Fuck The Rules
A mess by Presiousca
.
..
Kindly reminder!
Ini cuma fiksi yah. Dont take it too much. Karakterisasi seluruh cast menyesuaikan plot cerita. Aku gak mencoba mengubah atau merusak imej siapapun di sini. Cause once again, ini cuma fiksi.
Be wise, be nice.
Thankyou.
..
.
"Kau yakin ini aman?"
"Ya. Kau 'kan mahasiswa paling teladan di Myungsei. Tak akan ada yang curiga," Luhan meletakkan seplastik daun kering memabukkan itu ke atas meja.
Berandalan universitas yang katanya mempunyai tarif mahal untuk semalam ini duduk di sofa sambil mengangkat sebelah kakinya. Detik ini dia terlihat seperti remaja tukang merampok, yang manis. Lelaki berparas mungil itu meniup permen karet di mulutnya sampai jadi gelembung.
Luhan tersenyum bergigi setelah gelembungnya pecah. Detik ini, dia terlihat remaja pada umumnya.
Dia seperti bunglon.
"Oke," Baekhyun memegang sisi kepalanya seolah benda itu akan terlepas dari leher. "Tugasku hanya menyerahkan ganja itu kepada si pembeli yang bernama Dildo besok pagi lalu uangnya akan –oh shit!"
Pantas saja lidahnya terasa gatal. Baekhyun baru sadar bahwa pembeli yang nantinya akan melakukan transaksi gelap dengannya itu bernama sesuatu...yang...kau...gunakan untuk...tidak-tidak. Jangan dibayangkan!
"Kenapa nama pembelinya Dildo?"
Luhan mengedipkan sebelah matanya, "nama samaran. Aku yang pilihkan."
Oh benar. Byun Baekhyun kenapa kau harus bertanya? Tentu saja manusia dengan gairah seks yang meluap-luap inilah yang membuatnya. Tidakkah untuk ukuran pertemanan yang sudah berjalan sejak lima tahun itu, Baekhyun masih agak munafik? Luhan adalah Luhan.
Sedang Baekhyun, terkadang dia bukanlah dirinya sendiri.
A thread; Mengapa seorang brengsek seperti Baekhyun bisa menjadi mahasiswa teladan di Myungsei?
Ya. Jawaban bagus. Beasiswa.
Kau pikir berandalan mana di dunia yang diperbolehkan hidup enak dengan sebuah rumah, biaya pendidikan penuh dan kendaraan gratis? Mustahil, Bung. Kau harus melakukannya seperti Byun Baekhyun. Berpura-pura menjadi orang lain yang baik dan penurut sepanjang hidupmu.
Baekhyun pikir dia sudah tak mengenal dirinya sendiri.
Satu-satunya modal yang dia miliki di dalam kepalanya adalah otak yang cerdas, yang dibungkus dengan wajah memesona.
"Kau menjijikkan. Serius," sialnya adalah, Baekhyun mungkin harus menanyai orang-orang yang mendekati ciri-ciri si pembeli dengan bertanya 'hey, apa kau Dildo?' atau 'halo? Aku mencari Dildo.'
Baekhyun harap langit akan runtuh tepat di atas kepalanya besok sebelum dia harus melakukan transaksi bodoh ini.
Luhan bangkit dari sofa untuk melompat ke punggung temannya, "wae? Dildo lumayan menyenangkan. Aku punya satu; besar, panjang dan berurat. Harganya mahal, kau tau."
"Oh Neptunus, dia mulai lagi," desis si mahasiswa teladan sambil mengenyahkan Luhan dari punggungnya.
Meskipun begitu, pria China itu telah banyak membantunya dalam berbagai hal. Mereka melanjutkan hidup bersama sejak sekolah menengah pertama dalam susah dan senang. Lebih banyak susahnya namun justru itulah hal yang menguatkan mereka.
Agak dramatis memang.
Singkat cerita, Luhan tak punya banyak bekal untuk hidup di Korea jadi menjual tubuhnya kepada siapapun yang berminat adalah jalan keluar. Orang tuanya adalah sepasang pemabuk tak berguna, yang hidup menggelandang di Ghuangzhou dan Luhan sungguh tak sudi hidup bersama.
Jadilah dia merangkak susah payah ke Korea dengan bantuan Pamannya.
Mereka berteman sejak bangku sekolah menengah pertama. Luhan menawarkan roti isi milik orang lain kepada Baekhyun saat pertemuan pertama mereka dan dia pikir itu sangat lancang. Tapi sekaligus lucu.
Pada akhirnya mereka bersahabat juga.
Baekhyun tak masalah dengan cara hidup Luhan yang kian tahun semakin kotor. Itu tak menghalangi pertemanan mereka karena, pada dasarnya Baekhyun juga sama saja. Dia juga brengsek dan berpikiran rusak.
Juga, dia itu gay yang pengecut.
Baekhyun tak selera kepada wanita. Dia juga sangat membenci Hyuna, tetangga sebelahnya si penari striptis berdada besar. Hyuna suka menjemur celana dalam dan bra miliknya di pagar yang membatasi rumah mereka dan itu benar-benar mencemari penglihatan Baekhyun.
Mereka berdua sering bertengkar di pagi hari seperti dua kucing yang siap bertarung. Satu berteriak, yang lain juga. Satu membentak, yang lain lebih membentak.
Baekhyun adalah Baekhyun saat dia sedang berseteru dengan Hyuna. Tanpa topeng sedikit pun, sifat aslinya akan benar-benar membara.
Luhan kembali bergelayut di lengan kurus Baekhyun dengan manja, "kenapa? Mau pinjam?"
"Ewh, mati saja kau ke neraka!" rutuk Baekhyun sambil menjitak kepala yang ditumbuhi rambut blonde Luhan.
Lelaki China itu tertawa seperti orang gila sambil mencium pipi Baekhyun sekali dan segera pergi sebelum sebuah pisau menancap di kepala.
Baekhyun memang gay, tapi Luhan sangat-sangat-sangat bukan seleranya.
Ngomong-ngomong, lelaki Busan itu menyadari orientasi seksualnya sejak penis di balik celana mengeras ketika tatapannya jatuh pada otot mengkilap para pria di gym. Dengan gilanya, Baekhyun remaja saat itu membayangkan lengan-lengan berkeringat itu mengungkungnya dengan dominan.
Baekhyun menggigit bibir, menahan guyuran seksual yang meleleh dari ujung kepala sampai ujung kaki saat salah seorang pria balas menatapnya dengan seduktif. Untung saja, dia langsung keluar dari sanggar untuk mencari toilet umum dan menyelesaikan bebannya di sana. Sendirian.
Dia gay, sejak usia delapan belas dan tak ada yang tahu tentang fakta itu. Luhan mungkin tahu? Hanya saja mereka belum sempat membahas hal ini kepada satu sama lain.
"FUCK YOU!" Baekhyun mengumpat sambil menendang bokong Luhan.
Lelaki China itu mengacungkan jari tengahnya sambil menusuk-nusukkan di sela pantatnya sendiri. Luhan mendesah main-main hingga sosoknya hilang di balik pintu.
Baekhyun mematung di tempat. Sepertinya, Luhan sudah tahu.
..
...
Sepulang dari membeli mi instan di minimarket, Baekhyun dibuat heran.
Ada empat orang lelaki bertato sedang berdiri di depan rumahnya, mencoba melihat ke balik gerbang dengan Hyuna si jalang berdiri di sana. Memakai tanktop putih ketat sampai dadanya mencuat seperti mau meledak.
"Aku lihat pencurinya masuk ke rumah ini! Sungguh!" wanita sialan itu menunjuk rumahnya.
Dia tersenyum tipis sambil melirik Baekhyun, sedang mengejek.
Keempat orang berwajah preman di sana saling menatap satu sama lain.
Baekhyun membelah kerumunan karena sungguh, dia belum memahami apa yang sedang terjadi, "kau bilang apa? Pencuri di rumahku?"
Salah satu yang bertato naga menyahut ucapan Hyuna, "kau yakin?"
"Ya! Tentu saja. Dia tinggi, pasti mudah baginya untuk memanjat pagar."
Faktanya adalah, Baekhyun, sang pemilik rumah seperti bukan siapa-siapa. Empat pria mengerikan itu langsung membuka gerbang yang hanya memakai kunci tangan itu tanpa meminta ijin Baekhyun.
Hyuna jelas sedang menahan tawa sambil bersedekap. Baekhyun tahu benar bahwa masalah mereka sudah bukan melulu soal jemuran celana dalam. Pelanggaran privasi juga sudah menjadi isu yang sangat serius diantara mereka.
Sejak hari ini.
"Hey, testis sapi, apa yang sedang kau rencanakan?" bisik Baekhyun tepat di depan wajah licik Hyuna.
Wanita seksi itu mendengus remeh, "seorang pencuri sekarang sedang bersembunyi di rumahmu. Aku berusaha menyelamatkanmu, Babe."
"This Bitch wanna fight me, huh?" Baekhyun maju selangkah dengan pelan, Hyuna langsung membusungkan dadanya sombong.
Kau tahu, dia sangat berbakat untuk menjadi jalang yang ahli 'membangunkan' pria. Untung saja dia bukan selera Baekhyun. Tidak akan pernah jadi seleranya juga. Ewh.
"Tidak ada! Dia tidak disini!"
"Sudah cari di seluruh sudut rumah?"
"Sudah! Bedebah itu tidak di sini!"
Salah seorang yang sedari tadi mengawasi di pintu gerbang langsung meninju tembok, "Chanyeol, brengsek! Akan ku patahkan lehermu nanti!"
Tato naga di lengannya yang berotot itu terlihat mengkilap karena keringat. Baekhyun menelan ludahnya ngeri. Terima kasih kepada si pelacur Hyuna, karena dia, rumahnya itu baru saja digeledahi mafia-mafia gila.
Setelah tak menemukan apa yang mereka cari, keempat pria sangar itu pergi dengan sisa-sisa amarah dan umpatan. Hyuna memperhatikan badan-badan kekar mengerikan itu dengan tatapan lapar. Seleranya jelek juga rupanya.
Baekhyun berbalik untuk menatap wanita itu dengan tajam, "heh kau! Jangan ganggu hidupku lagi atau akan ku kempiskan payudara balonmu itu dengan paku karatan," ancamnya sebaik mungkin.
Lelaki mungil itu melangkah pergi sambil mengacungkan jari tengah di atas kepalanya. Hyuna menguap. Perempuan itu berjalan kembali ke dalam rumahnya, juga sambil mengacungkan jari tengah sebagai balasan.
..
...
🎶 They see me, night and day time. Having such a gay time 🎶
🎶 They dont know what i've go through 🎶
🎶 Im laughing on the outside. Crying on the inside 🎶
🎶 Cause im so in love, with you...🎶
.
Selain gay, Baekhyun juga seorang pendengar radio yang cupu. Lagu Bernadette Carroline yang paling popular itu kini sedang diputar dan Baekhyun tak bisa untuk tidak menggerakkan kepala sesuai irama.
Malam ini Jisoo menelepon, mengingatkannya tentang presentasi bahasa inggris sosial yang akan mereka bawakan besok di jam pertama. Baekhyun belum membaca ulang materi yang kemarin dosen Ahn bagikan dan rasanya dia sedang kacau.
Dia harus membuat power point karena Jisoo payah dalam menggunakan komputer. Atau itu hanya alasannya karena malas. Entahlah. Tapi Baekhyun terpaksa begadang malam ini dengan cola dan sepotong Pizza sebagai teman.
Jam satu pagi, oh tak terasa.
Cola yang dia minum sodanya sudah hilang. Sudah tidak enak. Baekhyun masih memiliki dua halaman untuk diringkas tapi dia bisa pingsan jika tak memiliki santapan. Kulkasnya kira-kira masih menyimpan apalagi?
Baekhyun penasaran.
Langkahnya lunglai menuju dapur. Matanya berat diusap-usap dengan punggung tangan karena kantuk dan juga keadaan dapurnya yang sudah sedikit gelap. Mendadak, Baekhyun berhenti di ambang pintu.
Sialan! Seseorang sedang berada di depan kulkasnya, diam-diam mengais makanan atau minuman yang tersisa di pagi buta. Baekhyun gemetaran kakinya. Pria itu, tak mengenakan baju atau kaos. Dia hanya memakai celana jeans hitam sobek, tengah berjongkok di depan kulkas sambil mengunyah sebuah apel.
Oh my God! Oh my God! Oh my God! Fuck me fuck me fuck me!
"SI-SIAPA KAU?! APA YANG KAU LAKUKAN DI RUMAHKU?!" teriak Baekhyun pada akhirnya.
Pria itu menoleh, mematung di posisi untuk sejenak. Dan tiba-tiba dia berdiri dengan gerakan yang cepat.
Oh Tuhan, dia tinggi sekali! Baekhyun akan segera mati malam ini juga!
"BERHENTI DISANA!" lagi, Baekhyun berteriak panik sambil menunjuk-nunjuk pria itu dengan jemari kurusnya yang tidak berdaya.
Si pria asing berjalan maju dengan cepat sambil meletakkan jarinya di depan bibir, "Sshhh, jangan berteriak!"
"JANGAN MENDEKAT!"
Tubuh kekar pria asing itu langsung mengungkung Baekhyun di tembok. Telapak tangan besar itu membekap bibir mungilnya yang gemetaran. Saat itu, Baekhyun hanya bisa melihat dada bidang yang dihiasi tato monyet di sisi kiri. Ukurannya kecil, terpatri tepat di atas puting seksi itu.
Baekhyun menggeleng.
"hey-hey tenang," suara rendah itu membelai telinganya dengan sensasi yang mendebarkan.
Baekhyun agak mendongak. Matanya bertemu tatap dengan bola mata hitam legam penuh daya tarik itu. Lengkungan kelopak matanya mengalun bak punggung angsa. Wajahnya lembut sekali untuk ukuran pria bertato, dengan lengan berotot dan terasa kencang.
Kakinya ikut gemetaran sekarang. Baekhyun setengah mati tegang.
"Namaku Chanyeol dan aku tak akan menyakitimu. I promise," tambahnya lagi dengan bisikan yang dalam.
Bulu kuduk di seluruh tubuhnya meremang. Baekhyun berjengit ketika tubuhnya menjadi sangat sensitif terhadap detak jantungnya sendiri. Rasanya sangat aneh sampai persendiannya ngilu. Seluruh badannya menggeliat tak nyaman.
Baekhyun rasa wajah dan kulit di seluruh tubuhnya terasa memanas.
Pria itu menunduk sambil mengenyahkan tangannya dari wajah mungil nan ketakutan Baekhyun, "jangan takut, siapa namamu?"
Suara itu...
Tatapan mata tajam itu...
Lengan kekar yang sekarang mengelilingi tubuhnya...
Ahh...
Oh Tuhan, selangkangannya kini sudah basah dan lihat! Penis mungil di balik celananya sudah tegang dan jika Chanyeol mendekat sedikit lagi, maka hancurlah dunia Baekhyun.
Sialnya, pria itu maju selangkah, "hey, kau mendengarku?"
Detik itu juga, keduanya terlonjak kaget. Dua pasang mata itu menoleh ke bawah dengan bersamaan. Bagus! Dua gundukan itu akhirnya bertemu dengan salah satunya sudah sangat tegang!
Sejarah harus mencatat ini: Byun Baekhyun horny oleh seorang pria asing yang menerobos rumahnya.
Lelaki mungil itu lemas kakinya. Baekhyun tersenyum getir, "fuck me..."
.
🎶 Ooh baby dont you know i suffer 🎶
🎶 Ooh baby can you hear me moan? 🎶
🎶 You caught me under false pretenses 🎶
🎶 How long before you let me go? 🎶
