Dynasty Warriors series, belongs to Koei Games.
.
Behind the scene...
Sima Yi : semua posisi sudah diambil. Tinggal dalangnya saja yang ditentukan. Pastinya aku akan mendapatkan posisi itu...
Zhuge Liang : Siapa bilang kau akan mendapatkan posisi Dalang? Tidak mungkin orang sejahat dirimu mendapat peran itu.
Sima Yi : Tentu saja aku dapat. Semua Author pasti tahu ketampananku melebihi kalian semua. Fufufu...
Zhou Yu : Kau bilang ketampananmu melebihi aku? Jangan salah, aku yang paling muda dan kau jauh lebih tua dariku. Karena yang tua-tua seperti anda semua sudah terlalu mainstream!
Sima Yi : Tapi kalian kurang berpengalaman di dunia seni! Aku yang akan menjadi dalangnya!
Zhuge Liang : Kau tidak sebijak para dalang pada umumnya, mereka sudah jelas akan memilih aku!
Zhou Yu : Aku lebih muda dan lebih memikat wanita. Aku pasti terpilih!
Sima Yi : Pokoknya aku!
Zhuge Liang : Aku!
Scarlet : hedeh... kok ribut? Ada apa sih?
Zhou Yu & Zhuge Liang : ini salah dia! (menunjuk Sima Yi)
Scarlet : Bukannya Oom Sima Yi sudah dapat peran?
Zhuge Liang : Jadi kau sudah dapat peran dan ingin ganti peran? Kau curang!
Zhou Yu : Kau lebih curang lagi! Kau mengotori kerjasama kita!
Scarlet : Sudah jangan ribut! Hom pim pah aja! Yang putih jadi dalang!
Beberapa menit setelah ber-hompimpah...
Scarlet : So, peran sudah ditentukan. Aku bacakan lagi posisinya. Nagi-san, tolong urus wardrobe-nya ya...
Nagi : siap!
Scarlet : Jadi perannya adalah...
.
.
Liu Bei dan Sun Shang Xiang, sebagai pasangan raja dan ratu Shu
Liu Shan, sebagai Pangeran Salju alias Snow Green(?)
Sima Yi, sebagai Raja yang jahat
Zhou Yu, sebagai si Cermin Ajaib
Guan Yu, sebagai Serigala Pemburu Bayaran
Guan Ping, Guan Suo, Sun Ce, Sun Quan, Sima Shi, Sima Zhao, sebagai d' Kurcacis(?)
Xing Cai, sebagai ksatria dari negeri seberang
Zhue Liang, sebagai dalang
.
Scarlet : Oke, semua sudah jelas?
Sima Zhao : Tapi, bukankah di cerita aslinya ada tujuh kurcaci?
Scarlet : Maaf, aku lupa soal itu. Nagi-san, bagaimana kostumnya?
Nagi : kostumnya bersayap kupu-kupu semua, bagaimana kita bisa tampil?
Scarlet : Zhang He...(bersiap dengan deathglare)
Zhang He : Iya, nek...
Scarlet : Kenapa kamu merusak kostum rancanganku?
Zhang He : Kostum sotong rempong, cyin... Jadi eke benerin lagi...
Scarlet : Tapi jangan ditambahin sayap kupu-kupu juga dong! Begini saja, kamu ikut jadi kurcaci ketujuh bagaimana?
Zhang He : Eke dapet peran, bo? Endang bambang gurindang... Sangkyu cyin...
Scarlet : Haduh... (garuk kepala) Ya sudah, kita mulai acaranya dalam 3, 2, 1... Mulai!
.
.
.
.
.
Zhuge Liang : Selamat sejahtera, para pembaca. Bertemu lagi dengan kami para chara dari Tiga Kerajaan yang tak berhenti berperang untuk menghibur, dan mohon jangan kabur karena cerita kami banyak yang ngawur. Bersama saya, akan disajikan ribuan cerita dongeng dengan gaya canda khas dua Author kita. Inilah dia...
.
.
.
DW van Java
Episode Snow Green : Ketika Snow White Sudah Terlalu Mainstream
.
.
.
Zhuge Liang : Alkisah, ada sebuah kerajaan bernama Shu yang sangat makmur merata. Disana, ada sangat raja dan ratu yang sangat ramah nan bijaksana bernama Liu Bei dan Sun Shang Xiang. Namun sayang, bertahun-tahun mereka menikah belum juga memiliki anak. Pada suatu hari, Raja Liu Bei harus pergi meninggalkan istrinya untuk berperang di Changsha. Sedangkan esok harinya adalah hari kemerdekaan bagi Kerajaan Shu.
Liu Bei : Maafkan aku, Istriku. Tapi aku harus pergi meninggalkanmu...
Shang Xiang : Jika kau pergi bersama rakyatmu, siapa yang akan menemaniku disini?
Liu Bei : Entahlah, tapi akan sangat berbahaya jika membiarkan istana kita tak berpenghuni. Aku akan memberikan apapun yang kau pesan, Sayang...
Shang Xiang : Kalau begitu, aku ingin kau selamat di perjalanan dan kembali tanpa luka...
Liu Bei : Kau hanya ingin aku selamat? Apakah sulit untuk mengatakan 'aku tak pesan apa-apa'? Tapi baiklah, aku akan berusaha kembali untukmu...
Shang Xiang : Terima kasih, Suamiku...
Zhuge Liang : Dan Raja Liu Bei memulai pacuan kudanya. Meninggalkan sang istri sendirian di tengah musim dingin untuk berperang. Sementara ratu Shang Xiang...
Liu Bei : Hei, kenapa kamu tidak ikut?
Zhuge Liang : Maaf, Yang Mulia. Saya sedang menjadi dalang...
Liu Bei : Oh, iya. Ini hanya cerita dongeng...
Zhuge Liang : Ratu Shang Xiang sedang menjahit bendera Shu untuk dikibarkan. Meski harus berada di tengah musim dingin yang mencekam.
Shang Xiang : Aku sedang di luar rumah dan sudah membawa bendera, kenapa kamu ceritakan masih menjahit?
Zhuge Liang : Maaf, saya ganti ceritanya. Sun Shang Xiang sedang keluar rumah untuk mengibarkan bendera Shu berwarna hijau di depan istananya. Ia melalui jalan pintas dan telah selesai mengibarkan bendera tersebut. Hingga saat dalam perjalanan pulang, Ratu mecium bau aneh yang tak luput dari hidungnya.
Shang Xiang : Aneh. Kenapa dari tadi masih bau? Padahal tidak ada apa-apa disini...
Zhuge Liang : Ia mengangkat telapak kakinya di tengah tumpukan salju tersebut. Tak disangka dan dinyana, jalan pintas yang dilewati adalah peternakan kuda yang tak berpenghuni. Dan yang diinjaknya adalah kotoran kuda yang tertutup tumpukan salju dengan bau yang telah menewaskan ribuan peternak kuda istana.
Shang Xiang : Oh, tak kuduga ini bau sekali! Tiba-tiba aku teringat sesuatu...
Zhuge Liang : Tiba-tiba, terlintas di pikiran sang ratu untuk memiliki anak penerus tahta Shu manakala Raja akan pensiun. Ratu pun menatap langit di kejauhan yang menampakkan gunung berapi di kerajaan sebelah sedang meletus dan memancarkan abu vulkanik.
Shang Xiang : (menghela napas) Andai saja aku punya seorang anak laki-laki penerus tahta Shu yang memiliki mata segelap abu vulkanik, kulit seputih salju, mengenakan pakaian hijau Shu, dan memiliki rambut sehitam, namun tidak sebau kotoran kuda ini...
Zhuge Liang : Tak lama kemudian, muncul sesosok lelaki tampan dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai, mengenakan pakaian merah dan bersayap kupu-kupu yang akan kita panggil Bapak Peri.
Zhou Yu : (turun dari langit dengan sling) Sepertinya aku mendengar sesuatu dari anda, Yang Mulia Permaisuri...
Shang Xiang : Benar, Bapak Peri. Aku ingin sekali memiliki seorang anak untuk meneruskan kerajaan Shu.
Zhou Yu : Seperti apa yang anda mau, Yang Mulia?
Shang Xiang : Segelap abu vulkanik, seputih salju, sehijau bendera Shu, dan sehitam namun tidak sebau kotoran kuda yang kuinjak sekarang...
Zhou Yu : Permintaan anda akan terkabulkan tidak lama lagi, Yang Mulia...
Zhuge Liang : Bapak Peri mengabulkan permintaan sang Ratu. Beberapa bulan kemudian, Ratu memiliki seorang anak yang tampan sesuai keinginannya. Anak mungil yang manis itu ia namai Liu Shan, Pangeran Salju, Snow Green. Sehari setelah kelahiran Liu Shan, Raja Liu Bei meninggal karena sakit setelah berperang dengan Wu. Bapak Peri yang dahulu menolong Ratu, ditangkap oleh sosok lelaki jahat nan misterius dan diperintahkan untuk menghancurkan negeri Shu. Hingga pada suatu hari, ketika Liu Shan berusia lima tahun, sang Ratu mendengar berita bahwa ada seorang lelaki yang menolong salah satu rakyatnya dari serangan penyamun. Ratu Shang Xiang merasa senang dan berniat menikahi lelaki tersebut. Pria yang dinikahinya adalah Sima Yi, salah seorang saudagar kaya dan penasehat militer dari negeri Wei. Di istananya yang baru, saat Raja Sima Yi akan menghadiri pesta ulang tahun Liu Shan...
Sima Yi : Wahai Cermin Ajaib, baju mana yang akan cocok untuk pesta hari ini?
Zhou Yu : Yang warna ungu, Yang Mulia...
Sima Yi : Tapi aku sudah terlalu sering mengenakan baju ini...
Zhou Yu : Aku tak bisa berbohong. Anda lebih cocok dengan pakaian itu.
Sima Yi : Hei, Cermin Ajaib, apakah aku akan resmi menjadi raja setelah acara ini...
Zhou Yu : Yang Mulia, pernikahan anda baru seumur jagung. Dan tidak lama lagi, ada ancaman baru yang akan menghantui anda...
Sima Yi : Maksudmu?
Zhou Yu : Maksud saya, jika anda lebih sering mengambil hati Ratu, anda pasti memiliki kesempatan besar. Meskipun anda tidak bisa menjadi raja pada akhirnya...
Sima Yi : Bagaimana mungkin aku tidak bisa menjadi raja?
Zhou Yu : Liu Shan...
Sima Yi : Liu Shan? Maksudmu anak ingusan itu akan mengalahkanku?
Zhou Yu : Dia memang terlihat seperti anak ingusan, tapi pada saat yang tepat, Ia akan menjadi penerus resmi kerajaan Shu...
Sima Yi : Tidak mungkin! Jika dia lebih pintar dari aku dalam ilmu menjadi raja, berarti aku adalah Chuck Norris...
Zhou Yu : Sebaiknya, anda segera mengantisipasi kejadian ini sebelum semuanya terlambat...
Sima Yi : Dengan begitu, aku bisa menjadi raja dengan mudahnya. MWAHAHAHAHAHA! Uhuk, uhuk...
Zhou Yu : Tak disangka penyakit Guo Huai menular kepada anda... (tertawa kecil)
Sima Yi : Diam kau!
Zhuge Liang : Mendengar perkataan cermin ajaib, Sima Yi diam-diam menyusun rencana untuk membunuh Pangeran Salju Liu Shan tanpa diketahui oleh Ratu. Namun rencana itu selalu saja gagal. Hingga hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun, Liu Shan tumbuh menjadi sosok lelaki yang sangat berwibawa dan berwajah imut. Bahkan rakyat, binatang, dan binatang setengah rakyat(?) Shu sangat menyukai sikap lugu dan wajah manisnya. Sima Yi semakin tersaingi baik dalam perebutan posisinya sebagai raja, maupun dalam hal ketampanannya. Ia terus berdiam diri di dalam kamarnya dan curhat dengan cermin ajaibnya.
Sima Yi : Wahai Cermin Ajaib, siapakah yang tertampan di kerajaan ini hingga disenangi penulis cerita ini?
Zhou Yu : Jelas sekali jawabannya adalah anda, Yang Mulia...
Sima Yi : JAWAB YANG JUJUR!
Zhou Yu : Sebenarnya, Pangeran Salju Liu Shan, Yang Mulia...
Sima Yi : Tidak mungkin! Aku berusaha untuk bisa membunuhnya, tapi rencanaku selalu gagal. Seluruh rakyat Shu terpana dengan wajah tampannya hingga enggan untuk membunuhnya. Aku harus mencari akal...
Zhou Yu : Kalau begitu, anda membutuhkan seorang Pemburu Bayaran. Ia dikenal membunuh tanpa belas kasihan. Aku yakin rencana ini akan berhasil...
Sima Yi : Kau mengenal seorang Pemburu Bayaran? Tolong beritahu aku siapa orangnya.
Zhou Yu : Dia adalah Guan Yu, dikenal sebagai sang Serigala. Ia suka menyendiri dan telah membunuh jutaan orang serta binatang buruan. Ia hanya boleh dibayar dengan permata...
Sima Yi : Jadi itu pemburunya... Rencana yang bagus, Cermin Ajaib. Rencana bagus... MWAHAHAHAHAHA... Uhuk-uhuk!
Zhuge Liang : Dan rencana hasil kerjasama Sima Yi dan si Cermin Ajaib bermula dengan menyuruh Pangeran Liu Shan pergi mengantarkan makanan.
Sima Yi : Liu Shan...
Liu Shan : Ya, Ayah?
Sima Yi : Tolong antarkan makanan ini untuk ibuku di kerajaan seberang. Lebih baik kamu ambil jalan pintas lewat hutan ya...
Liu Shan : Baik, Ayah. Tapi, kenapa harus aku yag mengantarkannya? Bukankah sudah ada pengawal kerajaan?
Sima Yi : Tidak perlu. Dengan kau sendiri tanpa pengawal, ibuku bisa mengenalimu sebagai anakku.
Liu Shan : Jika itu yang Ayah katakan, akan kuantarkan.
Sima Yi : Hati-hati di jalan ya! Dan semoga kau mati dimakan serigala. BWAHAHAHAHAHA!
Liu Shan : Er... Ayah, aku masih disini. Ayah sedang menertawakan apa?
Sima Yi : Tidak apa-apa nak. Ayah baru saja update status di Warbook. Kebetulan statusnya lucu-lucu. Kau pergi saja.
Liu Shan : Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu... (melaju kencang dengan kudanya)
Sima Yi : Selamat jalan, Anakku. Dan semoga kau dipanggil Yang Maha Kuasa... MWAHAHAHAHAHAHA!
Shang Xiang : Suamiku, kenapa kau tertawa seram? Apa kau senang jika anakku ada dalam bahaya?
Sima Yi : Tentu saja tidak, Sayang. Aku sangat menyayangi anakmu seperti anakku sendiri. Aku melatih kekuatan suaraku karena besok aku akan menyanyi untuk pertemuan besok. (Fiuh, hampir saja ketahuan)
Zhuge Liang : Dan rencana Sima Yi membujuk Pangeran Salju berhasil dengan indahnya. Sambil menunggu Pangeran Liu Shan yang sedang berlari ke hutan, kita kembali ke kamar Sima Yi, tepat saat ia sudah memanggil Guan Yu sebagai pembunuh bayaran.
Sima Yi : Kudengar kau adalah pembunuh bayaran yang sangat kejam. Jika kau bisa memenuhi tugasmu, aku akan memberi bayaran yang setimpal dengan orang yang ingin kubunuh... (memasuki ruang rahasianya, lalu mengambil sebuah koper hitam berisi jutaan berlian yang kemudian ditunjukkan kepada Guan Yu)
Guan Yu : Tawaran menarik. Jika kau sepakat dengan perjanjiannya, siapa yang harus kubunuh, Yang Mulia?
Sima Yi : Sangat mudah, tapi kau harus cukup cerdik. Aku ingin kau membunuh Pangeran Salju yang terus dibicarakan orang, agar desas-desus tentang kekuasaanku akan menghilang seiring menghilangnya orang itu.
Guan Yu : Aku harus mencari dimana, Yang Mulia?
Sima Yi : Jangan khawatir, dia sedang berada di hutan. Kau cukup mencarinya disana.
Guan Yu : Baik, akan kulaksanakan...
Zhuge Liang : Bersamaan dengan hilangnya Guan Yu, Sima Yi memulai kembali tertawa seramnya karena tak lama lagi rencananya akan berhasil. Dan sekarang, kita kembali ke posisi Liu Shan, tempat dimana ia sedang menyanyi riang seraya tak ada kejadian apapun yang mendatanginya...
Liu Shan : Dimana,dimana, dimanaaaa... Tinggalnya sekarang dimana...(menyanyi kecil, yang nampaknya seperti menyanyikan lagu Alamat Palsu)
Zhuge Liang : Tanpa sepengetahuan Pangeran Liu Shan, tampak sesosok bayangan dengan benda berkilau bersamanya, akan membunuh lelaki yang dikenal sangat unyu ini. Di saat terjangan pertamanya, bukannya malah menebas pedang, malah jatuh terjerembab ketika Pangeran Salju menoleh ke arah pembunuh itu.
Liu Shan : Tuan, anda baik-baik saja?
Guan Yu : Sebenarnya, ada serigala sedang mengikutimu...
Liu Shan : Hei, kau si Serigala itu. Paman Guan Yu! Lama sekali tidak bertemu...
Guan Yu : Ini bukan waktunya reunian, ada serigala di belakangmu...
Liu Shan : Ayolah, Paman. Jangan bercanda. Di hutan ini tidak ada apa-apa...
Guan Yu : Keponakan, mohon tundukkan kepalamu...
Liu Shan : Baiklah
Zhuge Liang : Guan Yu baru sadar bahwa Pangeran Salju yang dimaksud Sima Yi adalah Liu Shan yang merupakan keponakannya sendiri. Ketika ada seekor serigala yang tak lama lagi akan memakan Liu Shan, Guan Yu langsung menghadangnya dan mengajak si serigala bertanding tinju(?)
Liu Shan : Paman! Aku akan membantumu!
Guan Yu : Tak usah pikirkan aku! Pergilah ke rumah tujuh kurcaci di barat. Mereka akan menjagamu dari ayah angkatmu yang jahat!
Liu Shan : Lalu, bagaimana dengan keranjang makanan ini?
Guan Yu : Itu hanya akal bulus Sima Yi, sebenarnya dia ingin aku membunuhmu. Cepat lari!
Zhuge Liang : Liu Shan hanya bisa terus berlari, berlari, dan terus berlari sekencang-kencangnya. Meski tak lama kemudian, bajunya robek dan sepatunya hilang sebelah. Karena takut akan sihir jahat ayah angkatnya, ia terus berlari ke barat hingga menemukan sebuah rumah yang kecil. Saking kecilnya, bahkan kurcaci tuan rumahnya pun tak dapat memasukinya.
Liu Shan : Jadi ini rumah tujuh kurcaci? Aku tak menyangka rumahnya sebesar rumah liliput. Sangat aneh...
Zhuge Liang : dalam perjalanannya keliling areal rumah kurcaci, tampak sebuah tikar yang terhampar dengan rapi bersama tujuh piring di atasnya. Tampak piring berwarna merah, merah dengan api merah kemerahan, hijau bintik hijau, hijau berornamen bunga hijau, biru berawan biru, biru kebiruan, dan satu piring ungu dengan hiasan hologram kupu-kupu tiga dimensi. Di atas piring tersebut hanya terdapat tepung maizena dan tepung terigu. Pangeran Salju ingin memakannya, namun karena lelah selama perjalanan, ia hanya tidur dengan satu buah tikar yang berada di depan rumah kurcaci. Tak lama kemudian, tujuh kurcaci pulang dari penambangan emasnya...
D' Kurcacis : Lalalalalala... Sing a Happy Song, Lalalalala... Working all day long...
Zhuge Liang : Tiba-tiba, mereka kaget ketika melihat seisi rumah mereka berantakan, dan seorang lelaki berwajah anak usia lima tahun tertidur dengan pulasnya... Terutama bagi Zhang He, kurcaci tertua dan ter... can... er... gan... belum diketahui jenis kelaminnnya...
Zhang He : Oh Em Ji! Saposeh yang mekong catok gue neeek?
Sun Ce : Sejak kapan kita punya catok rambut? Bukankah hanya kau yang memakainya?
Sima Shi : Siapa yang memakan bakpauku?
Sima Zhao : Kakak, kita sedang krisis ekonomi. Jangankan beli bakpau, tukang bakpau saja tak mungkin lewat hutan...
Sun Quan : Siapa yang tidur di kasur indahku?
Guan Ping : Setahuku, kita tak pernah membeli kasur...
Guan Suo : Kakak - kakakku sudah gila semua...
Zhuge Liang : Pertengkaran antar kurcaci tersebut semakin sengit, hingga akhirnya membangunkan lelaki yang tidur dengan mengisap jempol kakinya itu.
Liu Shan : Ah, aku siapa? Aku dimana? Siapa kalian?
Sun Ce : Kok nanya kita? Kenal saja tidak!
PLAK!
Guan Suo : Sadar diri dong, Kak. Kau tahu jika dia tersesat dan kebetulan lewat rumah kita...
Guan Ping : Tapi bagaimana jika ternyata ini hanya lelaki jelmaan Sima Yi?
Liu Shan : Hah? Sima Yi? Kalian sedang membicarakan ayah angkatku?
Sima Shi : Tunggu dulu, jangan-jangan... Kau...
Sima Zhao : Kenapa, Kakak?
Sima Shi : Dia adalah Pangeran Salju yang diincar oleh penyihir jahat itu. Pamannya memercayakan kita untuk menjaga keselamatannya.
Sun Quan : Maksudmu, dia adalah Snow Green yang akan menghalangi kekuasaan Sima Yi?
Sima Shi : Benar. Dia adalah Liu Shan, penerus tahta Shu di kemudian hari. Kita harus menjaganya hingga ia cukup dewasa untuk memerintah kerajaan.
Liu Shan : Hei, bagaimana kalian tahu namaku? Kalian siapa?
Zhang He : Maafkan adik-adikku ini ye... Akika kakak mereka, Zhang He. Salam kenal, bow...
Sun Ce : Maaf soal pertengkaran tadi. Namaku Sun Ce, ini Sun Quan.
Sun Quan : Er... Halo. Kakak tak perlu begitu... Aku bisa perkenalkan diriku sendiri.
Sima Shi : Aku Sima Shi, pemilik indra keenam yang akan selalu membantu anda, Yang Mulia...(meraih tangan Liu Shan, lalu mencium tangannya)
PLAK!
Sima Zhao : Kakak, ingat! Jangan jadi gay lagi! Oh, iya. Maaf jika kakakku begitu, ia baru berhenti mencintai laki-laki. Ngomong-ngomong, namaku Sima Zhao. Senang bertemu denganmu!
Guan Ping : Dan halo, aku Guan Ping, Yang paling galak disini...(memasang muka masam)
Guan Suo : Dan aku yang paling waras, namaku Guan Suo!
Guan Ping : Waras, waras ndasmu! Bunga dikepalamu itu membuatku ingat pada Kakak tertua kita!
Guan Suo : Apa salahnya dengan bunga di kepalaku? Ini aksesoris yang menahan buntalan rambutku karena tak punya sisir!
Sun Quan : Jadi, apa yang membuatmu tersesat disini?
Liu Shan : Aku baru diselamatkan Paman dari serangan serigala. Dia bilang aku harus kesini karena ayah angkatku mengincarku...
Sima Shi : Kalau begitu, kau datang ke tempat yang tepat. Selamat datang di rumah kurcaci! Kami akan menjagamu dari ayah angkatmu yang jahat!
Liu Shan : Jika ayah angkatku jahat, apa maksud dari mengantarkan makanan ini?
Sun Ce : Itu hanya keranjang kosong. Sebenarnya, ayah angkatmu itu ingin membuatmu dimakan serigala, lalu pamanmu akan mengambil jantungmu untuk memastikan kau benar-benar mati.
Guan Suo : Tapi, jangan khawatir. Kau akan aman disini selama kami menjagamu!
Guan Ping : Mulai lagi, sikapnya jadi sok pahlawan...
Guan Suo : Kakak, kita sudah lama tahu akal bulus penyihir jahat itu. Apakah salah membiarkan dia tinggal di rumah kita?
Liu Shan : Kalau begitu, terima kasih, para kurcaci...
Zhuge Liang : Dan akhirnya, Pangeran Liu Shan tinggal bersama para kurcaci. Mereka tetap bahagia walaupun berada dalam kesederhanaan. Sementara itu, kembali ke istana, dimana Guan Yu berpura-pura sudah membunuh Pangeran kita dengan merenggut jantung serigala yang dibunuhnya.
Sima Yi : Akhirnya, kita sudah menamatkan riwayat anak ingusan itu. Dengan begitu, tak ada lagi penghalang bagiku untuk mendapatkan kekuasaan di negeri Shu. MWAHAHAHAHA... uhuk-uhuk... Musik!
Karena separuh aku, dirimu...
Sima Yi : Dalang! Kenapa musiknya begitu!
Zhuge Liang : Tapi ini bukan fic horror...
Sima Yi : Horror? Persetan dengan horror! Mana musiknya?
Ngik, ngik, ngik, ngik! CETAR!
Sima Yi : MWAHAHAHAHA!
Guan Yu : Er... Yang Mulia? Anda menertawakan apa?
Sima Yi : (Sial! Tawa seramku selalu saja terganggu!) Silakan masuk... Kau sudah bawa bukti pembunuhannya?
Guan Yu : Ini buktinya,Yang Mulia.(menyerahkan seonggok jantung yang dianggap jantung Liu Shan) Mana bayarannya?
Sima Yi : Eits... Tunggu dulu. Aku harus memastikan yang kau katakan benar adanya. Cermin Ajaib, siapakah yang akan merajai negeri ini?
Zhou Yu : Pangeran Liu Shan, Yang Mulia...
Sima Yi : Apa? Tunjukkan lokasinya jika yang kau katakan benar adanya...
Zhou Yu : Kini ia tingal bersama tujuh kurcaci di tengah hutan, Yang Mulia...
Sima Yi : Tidak mungkin! Kau gagal menjalankan misimu, Guan Yu!
Guan Yu : Tapi, dia keponakanku sendiri. Aku tak mungkin membunuh anak yang sudah seperti anakku sendiri... ( berbalik, berjalan meninggalkan kamar Sima Yi )
Sima Yi : Imbicile! Right now, you are mine!( Mengambil kipas bulu ungunya, lalu mengacungkannya menghadap Guan Yu )
Zhuge Liang : Karena kebohongan yang terbongkar oleh Sima Yi, Guan Yu terkena Musou Attack seperti yang bisa kalian lihat di Dynasty Warriors 7. Setelah kejadian itu, Sima Yi yang sangat menginginkan kekuasaan kerajaan Shu terus mencari akal agar dapat membunuh Pangeran Salju tanpa sepengetahuan Ratu Shang Xiang dan para kurcaci yang telah mengetahui pikiran liciknya. Sementara itu, karena terlalu sering mengkhawatirkan keadaan anaknya, Ratu Shang Xiang meninggal setahun berikutnya. Meski kesempatan Sima Yi untuk menguasai Shu semakin terbuka, satu orang masih menghalanginya. Dan ia mulai memikirkan akal jenius untuk membunuh Pangeran Salju, dua tahun setelah meninggalnya Ratu Shang Xiang...
Sima Yi : Cermin Ajaib, beri aku kabar tentang anak ingusan itu!
Zhou Yu : Para kurcaci sedang pergi menambang emas di toilet kerajaan Wei dan Wu. Pangeran Liu Shan sedang membereskan rumah, Yang Mulia...
Sima Yi : Tunggu dulu, tidak ada siapapun di rumah kurcaci?
Zhou Yu : Hanya Pangeran Liu Shan, Yang Mulia...
Sima Yi : Bagus. Aku akan mendatanginya sendiri. Aku akan meracuninya dengan buah raksasaku...
Zhuge Liang : Sima Yi menemukan akal untuk membunuh Pangeran Salju. Sementara itu, di rumah kurcaci..
Liu Shan : Wah, kotor sekali... Susah juga jika memiliki para kurcaci miskin seperti mereka. Yang penting, aku sudah membalas budi baik mereka...
Guo Huai : Uhuk, uhuk... Seseorang, tolong aku!
Liu Shan : Siapa disana?
Guo Huai : Aku adalah seorang pengembara dari Wei. Ini perjalanan terjauhku menuju Wu. Usiaku sudah terlalu tua untuk melanjutkan perjalanan ini... Uhuk, uhuk...
Liu Shan : Jangan mati dulu, saya ambilkan air untuk anda... ( berlari ke sumur, lalu menyiramkan seember air ke wajah Guo Huai )
Guo Huai : Hah, itu aneh. Tapi sedikit membantu. Terima kasih, Nak. Uhuk, uhuk...
Liu Shan : Sebaiknya anda istirahat dulu, Tuan. Kondisi tubuh anda sedang tidak sehat!
Guo huai : Tidak apa-apa, Nak. Aku hanya membutuhkan beberapa langkah lagi untuk berjalan. Sebagai tanda terima kasihku, aku punya makanan untukmu...
Liu Shan : Tidak perlu, Tuan. Anda kembali sehat saja sudah cukup bagi saya. Lagipula, simpanlah untuk perbekalan anda di perjalanan.
Guo Huai : Gula darahku sedang tinggi, sebaiknya kau terima saja. Ini adalah buah durian raksasa yang memiliki kesaktian sangat hebat. Tapi, buah ini hanya dapat mengabulkan satu permintaan untuk satu orang saja, dan kau harus menghabiskannya. Ini perintah terakhirku, Nak!(menyerahkan buntalan besar berisi buah durian raksasa)
Liu Shan : Baiklah jika itu maumu. Aku akan berjanji akan menghabiskannya...
Guo Huai : Terima kasih, Nak. Aku harus pergi sekarang, uhuk-uhuk... gejes, gejes, gejes...(meninggalkan Liu Shan, lalu menghilang di balik pepohonan)
Liu Shan : Baiklah, selamat menikmati perjalanan anda! Aku jadi penasaran dengan isi buah ini, yang benar saja jika ada buah sebesar ini... (mengambil pedangnya, lalu memotong durian itu menjadi beberapa bagian. Lalu ngiler sesaat kemudian)
Zhuge Liang : Tak disangka, buah durian itu berisi milyaran buah durian berukuran kecil. Awalnya, Pangeran Salju ingin membagikannya kepada tujuh kurcaci ketika pulang nanti. Namun, mendengar pesan pengembara tua yang dia tolong itu membuat dirinya harus menghabiskan buah itu sendirian. Hingga akhirnya, tujuh kurcaci kembali dari peraduannya menambang emas.
D' Kurcacis : Lalalalala, sing a happy song... Lalalalala, happy all day long...
Sima Shi : Guys, sepertinya aku memiliki firasat buruk...
Sima Zhao : Apakah itu soal Pangeran Salju?
Sima Shi : Entahlah, Zishang... Mungkin ini hanya perasaanku saja...
Zhuge Liang : Sambil menunggu tujuh kurcaci pulang, kita lihat lagi keadaan Pangeran Salju...
Liu Shan : Ah... Tak kusangka ada banyak sekali. Tinggal durian terakhir, aku harus memakannya sekarang. Aku ingin... bisa mewujudkan impian ayahku dan segera menikah...
Zhuge Liang : Pangeran Salju memakan potongan durian yang terakhir, dan berakhir dengan tidur di tikar dengan indahnya karena kekenyangan.
Guo Huai : Hehehe... Padahal durian terakhir adalah yang kuberi racun terbanyak. Dia akan tertidur dengan pulas hingga satu abad berikutnya. MWAHAHAHAHAHA... uhuk-uhuk... Ah, aku lupa jika aku masih menyamar. Sebaiknya aku segera pergi dari sini...
Zhuge Liang : Sungguh memilukan, ternyata pengembara tua itu adalah sosok jelmaan Sima Yi agar dapat meracuni Pangeran Salju tanpa meninggalkan jejak...
Sima Yi : Bisakah kau menghentikan olokan itu padaku! Bisakah kau memberi sesuatu yang baik untukku seperti bagaimana aku bisa menguasai kerajaan?
Zhuge Liang : Maaf, tapi aku tidak menyukai sikapmu!
Sima Yi : Dalang bodoh! Seharusnya aku saja yang berada di posisimu!
Zhuge Liang : Jika kau menjadi dalang, aku yakin genre-nya berubah menjadi horror, dan tentu saja tidak sehat dibaca anak-anak...
Sima Yi : Persetan dengan anak-anak! Jangan kira kau menang hompimpah sebagai dalang membuatmu berkuasa!
Zhuge Liang : Berkuasa? Apa maksudmu berkuasa? Tentu saja sebagai Dalang, aku harus mengatur jalannya cerita ini.
Sima Yi : Dasar kumis lele!
Yue Ying : Kongming, kau baru saja berkelahi dengan wayangmu sendiri?
Zhuge Liang : Lupakan saja dia, Sayang. Lagipula,cerita ini bukan aku yang membuat... Jadi, kita sampai dimana? Oh, tujuh kurcaci sudah pulang ke rumahnya. Dan mereka sangat kaget melihat Pangeran Salju tertidur seperti tikus got yang berada di antara hidup dan mati.
Sima Zhao : Tidak! Pangeran Salju...
Zhang He : Metong...
Sun Quan : Diracuni...
Guan Ping : Sima Yi... SIAPA YANG BERANI PERLAKUKAN DIA SEPERTI INI? AKU AKAN MEMBUNUHNYA!
Guan Suo : Jangan marah dulu! Lihat! Tangannya masih sempat bergerak... Aku akan periksa dia lebih dulu... ( Mengambil jarum dan mesin pengecek gula darah, lalu memeriksa kondisi Liu Shan )
Sima Shi : Bagaimana keadaannya? Bayinya selamat? Laki-laki atau perempuan?
PLAK!
Guan Suo : Ini bukan ibu hamil! Tapi, dari kondisinya, gula darahnya sangat tinggi. Ia meninggal karena diabetes...
Sun Ce : Jadi, dia sudah mati?
Sima Shi : TIDAAAAAAK!(nangis gaje sambil memegangi tubuh Liu Shan yang terbaring lemah tanpa nyawa)
Guan Suo : Tapi tenang, Kakak-kakak! Ini salah satu racun dari Sima Yi, dan aku tahu cara mengatasinya...
Sima Shi : Bagaimana?
Guan Suo : Caranya, hanya dengan ciuman seorang perempuan yang mampu menjaganya ketika ia sudah menjadi raja... Perempuan itu harus seorang ksatria!
Sima Zhao : Apa boleh buat, kita hanya bisa melakukan sayembara. Yang bisa membangunkan Pangeran Salju akan menjadi istrinya.
Zhuge Liang : Sejak saat itu, para kurcaci mengadakan sayembara untuk mencari tahu siapa yang beruntung untuk membangunkan Paneran Salju. Namun sayangnya, bertahun-tahun telah berlalu, para ksatria mengikuti saran para kurcaci. Namun, malah berakhir dengan ikut tertidur. Hingga akhirnya, suatu hari, ada seorang perempuan cantik dengan baju zirah dilengkapi persenjataannya. Diketahui namanya sebagai Xing Cai, ksatria dari negeri seberang.
Xing Cai : Kudengar, ada sayembara untuk membangunkan pangeran yang sudah tertidur bertahun-tahun lamanya...
Sima Shi : Benar, tolong bangunkan dia dengan ciumanmu...
Guan Suo : Tapi, kau tidak boleh mencium mulutnya. Sudah ribuan perempuan kesini dengan percobaan itu, tapi berakhir dengan ikut mati disini.
Xing Cai : Sudah mencoba jempol kakinya? Mungkin kau ingin membukanya untukku.
Guan Suo : Tidak perlu, sepatunya hilang sebelah. Kau cium saja yang tak ada sepatunya. Tapi ingat...
Xing Cai : (mendekati kaki Liu Shan, namun pingsan pada akhirnya)
Guan Suo : Kakinya tak pernah dicuci 5 tahun terakhir ini...
Sima Zhao : Kalau dia pingsan, bagaimana kita membangunkan Pangeran?
Guan Suo : Terpaksa, dengan rencana B
Semua : (melirik Sima Zhao)
Sima Zhao : Apa? Kenapa kalian melirik aku? Jangan bilang kalian mau aku beri napas buatan...
Guan Suo : Sayangnya, itu rencana kita...
Sima Zhao : Aku sudah punya istri! Kalian kira aku laki-laki macam apa?
Sun Ce : Kau mau melihat kakakmu menangis seumur hidupnya?
Sima Zhao : Baiklah, akan kulakukan! ( bersemangat tanda otak mesumnya bekerja, kemudian membuka mulut Xing Cai dan melakukan napas buatan)
Wang Yuanji : SUAMIKU! APA YANG KAU LAKUKAN?
Sun Quan : ups, sepertinya kita kepergok. Kita lari saja... (berlari kencang meninggalkan Sima Zhao)
Sima Zhao : Hei, dimana kesetiakawanan kalian? Istriku, aku bisa jelaskan semuanya. Ini demi keselamatan pangeran...
Wang Yuanji : Aku tak peduli! Kau berselingkuh! Ayo pulang! (merenggut telinga Sima Zhao)
Zhuge Liang : Dan akhirnya, Pangeran Salju tidak dapat dibangunkan berhubung napas buatannya tidak jadi akibat dikira selingkuh...
Disini gunung, disana gunung
Di tengah-tengahnya, bunga melati
Wayangnya bingung dalangnya bingung, pembacanya lebih bingung,
Kok endingnya mati?
.
Tidak perlu berdebat, yang penting semua tertawa. Sampai jumpa lagi di kisah-kisah berikutnya!
Nagi : Wah, lama sekali kita menghilang Saudara-saudara...
Scarlet : Maaf, karena kita sempat kehilangan akal dan banyak PR menunggu...
Nagi : Tapi, ga lupa masukin ripiu kan?
Scarlet : maaf juga jika memang ada banyak kesalahan dalam isi fic ini...
Nagi : FYI buat kalian...
Warbook : semacam Facebook, tapi dirancang khusus untuk para officer jika ingin update status di medan perang.
