Angin bertiup pelan seolah menyambut kedatangan pria tua ke tempat asalnya, Ryƫseigai. Kuroro Lucifer yang tua menatap langit cerah yang berawan arak-berarak. Keriput di wajahnya tak dapat menutupi senyumannya yang lembut.

"Sudah lama sekali," gumam Kuroro. Dia teringat akan masa lalunya sendiri saat dia belum setua ini.

: : Awan : :

oleh Manusia

H x H milik Togashi Yoshihiro.

Lirik lagu "Awan" bukan milik saya dan merupakan lagu anak-anak. :D

K+

[warning: SONGFIC (yang bold italic itu lirik lagu), masa lalu Kuroro versi author Manusia]

.

.

OwO

.

.

Menjelang siang, seorang anak kecil berbaring di puncak gunung sampah. Kedua mata hitamnya memandang ke langit biru berawan. Tak ada sinar menyilaukan yang membuat anak itu enggan melihat langit.

Tampaknya Kuroro Lucifer menikmati kesendiriannya menikmati carnival awan. Tidak ada teman-teman, maupun orang dewasa yang mengusiknya. Mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing: bermain, tidur, BAB, BAK, dan lain-lain.

Kulihat awan seputih kapas

Arak berarak dilangit luas

Kuroro Lucifer menghirup dalam-dalam udara yang bercampur bau busuk sekitarnya. Kedua matanya terpejam menikmati udara yang melaju cepat. Tangan kiri dia angkat ke langit.

Kedua mata hitamnya terbuka lagi. Sekali lagi langit menghadiahkan awan arak-berarak yang menutupi sinar mentari kepada kedua mata hitamnya. Senyum bahagia terpancar dari bibirnya.

"Awan putih."

Andai kudapat ke sana terbang

Akan kuraih kubawa pulang

Kuroro kecil tampak penasaran sekali dengan awan-awan. Dari lubuk hatinya, dia ingin menangkap awan-awan itu. Dia juga berharap awan-awan itu jatuh tepat di hadapannya agar dia merasa tak sekedar mimpi untuk memeluk awan.

"Bagaimana rasanya memegang awan?"

OwO

"Bagaimana rasanya memegang awan? Hmm..."

Kuroro teringat pada pertanyaannya sendiri dan kini dia tahu cara mencari tahu jawabannya, yaitu, "... dengan nen, kau bisa melompat setinggi mungkin." Asal tidak hujan aja. Ah, tak perlu jauh-jauh. Bila beruntung, kabut pun jadi karena kabut mirip awan.

: tamat :