tak memberikan tanggapan sampai akhirnya dia berkata,"Bener kan dugaan ku, dari awal siapa lagi kalau bukan mereka yang buat onar,"ujarnya emosi.
"Ya udahlah, cepetan kau gabung ke sini, mungkin aja...,"Seonho menggantung kalimatnya dan tersenyum miring, "Mungkin aja dugaan kita sama."
Setelah itu Sambungan telepon Seonho akhiri.
"Emang udah tahu siapa pelakunya?"
"Mmm...siapa ya," gumam Seonho. "Klub olahraga mana yang akhir-akhir ini latihan keras? Siapa anggotanya yang super sibuk sampai-sampai orangnya baru punya waktu cuci saputangannya sehari sebelum ujian, orangnya pinter, nggak lebih tinggi dari Seonho, punya temen yang suka ngutak-atik komputer kayak Ung?
Daehwi, Hyungseob, dan Jihoon berpikir sebentar sebelum akhirnya Hyungseob teriak. "What? Yang kau maksud bukan mereka kan Hoo?"
Seonho hanya mengedikkan bahu. "Yang jelas, dengan cctv yang dimanipulasi berarti pelakunya setidaknya jadi tiga orang."
Di tempat lain 5 orang laki-laki sedang duduk di perpustakaan bersama.
"Wah..wah, hasil kerja kita sukses besar,"kata salah seorang sambil bersiul.
"Lain kali lagi bolehlah kak, buat yang lebih heboh," jawab salah seorang yang berwajah blester.
"Gampang lah,..."
"Nggak bosen buat ulah," sindir temannya yang bermata sayu.
"Harusnya kau ikut juga, bukannya diem di rumah, dasar nggak asik," kata si rambut merah.
Si mata sayu hanya memutar bola mata jengah.
"Menurutmu mereka bakal tahu nggak?" tanya si wajah blaster.
"Mungkin...," jawab si muka pucat tanpa mengalihkan mata dari buku yang ia baca.
"Lah..kok malah dukung mereka sih," laki-laki yang punya gingsul menatap si pucat tak terima, karena dia yang merencakan ini semua.
"Yang tiga lainnya mungkin agak lama mikirnya, tapi yang dua lainnya," si muka pucat menutup bukunya.
"HEH HAKYEON SIALAN, DIMANA KAU," teriak seseorang dengan nada berapi-api.
"Kubilang juga apa,"gumam si muka pucat.
"Siap-siap tambah catatan merahmu,"sindir si mata sayu.
TBC...
Hay raders, ini apaya... yah beginilah...
Masih permulaan
Jangan lupa review ya, semoga kalian suka...
Di sini Seonho tak buat pinter trs karakternya agak beda dari biasanya. Soalnya sedih tuh anak dinistakan oon mulu, ;)
_Salam Author_
