Title : Myth Love

Games : Final fantasy versus 13

Character :

Ada mitos di Square Gakuen. Jika seorang pria mencium seorang gadis yang bawah pohon Ek, tepatnya dibelakang Square Gakuen. Pada jam dua belas malam. Maka, selamanya mereka selalu bersama.

Ini mitos yang kudengar dari Vanille. Entah ini benar atau tidak. Tapi, jujur saja. Aku tertarik sekali dengan mitos ini.

Saat ini, aku tengah mencari Vanille. Katanya, sepulang sekolah dia akan menceritakan semuanya. Tapi, aku lupa menanyakan dimana dia sepulang sekolah.

Lightning menepuk pundakku dari belakang. " Ada apa terburu – buru ? "

" Vanille ada dimana ya ? ". Lightning menunjuk perpustakaan.

Aku segera menuju perpustakaan. Disana ada seorang gadis berambut merah muda yang diikat dengan pita. Vanille.

" Ow, kau berhasil kesini rupanya. " katanya.

" Berkat Lightning yang memberitahukan jalan. " kataku. Napasku terengah – engah.

" Oke, oke. Akan kuceritakan semuanya tentang mitos ini. " Vanille membuka sebuah buku tipis yang dari tadi dia bawa.

" Apa itu ? " tanyaku.

" Ini? Ini daftar nama pasangan yang telah membuktikan mitos ini benar atau tidak. Kita lihat dulu, menarik. Ada enam belas pasangan yang yang telah melakukannya. "

" Lumayan banyak juga ... Tapi, siapa pasangan pertamanya ? "

" Tidak ... tahu ? Disini tidak ditulis. Cuman ditulis alphabetnya saja. D and A. Seterusnya sama sekali tidak ada keterangan. " Vanille mengutak – atik buku tipis tersebut." Gimana kalau kamu membutikkannya juga ? " sindirnya.

" Kh ... nggak , ah. Kurang kerjaan saja. " kataku. Bohong banget. Aku segera pergi meninggalkan Vanille. Kalau terus – terusan disana, bisa – bisa dia tahu apa yang kupikirkan. Gawat.

Aku segera kembali ke asrama. Tepat didepan pintu. Noctis tengah berjalan masuk ke asrama. Spontan aku menyapanya.

" Noct ! " sapaku. Noctis membalikkan badannya.

Setelah itu, kami berjalan bersama. Noctis bilang, besok ada penelitian di belakang halaman sekolah. Tepatnya, di sekitar pohon ek mitos itu. Aku bertanya terus. Noctis bilang, hanya meneliti saja.

" Aku boleh ikut ? " tanyaku spontan. Noctis mengangguk tersenyum. Sip, rencana pertama selesai.

Esoknya.

Pohon Ek. Daun – daunnya mulai berguguran. Batangnya sangat besar. Begitu rindang saat diterpa angin. Rasanya, pohon – pohon yang lain tampak biasa jika berada didekatnya.

Aku mendekati pohon itu pelan – pelan. Angin sepoi – sepoinya sangat sejuk. Tempat yang bagus untuk tidur. Aku duduk didepan pohon ek itu. Mataku terkagum – kagum dengan pemandangan didepan. Nyatanya, pohon ek ini berada di ujung pucuk tebing. Sehingga terlihat Square Gakuen dibawah sana.

" He .. hebat ! Bangunan – bangunan di sekolah telihat kecil ! " seruku. Aku segera membalikkan badan. Noctis juga tampak kagum dengan pemandangan ini. Lalu, Noctis menatapku. Dengan tatapan tajam. GLEP. Jantungku deg-degan banget. Aku mengalih perhatianku ke pemandangan. Tapi, tetap saja. Rasanya jantung ini mau meledak.

Noctis duduk disampingku. Lalu menggapai tanganku. Aku berusaha mengalih pikiranku. Noctis tahu reaksiku. Dia menarik tanganku sehingga aku akan jatuh menimpanya. Tapi, dengan cekatan. Noctis membalikan badannya. Sehingga, Aku yang terbaring.

" Sepertinya, perasaan ini memang tidak bisa disimpan lama – lama. " katanya. Wajahku tersipu. Begitu juga dia. Lucu. " Stella .. ". Wajah Noctis sangat dekat dengan wajahku. Rasanya aku ingin lari karena ledakan jantung ini. Tapi ...

Aku menutup mata. Bibir kami saling bersentuhan. Lembut. Bibir Noctis hangat dan lembut. Aku memejam mata karena kecupan Noctis sangat kuat. Sangat panas. Dan sangat lembut.

Andai waktu ini berhenti. Andai kami selalu bersama.

-FIN

Author : Easy, ini belum selesai kok.

Stella : Benarkah ? Cerita lanjutannya apa ?

Noctis : Boleh tidak, kecupan ini diulang ?

Stella : #%*^&# ! *blush*