^-^ Selamat siang semua. Apa kabarnya? Semoga baik-baik dan sehat-sehat saja. Lega rasanya yang ujian sudah selesai dan tinggal nunggu hasil ujiannya. Semoga 100% Lulus dengan nilai yang memuaskan. Ini dia cerita yang lebih panjang dari fict yang sebelumnya saya buat, 'Cinta Dalam Satu Detik' yang katanya sangat singkat, padat, dan mengecewakan. Ok! langsung saja.


Look at Me, Please!

Author : Yanagi X. Hinagiku

Genre : Romance

Rating : K

A/N : Sekuel dari 'Cinta Dalam Satu DETIK', maaf jika ada kata-kata yang salah.


Pagi yang cerah di Hueco Mundo Entertaiment. Agency terkenal karena sudah mencetak artis-artis berbakat, seperti aktor legendaris Kyouraku Shunsui, penyanyi terkenal Hisagi Shuuhei, duo terbaik Loly dan Menoly, aktor yang sekarang menjadi idaman remaja bahkan ibu-ibu PKK, Byakuya Kuchiki, dan lain sebagainya. Gedung 30 lantai ini terdiri dari dorm (asrama), ruang training, sekaligus studio juga kantor manajemen.

Hari ini adalah casting salah satu film yang menjadi proyek HM Ent. digelar di salah satu ruang shooting di lantai 26.

"Aku takkan melepasmu. Aku tak peduli siapapun yang kau sukai. Aku selalu melihatmu. Senyumanmu yang selalu memberiku kekuatan. Tapi kau menyukai seseorang yang hanya memberimu kesedihan dan kesakitan," Ucap pria berkepang sambil memeluk gadis berambut senja dari belakang. Gadis berambut orange itu membulatkan permata kelabu yang menghias bola matanya. Pria berkepang itu membalikkan tubuh sang gadis kemudian mengangkat dagunya. "Lihat aku... Karena aku... Mencintaimu," Lanjut sang pria sambil menatap lurus ke mata sang gadis.

"Cut! Cut! Cut!" Ucap seorang laki-laki paruh baya memakai topi belang aneh sambil mengacungkan kipasnya. Dia adalah sutradara terkenal, Kosuke Urahara. Urahara mendekat ke dua artisnya yang masih saling berhadapan namun perhatian mereka masih beralih ke arahnya.

"Ggio-kun, seharusnya kau bisa lebih menghayati peranmu lagi," Ucap Urahara sambil menepuk pundak pemuda bernama Ggio itu.

Ggio Vega, pemuda 17 tahun. Artis pendatang baru yang berbakat dan menawan. Yah, itulah yang dituturkan para Lyra (fans Ggio).

"Maaf, Urahara-san, akan saya ulangi lagi," Ucap Ggio dengan sopan. Urahara mengangguk mentoleransi tindakan Ggio yang salah tadi kemudian kembali ke singgasananya.

"Kamera, roll action!"


Seperti yang Ggio katakan tadi, ia mengulang scene ketika ia mengungkap perasaannya. Namun tak seperti harapannya, Urahara menghentikan actingnya dengan kata 'Cut!' . Lagi-lagi bibirnya kelu dan tidak bisa mengucapkan 'Aku mencintaimu' dengan benar.

"Wah... Wah... Ggio-kun sepertinya kau harus menjalani terapi untuk menyatakan perasaanmu pada perempuan. Kuberi kau waktu tiga hari," Ucap Urahara dengan bijak sambil menepuk pundak Ggio. Ggio hanya mampun menelan ludah menatap sutradaranya yang tersenyum mematikan kearahnya seakan berkata 'kalau kau tidak bisa menguasainya dalam tiga hari. Maka peranmu dalam filmku akan melayang-. Urahara melenggang meninggalkan aura kegelapan sebagai background-nya. Ggio mengeluarkan keringat dingin mendengar petuah sang sutradara.

"Mengerikan," Hanya kata itu yang mampu terlontar dari mulut Ggio.

"Sudahlah Ggio-kun, tidak perlu difikirkan. Kau hanya butuh latihan lagi," Ucap gadis rambut orange panjang di sampingnya.

"Hn, iya orihime nee-san. Maaf membuat waktumu terbuang percuma," Kata Ggio pada perempuan yang umurnya dua tahun lebih tua darinya.

Orihime Inoue, salah satu artis berbakat dalam naungan HM Entertaiment. Ia merupakan penyanyi dan bintang film.

"Jangan begitu, ayo semangat!" Ucap Orihime sambil tersenyum, kemudian Ggio juga ikut tersenyum. "Hari ini aku ada jadwal pemotretan cover album terbaruku, aku permisi dulu," Orihime membungkuk dan masuk ke ruang ganti perempuan untuk bersiap-siap.

Ggio mengangguk kemudian berjalan ke salah satu ruangan untuk mengambil air mineral kemasan botol. Diteguknya air itu sampai habis dalam satu tegukan. Haus merajai tenggorokannya setelah ia mengulang kembali adegan yang sama dengan kata-kata yang sama. Setelah puas merenungi dirinya ia segera mengganti bajunya kemudian berlalu meninggalkan kru-kru lain yang masih membersihkan studio.

Laki-laki beriris emas melangkahkan kakinya di sepanjang koridor kantor agency lantai 26. Sambil mengalungkan earphone di lehernya, ia sesekali membaca skenarionya dan menggumamkan kata 'aku mencintaimu' secara berulang-ulang. Sikapnya tak luput dari orang-orang lain yang berlalulalang dengan segala aktifitasnya. Tapi ia tidak peduli. Yang ia pedulikan adalah berhasil dan selamat sampai tujuannya menghadap manajernya.


Ggio Vega. Seorang pemuda berusia 17 tahun tengah berdiri di dalam sebuah ruangan berbentuk balok yang bisa mengantar manusia di dalamnya naik atau dari lantai ke lantai tanpa membuat manusia di dalamnya merasa capek, ya sebut saja ruangan itu 'lift'. Pemuda itu berkali-kali menggumamkan kata yang sama sesekali membaca beberapa lembar kertas yang ia bawa di tangan kirinya sambil menunggu pintu lift terbuka sehingga membawanya ke lantai yang ia kehendaki.

Ting...

Layar digital di atas tombol lift menunjukkan angka tiga. Pintu lift terbuka dan Ggio bersiap untuk keluar dari dalam lift. Langkahnya terhenti beberapa langkah setelah keluar dari lift. Matanya berbinar ketika melihat sosok perempuan beriris kelabu di depannya. Badannya terpaku seakan tersihir oleh paras menawan seorang gadis berkepang dua tersebut.

"Aishiteru," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari sang gadis. Sang gadis hanya memiringlan kepalanya dan memandang heran pria di depannya.

"Aneh," gumam sang gadis sambil berlalu ke dalam lift dan menekan sebuah tombol untuk menutup pintu lift.

Ggio masih tercengang di tempat terpaku dengan apa yang ia lihat tadi. Lagi-lagi ia mendapat perhatian dari orang yang berlalulalang di sepanjang koridor lantai tiga. Tanpa ia sadari seorang pria berjalan mendekat ke arahnya.

"Hoi, Ggio!" Sapa pria itu sambil mengalungkan lengannya ke leher Ggio. Seketika Ggio tersadar dari lamunannya dan mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

"Ada apa, Tesla?" Tanya Ggio ogah-ogahan sambil melepaskan dirinya dari rangkulan pria yang bernama Tesla itu. Tesla, model sekaligus penyanyi terkenal yang dimiliki HM Ent. Mereka adalah sepasang kawan dan lawan (saingan) di sekolah maupun di tempat kerja mereka.

"Kebetulan aku mau ke ruangan manajer untuk mengambil jadwal bulan ini, ku rasa kau juga,?" Jawab Tesla seraya memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celananya. Perhatiannya teralih pada skrip-skrip scenario yang tengah di genggam Ggio sampai kucel.

"Kalau mau bareng, ayo!" Ucap Ggio tampak lesu, kakinya sudah melangkah disusul dengan langakah Tesla.

"Kau punya masalah?" Tanya Tesla tetapi Ggio diam saja.


Ting…

Pintu lift terbuka. Soifon, begitu teman-temannya memanggil dirinya. Ia keluar dari lift dan berjalan di koridor lantai 25 dorm HM Ent. Ia melangkahkan kaki mungilnya menuju sebuah ruangan. Jemarinya menyentuh knop pinti dan membukanya sehingga pintu terbuka.

"Selamat datang, Soi-chan," Sapa Hinamori sambil membawa peralatan make up di kanan dan kiri tangannya. Suasana tempat itu sangat padat dan sesak. Soifon meletakkan tas ransel di sebuah meja rias kemudian ia duduk di bangku di depan meja rias itu.

"Bukannya acara masih lima jam lagi?" Tanya Soifon pada Hinamori sambil melihat jam tangan digitalnya yang menunjukkan pukul 2.37 sementara tangannya yang lain meraih sebuah botol air mineral yang letaknya tidak jauh darinya.

"Koordinator acara sudah menyuruh mereka untuk berias sementara yang lain menjalani gelada resik di studio lantai atas," jawab Hinamori sambil memoleskan blush-on ke wajah sorang gadis yang tengah ia rias saat ini.

"Padahal aku masih harus menyelesaikan tugas dari sekolah, tapi si tua bangka itu malahmengyuruhku untuk dating kesini," ucap Soifon sambil menghela nafas, kemudian ia membuka tsa ranselnya kemudian mengeluarkan perkakas yang ada di dalamnya.

"Selanjutnya," ujar Soifon.


T.B.C

Akhirnya… ^0^/ akhirnya saya membuat sekuel-nya lhooo… sempat bingung juga mau dibuat kaya gimana, akhirnya saya putuskan Ggio adalah seorang artis.

=..=a Soal fans-nya Ggio saya tiak tahu namanya apa, yang ada di cerita itu hanya fiksi belaka alias cuma ngarang.

^^v Ayo-ayo ysiapa yang tahu prifesi Soifon di sini? Dan siapa Si Tua Bangka yang di maksud Soifon? Yang bias jawab ntar dapat apa juga enaknya?

OK, silahkan review yahh… hitung-hitung beramal karena sudah mengomentari caerita karangan saya yang gaje ini. Makasih sebelumnya dan sesudahnya buat yang berkenan baca dan review.