Cinta buatku adalah bagaikan permata.
Indah, cantik, hanya orang tertentu yang memilikinya.
Tubuhnya bahkan melebihi sebuah biola yang cantik, siluet tubuh itu menjadikannya sebagai pesona.
"Tuan..." Sapanya, tutur bahasa yang lembut dan terkesan elegan.
"Siapa dirimu cantik?"
"Byun Hee tuan, lalu siapa nama anda?"
"C" Kataku, dia bingung apa yang aku katakan.
"Inisialkah?"
"Kau akan tau saat aku membawamu pergi."
"Tapi tuan..." Nadanya terdengar ketakutan, entah apa sebabnya yang membuat dirinya takut.
"Kau khawatir dengan ibumu?"
"Bahkan aku sudah bertemu dengannya, kenapa?"
"Jika tuan sudah bertemu, tuan sudah menanda tangani kontrak dengan ibu."
"Sudah, sampai aku rela mengeluarkan uang untukmu."
"Kemana kiranya akan kau bawa diriku?"
"Ketempat dimana hanya ada kita berdua saja."
Kini mereka berdua telah sampai di sebuah pulau, disana terlihat sepi pengunjung.
"Andakah yang memiliki pulau ini?"
"Tentu saja tidak, pulau ini jarang ada yang tau jadinya sepi pengunjung."
"Begitukah?"
Resort pribadi dengan lahan cukup luas, itu adalah tempat singgah mereka yang baru.
"Tempatnya luas."
"Kau suka?"
"Uem... Sangat suka, sebenarnya kenapa tuan membawaku kesini?"
"Untuk mengingat apa yang sudah kita lalui bersama, untuk nama kau panggil aku Chanyeollie."
"sepertinya aku kenal dengan panggilan itu.""Baiklah akan aku lakukan, tapi apa maksudmu?"
"Tunggu sebentar, aku ada panggilan masuk." Katanya, dia hendak menjawab tapi terhalang panggilan masuk.
Kini dirinya duduk di pinggir kasur, sambil melihat matahari terbenam dari arah jendela.
Sementara lelaki tadi sedang menerima panggilan masuk.
"Bagaimana hasilnya?"
"Dari hasil yang kita dapatkan, ternyata dia orangnya. Dirinya sempat mengalami amnesia, bahkan disaat itu dia tengah mengandung anakmu."
"Benarkah? Sungguh aku tak percaya padanya."
"Jadi... Kau belum tau prihal kehamilannya?"
"Tentu saja belum, bagaimana aku tau! Dia sendiri belum mengatakannya padaku."
"Distrik 9 lokasi kejadian itu, saat itu dia habis melakukan check up dari rumah sakit kita punya copyan dari rumah sakit itu. Apa perlu aku bawakan padamu?"
"Bawalah itu padaku, terimakasih atas kerjamu detektif Kai."
"Sudah pekerjaanku tuan."
"Ah... Tidak! Tidak! Panggil hyung saja."
"Baiklah hyung aku harus membaca data yang lain lagi."
"Iya baiklah."
"Kini kau telah kembali kasihku... Bahkan sekarang kau dihadapanku, maafkan aku yang tidak berada disampingmu. Anak kita... Anak kita telah tiada... Sungguh.. maafkan aku sayang..."To Be continued...
Hay hay masihkah ada yang kangen sama aku? Kayanya engga deh. Ini apa ya? Sebodo lah yang penting aku masih mengasah kemampuan menulis ff aku harap kalian suka ya.
