Judul : Pesantren Al-Kisedai
Chapter : 1
Genre : Humor, absurd, parody, dll :v
Disclaimer : Kuroko no Basket hanya milik Fujimaki Tadatoshi, Saya hanya pinjam Chara untuk dinistakan :v
Rating : T
A/N :
Assalamualaikum wr wb
Sebelumnya Kyuu mau bilang Marhaban Yaa Ramadhan, Minal aidzin Wal'faidzin. Selamat menjalankan ibadah puasa di tahun 2018 ini... yey!
Fict ini dibuat dalam rangka memasuki bulan Ramadhan tahun 2018 :) Tiba-tiba mendapat ide pas baca Fict seseorang di google, gak tau judulnya apa Kyuu lupa :'v
dan menonton sinetron tentang pesantren di MNC TV, lupa juga judulnya apa :"v terinspirasi ama sinetron Ramadhan favorit pas bulan Ramadhan gini, yap! Benar sekali PPT (para pencari tuhan) ama Pesantren RockNRoll wkwk
Selamat menikmati! ;)
.
.
.
.
.
Chapter 1 : Si Bakagami dari Amerika
Tepat sehabis shalat subuh, Kuroko Tajuddin sedang menghapal surah Al-Baqarah ayat 282 yang diberikan oleh Ustad Nijimura Syukron kemarin. Kuroko sedang sendirian di kamarnya kala itu, sampai hiruk pikuk teman sekamarnya terdengar yaitu Furihata Khadi, Kawahara Khairul, dan Fukuda Hidayatullah. Mereka bertiga memasuki kamar tanpa mengetahui bahwa Kuroko ada di dalam.
"Eh, katanya bakal ada santri baru dari Amerika lho.." Kawahara bisik-bisik tetangga.
"Serius tuh?" tanya Furi yang gak tahu apa-apa.
"Jangan-jangan orangnya bakal gede kayak Ustad Nash.." sambung Fukuda yang tiduran di kasur lesehannya, sambil bayangin Ustad Nash seorang bule dari Amerika yang mendapat Hidayah Gusti Allah sehingga menjadi mualaf.
"Apapun itu, Santri baru itu pasti akan sekamar dengan kita.." sambung Kuroko yang mendapati tatapan terkejut teman-temannya.
"HUWAAAAAAAAAAAAAAA!" tereak semuanya kecuali Kuroko, karena mengira Kuroko setan.
"Kuroko kalau ada di sini bilang-bilang, dong!"
"Aku sudah berada di sini sebelum kalian datang.."
"Minimal suara napasmu kedengaran gitu!"
"Maaf, tapi itu tidak memungkinkan"
Seperti yang Kuroko bilang, Santri baru itu kemungkinan akan menempati kamarnya. Karena di kamar Kuroko tersisa kasur dan lemari yang kosong. Setiap kamar terdiri dari lima santri, kamar yang Kuroko dan teman-temannya tempati itu satu-satunya kamar yang kekurangan member.
Kamar santri juga memiliki standar sendiri tergantung santrinya, kamar yang Kuroko tempati cukup memadai terdapat 5 kasur lesehan, 5 lemari kecil, TV layar Hitam-Putih yang di bawa oleh Kawahara, dan kamar mandi dengan bak mandi dan gayung. Sebenarnya kamarnya terlihat sederhana.
Seperti biasanya pesantren segala gadget disita sampai mereka lulus :')
Pesantren Al-Kisedai memang sederhana seperti Pesantren lainnya, yang mempelajari ilmu pengetahuan dasar akademik dan Agama Islam. Tapi biar begitu, Al-Kisedai termasuk Pesantren elit yang menghasilkan lulusan terbaik sepanjang masa, udeh kayak Kasih Ibu.
.
.
.
.
.
"Saya baru pindah dari Amerika, nama Saya Kagami Taufiq. Cita-cita saya di masa depan adalah menjadi pemain basket NBA Pro! Everybody, nice too meet you.." seru Kagami lantang di depan kelas tanpa menyadari kalau peci yang dipakainya miring, udah kayak orang bego.
Wajah Ustad Kagetora yang terlihat penuh penderitaan menilik kumpulan Santri di depannya "Yah, begitulah semuanya namanya Kagami Taefiq—"
"Kagami Taufiq, Pak!" Tereak Kagami merasa namanya dinistakan.
"Yah, Kagami Tae—"
"Taufiq!" tereak Kagami makin menggelegar, sampai menimbulkan perempatan amarah di kening Ustad Kagetora—bawaan usia ya, jadi gampang emosi.
"Yah, dia ini jauh-jauh dari Amerika, jadi masih baru belajar pendidikan akhlak di sini.."
Dicuekin! Kagami drop sendiri.
Setelah perkenalan random itu, Kagami mulai mengikuti pembelajaran yang ada di kelasnya itu yang sedang di ajarkan Ustad Kagetora yaitu pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).
Kagami cuma ngangguk-ngangguk ajha, pura-pura ngerti padahal kaga. Maklum kan yak, dia masih newbie soal begituan. Ini semua karena Kagami sedari kecil itu udah berada di negeri paman sam, jadi dalam pendidikan dia gak diajarkan soal apapun tentang islam—paling hanya dasarnya yang diajarkan Ibunya.
Kerjaannya cuma main basket jalanan, abis itu ngasoy di jalan. Orangtua Kagami merasa khawatir dengan pergaulannya yang kalang kabut itu, akhirnya mengirim Kagami ke Pesantren Al-Kisedai.
Setelah itu waktu istirahat pun tiba, sebelumnya Kagami dipanggil buat ke ruang administrasi. Sambil bawa tas ranselnya yang gede, berisi baju-bajunya. Karena masih jadi Santri baru Kagami bingung sendiri dimana ruang administrasinya, tapi Kagami enggan bertanya soalnya dia pemalu njay~ :v
Kagami kemudian melihat bangunan kecil yang tulisannya Capslock semua POS SATPAM, TAMU WAJIB LAPOR 1X24 JAM.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, Kagami pun menghampiri pos satpam tersebut untuk melapor tentang dirinya.
"Pak! Lapor, Saya Kagami Taufiq datang melapor bahwa upacara bendera—eh salah, Saya melapor atas kedatangan Saya!" tereak Kagami gak slow, bikin Satpam yang hampir tertidur itu ingin terjungkal.
Perempatan di dahi Satpam mulai bertebaran, karena nih bocah gangguin waktu santainya, "Siapa kamu? Satpam baru?" tanya pria berkulit hitam dan bersurai putih dengan wajah gak kalah seram, terlihat pada nametag yang tersemat di bajunya Jason Silahul.
"Bukan Pak, nama Saya Kagami Taufiq!" seru Kagami dengan lantang.
"Oh~ Kagami Taefiq—"
"Taufiq Pak!" teriak Kagami karena merasa lagi namanya dinistakan.
"Dia Santri baru di sini" sebuah suara memotong percakapan antara Kagami dan Jason, seorang berambut merah darah dengan mata heterocrom berada di hadapan mereka. Pria itu terlihat tampan, dan meski badannya kecil terdapat pancaran aura tak biasa di sekitarnya membuat kedua pria yang dihadapannya bergidik ngeri.
"Perkenalkan, Saya Akashi Seifullah.." pria bersurai itu menunjuk dirinya dengan bangga.
"Oh, Sa—saya Kagami Taufiq eh.. ng.. desu. S-Saya Santri baru, yang baru pindah dari Amerika..yah..ng..desu.." entah kenapa Kagami merasa gugup sampai kata-katanya terbata-bata. Insting binatangnya mengatakan jangan macam-macam dengan pria merah dihadapannya ini.
"Kalau begitu ikut aku, Kamu mau ke ruang administrasinya, 'kan?" kata pria merah itu.
.
.
.
.
.
Sesampainya di ruang adminitrasi Kagami ketemu dengan perempuan berhijab, Kagami takjub, bro~ baru kali ini, dia lihat perempuan berhijab selain Ibunya. Gadis Manis bermanik coklat kelam itu tersenyum ke arah Kagami.
Kagami berbalik untuk berterima kasih pada orang yang telah mengantarnya, tapi ternyata orang itu sudah lenyap alias menghilang dengan misteriusnya :v Okeh, Kagami mulai berpikir pria bernama Akashi Seifullah itu bukan orang biasa.
"A—assalamualaikum.." Kagami memasuki ruangan itu.
"Walaikum'salam.." jawab gadis itu, Kagami mendekati perempuan yang tersemat nama Aida Riko di nametagnya. "Kamu pasti Santri baru ya?"
"Iya, saya mau kasih berkas-berkas Saya.." seru Kagami memberikan amplop coklat yang berisi berkasnya, lalu Riko memeriksa isi dari amplop itu.
"Kok gak ada hasil rapotnya?" tanya Riko.
"Emang perlu ya, teh?"
"Iya, soalnya Saya harus nentuin kamu masuk tingkatan kelas apa. Yaudah, itu bisa nanti saja, setelah ini dzuhur nanti ada pelajaran mengaji di masjid kamu nanti ditest mengaji ya sama Ustad Niji.. kamu juga nanti test shalat sama Ustad Nash.." jelas Riko pada Kagami yang pecinya masih saja miring.
"Lho? Ada testnya teh?" tanya Kagami dengan muka bego.
"Iya soalnya Saya harus nentuin tingkatan kelas agama kamu, dah itu ajha, sekarang kamar kamu ada di asrama No. 10.." jelas Riko.
.
.
.
.
.
Kagami akhirnya sampai di asrama, terus mulai nyari-nyari kamar bernomor 10. Setelah menemukannya, tanpa permisi Kagami langsung membuka pintunya dan ternyata sepi gak ada siapapun di sana. Yaudah, Kagami masuk aje.
Kagami mulai deh beres-beres barangnya ke lemari yang kosong, Kagami kalem ajha beresin ampe udah rapih. Kagami perhatikan kamarnya berantakan gitu jadilah Kagami beresin itu kamar, terus Kagami merasa lantai kamarnya agak kotor lalu Kagami menyapu dan mengepel lantainya. Setelah berkutat begitu lama akhirnya kamar No. 10 jadi benar-benar kinclong berkat Kagami.
Terus Kagami gerah, pengen mandi. Langsung ajha dah Kagami ke kamar mandi buat membersihkan dirinya, setelah selesai Kagami keluar dengan memakai celana panjangnya dan handuk yang ada di kepalanya. Baru saja Kagami ingin memakai baju kokonya—
Kagami menyadari kalau di samping ada oranglain yang tiba-tiba muncul, "HUWAAAAAAAAAAAAAAAAA!" tereak Kagami keras sambil menutupi tubuhnya dengan baju yang baru saja ingin dipakainya, udah kayak cewek perawan yang pertama kalinya buka baju dihadapan temennya pas karya wisata ke Bali.
"Siapa lo?! Setan ya?!" tanya Kagami gak slow.
"Jahat~ aku sudah di sini sebelum kau datang, namaku Kuroko Tajjudin.." seru Kuroko dengan wajah datarnya. Kagami menatap kaki Kuroko yang ternyata masih napak, Kagami bernapas lega.
Kagami kesal vroh~ sama Kuroko, dia memakai bajunya sambil menggerutu gitu. Kuroko tetap staycool gak peduli sama Kagami yang kesal. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu sambil bilang assalamu'alaikum rame-rame, lalu pintu terbuka memperlihat orang-orang yang tidak dikenal Kagami.
"Oh Kuroko! Jadi ini Santri baru dari Amerikanya ya?" Seru manusia yang terlihat biasa saja dengan senyuman seperti kucing bernama Koganei Sidiq.
Kuroko mempersilahkan orang-orang itu masuk ke kamarnya, semuanya pun duduk berkumpul di dalam kamar bikin Kagami bingung.
"Kami kemari karena penasaran dengan Santri barunya~ ternyata orang dari Amerika badannya memang besar ya~ hahahahaha" jelas Koganei riang, "Nah, selamat datang di Pondok Al-Kisedai! Omong-omong, kami ini kakak kelasmu! Namaku Koganei Sidiq, orang di sebelahku ini Mitobe Rizqullah!" lanjut Koganei memperkenalkan dirinya dengan bersemangat, orang yang bernama Mitobe Rizqullah hanya mengangguk dengan wajah kalem.
"O—oh, Namaku Kagami Taufiq. Salam kenal.." seru Kagami sedikit canggung dengan orang yang lebih tua.
"Aku dan Mitobe adalah pengurus kantin, lho! Terus kita lagi bikin bisnis menjual roti, diantara semua roti kami punya yang paling spesial itu adalah roti super spesial! Hanya dijual setiap tanggal 27 pada setiap bulan. Sandwich dengan isian potongan daging sapi dan topping foie grass, caviar, dan truffle seharga 40 ribu rupiah. Konon akan membuat orang berhasil di berbagai bidang mulai dari pekerjaan sampai cinta! Orang yang belum memakan roti ini belum bisa disebut Santri Pondok Pesantren Al-Kisedai sejati lho!" ujar Koganei panjang lebar.
"MAHAL AMAT?! Hanya untuk satu roti, aku gak peduli asalkan itu besar.." komen Kagami kesal.
"Oh ya, kami juga memiliki layanan pesan-antar, bisa via telepon ke nomor kami atau boleh Follow IG kami Kantin Al-Kisedai, Facebooknya juga ada dengan nama yang sama! Jangan lupa ya.." lanjut Koganei masih mempromosikan bisnisnya dengan memegang pundak Kagami tepat di depannya.
"ehem-hem!" suara deheman dari tamu yang lainnya membuat Koganei merinding, Koganei menatap sambil tersenyum canggung pada orang yang bersangkutan. "Maaf Hyuuga, aku lupa kalau sudah urusan bisnis.."
"Tidak apa-apa, aku ngerti kok.." seru pria berkacamata yang dipanggil Hyuuga itu, dari wajahnya sih dia terlihat kesal—dia mendekat pada Kagami dan mengulurkan tangannya untuk berjabatan, Kagami menerimanya.
"Hyuuga Jaurahul, 17 tahun, sudah mondok di sini sebagai Santri selama 2 tahun. Selain sebagai Santri yang teladan di sini, tugasku adalah menjaga tata krama dan kedisiplinan di pondok ini, jadi—JANGAN BERTINDAK KURANG SOPAN JIKA BERHADAPAN DENGANKU, NGERTI!" Hyuuga yang mulai mengeluarkan clutch-time mode onnya.
Pernyataan Hyuuga membuat Kagami berjanji dalam seluk beluk hatinya untuk tidak berbuat macam-macam dengan orang yang ada di hadapannya ini.
"Namaku Kiyoshi Tabbart. Panggil saja Tab biar makin akrab, Bang Kiyoshi juga boleh. Umurku 17 tahun dan aku sudah berteman dengan Hyuuga sejak SMP, kami mendaftar untuk mondok di sini bareng-bareng. Mau gak lihat foto album tahun pertamaku mondok dengan Hyuuga?" tanya Kiyoshi sambil menunjukkan album foto yang covernya sudah dihias-hias.
"Tidak perlu, terima kasih.." tolak Kagami halus.
"Let me guess, you are the new guest from America, right?" tanya salah satu pria bermata sipit di sebelah Hyuuga sambil memegang buku kecil yang bertuliskan humor ampuh!
"Namanya Ijuki Syun, begitu dengar ada Santri dari Amerika dia langsung belajar bahasa inggris.." jelas Hyuuga, sepertinya rumor Santri baru dari Amerika sudah menyebar luas ke seantero Pesantren Al-Kisedai.
"Let me guess and a new guest.. KITAKORE!" teriak Ijuki seperti mendapat hidayah, lalu menulis sesuatu di note kecil yang ada di sakunya.
"Abaikan saja dia, dia suka permainan kata dan humor garing.." bisik Hyuuga.
Baiklah, Kagami mulai berpikir Santri di Pesantren Al-Kisedai ini banyak yang unik-unik.
.
.
.
.
.
TBC :')
dan bagaimanakah kehidupan Kagami sebagai Santri?
tunggu chapter selanjutnya.