Chapter 1
Little Secret
Fuuma Corp.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : SasuHina
Rated : T
Sasuke's POV
"Ayolah, Sasuke-kun" Kata cewek berambut indigo itu sambil merengek kearahku. Aku hanya mengerling kearahnya dengan kerlingan malas sambil tetap berkonsentrasi pada jalanan yang lumayan ramai di depanku.
Namaku Sasuke, Uchiha Sasuke. Seorang agen rahasia dari sebuah organisasi yang di bentuk untuk mengumpulkan informasi dari seluruh dunia dan mencegah terjadinya perang. Tetapi, karena nampaknya keadaan dunia sangat damai sekali (paling tidak untuk saat ini) organisasi kami dalam status nonaktif.
Jadi, sekarang aku, bersama pacarku, Hinata menjadi detektif swasta. Aku masih kelas 12 dan begitu pula dengan Hinata. Saat ini, aku akan menuntaskan pencarian orang paling berbahaya bagi organisasi saat ini. Aku belum tahu namanya tetapi kami biasa menyebutnya dengan Firmware AMI.
Sejak benang merah antara kami dan Firmware AMI, yaitu Natsue telah mati terbunuh, aku harus mencari petunjuk tentang orang tersebut dari awal lagi. Bersama dengan saudaraku, Bootloader (entah kenapa dia belum muncul juga sampai saat ini) aku mencari Firmware AMI dengan menuntaskan kasus-kasus sederhana bersama pacarku yang juga anggota organisasi.
"Tidak usah. Untuk mencapai ilmu tertinggi dalam analisis menebusnya dengan seumur hidup pun tidak akan bisa. Kau harus belajar dari pengalaman jika kau mau belajar analisis secara cepat" Kataku pada Hinata. Kami berdua baru saja kencan (yah...! kencan) ketika kami menemukan sebuah kasus pembunuhan di tengah jalan, dan aku baru saja memecahkan kasus tersebut.
Hinata memang mempunyai sedikit kepandaian dalam ilmu analisis, meskipun refleks otaknya dalam memikirkan sesuatu terlalu lambat sehingga dia membujukku untuk mengajarkannya gimana menganalisis dengan cepat. Tapi, yah...! Itu juga berasal dari pengalaman.
"Aku bukan kamu tahu, seseorang yang bekerja sebagai detektif swasta dan bisa berlatih hampir terus menerus dengan kasus. Aku punya kehidupan lain" Keluhnya.
"Tugasmu bukan untuk memecahkan kasus atau apa. Kau ingat codename milikmu : Cleaner. Tugasmu adalah membersihkan organisasi dari hal yang tidak diperlukan saat ini, kau bisa menggunakan diplomatikmu untuk menghilangkan kecurigaan pada organisasi..."
"Dan bla... bla... bla..." Katanya langsung menyela pembicaraanku. Aku hanya memutar bola mataku melihatnya ngomong hal itu sambil berwajah mengejekku. Dia selalu mengeluh tentang tugasnya yang tidak sebagus aku. Terang saja, pangkatku adalah MBR, pangkat tertinggi kedua setelah BIOS (yang juga belum kuketahui siapa dia sebenernya) dan jauh lebih tinggi darinya.
"Ne, Sasuke-kun. Apakah hubungan dalam organisasi itu dilarang?" Katanya dengan nada khawatir. Dia juga selalu mengkhawatirkan hal yang tidak jelas semacam itu. Satu sekolah kami sekarang tahu bahwa kami berdua pacaran dan nampaknya dia jadi khawatir setelah melihat film tentang agen yang tidak boleh ada perasaan saat bertugas.
"Tidak, tapi nampaknya bahkan jika itu dilarang, aku masih akan tetap menjadi pacarmu karena kamu gak bakalan aku kasih tahu tentang organisasi ini" Kataku dengan nada datar. Aku secara tidak sengaja menemukan kebiasaannya dalam menonton video hentai dan dia menjadikanku pacar untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Tetapi, aku malah jatuh cinta sama cewek imut berambut indigo ini dan nampaknya usahaku untuk merubah kebiasaannya menjadi sia-sia karena dia tetap mencandui hal itu.
"Heh...! Gimana kau bisa tidak memberitahukan hal itu padaku padahal waktu itu aku sudah melihat mayat itu?" Kata Hinata dengan nada mengejek.
"Brainwash" Jawabku enteng saja. Hinata nampak terkejut begitu mendengar ucapanku tadi dan langsung memukul bahuku berkali-kali.
"Kamu jahat. Masa harus brainwash sih?" Kata Hinata sambil memukul bahuku.
"Dengar...! Itu hanya pilihan terakhir, kau tahu. Jika memang organisasi tidak mengizinkan hal itu, aku akan brainwash kamu untuk selalu tetap bersamamu" Kataku sambil memegang tangan Hinata agar tidak memukulku terus menerus. Kulihat wajah Hinata nampak bersemu merah mendengar ucapanku barusan. Aku memang tidak pandai merayu sih, itu semua kukatakan dengan ekspresi datar dan nada bicara enteng, tapi nampaknya Hinata sudah terbiasa dengan ekspresi datar milikku ini. Ekspresi akan mudah dibaca oleh musuh, sehingga aku sudah belajar untuk menghilangkan ekspresiku sebelum aku menjadi MBR.
"Eh...! Gimana dengan saudaramu itu, Bootloader?" Tanya Hinata. Aku hanya angkat bahu tidak tahu.
"Aku bahkan tidak tahu dimana dia berada sekarang. Dia telah menghubungiku beberapa bulan yang lalu dan nampaknya setelah Natsue meninggal dia akan mencari sendiri benang merah antara dirinya dan Firmware AMI" Kataku. Orang itu, dia mengajakku untuk berlomba siapa yang menemukan Firmware AMI terlebih dahulu. Sejak dulu dia memang gitu, selalu bersaing denganku meskipun aku selalu yang menang. Terbukti sekarang pangkatku lebih tinggi darinya.
"Entahlah, mungkin dia akan muncul ketika mendapat petunjuk" Kataku. Apakah mungkin bootloader sedang terlibat dalam suatu penyelidikan tentang Firmware AMI juga. Aku tahu kalo dia tidak sehebat aku dalam melakukan ilmu analisis, tetapi jika dia menemukan suatu petunjuk yang penting sebelum aku menemukannya? Itu pasti akan merangsang rasa ingin tahunya.
"Kuharap dia tidak akan menyelesaikan urusan ini sendirian. Firmware AMI benar-benar orang yang mengerikan" Kataku. Aku hanya pernah melihatnya sekilas, dia orang yang sangat pandai dalam melakukan analisis. Dia bahkan mempunyai keahlian menembak yang jauh diatas rata-rata. Selain itu, dia juga yang pernah mencapai tingkat BIOS (tingkatan tertinggi dari agen pada organisasi) beberapa waktu yang lalu.
"Yah...! Kalian harus bekerja sama untuk menuntaskan orang itu"
-0-
"Hei...! Kau tahu gak sekarang jadwalnya apa?" Kata cewek berambut pink begitu aku memasuki kelas bersama dengan Hinata. Aku baru saja naik ke kelas 12, dan baru masuk beberapa hari yang lalu. Tapi nampaknya para sensei tidak mau memberi kita waktu libur yang banyak sehingga jadwal belajar kami sangat padat.
"Entahlah, mungkin ada presentasi" Kataku dengan nada enteng. Hinata nampak terkejut dengan ucapanku barusan.
"Ngawur ah...!" Katanya sambil meletakkan tas dibangkunya sendiri. Aku hanya angkat bahu dan meletakkan tasku disamping Hinata. Hinata tampak mengubek-ubek tasnya sambil memeriksa apakah ada yang tertinggal.
"Etto...! Bahasa Indonesia, Kimia dan Fisika" Kata Hinata. Cuman tiga? Iya sih, cuman tiga mata pelajaran. Tetapi setiap mata pelajaran waktunya hampir tiga jam. Dan itu bikin muntah.
"Waaa...! Kimia kan ada PR presentasi. Gimana dong?" Kata Sakura yang langsung panik ketika mendengar jadwal dari Hinata tersebut. Aku pun melirik jam dinding yang lagi nangkring di depan kelas sambil duduk di tempatku. Pukul 07.15, mungkin memang benar akan ada presentasi.
"Kimia jam pertama kan?" Kataku yang hanya dijawab dengan anggukan pelan oleh Hinata.
"Tenang saja, mungkin tiga jam pertama ini akan ada presentasi. Dan tampaknya, presentasinya akan seru sekali saat ini" Kataku sambil menyeringai sinis ketika aku melirik ke luar jendela. Yah...! Disana terparkir sebuah BMW yang sepertinya biasa saja. Tetapi, nampaknya itu edisi khusus.
"Kenapa kau bisa tahu, Sasuke-kun?" Kata Hinata dengan rasa penasaran. Yah...! Tidak seperti Sakura, Hinata sudah lama bersama denganku (hampir minggu kami kencan dan 90% kesempatan bertemu kasus) sehingga meskipun aku mengatakan hal aneh, Hinata nampaknya juga sedikit percaya padaku.
"Yah...! Lihatlah keluar, mobil apa itu?" Kataku sambil menunjuk kearah mobil yang sedang di parkir diluar. Hinata pun hanya memandang kearah luar dengan mata lavender teduh miliknya.
"BMW kan? Kenapa dengan BMW itu?" Kata Sakura dengan nada heran.
"Yah...! BMW adalah mobil luar negeri dari Eropa. Dan seperti mobil Eropa lainnya, kemudi BMW ada di sebelah kiri karena di Eropa kita melajukan mobil di lajur kanan dan lajur kiri untuk mendahului. Tetapi BMW itu sepertinya mempunyai kemudi di sebelah kanan dan nampaknya itu adalah edisi khusus" Kataku. Sakura tampak tak mengerti dengan ucapanku barusan sehingga dia hanya melongo mendengarkan ucapanku. Ya ampun...! Kenapa dia dulu bisa jadi OSIS sih?
"Jadi, menurutmu itu adalah mobil perusahaan. Karena membeli BMW yang edisi khusus itu cukup mahal bagi perorangan. Sehingga kau mengambil kesimpulan bahwa itu adalah mobil perusahaan yang akan menawarkan kerja bagi kita, atau mobil universitas?" Kata Hinata yang nampaknya mulai mengerti tentang analisisku barusan.
"Mungkin mobil perusahaan, selain itu, aku tadi melihat seseorang dengan almamater perusahaan lagi berlatih presentasi di ruang guru. Mungkin dia yang akan presentasi" Kataku sambil menyandarkan punggungku ke kursi.
"Yah...! Ternyata kamu menyembunyikan petunjuk yang satu itu" Kata Hinata sambil sedikit merajuk. Aku hanya memuta bola mataku melihat wajah merajuknya tersebut.
"Yah...! Analisis yang hebat, tapi kenapa dia tidak datang sampai sekarang?" Tanya Sakura sambil menunjuk jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 07.30.
"Mana aku tahu?" Kataku. Dalam hati aku membenarkan ucapan Sakura, kenapa mereka tidak kunjung datang ya? Apakah mungkin terjadi sesuatu pada mereka?
"Aku mau ke kantin sebentar" Kataku sambil berjalan keluar dari kelas. Sekarang kelasku berada cukup jauh dari ruang guru, tetapi lebih dekat ke kantin sehingga untuk urusan perut, lebih nyaman kali ini. Hinata nampak berdiri sambil sedikit pasang muka mengejek kearahku sebelum akhirnya berlari kecil menyusulku.
"Ciee...! Maunya nempel terus nih" Kata Sakura yang hanya dibalas dengan juluran lidah oleh Hinata.
"Kau memang payah bila urusan berbohong, Sasuke-kun" Kata Hinata sambil tersenyum manis tapi masih ada sedikit guratan ejekan dalam ekspresinya. Aku hanya memutar bola mataku sambil terus berjalan dengan tangan yang masih ada di kantongku.
"Yah...! Kau kan hanya menilaiku saat kebohonganku terungkap, kalo tidak terungkap kau tak bakalan tahu kan?" Kataku sambil menyeringai kearah Hinata. Oke...! Aku memang akan ke ruang guru untuk mengecek apakah orang perusahaan itu jadi presentasi di kelas atau akan ada presentasi kimia setelah ini. Aku pun berjalan melewati kelas-kelas yang nampaknya sudah ada gurunya. Pasti itu kelas 11 dan kelas 10, sedangkan yang kelas 12 hampir semuanya kosong.
Bila begini, maka pastinya acara presentasi ini akan diadakan di aula. Nampaknya dengan mobil sekecil itu, tidak mungkin untuk memuat banyak orang yang akan presentasi di setiap kelas sehingga cara paling efektif adalah mengumpulkan setiap siswa kelas 12 untuk di aula.
"Eh...! Katanya ke kantin?" Kata Hinata sambil menarik bajuku begitu aku telah sampai di depan kantin. Aku pun menatapnya dengan tatapan heran, bukannya tadi dia tahu kalo aku bohong soal ke kantin?
"Kau laper?" Tanyaku yang hanya dijawab dengan anggukan pelan oleh Hinata.
"Lain kali kalo mau berangkat sekolah itu sarapan dulu lah. Meskipun aku pernah berkata kalo waktu kondisi lapar, otakmu dapat konsentrasi penuh, itu bukan berarti kau gak usah sarapan sebelum sekolah. Entar kalo kamu pingsan aku juga yang repot" Kataku. Hinata hanya manggut-manggut sambil manyun mendengar ucapanku barusan.
"Ya udah deh, aku mau ke ruang guru. Ntar kamu langsung aja ke aula. Presentasinya nampaknya akan ada disana" Kataku sambil terus berjalan menuju ruang guru. Yah...! Mungkin agak sedikit mengejutkan bila aku ikut campur dengan presentasi menyebalkan ini, tapi ini sedikit aneh, aku baru beberapa bulan ini naik ke kelas 12 dan ini merupakan presentasi perdana. Harusnya ini presentasi dari Universitas atau Perguruan tinggi, tapi kok dari perusahaan? Apakah perusahaan yang satu ini nyasar atau gimana? Seharusnya mereka mendatangi SMK kan? Kenapa kok malah mendatangi SMA?
"Jangan bercanda kau, Arashi" Suara kekesalan itu masuk kedalam telingaku. Aku pun menoleh kearah sumber suara tersebut. Nampaknya dari perpustakaan, kutengok sebentar siapa yang meneriakkan kata tersebut. Seorang cewek dengan jas almamater perusahaan nampaknya sedang mendamprat seorang cowok dengan almamater yang sama yang sedang menghadapi sebuah laptop. Nampaknya mereka yang akan melakukan presentasi. Tapi kenapa malah bertengkar disini? Di perpustakaan lagi. Aku pun berjalan menghampiri mereka.
"Permisi" Kataku dengan sopan. Cewek itu pun menoleh dan sedikit terkejut ketika melihatku sedang berdiri di depan pintu perpustakaan. Wajahnya cukup manis dengan rambut jingga miliknya, meskipun masih ada guratan kemarahan dan kekesalan diwajahnya. Aku bisa melihat perempatan berwarna merah yang nongol didahinya seperti dalam tokoh anime (thanks buat Hinata yang membuatku menjadi suka nonton anime)
"Ada apa?" Semburnya dengan galak. Ampun deh...! Ini orang yang ditugaskan presentasi pada siswa SMA? Yang ada semuanya malah takut lagi.
"Ano...! Kalian berdua mau presentasi tentang perusahaan kan?" Kataku sambil berjalan mendekati kearah cowok berambut coklat yang nampak lesu tersebut. Cewek itu pun kembali tenang sambil duduk disebelah cowok itu.
"Iya, tapi kami sedang ada masalah saat ini" Katanya.
"Masalah? Masalah apa?" Kataku. Cewek itu pun menatapku tajam. Memang sih, aku sedikit kepo dengan cewek ini. Jika kulihat sih, nampaknya si cowok itu sedikit sakit dan cewek itu memaksanya untuk tetap presentasi.
"Untuk apa aku memberitahumu?" Kata cewek berambut jingga itu dengan nada cuek. Aku pun hanya mendesah pelan mendengar ucapannya. Aku pun mengalihkan perhatian pada cowok berambut coklat tersebut yang sedang lesu didepan laptopnya.
"Sorry deh, namaku Sasuke, Uchiha Sasuke. Nampaknya kakak yang ini sedang sakit tuh?" Kataku mencoba untuk memancing perhatian cewek ini. Jika tidak begitu aku pastinya tidak akan dapet informasi dari cewek yang sedikit jutek ini.
"Aku Sasame, Fuuma Sasame. Bukan sakit biasa, dia hilang ingatan" Kata cewek bernama Sasame tersebut. Mataku membulat mendengar ucapan dari Sasame.
"Katakan, siapa nama kakak?" Kataku pada cowok berambut cokalt itu. Cowok itu pun langsung duduk tegak dan pasang wajah tegas, tidak lesu seperti tadi. Nampaknya dia sedikit tertarik denganku.
"Arashi, Fuuma Arashi" Katanya dengan nada serius.
"Apakah kakak merasa pening dan tidak enak badan? Seperti migrain atau sejenisnya?" Kataku dengan nada serius. Aku sudah menduganya, ini serius sekali. Tak kusangka aku akan menemukannya disini. Selain itu, aku bisa menemukan bootloader yang sedang bersembunyi dariku sambil mencari petunjuk tentang 'orang itu'
"Tidak" Jawabnya enteng.
"Masa? Kak Sasame, kamu menemukannya dimana?" Kataku pada cewek berambut jingga tersebut. Cewek itu pun tampak mengingat-ingat dimana dia menemukan cowok berambut coklat itu.
"Waktu kucari dia dikantornya gak ada, tetapi dia malah di mobil. Yah...! Kupikir dia sedang siap-siap presentasi, jadi aku langsung membawa laptopnya dan mengajaknya kesini" Kata Sasame dengan wajah serius. Aku pun menatap wajah cantik itu dalam-dalam, begitu dalamnya sampai-sampai Sasame memundurkan wajahnya.
"Apakah kau tahu tentang isoprenol?" Kataku dengan nada serius. Sasame nampak takut-takut sambil menggelengkan kepalanya. Aku pun kembali ke wajah biasaku sambil sedikit tersenyum.
"Sorry, aku jadi kepikiran soal kimia kemarin tentang isoprenol itu" Kataku sambil nyengir kearah cewek tersebut yang hanya dijawab dengan dengusan pelan oleh Sasame. Aku pun berjalan kearah cowok dengan rambut coklat itu sambil memegang nadi di sikunya.
"Nampaknya dia terkena hipertensi, dan mungkin sedikit penyumbatan di otak. Bila dibiarkan dia mungkin bakalan stroke dan tidak bisa menggerakkan badannya lagi. Jadi ada baiknya dia meredakan otaknya agar tidak stres dan menghambat stroke itu, mungkin kau bisa bawa dia ke UKS. Kalian berdua dari perusahaan apa?" Jelasku. Sasame cuma menganggukan kepalanya sambil sedikti tersenyum manis kearahku.
"Fuuma Corp. Rencananya aku akan presentasi beberapa saat lagi, tapi..." Katanya sambil melirik kearah Arashi. Aku hanya tersenyum menyeringai sambil mengambil hapeku yang nampaknya sedang bergetar disaku celanaku. Kulihat ada SMS dari sebuah nomor yang tidak kukenal, tetapi sangat kuhafal.
From : +xxxxxxxxxx
Aku telah menemukannya
"Baiklah, aku akan membantumu presentasi"
TBC
Bagaimana Sasuke menarik kesimpulan setelah melihat Arashi yang hilang ingatan? Siapakah yang SMS Sasuke barusan? Apakah yang telah ditemukan Sasuke tentang Fuuma Corp. ? Apakah ada hubungannya dengan Firmware AMI dan bootloader?
Yap...! Nampaknya author dapet ide dari sebuah film (game tepatnya) tentang bagaimana kelanjutan dari Little Secret ini. Hinata sama Sasuke yang jadi agen, tapi belum aktif, dan, nampaknya romancenya hanya saya kasih sekilas aja ya?
Tapi, tampaknya roda kasus mulai bergulir di sebuah perusahaan Fuuma Corp. Apakah Sasuke bisa memecahkan kasus ini dan menangkap Firmware AMI? Dan bagaimana dengan keberadaan BIOS?
Happy Read
