Disclaimer: Masashi Kishimoto, Ichi Ishibumi and other

Another Power

Genre: Advanture, Fantasy, Friendship, Family, Romance, Super Power

Warning: Miss typo, AU, GodLike Naru, PlotHole, etc

Pair:...?

.

.

.

.

.

.

.

"Lihat anak kita sayang, bukankah dia tampan seperti dirimu."

"Kau benar, tapi kurasa wajahnya mengikuti ibunya."

"Hora, anak laki-laki tidak seharusnnya cengeng. Kau harus kuat seperti ayahmu."

"Kau suka hadiah yang kami berikan padamu, sayang?"

"Astaga, kenapa kau selalu pulang dengan baju kotor seperti ini?!"

"Ayah tidak akan marah, percayalah. Jadi jelaskan kenapa kau berkelahi, bahkan membuat anak lainnya menangis?"

"...dan pada akhirnya, sang pangeran hidup bahagia dengan tuan putri."

"Dengar nak, ini mungkin akan terdengar mengejutkan, tapi percayalah kami akan selalu menyayangimu bagaimanapun kondisinya."

"Jika kau menjadi pesimis hanya karena ejekan dari orang-orang itu, sebaiknya kau mengambil jalan lain. Namun, jika kau ingin membungkam mulut mereka dan membuktikan bahwa dirimu kuat. Maka berlatihlah, teruslah berlatih hingga mereka semua yang mengakui kekuatamu!"

"Anakku sayang, ingat apa yang akan ibu katakan. Jika saja ibu dan ayah tidak kembali dengan selamat, jangan pernah menuntut dendam ataupun berbuat sesuatu yang tidak seharusnya. Jadilah seorang pria kuat yang dapat menolong orang lain yang sedang dalam masalah. Jangan dengarkan perkataan orang lain hanya karena kau tidak memiliki apa yang kebanyakan orang miliki, berlatihlah, berlatih dan terus berlatih hingga dirimu dapat melindungi apa yang kau sayangi. Ingat, kau juga harus menjadi seorang yang cerdas, orang dengan kekuatan besar namun tidak memiliki intelektual sama saja seperti sebuah mesin yang menunggu untuk dioperasikan."

"Pesan ayah hanya satu anakku, jangan pernah menyerah pada apapun yang telah kau tetapkan."

"Kami berdua menyayangimu, Naruto."

.

.

.

.

.

.

.

"Kau yakin nak? Untuk seorang seumuranmu, bukankah bersekolah di academi ini lebih baik?"

Di sebuah ruangan yang cukup luas, dengan beberapa interior seperti satu set sofa, beberapa rak buku, dan juga meja beserta kursinya yang menghadap langsung ke arah sofa. Terdapat dua orang laki-laki yang duduk berhadapan, satunya terlihat lebih tua dengan rambut hitam dengan poni berwarna kuning juga jenggot di dagunya. Sedangkan orang yang berhadapan dengannya adalah seorang remaja dengan surai pirang jabrik dan manik biru saphire ditambah dengan tiga pasang whisker di setiap pipinya.

"Seperti yang tertulis di sana, Kepala Sekolah. Batas waktu penerimaan murid baru telah selesai, lagi pula saya tidak mempunyai energi sihir sama sekali. Jadi tidak ada alasan untuk menjadi murid di academi ini." Seorang remaja dengan rambut pirang yang sedang berhadapan dengan orang yang barusan dipanggil sedan sebutan kepala sekolah.

"Tapi bukankah kau bisa menjadi seorang ksatria? Apalagi pekerjaan yang tersisa hanya menjadi staf kebersihan, apa kau yakin nak?" Si kepala sekolah nampak bertanya sekali lagi untuk menyakinkan remaja yang ingin melamar pekerjaan di academi ini.

Pada awalnya dia sama sekali tidak peduli pada remaja di depannya ini, namun setelah tahu apa yang diinginkan remaja pirang di depannya ini. Dia sedikit tertarik, bukan tertarik dalam hal percintaan. Ayolah, dia masih normal, lebih baik dirinya mengintip di pemandian air panas. Dirinya tertarik karena remaja yang berhadapan dengannya ini malah mencari pekerjaan, biasanya orang-orang yang datang secara langsung menemui dirinya ingin agar dapat menjadi murid academi yang dia urus ini.

"Saya akan tetap menerimanya kepala sekolah, dan juga saya tidak ingin menjadi seorang siswa di sekolah ini karena kebijakan khusus yang Kepala Sekolah berikan. Aku tidak ingin orang lain salah paham." Si pemuda menjawab dengan suara formal, tidak lupa nada bicara yang digunakan agar tidak menggangu kesopanan.

"Kau yakin? Gaji menjadi seorang staf kebersihan tidak terlalu besar." Si Kepala Sekolah bertanya sekali lagi, bukan bermaksud memaksa, tapi dia berharap remaja di depannya ini agar menjadi siswa disini.

"Seperti yang saya katakan barusan, kepala sekolah." Yah, nampaknya si pemuda juga tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Dia menolak tawaran dari orang yang berada di hadapannya dengan halus.

"Hah, kalau begitu baiklah. Silahkan berikan surat ini pada kepala staf Kebersihan. Bangunannya berada tepat di belakang gedung ini, setelah sampai tanyakan saja pada orang-orang yang berada disana jika kau ingin menemui kepala staf atas nama Kelapa Sekolah. Jika mereka tidak percaya, tuntukkan saja surat itu." Si Kepala Sekolah nampak menulis sesuata pada kertas lalu menyodorkannya pada pemuda di hadapannya.

"Kalau begitu saya mohon pamit undur diri terlebih dahulu kepala sekolah, terimakasih." Setelah menerima surat yang diberikan padanya, si pemuda nampak berdiri dari kursi yang dia duduki lalu berjalan ke arah pintu keluar. Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, si pemuda berambut pirang itu nampak berbalik lalu membungkuk pada kepala sekolah, dan dibalas dengan anggukan kepala.

"Hah, padahal aku berharap dia menjadi siswa di academi ini." Setelah remaja itu keluar, si Kepala Sekolah menyenderkan punggungnya pada kursi yang dia duduki.

Bukan tanpa alasan kenapa dia berharap remaja itu menjadi murid di sekolah ini, dirinya merasakan sesuatu yang berbeda dalam diri pemuda itu. Memang benar apa yang dikatakan si pemuda bahwa dia tidak memiliki energi sini, tapi entah kenapa dirinya merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuh remaja itu.

Apalagi setelah melihat sorot mata remaja berambut pirang itu, seolah-olah dia dapat menyembunyikan apa yang ada di balik sorot matanya. Sang kepala sekolah telah melewati berbagai hal, tapi baru kali ini dirinya melihat hal yang seperti itu.

"Menyembunyikan sorot mata heh... Kau memang menarik anak muda." Si Kepala Sekolah nampak memegang kertas yang berisikan data dari remaja yang barusan berada di ruangannya itu.

Nama: Naruto

Asal: Riverwood Village

Tanggal lahir: 10 Oktober XXXX

Umur: 18 tahun

Keahlian: Sesuatu seperti membersihkan rumah, halaman atau tempat lainnya

"Apa-apaan keahliannya itu..."

Berjalan dengan tenang menyusuri bangunan utama academi ini, ah ngomong-ngomong sekarang dia sedang berada di salah satu academi terbaik di benua ini.

Ataraxia Scale Academi. Sebuah sekolah dengan luas yang luar biasa lega, bahkan mungkin luas sekolah ini hampir menyamai luas kastil kerajaan. Hm jika kalian tanya kenapa, maka jawabannya hanya satu. Karena sekolah ini merupakan satu dari tiga sekolah terbaik yang dimiliki oleh ras manusia.

Ataraxia Scale Academi juga merupakan sekolah yang mencetak lulusan paling berbakat diantara tiga lainnya. Mengapa? Karena hanya di sekolah inilah dimana Mage dan Knight mendapat pelatihan secara seimbang, yah walaupun kau tetap bisa fokus pada salah satunya saja.

Contoh, mungkin jika kau tidak punya energi sihir kau bisa mengambil class knight. Namun bukan berarti kau tidak dapat mengikuti pelajaran yang class Mage lakukan, kau masih bisa mengikutinya. Alasannya sederhana, karena jika seorang knight nanti berhadapan dengan seorang Mage. Maka pengetahuan yang berkaitan dengan class itu akan sangat dibutuhkan.

Yah, walaupun orang-orang yang mengambil kedua class ini tidaklah banyak. Karena bagaimanapun juga kau harus dapat menyeimbangkan kedua aspek yang kau miliki, martial art dan pengendalian energi sihir. Siapa saja yang memutuskan untuk mengambil kedua class ini harus bisa menyeimbangkannya. Oleh karena itu juga, orang-orang yang mengambil kedua class ini sekaligus memiliki wewenang khusus di sekolah

Bukan berarti dua sekolah lainnya yang dimiliki ras manusia tidak bagus. Lulusan dari dua sekolah lainnya juga sama bagusnya, hanya saja mereka mengedepankan satu aspek. Seperti Twin Star Academi yang hanya fokus pada martial art, dan Ancient Folk Academi yang hanya berfokus pada penggunaan sihir saja.

Dan sedikit info, saat ini bumi dibagi menjadi empat benua besar, dan salah satunya adalah benua dimana manusia hidup.

"Hm... Bangunan belakang gedung utama, maksudnya ini?" Tanpa sadar pemuda dengan rambut pirang itu telah sampai di depan bangunan yang dimaksud oleh kepala sekolah tadi. Tanpa membuang waktu, dirinya langsung melangkahkan kaki ke dalam bangunan itu.

Dan setelah berada di dalam, pemuda berambut pirang itu mengobservasi sekitarnya. Interior di ruangan ini cukup sederhana, satu set sofa kayu yang berada di samping kiri pintu masuk, sedangkan di samping kanan terdapat lorong yang menuju ruangan-ruangan di dalam bangunan ini. Beberapa pot tanaman dan juga dinding yang dihiasi oleh beberapa lukisan serta dua buah jendela di samping pintu masuk

Pemuda berambut pirang itu mengalihkan pandangannya kepenjuru ruangan, lalu dirinya menemukan seorang gadis yang tengah membersihkan ruangan ini.

Gadis itu memiliki rambut abu-abu kebiruan yang diikat dengan simpul kecil dengan gaya kuncir kuda dan bando putih yang menghiasi rambut gadis itu. Matanya memiliki warna yang sama dengan rambutnya dan dia juga memiliki kulit yang terlihat halus berwarna peach terang. Memakai blus hijau panjang di bawah lutut dengan sebuah celemek.

"Maaf, permisi. Bolehkah aku meminta tolong sebentar?" Tanpa membuang waktu lebih lama, pemuda berambut pirang itu langsung menghampiri gadis yang dia lihat itu.

"Tentu, apa yang dapat aku bantu?" Si gadis nampak merespon ucapan dari remaja pirang itu.

"Etto, bisakah aku bertemu dengan kepala staf kebersihan? Kepala sekolah menyuruhku untuk menemuinya lalu memberikan surat ini pada beliau." Pemuda itu langsung menjelaskan tujuannya datang kemari dan memperlihatkan surat yang dia bawa pada si gadis.

"Kepala staf? Tunggu disini sebentar. Duduklah dulu di sofa, aku akan memanggilnya." Si gadis langsung berlari ke arah lorong setelah mendengar permintaan dari lawan bicaranya. Sedangkan di pemuda, dia langsung berjalan ke arah sofa lalu duduk sambil melihat-lihat.

Tidak lama setelahnya, gadis berambut abu-abu kebiruan itu datang dengan seorang pria tua dengan rambut dan jenggot berwarna putih, jangan lupakan pandangan mata tajam yang digunakan pria itu, dia asumsikan bahwa pria yang datang bersama gadis itu adalah kepala kebersihan.

Si pemuda langsung berdiri saat pria tua itu datang menghampirinya. Lalu si pria tua itu berjalan ke arah sebuah kursi tunggal di samping kanan pemuda pirang itu berada, sedangkan si gadis tepat berada di hadapan pemuda, mereka hanya dipisahkan oleh meja dengan ukiran kayu yang indah, si pemuda kemudian duduk setelah dipersilahkan oleh pria tua itu.

"Jadi, ada keperluan apa kau bertemu denganku?" Si pria tua itu nampak langsung bertanya pada pemuda pirang yang berada di hadapannya.

"Etto... Tujuanku kemari untuk bekerja, sesuai seperti yang telah dikatakan oleh kepala sekolah. Mungkin lebih jelasnya anda dapat membaca surat yang beliau berikan." Si pemuda juga nampak langsung to the point, dirinya langsung menyerahkan surat yang dia bawa pada orang dihadapannya ini.

"Hm, namamu Naruto? Baiklah, seperti yang kepala sekolah sampaikan, kau dapat bekerja di sini." Setelah membaca surat yang pemuda itu berikan, pria tua itu nampak memastikan nama dari pemuda itu, yah walaupun itu hanya sekedar basa-basi saja.

"Sebelumnya perkenalkan, aku adalah kepala staf kebersihan di sekolah ini, Sebas Tian. Dan gadis yang ada di depanmu bernama Syr Flova." Pria tua lalu memperkenalkan dirinya dan gadis dengan surai abu-abu yang berada di depan pemuda yang dia panggil dengan sebutan Naruto tadi.

"Sebaiknya kau menaruh barang-barang mu terlebih dahulu, setalah itu kita akan melakukan makan malam, mungkin bersamaan dengan perkenalan pada anggota lainnya. Syr-san, bisa kau antarkan pemuda ini ke kamarnya? Letaknya berada di sebelah kamarmu."

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh kepala kebersihan barusan, kedua remaja itu, Naruto dan Syr segara beranjak dari ruangan lalu berjalan ke arah lorong yang menghubungkan ruangan ini dengan ruangan lainnya.

Time Skip

Setelah Naruto menaruh barang-barangnya dibantu oleh gadis berambut abu-abu di sebelahnya ini, mereka berdua langsung menuju ruang makan. Letaknya tepat di ujung lorong bangunan ini, setelah mereka tiba nampak meja sudah di suguhi dengan banyak makanan dan beberapa orang yang duduk di depan meja makan.

Tanpa membuang waktu, mereka dua langsung menuju kursi kosong yang telah disediakan. Keduanya duduk secara bersebelahan sebelum akhirnya suara tepukan tangan dari kepala staf mengalihkan perhatian semua orang disana.

"Seperti yang sebelumnya telah aku katakan, malam ini kita kedatangan anggota staf baru. Naruto-san, silahkan perkenalkan dirimu." Naruto langsung bangkit dari duduknya, dia kemudian memperkenalkan nama lalu membungkukkan bada dan duduk kembali.

Perkenalannya disambut cukup baik oleh orang-orang disana, jika dihitung mungkin berjumlah lima belas orang, dengan dirinya menjadi enam belas, dan sejauh ini hanya Naruto beserta kepala staf saja yang merupakan anggota laki-laki disini. Atau memang hanya mereka berdua saja yang merupakan staf laki-lakinya?

"Kalau begitu Naruto-san, kau dapat berkenalan dengan yang lainnya lain kali. Dan untuk merayakan kedatangan anggota baru, aku membuat perayaan kecil seperti yang kalian lihat. Kalau begitu, silahkan dinikmati."

Setelah kepala staf berucap demikian, semua orang yang ada di sana langsung menyantap makanan yang telah dihidangkan. Suana makan malam ini cukup menyenangkan, dengan Naruto yang sesekali bertingkah konyol atau pun anggota lainnya yang juga ikut bertingkah konyol. Karena itu juga, Naruto sekarang dapat mengatahui nama-nama anggota staf lainnya, dan ternyata memang benar hanya dia dan kepala staf yang merupakan anggota laki-laki.

Di sebuah kamar yang terlihat hanya terdapat sebuah lemari, kasir dan koper di sisinya, seorang pemuda dengan rambut pirang jabrik tengah berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar.

Setelah selesai makan malam tadi, dirinya beserta seluruh anggota staf kebersihan lainnya memutuskan untuk langsung beristirahat. Ya walau bagaimanapun hari juga telah menjelang malam, jadi waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh.

"Ayah, ibu, aku telah berlatih dan belajar. Aku juga sudah menemukan tempat serta orang-orang yang menurutku harus dilindungi, aku tidak ingin terlibat konflik besar. Tujuan awalku untuk membuktikan bahwa aku kuat sudah hilang. Tidak apa-apa kan, ayah?" Naruto nampak bermonolog sendiri sambil menatap langit kamar yang dia tempati saat ini.

"Hehe, ternya memang lebih nyaman seperti ini dari pada harus ikut belajar menjadi penyihir dan ksatria seperti yang lainnya, lalu menjalan quest dan bertarung. Hidup seperti ini ternyata cukup menyenangkan. Jadi ayah, ibu, jika kalian marah padaku yang mengambil jalan ini, mohon maafkan aku. Aku tetap akan berlatih dengan rajin agar kekuatan yang telah aku dapatkan tidaklah sia-sia, tapi aku hanya akan bertarung jika diperlukan. Tidak apa-apakan, ayah, ibu? Lagi pula sekarang aku sadar bahwa aku tidak suka terlalu disorot banyak orang."

Setelah mengatakan itu Naruto langsung menutup matanya dan menyelam ke alam tidur dengan seulas senyum yang nampak pada wajahnya.

TBC

Halo-halo semuanya, perkenalan saya author baru dan ini adalah cerita perdana saya. Jadi mohon maaf jika banyak kekurangan, baik itu dari segi bahasa, plot, atau yang lainnya.

mohon maaf mohon maaf.

Hm... Karena ini masih prolog, kurasa tidak ada yang perlu dibahas...

Tapi jika ada yang ingin ditanyakan, silahkan cantumkan dalam kolom review. Karena pertanyaan dari kalian juga bisa jadi alur buat fic ini loh...

etto... karena aku tidak tahu mau ngomong apa lagi, jadi

See you next time