++Summary++

"Sasuke, Naruto, Neji dan Sai adalah pria yang 'bermasalah' namun kehadiran ino perlahan mengubah mereka kembali kejalan yang benar(?) di lain pihak sang pemuda Nara mulai mendekati Ino"

Chapter one: *Miracle .

.

.

.

Oranye Kemerahan.

Itu warna langit kota Konoha sekarang. Pendar-pendar magis yang menandakan hari sudah menjelang senja. Matahari akan segera meninggalkan peraduannya. Jalanan sudah semakin lenggang dan sepi. Lampu-lampu sudah dinyalakan. Siap menyambut malam yang akan tiba.

Di salah satu tempat pemakaman umum Konoha, tampak seorang gadis bersimpuh di antara kedua pusara yang masih terlihat baru, sang ayah dan paman yang ia sayang telah meninggalkannya. Sesekali terdengar isak tangisnya memecah keheningan yang mencekam.

Angin bertiup perlahan, mengerakan lembut helaian rambut pirang pucatnya yang tergerai indah. Gadis itu mencengkram erat ujung gaun terusannya yang berwarna putih. Ia medongakan wajah-nya memandang langit yang sudah menggelap. Sepasang Aquamarine-nya menampakan duka yang mendalam.

Kata 'langit', mengingatkannya pada kebiasaan seorang pemuda malas yang terkenal dengan kegeniusan-nya yang kini menjadi salah satu pengusaha terbesar di Konoha. Ya, seorang pemuda Nara Shikamaru teman sekaligus sahabat masa kecilnya. Kabarnya sekarang pemuda itu sedang di gosipkan dekat dengan salah satu wanita sukses dari negara sebelah. Hebat, sahabat malasnya saja sudah melangkah maju paska ledakan di kantor pusat Kepolisian Konoha yang menewaskan kedua ayah mereka, sedangkan dirinya malah terjebak dengan rasa sakit dan masa lalu. Tetapi setidaknya sahabatnya itu masih memiliki seorang ibu, sedangkan dirinya ...

Gadis bersurai pirang itu tiba-tiba menggelengkan kepalanya. Ia tidak begitu berminat membuka kembali luka lama yang telah ia simpan dalam-dalam, malah hanya akan menambah beban lukanya saat ini. Tapi ... ini tetap tak terasa adil baginya, kesedihan yang datang beruntun, kehilangan orang yang satu-satunya ia punya, membuat dirinya seakan dibenci tuhan. Benarkah tuhan membencinya ?

Ino menangis tertahan.

"ini tidak adil" ucapnya pelan di tengah isak tangis, kemudian ia bangkit dan berteriak

"seenak-nya membuatku menderita seperti ini! Kau mempermainkanku dengan takdirmu!" terengah, teriak di sela isak tangisnya yang membuncah. Pandangannya kabur akibat air mata yang menggenang dipelupuk mata, ia berteriak entah pada siapa. Menyalahkan tuhan ? Ino pasti sedang dalam keadaan setengah waras.

"tidak adil! Aku benci kau tuhan!" teriakan penuh emosi itu keluar, ia kemudian lari meninggalkan area pemakaman yang lenggang, sepi dan menyeramkan. Ia ingin lari sejauh yang ia bisa dari kenyataan yang menyakitkan baginya. Namun saat ia menerjang lari-tanpa melihat jalan tentunya, tiba-tiba sebuah mobil berwarna biru dongker melesat dari arah berlawanan

"Sasuke AWAS-!"

.

.

.

"DADDY'S LOVE"

Naruto belongs to Masashi kishimoto forever ever after

TYPO,EYD,AU,RUSH,OOC,INCEST,HURT,COMFORT,RATE-M(?)

Sebuah fiksi gaje

.

.

.

Naruto mengerjapkan matanya perlahan, kepalanya terasa berat dan pening.

Sasuke-Teme?

Pria pirang itu sedikit menggeser tubuh sasuke yang tepat diatas tubuh polosnya, ia merasakan sesuatu masih bergerak lembut dibawah sana. 'Ugh ' ia mengerang tertahan. "Hentikan teme! Aku masih harus menyimpan tenagaku untuk meeting nanti malam"

Tak ada jawaban, Sasuke malah semakin gencar memainkan 'sesuatu' Naruto yang mulai kembali menegang. Mereka baru saja menyelesaikan ronde pertamanya, kini Sasuke menuntut untuk melanjutkan kembali. Naruto sedikit berusaha melepaskan diri, namun sasuke menahannya.

"sshhh, tenanglah dobe" bisik Sasuke lembut di telinga Naruto, membuatnya meringis nikmat. 'ugh' gawat, kalau begini aku akan kalah dan terbawa dalam permainan Sasuke'. Naruto melirik sekilas dengan ekor matanya, mendapati Neji dan Sai masih dalam permainan hebat mereka. Keduanya bahkan belum terlihat kewalahan sama sekali, mengerikan! Mereka belum berhenti barang sedikit-pun? astaga, pasangan itu-

"Ugh! sas-su ke, hentiii ahh hkaann" Sasuke menyeringai, Naruto sudah kembali klimaks. Namun semua terhenti ketika suara berat Neji menggema di ruangan megah dan berantakan akibat pesta yang mereka rayakan beberapa jam lalu

"Arrghh, sial! Aku lupa harus bertemu dengan paman Hiashi pukul tujuh malam ini" ucapnya, sambil bangkit dan memungut pakaian-nya, kemudian berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Sai yang memandang-nya dengan tatapan datar, Sai ikut bangkit dari posisi tidur-nya. Tubuh-nya tak terbalut apapun, menampakan tubuh polosnya. Sai kemudian melihat ke-dua orang lainnya yang sedang menatap dirinya, kemudian ia tersenyum seperti biasa dan mulai beranjak menyusul Neji yang pergi ke kamar mandi.

"aku juga Sasuke, aku ada rapat penting malam ini" ucap Naruto memecah keheningan. Ia beranjak memungut pakaian-nya yang tergeletak di lantai. Membuat Sasuke berdecak tidak terima, namun akhirnya ia juga mengambil pakaiannya yang sempat ia lempar kepojokan.

"kau harus membayar-nya nanti dua kali lipat dobe" ucapnya sambil berlalu, setelah sempat memakai kembali pakaian lengkap-nya.

.

.

.

Mobil-mobil itu melaju cukup kencang. Menembus keheningan jalan Kota Konoha. Mobil biru dongker itu di kemudikan oleh seorang pria berambut model pantat ayam, pria di sebelahnya berambut jabrik oranye yang sedikit di pangkas pendek dari terakhir Sasuke lihat

"kau memotong terlalu pendek rambutmu" komentar Sasuke tiba-tiba, saat sedang mengemudi. Pandanganya masih lurus ke depan

"berisik, kau baru sadar sekarang? dari tadi kemana saja huh?" sahut Naruto sedikit sewot. Oh apa-apaan seringai pria Uchiha itu, kemudian terdengar Naruto melanjutkan

"lagi pula rambut gondrongmu itu yang harusnya— Sasuke AWAS !"

"BRUGGHH!" mobil sasuke berhenti tiba-tiba saat di rasanya menabrak sesuatu-lebih tepatnya seseorang. Mobil dibelakang-nya yang mengekor tadi juga ikut berhenti melihat mobil rekan mereka berhenti mendadak. Selanjutnya semua orang bisa mendengar teriakan heboh Naruto

"gyaaaaa teme bodoh! Kau menabrak seseorang bodoh! Bodoh!" rutuk Naruto

"berisik! Ini bukan salahku, Orang itu menabrakan dirinya sendiri. Ia tiba-tiba muncul di hadapanku" kilah Sasuke membela dirinya. Bersamaan dengan itu sebuah cahaya menyilaukan membuat semuanya termasuk Neji dan Sai yang jauh di belakang sana harus ikut menutup mata akibat cahaya menyilaukan tadi

"ada apa? Apa itu tadi?" tanya Sasuke lebih pada dirinya sendiri setelah cahaya tadi menghilang

"itu tidak penting, sekarang kita harus melihat orang yang kau tabrak tadi teme, bagaimana ini? Bagimana kalau ia mati" jawab naruto, dari nada bicaranya benar-benar terdengar cemas dan takut

"Ada apa ini?" tanya Neji, ia dan Sai lebih dahulu keluar mobil dan mendekati mobil kedua rekan-nya yang berada di depan.

"Sasuke menabrak seseorang" jawab Naruto sambil keluar dari mobil, di ikuti Sasuke yang turut keluar.

"aku tak melihat mayat atau seseorang terluka " sahut Sai yang mengekor dibelakang Neji. Mendengar kata mayat dan terluka bulu kuduk Naruto langsung berdiri, ia benar-benar panik sekarang. –hei! Apa cuma ia seorang yang merasa panik? Si teme yang selaku penabrak malah biasa saja

"tidak, aku yakin tadi seseorang menabrak mobilku" timpal Sasuke

"menabrak mobilmu?'' tanya neji memastikan

"hn, ia tiba-tiba saja muncul di depan mobilku" jawab Sasuke meyakinkan

"aku juga yakin, dan melihat seseorang tergeletak di sana memakai gaun putih" Naruto ikut menimpali dan menunjuk tempat di mana ia melihat seseorang tadi

"jika begitu kita pasti melihatnya terbaring dan terluka di sana bukan?" Sai mulai mengeluarkan argumennya

"Sai! Hentikan itu" bentak Naruto ketakutan

"apa?" tanya Sai enteng

"tunggu, apa itu di sana?" tanya Neji sambil menunjuk tempat yang sebelumnya Naruto tunjuk

"sesuatu bergerak-gerak di dalam gulungan kain putih itu" sai juga ikut menyahut

"gyaaaaa! Itu pasti potongan kepala-nya yang terpisah dan bergerak tidak nyaman" rancau Naruto gemetar, dengan cepat memeluk Sasuke dari belakang dan sukses mendapat satu jitakan dari Sasuke

"bodoh! Itu tidak mungkin" Sasuke mulai merasa jengkel dengan sikap Naruto

"ayo kita lihat" ucap Neji, kemudian ke-empatnya berjalan mendekat dengan perlahan dan was-was. Naruto bergidik ngeri namun tetap mengekor di belakang sasuke sambil memegang erat lengan Sasuke.

"aku akan membukanya" ucap Neji lagi setelah ke-empatnya berdiri mengelilingi sesuatu itu- sebiji keringat menetes dari pelipis-nya, Sai yang ada di sampingnya juga sama tegangnya namun ekspresinya tetap datar. Berbeda jauh dengan Naruto yang gemetar luar biasa, ia semakin mempererat cengkraman-nya kepada Sasuke. Sasuke sendiri detak jantung-nya berdetak sedikit lebih cepat dari biasa-nya, dan saat Neji menyibakan kain yang lebih menyerupai baju terusan berwarna putih itu, menampakan sesosok bayi mungil nan cantik berambut pirang pucat, bermata Aquamarine yang bulat dan bersinar tertimpa cahaya bulan.

"ba, bayi?" ucap ke-empat pria itu bersamaan dengan kadar keheranan yang tinggi.

TBC