Disclaimer : Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Genre(s) : Romance

Rated : T

Pair(s) : Aomine x Readers/OC


Loving you is My Decision

By Chieko Akane


Chapter 1 : He, Aomine Daiki.


Aomine Daiki..

Seseorang yang bisa membuat jantungku berdetak kencang hanya dengan menatap sepasang manik biru tuanya, membuatku salah tingkah hanya dengan melihat senyuman gagah yg terpasang jelas pada wajah indahnya, surai navy blue yang menghiasi kepalanya, gerakan tubuhnya yang sexy pada saat Ia bermain basket..

Aku menyukai atau lebih tepatnya aku mencintai semua hal tentang dirinya dimulai sejak aku masih SMP.

Sakit hanya bisa melihat orang yang ku cintai dari jauh serasa tak bisa menggapainya. Seperti ada tembok besar membatasi antara diriku dan dirinya, tetapi aku ingin berjuang demi cinta ini, dan mengikutinya masuk ke SMA Touo.

Aku sangat berterima kasih pada Kami-sama, aku dapat sekelas dengannya bahkan satu bangku dengannya. Aomine sering bolos saat pelajaran, semua sudah tahu akan hal itu, tapi bagiku itu adalah peluang yang sangat besar untuk mendekatkan jarak diantara kita berdua.

"Sial! Aku lupa mengerjakan PR kemarin," Kata Aomine sambil menggaruk-garuk kepalanya saat sensei meminta semua murid untuk mengumpulkan PR kemarin.

"Kau bisa menyalin jawabanku dengan cepat, jawabannya hanya sedikit kok." Kataku sambil memasang senyum yang sangat tulus.

"He? Baiklah.. Arigatou" sebaris kalimat simpel darinya yang dapat membuatku senang dapat membantu dirinya.

Kejadian itu sudah seperti makanan harian untukku. Tetapi, jauh di dalam hatiku, aku tak pernah merasa keberatan atau di bebankan bila Aomine yang mencontek PR dan ulangan harianku.

.

.

Tiba-tiba dia meminta alamat emailku entah apa yang ada dipikirannya. Secara langsung aku memberinya alamat emailku dengan keheranan. Tetapi dalam hatiku yang sangat dalam aku sangat senang dia meminta alamat emailku.

.

.

DRRTT DRRTT DRTT

Ponselku bergetar. Aku mengambil ponselku di atas meja sebelah kasur dan segara membuka pesan berharap itu adalah email dari Aomine. Benar itu adalah email dari Aomine. Ini adalah email pertama darinnya untukku.

Meskipun hanya berisi permintaan yang bersangkutan dengan pelajaran, aku sangat senang. Mulai hari itu aku sering menghabiskan waktuku hanya untuk berbalas email dengan Aomine.

.

.

Terkadang kakiku selalu bergerak sendiri ke arah gym seusai sekolah. Apa yang aku pikirkan? Kenapa kakiku berjalan kesini? Ughh. Bukannya Aomine sering bolos latihan? Terus buat apa aku kesini?

Inginku berbalik, tetapi kemudian aku urungkan niat berbalikku setelah menangkap sesosok pemuda dengan sepasang manik biru tua yang indah, tanpa sadar aku curi-curi pandang didalam disana.

Aku melihat, melihatnya sedang memakan bekal temannya, kalau tak salah temannya itu bernama Sakurai, Benar kan? Hmm, aku mulai berpikir, Oke besok aku akan membuatkan bento untuknya tekadku dalam hati.

.

.

Hari ini, aku mulai membuatkan bento untuknya. Bento yang dipenuhi dengan rasa cintaku pada dirinya. Berharap dirinya akan menyukai bento yang aku buat. Pada saat istirahat, aku menghampiri dirinya di atap gedung sekolah. Tentu saja aku mendapati dirinya tertidur dengan wajah lembutnya yang tak pernah kulihat selama ini.

"Hnghhh~" Aomine terbangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk membiasakan diri dengan cahaya matahari yang berbondong-bondong masuk kedalam iris biru tuanya.

"Ha? Kenapa kau disini?" Katanya heran melihat diriku duduk disebelahnya yang sedang membawa 2 bento.

"Ini aku bawakan bento buatanku untukmu." Kataku sambil memberikan bento itu pada Aomine.

"Ha? Kau membuatkan bento untukku? Tidak ada racunnya kan?" tatapan intimidasi Aomine disertai dengan menahan tawa tertuju padaku.

"Jahat sekali sih! Ini kan aku buat dengan sepenuh hati," omelku sambil memanyunkan mulutku beberapa centi.

"Bercanda." Aomine tertawa sambil mengusap-usap kepalaku dan memulai makan bento buatanku.

"Ittadakimasu!" seru kami bersama-sama dan mulai memakan bento buatanku.

Aomine berhenti makan, matanya mulai mengeluarkan suatu sinyal "Ini enak sekali! Tidak seperti buatan Satsuki. Bisakah kau buatkan aku bento setiap hari?" pinta Aomine sambil memakan bento buatanku dengan lahap.

"Tentu." Balasku dengan senyuman yang tak kalah cerah dari matahari yang bersinar, Satsuki? Bukankah dia masuk SMA Seirin supaya bisa lebih dekat dengan Kuroko? Bukankah dia teman masa kecil Aomine? Aku hanya bisa menyimpan pertanyaan itu dalam hati.

.

.

Hari itu Aomine mulai mengajakku untuk pulang bersama. Aku hanya bisa menganggukan kepala tanda persetujuan atau mungkin lebih tepatnya aku menyembunyikan wajahku yang memerah bak kepiting rebus ini.

"Sampai ketemu besok," ucapnya sambil membalikkan badannya dan melambai ke arahku.

"Sampai besok, hati-hati ya!"

"Kau berpacaran dengan Aomine-kun?" tanya seorang pemuda bersurai baby blue padaku.

"HE?" –kagetku mendapati Tetsuya-kun didepan pagar rumahnya yang tadinya melihatku pulang bersama Aomine.

"Ti-Tidak kok," melanjutkan kata-kataku yang tadinya terputus terkena heart attack karena kemunculannya yang tiba-tiba. Aku dan Tetsuya-kun adalah tetangga atau bisa kukatakan teman dari kecil karena kami sering bermain bersama.

"Oh begitu," balas Tetsuya-kun dengan muka datarnya.

Sebelum sempat aku membuka pintu rumahku pemuda baby blue itu berkata "Oyasumi –" Inginku membalas kata-katanya tetapi "–hati-hati ya" sambungnya sebelum menutup pintu rumahnya.

Hati-hati? Apa maksudnya? Sudahlah Tetsuya-kun memang tidak kumengerti.

.

.

Hari demi hari aku lalui. Dan setiap hariku selalu di isi kebersamaan ku dengannya. Semakin hari, kita menjadi semakin dekat. Bahkan banyak orang salah menganggap kalau aku ini kekasih Aomine.

Aku sekarang tidak malu-malu lagi berada disisinya, apa karena sudah menjadi sebuah kebiasaan ya?

.

.

Di atap sekolah..

Seperti biasa aku dan Aomine menikmati bento yang aku buat.

"Bagaimana kerja kelompoknya?" aku memulai pembicaraan.

Dia masih mengunyah makanannya dan setelah menelannya, Ia baru meresponku "Yasudah nanti ya pulang sekolah kerjakan dirumahku saja." Tanpa meihat ke arahku dan fokus dengan makanannya.

"Baiklah." Jawabku dan melanjutkan makan siangku.

.

.

Di rumah Aomine.

"Kenapa tidak ada orang?" tanyaku padanya dengan tatapan keheranan.

"Entahlah, aku tak peduli" jawabnya acuh sambil menaruh tas di sofa rumahnya.

Aomine mendekatkan dirinya dan dia tersenyum padaku. Aku hanya bisa keheranan,ada apa dengan orang ini? Dia mulai membuka mulutnya…

"Maukah kau membuatku makanan dan minuman?"

…Harusnya aku sudah tau apa yang dia maksud!

"Baiklah" ucapku disertai dengan facepalm.

"Mana dapurnya?" tanyaku ketus.

"Disana," menunjukkan arah lalu mulai menyalakan gamenya.

Kesal.

"Kau juga ikut membantuku memasak!" aku menarik tangannya ke dapur dengan paksa.

"Aku tidak mau, aku ingin bermain." Kata Aomine dan melawan tarikanku

"Yasudah, aku tidak akan memasak." Ujarku menyerah

Dia terlihat kecewa dan akhirnya menyetujuinya. Tapi pada akhirnya dia hanya duduk dan tidak membantu. Aku hanya bisa menghela nafas dan meneruskan masakanku. Ketika aku merasa cukup matang, aku mencicipi masakanku. Ah, ternyata kurang bumbunya. Aku berusaha mengambil bumbunya tapi tidak sampai, kenapa bumbu ini ditaruh ditempat setinggi ini sih?

Aku merasakan hembusan nafas yang mengenai telingaku membuatku bergidik, Aomine kah? Aku berusaha berbalik, tetapi tidak sengaja mataku bertemu pandang dengan Aomine membuat detak jantungku menjadi tidak karuan. Nafasku menjadi tidak stabil. Bagaimana tidak? Bertatapan dengan orang yang kusukai dan dipisahkan oleh jarak beberapa centi. Aku terdiam beberapa saat membiarkan rasa itu seperti membakar seluruh tubuhku.

Panas. Aku mulai mendorongnya karena terlalu salah tingkah dan membuat keseimbangan diantara kita pun goyah. Pada akhirnya, dia jatuh menimpa diriku. Apa yang harus kulakukan Tuhan? Dia menatapku dalam. Membuatku tak berani menatap dirinya lalu aku menutup mataku. Rasa apa ini? Sesuatu yang lembut seperti sedang menyentuh bibirku. Ya, Aomine menciumku.

TBC


A/N : ABSURD BANGET AAAAHHHHH HANCUR LEBUR GATAU AH *memojokkan diri ngomong sama terong*

MAAF MINNA , Aomine nya OOC banget ya :" *ditimpuk pake batu* ALURNYA JUGA KECEPETAN T-T

Reviewnya please ~

Thanks to : Ryuukaze Hikari (teman sekost saya)