Disclimer : sebenarnya Masashi Kisimoto sudah mewariskan Naruto pada ane, tapi ane tolak. Jadi tetap milik Masashi.
Warning : Humor terpaksa menjurus Horor. Gaje, pasti.
Warning recommended bangat : siapkan kresek buat muntahan.
Dedicate to Fanfiction Naruto Indonesia (FNI)
.
.
Titanic
…
Pria blonde jabrik berantakan mendatangi seorang pria yang tengah duduk menghayal menghitung bintang di langit.
"Sasu Teme, aku butuh bantuanmu, Saudaraku" adu si jabrik yang memiliki model kumis mirip doraemon itu mulai mewek-mewek.
"Apaan?" balas sahabat si jabrik yang aslinya bernama Sasuke yang ganteng, tapi berotak senklek. Masa menghitung bintang di siang hari.
Sasuke kasihan juga melihat sahabatnya yang sudah mulai belepotan ingus di wajahnya.
"Gini hiks…hiks…hiks… Hinata minta suasana yang romantis, yang kayak di film titanic gitu" adunya sambil melap ingus yang malah berkumpul di pipinya itu.
"Ya elah, tuh si katarak pengen mendengarkan suara biolamu dengan backsound dan beradegan film Titanic"
Naruto menghentikan mewek-meweknya, berusaha mencerna dengan otaknya yang tidak sebesar upil Orochimaru itu.
"Trus gimana dong, kamu ada ide nggak" wajah Naruto tiba-tiba berubah drastis menjadi bercahaya, mungkin udah mau mati dalam keadaan khusnul khatimah.
Si Sasuke yang terkenal mesum setingkat dewa Zeus itu mulai menjalankan pikiran kotornya yang belum di kasih pembalut, eh, pembersih ding.
"Aku ada ide…was…wes…wos…" suara Sasuke membisiki Naruto.
"Oh iya, itu memang romatis, aku juga sudah nonton tuh film" balas Naruto dengan raut persis seperti perawan yang baru tahu kalau ia akan melahirkan bayi kembar enam.
Keduanya pun bangkit dari tempat sambil lari terkencing-kencing, bukan, maksudnya melangkah meninggalkan tempat, ya iyalah.
"Hinata Himeee…" teriak Naruto, persisi seperti adzan, tapi adzanin para setan kuburan, serem abis. Di tangannya pun ia menenteng kuburan, aduh salah lagi, maksudnya biola ding. Ia datang dengan sahabat mesumnya tadi yang sengklek bernama Sasuke.
"Kita akan berbuat seperti adegan di film Titanic yang romantis itu lho"
"Ah iya pake biola itu yah" mata kataraknya mengarah oada sesuatu yang di pegang Naruto.
"Yup, langsung saja kita mulai, waktu kita terbatas di berikan oleh FNI"
Naruto mulai memainkan biola menyaksikan adegan titanic-titanic-an di depannya.
Hinata memejamkan mata, kapan lagi di peluk cowok super ganteng tapi sengklek seperti Sasuke, tapi mendinglah, di banding Naruto yang ingusan. Jangan-jangan kumisnya yang mirip doraemen adalah ingus yang sudah berkerak.
-For FNI-
Seorang gadis pinky berjalan sambil bersenandung persis banci taman lawang, yang yah cantik sih, tapi jidadnya itu lho seluas lapangan sepak bola.
"Sasukeee…." Suara dari toa masjid terdengar yang membuat suasana romantis itu pun harus buyar.
"Apa-apaan ini hah?" suaranya yang tadi seperti banci taman lawang, kini berubah seperti Toa masjid yang sudah berumur 500 tahun.
"Sakura tenang dulu, sebenarnya ini memenuhi permintaan Hinata, ia ingin yang romantis kayak di film Titanic" sahut sang suami, maksudnya pacar Sakura yakni Sasuke.
"Lalu kenapa kamu yang memeluk Hinataa" teriaknya makin membuat kuping Sasuke bermigrasi dari tempatnya.
"Begini, Sak, adegan di film Titanic kan di iringi oleh suara biola. Tapi bagaimana bisa saya memeluk hinata? kan saya main biola, makanya Sasuke yang menggantikan saya biar dia peluk Hinata" jawab Naruto dengan wajah sok polos, emang sih karena dia kan bego.
"Yah, namanya juga bantu teman" sahut Sasuke kalem.
"Sasuke no Baka" sebuah pukulan selamat jalan menghantam Sasuke dan mengantarnya ke universe 12.
…
Tamat bersama dengan muntahan
