Chapter 1

Tittle: My Sajangnim

Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Other cast: Exo member

Rated: T

Genre: Drama, romance, hurt/comfort, dll.

Summar: "Jika saja Baekhyun tidak menyukai kopi, ia tak akan bertemu dengan Park Chanyeol yang selalu berlagak percaya diri"

STORY BEGIN ...

Kemacetan di sepanjang jalan menuju Bandara Internasional Incheon membuat gadis yang duduk di balik kemudinya terus-terusan menggerutu karena kesal. Bagaimana tidak? Tiba-tiba ia diminta bosnya - yang juga adalah sahabatmya - untuk menjemput rekan bisnis kedai kopi tempat ia bekerja yang baru buka kira-kira 2 tahun yang lalu.

Gadis itu membuka kaca jendela mobilnya lalu mrnjulurkan kepalanya keluar dan menyaksikan barisan panjang mobil-mobil yang sudah mengular. Setelah menghela nafas panjang, ia kembali menghempaskan pantatnya di atas jok mobil, kesal setengah mati.

Ia memasukkan persneling sedan matic yang dikendarainya dari P ke D1 setelah beberapa mobil didepannya mulai bergerak maju perlahan. Tapi baru 5 meter berjalan, gadis itu harus menginjak rem lagi dan mengembalikan persnelingnya kembali ke P.

"Sial!" rutuknya kesal sambil membanting tangannya ke roda setir yang terbungkus kulit asli. "Kenapa hari ini bisa semacet ini? Ada apa? Syuting?" Baru sedetik yang lalu ia mendengar berita di radio kalau ada syuting drama laga produksi salah satu stasiun televisi Korea yang berlokasi Jembatan Incheon dan oleh karena itu semua mobil harus dialihkan ke jalan Airport Exspress.

Belum reda masalahnya, ponsel merah jambu yang terletak di kursi penumpang di sampingnya mslah berbunyi nyaring dan terkesan tidak sabaran. Ia melihat nama 'Kim Jongdae' tertera di layar ponselnya yang berkedap-kedip.

"YA, BYUN BAEKHYUN!" seru sang penelpon di seberang sana tanpa tedeng aling-aling. Is berteriak begitu kencang di telepon sehingga membuat gadis yang bernama Baekhyun itu harus menjauhkan ponselnya beberapa senti pada telinga.

"YA, KIM JONGDAE!" balas Baekhyun kesal. "Bisakah kau bicara sedikit lebih pelan? Sepertinya setelah ini aku harus pergi ke dokter THT karena ulahmu berteriak-tetiak di telepon." Kesalnya.

"Ck!" Jongdae berdecak pelan lalu terkekeh geli.

"Apa yang kau tertawakan?", tanya Barkhyun sambil mengganti persneling ke D1 dan tanpa di gas, sedan matic itu langsung menggelinding pelas di atas aspal.

"Tidak, tidak. Kau dimana sekarang? Rrkan bisnis kita sudah mendarat di Bandara Incheon. Dan katanya, ia tak bisa nenemukanmu," ucap Jongdae sambil memsukkan biji kopi arabika berkualitas ke mesin kopi otimatis.

"Kau tau? Sekarang aku masih terjebak macet dan mobilku tak bisa bergerak. Mungkin di Jembatan Incheon sedang ada syuting atau apalah jadi semua mobil harus dialihkan ke jalan Airport Exspress. Menyebalkan!" gerutu Baekhyun.

"Ya, sudahlah. Kau sabar saja," sahut Jongdae tak acuh sambil mengambil cangkir keramik warna broken white yang ada di rak stainless di belakangnya.

"Sabar bagaimana? Kalau sampai temanmu itu marah bagaimana?" Tiba-tiba Baekhyun harus menginginjak rem mendadak gara-gara mobil merah di depannya berhenti mendadak. "Sial!" rutuknya lagi.

"Sial? Kau kenapa lagi?" tanya Jongdae sambil membuat krimer kental untuk membuat corak latte art di atas secangkir latte nikmat yang akan segera jadi.

"Mobil di depanku tiba-tiba berhenti mendadak. Padahal jalanan di depan sepertinya mulai bergerak lancar. Benar-benar deh!" kesalnya lagi.

"Baiklah kalau begitu. Lebih baik, aku tutup teleponnya. Latte-ku juga sudah jadi. Dan kau juga tidak boleh menelpon sambil menyetir, oke? Sampai nanti." Tanpa menunggu lama Jongdae sudah memutuskan panggilannya sehingga Baekhyun hanya bisa mendengar suara tut... tut... tut...

Kini Baekhyun bisa bernafas lega. Sangat lega, setelah mobil-mobil di depannya bergerak lancar. Prnderitaannya setelah terjebak macet nyaris 30 menit di jalan Airport Exspress hampir berakhir. Apanya yang Airport Exspress kalau macet parah seperti ini? Sungguh membuang-buang waktu saja !

Ternyata masalah belum selesai. Setelah tadi terjebak macet di jalan, sekarang di terminal kedatangan bandara gadis itu harus sedikit kelimpungan mencari sosok rekan bisnis kedai kopi milik Kim Jongdae. Katanya dia dari Amsterdam. Pasti sosok yang akan ditemuinya adalah pria bule denan rambut pirang, kulit yang putih pucat dan tubuh tinggi besar. Tapi bagaimana kalau dia tidak bisa bicara dalam bahasa Korea? Bahasa Inggris Baekhyun pun bisa di bilang pas-pasan.

.

Lagi-lagi gadis itu merutuki kebodohannya. Berkali-kali dia menepuk dahi dengan tangannya. Namun, tiba-tiba tangannya seperti ada yang menahan dan akhirnya terhenti di udara.

Baekhyun terperanjat. Ada yang tidak beres, pikirnya. Dengan ragu-ragu, ia memutar tubuhnya kebelakang dan melihat siapa sosok yang tiba-tiba berlaku tidak sopan seperti itu. Tidak kenal, main-main pegang sembarangan.

"Tidak baik memukul-mukul kepala seperti itu. Lama-lama kau bisa jadi bodoh betulan," ucap seorang pria sambil tersenyum angkuh ke arah Baekhyun yang tak bergeming di tempatnya.

"Kau siapa?" Tanya Baekhyun galak sambil mencoba melepaskan tangannya dari genggaman pria yang tidak ia kenal itu. Tatapan Baekhyun berusaha menembus kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancung pria itu. Rambut lurusnya yang berwarna cokelat madu menutupi keningnya sehingga terlihat sangat tampan. Tubuh atletisnya dibalut jaket kulit berwarna hitam yang agak ketat, hingga memperlihatkan tubuhnya yang tegap dan seksi.

Hmmm... kalau dilihat-lihat, pria ini pantas mendapatkan poin 11/10. Perfect! Bahkan terlalu sempurna untuk Baekhyun. I namjaga neomu wanbyeoghae (pria ini sungguh sempurna), batin Baekhyun terus-terusan memuji sosok jelmaan dewa mitologi Yunani di depannya.

Melihat ekspresi di wajah Baekhyun yang agak aneh, pria itu berdeham pelan lalu melepaskan kaca mata hitamnya dengan satu tangan dan membuatnya terlihat semakin keren membuat mulut Baekhyun menganga lebar saking terpesona dengan sosok di hadapannya ini sekarang.

Pria itu menyipitkan mata dan mendekatkan wajahnya dengan Baekhyun. Ia juga sedikit menunduk karena tubuh gadis di depannya jauh lebih pendek darinya.

"Hmm... blus merah, rok lipit hitam, jaket putih, sneakers merah, handbag putih, rambut lurus panjang digerai, mata sipit bereyeliner, tubuh pendek..." Pria itu menyeret pandangannya dari atas kepala sampai ke ujung kaki Baekhyun sambil mengangguk-angguk. Lalu tiba-tiba ia menepuk tangannya sehingga membuat Baekhyun sedikit kaget. "Semua ciri-cirinya cocok seperti kata Jongdae" katanya lagi.

Gadis bertubuh pendek itu menngernyitkan dahinya, agak risih dengan perlakuan pria di depannya. "Jadi, Anda adalah rekan bisnisnya Jongdae?" Tanya Baekhyun.

Pria itu mengangkat bahunya lalu memakai kacamatanya lagi. "Kenalkan, aku adalah Chanyeol. Park Chanyeol."

Jadi, pria yang namanya Park Chanyeol itu bukan sosok pria bule dengan rambut pirang, kulit putih pucat, tubuh tinggi besar dan tidak fasih berbahasa Korea seperti yang ada dalam pikiran Baekhyun. Sungguh, Chanyeol adalah tipikal pria Korea ubersexual atau juga disebuy orang yang suka menghabiskan uang dan waktu mereka demi penampilan.

Kali ini, Baekhyun meringis menyesali kebodohannya. Lagi. Sudah ada tiga kebodohan yang ia buat dalam kurun waktu 2 jam terakhir. Pertama, ia terlambat berangkat ke bandara dan akhirnya terjebak kemacetan gila. Kedua, ia lupa menanyakan ciri-ciri sosok yabg bernama Park Chanyeol pada Jongdae, jadi Baekhyun sedikit kebingungan saat mencari sosok Park Chanyeol di antara lautan manusia yang memadati Bandara Internasional Incheon. Untung saja, Chanyeol kelihatan jauh lebih tanggap darinya hanya dengan mengenali ciri-ciri Baekhyun. Dan yang ketiga, ia terlalu banyak menonton film, sampai-sampai ia berpikir kalau Park Chanyeol itu adalah pria berdarah Eropa.

"Apa kita bisa berangkat sekarang?" Tanya Chanyeol tiba-tiba, membuyarkan segala lamunan Baekhyun.

"Apa?" Sahut Baekhyun salah tingkah. Yang keempat, ia begitu bodoh karena tidak mendengarkan pertanyaan Park Chanyeol tadi.

Pria di depannya itu mendengus kesal sambil menarik lengan kopernya ke atas. "Aku bertanya padamu, bisakah kita berangkat sekarang, Byun?"

Seulas senyum hambar terlukis di bibir tipis Baekhyun. "Ten... tentu saja. Jongdae sajang pasti sudah menunggu Anda," ucap Baekhyun seformal mungkin.

Chanyeol menahan tangan Baekhyun yang hendak mengambil alih kopernya. "Kau menjemputku di bandara bukan berarti kau juga harus menjadi porterku. Koper ini bisa aku bawa sendiri. Sekarang, tunjukkan saja di mana kau memarkirkan mobilmu," Chanyeol berbicara dengan nada angkuhnya sambil menunjuk ke arah pintu keluar.

Pria ini! Sepertinya dia suka sekali membuat Baekhyun salah tingkah. Dan andaikan tubuh Baekhyun punya sistem rem cakram seperti yang ada di mobilnya, mungkin ia tidak perlu menabrak punggung Chanyeol yang tiba-tiba berhenti mendadak di depannya.

"Satu lagi!" Teas Chanyeol sambil mengacungkan jari telunjuknya. "Jangan berbicara formal padaku," ia mengetuk-ngetukan jari telunjuk pada lengan kopernya. "Aah... rasanya kaku sekali," oceh Chanyeol sambil melenggang pergi sembari menyeret koper beroda empat di sisi badannya.

T B C

Annyeong.. perkenalkan aku author baru... setelah menjadi reader kurang lebih 2 tahun, baru kali ini mencoba publish cerita hehehe... oyaa, maaf yaa kalo typo... soalnya ngedit dari hape aja ...

Tolong di review yaa ceritanya ... see u

Salam

Octrat, 1 Mei 2015