Title : I Love My Bodyguard
Writer : Helloannyeongg
Rated : T
Genre : Drama, Romance, Friendship, Family
Main Cast : HunHan ( Oh Sehun x Xi Luhan)
Other Casts : Exo official couples and SM artists
Semua Cast disini milik diri mereka masing-masing, orangtua, dan Tuhan. Author cuma memakai mereka sementara sebagai Cast di FF abal-abal author ini.
Warning : GS, TYPO(S), OOC dan Bahasa pun tidak baku.
Cerita ini hanyalah fiktif belaka jika ada kesamaan kejadian mungkin ini hanya sebuah kebetulan. Cerita ini milik SAYA. Penulis cerita ini adalah SAYA. Ide dalam menulis berasal dari ide SAYA. Please don't be a PLAGIATOR!
::::::::::::::: *Helloannyeongg Present* ::::::::::::::
Aku Luhan. Yeoja yang berasal dari China dan sekarang menetap di Korea Selatan tepatnya Seoul. Karena kedua orangtuaku tidak bisa membiarkanku tinggal sendirian di Seoul, baba mengirimiku seorang bodyguard. Aku pikir yang namanya bodyguard itu pasti namja bertubuh kekar dan sangat menyeramkan. Namun aku salah. Bodyguardku ini sangatlah tampan!
.
*Helloannyeongg*
.
Luhan POV
Hay namaku Xi Luhan dan kalian bisa memanggilku Luhan. Aku terlahir dari keluarga yang terbilang sangat dihormati di China ini karena baba ku adalah seorang Mentri Luar Negeri. Sedangkan eomma ku adalah seorang sosialita yang terkenal karna keloyalannya. Aku dimanja dan juga sangat dihormati terutama disekolahku ini. Aku bagaikan seorang putri yang akan lecet jika disentuh. Haaa terlalu berlebihan memang. Aku tidak suka keadaan seperti ini. Karena hal inilah aku jadi merasa selalu kesepian. Aku tidak memiliki teman. Mereka selalu minder terhadapku. Mungkin karena status kedua orangtuaku. Padahal aku tidak pernah memilih-milih teman. Hufttt sudahlah mungkin ini nasibku...
"Nona? Nona sudah pulang? Mari silakan masuk. Tuan dan nyonya sudah menunggumu." Ucap salah seorang maidku. Aku tersenyum senang karena jarang sekali baba dan mama ku ada dirumah. Biasanya mereka selalu sibuk dan tidak pernah memperhatikan anak kesayangannya ini. Huu
"Baba! Mama! Luhan kangen..." Aku langsung berhamburan memeluk dan mencium kedua pipi mereka secara bergantian.
"Anak eomma... Neomu yeppeo..." ucap mamaku. Ya mamaku memang orang Korea dan terkadang mulai menggunakan bahasanya secara tidak sadar.
"Na jeongmal bogoshipeo eomma..." lagu-lagi aku memeluk tubuh mama ku.
Bingung? Aku juga bingung. Terkadang aku bisa memanggil eomma dan mama. Suka-suka aku hahaha... Ya eomma atau mama ku tidak keberatan aku memanggilnya dengan apa. Berbeda dengan baba. Dia sangat tidak suka jika aku memanggilnya appa. Fiuhh baba yang aneh ckck
"Duduklah sayang... Ada yang ingin baba dan mama katakan padamu." Baba mengintruksiku untuk duduk. Wajahnya terlihat sangat serius.
"Sebentar lagi kau kan berumur 19 tahun..."
"Ne. Aku sudah semakin dewasa, baba. Dan bolehkan jika aku ingin kuliah di Seoul? Boleh ya ba..." aku merengek-rengek di hadapan baba.
Ya sejak dulu aku memang ingin melanjutkan sekolah di Seoul. Namun baba dan mama selalu menolaknya. Katanya, aku adalah putri satu-satunya dan mereka tidak bisa melepas aku begitu saja. Padahal aku sangat ingin hidup mandiri.
"Untuk soal itu... Setelah baba dan mama pikirkan, kau boleh saja melanjutkan sekolahmu disana..."
"Benarkah? Xie xie baba... Xie xie mama..." aku memekik kegirangan mendengar perkataan baba. Aku kembali memeluk tubuh mereka dengan erat untuk meluapkan kegembiraanku.
"Tapi..." Aku menatap baba bingung. Dan menghela nafas dalam-dalam. Aku tahu pasti ada syaratnya.
"Baba akan mengirim seorang bodyguard untukmu selama kau tinggal di Seoul. Dia akan menjagamu selama 24 jam. Dan kau harus menuruti semua perkataannya." Terang babaku. Sontak saja aku tidak mau. Pasalnya dia harus menjagaku selama 24 jam! Ingat, 24 jam! Haaa kebebasanku hilang...
"Tapi ba..." aku merengek kembali dihadapan baba dan mamaku.
"Kau menolak? Baiklah jika itu maumu. Baba tidak akan mengijinkanmu tinggal di Seoul." Tegas babaku.
Aku melirik mama dan mama hanya menggelengkan kepalanya. Mama memang selalu patuh pada baba. Aku hanya mempoutkan bibirku. Merasa sangat tidak adil. Kenapa di negera orang pun aku harus selalu dijaga? Aku bisa menjaga diriku sendiri kok. Sungguh.
"Haaa baiklah... Baiklah... Aku mau, ba, ma..." ucapku akhirnya. Menyerah. Karena hanya ini satu-satunya kesempatanku agar aku bisa ke Seoul, melanjutkan sekolahku disana.
"Nah begini baru anak baba. Sekarang persiapkan semua studimu. Lagipula sebentar lagi kau akan lulus kan?" Baba mengelus lembut kepalaku dan aku mengangguk. Ya 2 minggu lagi aku akan menjalani ujian kelulusan SMA.
"Belajarlah yang rajin. Eomma ingin kau mendapatkan nilai sempurna. Arra?" Ucap eommaku sambil mencubit ujung hidungku.
"Ne. Aku janji aku akan lulus dengan nilai sempurna!" Teriakku penuh keyakinan. Baba dan mama mengecup kedua pipiku penuh sayang.
.
*Helloannyeongg*
.
Aku mengerjapkan mataku saat sinar matahari mulai memaksa masuk ke dalam mataku. Aku menguap lebar-lebar. Rasa kantuk masih menyelimutiku. Aku mengambil selimutku lagi dan meringkuk di dalamnya.
"Luhannie... Ireona..." ucap mama dari balik pintu berniat membangunkanku.
"Engg sebentar lagi... Aku masih mengantuk..." ucapku dari balik selimut. Sungguh aku sedang malas bangun hari ini. Apalagi aku tau jika hari ini adalah hari Sabtu. Hari libur. Tidak ada sekolah.
CKLEK
Mama masuk ke dalam kamarku yang sangat luas. Bagaikan kamar putri di istana. Aku sangat menyukai kamarku ini. Mama membuka tirai yang menutupi sebagian kamar ini. Cahaya matahari mulai menyinari kamarku yang didominasi warna biru dan cokelat. Aku semakin meringkukkan badanku di dalam selimut yanh cukup tebal dan menutupi wajahku. Sinar matahari pagi itu benar-benar menusuk-nusuk mataku. Mama duduk di tepi tempat tidur berukuran king size milikku. Lalu membelai-belai surai kecokelatanku dengan sayang.
"Luhannie... Ireona... Udah pagi..." ucap mama namun aku masih saja tidak berkutik. Rasa kantuk seolah menguasaiku saat ini.
"Chagi~ ireona... Kau tidak mau ke Seoul? Hari ini keberangkatannya jam 09.00 dan ini sudah jam 08.00." Ucap mamaku. Seketika mataku terbuka. Rasa kantuk yang sedaritadi aku rasakan hilang seketika. Aku segera bangkit dengan mata berbinar-binar. Dan lari masuk ke dalam kamar mandi sesegera mungkin.
"Omo omo anak eomma... Kalau tau kau begini, eomma akan mengatakannya lebih cepat ckckck..." aku masih mendengar mama menggerutu saat melihatku yang sudah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi.
10 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi. Aku mengenakan bathrob ku. Aku mendapati mama masih berada di dalam kamarku dan terlihat sedang merapikan tempat tidurku yang sedikit berantakan. Aku memang tidak suka ada orang lain yang masuk ke dalam kamarku dan menyentuh barang-barangku selain mama dan papa. Aku tidak pernah membiarkan para maidku membereskan kamarku.
"Wajahmu terlihat gembira sekali. Kau gembira meninggalkan baba dan eommamu ini, hmm?" Ucap mama sambil melihatku yang sibuk memilih-milih pakaian yang akan aku kenakan di dalam lemari besar milikku.
"Aniyo... Bukan begitu, eomma.. Aku senang karena akhirnya baba dan eomma mau mengijinkanku melanjutkan kuliah di Seoul. Eomma bisa membantuku memilih pakaian? Aku bingung ingin mengenakan apa." Aku meminta pertolongan mama. Ya aku memang tidak terlalu fashionable. Tidak seperti mamaku yang selalu tau dan mengikuti mode.
"Anak eomma ini... Hmm nah ini kau gunakan ini, ini, ini, dan ini." Mama memberikanku beberapa pakaian.
"Sebanyak ini? Eomma yang benar saja..."
"Ingat, di Seoul sekarang sedang memasuki musim gugur. Kau mau kedinginan disana? Kau kan tidak suka dingin. Sekarang kenakan ini."
15 menit kemudian aku selesai berpakaian. Aku menggunakan kaos berwarna putih dan dilapisi sebuah sweater merah yang cukup tebal. Aku menggunakan stocking hitamku untuk menutupi kaki putihku karena aku yang hanya menggunakan celana pendek putih. Mama juga memberiku syal berwarna hitam dan topi rajut merah untuk menyempurnakan penampilanku. Mama memberikan sepatu boot hitam miliku dan sebuah jas hitam yang cukup tebal. Mama memang seorang fashionable sejati. Penampilanku tampak lebih baik sekarang.
"Yeppeoda... Anak eomma memang sangat cantik. Nah kita sarapan dulu. Babamu sudah menunggu di meja makan." Mama segera menggandeng tanganku dan membawaku ke lantai bawah tepatnya ke ruang makan.
Aku melihat babaku sudah ada di ruang makan. Wajahnya tampak serius karena membaca sebuah koran pagi ini. Aku mengedipkan sebelah mataku pada mama. Aku berencana akan mengagetkan baba. Dan mama hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kebiasaanku ini.
"Baba..." aku menghambur dan memeluk tubuh babaku yang sedang duduk dari belakang. Babaku sampai tersentak karenanya.
"Ya Tuhan... Lagi-lagi kau selalu mengagetkan baba. Untung saja baba tidak mempunyai penyakit jantung." Baba mengelus-elus dadanya yang berdetak lebih cepat karena efek keterkejutan yang timbul.
"Dui bu qi baba..." ucapku sambil tersenyum dan memasang tampang polos tidak bersalahku.
"Anak baba ini... Ayo kita sarapan baba sudah sangat lapar sejak tadi." Mama dan aku pun duduk di samping kanan dan kiri baba. Dan kami pun mulai sarapan bersama.
SKIP
Baba dan mama tidak bisa membendung air mata mereka saat mengantar kepergianku ke Seoul. Aku pun jadi ikut terharu. Berulang kali mama memeluk tubuhku dan baba menyeka air matanya yang keluar. Baba dan mama sengaja mengosongkan jadwal mereka hari ini karena mengantar kepergianku.
"Jaga kesehatanmu dan jangan lupa selalu mengabarkan keadaanmu pada kami. Kau harus hati-hati ya disana..." ucap mamaku sambil diiringi tangisan.
"Baba sudah meminta bodyguardmu menunggu di bandara. Dan dia akan segera mengantar ke apartement yang sudah baba siapkan. Semua barang-barangmu sudah baba kirim ke sana. Kau sudah bisa langsung menempatinya." Jelas babaku. Aku pun hanya mengangguk mengiyakan.
Ting Tong
'Mohon perhatian. Untuk penumpang dengan tujuan Seoul diharapkan segera menaiki pesawat karena sebentar lagi pesawat akan berangkat. Sekali lagi...'
"Mama baba... Aku harus segera berangkat... Byebye... Aku cinta kalian. Wo ai ni Saranghae I love you..." sekali lagi aku memeluk tubuh kedua orang tuaku.
"Byebye mama... Byebye baba..." aku melambaikan tanganku kepada mama dan baba.
.
*Helloannyeongg*
.
Finally, aku sudah menginjakkan kakiku di Incheon Airport. Yap aku sudah tiba di Seoul. Hatiku sangat sangat sangat merasa senang. Aku membawa ransel biru bergambar rusa milikku dan keluar dengan perasaan senang. Aku mengingat perkataan baba jika ada seseorang yang akan menjemputku di bandara ya dia adalah bodyguard yang dijanjikan baba.
Sudah hampir 30 menit aku menunggu orang itu maksudku bodyguard itu namun tetap saja tidak ada hasil. Aku kedinginan. Mama benar di Seoul udaranya sedang sangat dingin. Aku menghentak-hentakkan kakiku kesal karena lelah berdiri dan menahan rasa dingin ini. Saat aku memutuskan untuk pergi sendiri, ada seseorang yang mencengkram tanganki kuat-kuat. Aku panik dan meronta-ronta minta dilepaskan. Banyak calon penumpang di bandara itu yang melihat aksi kami.
"Ya lepaskan! Lepaskan!" Teriakku dalam bahasa Mandarin. Banyak mata yang menatapku namun sepertinya mereka tidak mengerti dengan yang aku ucapkan dan orang itu tetap saja mencengkramku dan menyeretku.
"Please leave me go..." ucapku dalam Bahasa Inggris kepada orang yang menyeretku itu.
"Keep silent. Atau kau mau mati?" Ucap orang itu sinis. Aku shock dan hanya bisa mengikuti kemana dia akan membawaku.
Orang itu yang ternyata adalah namja -aku baru sadar saat benar-benar melihatnya- ternyata namja yang ehem cukup tampan. Dia tinggi. Wajahnya putih pucat. Hidungnya sangat mancung. Bibirnya tipis. Matanya sedikit sipit. Rambutnya blonde. Sosok sempurna bak pangeran idamanku.
"Kau mengagumi wajahku?" Tanya namja itu sedikit ketus. Aku segera mengalihkan pandanganku karena malu ketahuan menatapnya diam-diam.
Tampan namun ketus kesan pertamaku padanya. Aku sempat merasa heran dengan namja itu. Aku tidak mengira jika dialah orang yang dimaksud baba sebagai bodyguardku. Aku selalu berpikiran seorang bodyguard itu selalu berbadan kekar dan terlihat menyeramkan. Namun dia malah terlihat tampan bak pangeran dari negeri dongeng. Omo! Kenapa aku malah mengaguminya seperti ini?
"Kita sampai. Turunlah." Ucap namja itu datar. Ya selama bertemu denganku, dia tidak pernah menunjukkan senyumnya. Aku pun turun sambil mengambil ransel kesayanganku.
"Biar aku yang bawakan." Tawar namja itu. Aku pun menolak. Ingat! Aku tidak suka orang lain menyentuh-nyentuh barang pribadiku!
"Tidak perlu. Aku bisa membawanya sendiri." Aku pun segera masuk ke dalam gedung apartment sementara namja itu berjalan dibelakangku.
"Apartment nomor 365 lantai ke 4, baiklah..." aku bermonolog ria sambil memencet tombol nomor 4 di lift.
Tringg
Akhirnya aku pun sampai di lantai ke4. Aku beserta namja itu pun keluar dari dalam lift. Aku mencari-cari apartment milikku sendiri dan masih diikuti oleh namja itu di belakang.
"Akhirnya aku sampai. Hello my new home..." ucapku senang sambil menekan password yang baba berikan untukku.
Aku mengerjapkan mataku tidak percaya saat melihat isi apartmentku. Apartmentku masih sangat berantakan. Tidak sesuai dengan harapanku. Padahal aku mengira baba sudah menyuruh seseorang atau orang yang dikatakan bodyguardku ini yang membereskannya. Wajahku yang ceria berubah kusut seketika. Aku benci bersih-bersih.
"Kenapa masih berantakan seperti ini?" Teriakku sambil menunjuk beberapa koper dan berbagai peralatan dihadapanku. Aku melirik sedikit namja dibelakangku itu.
"Lalu? Kau menyuruhku untuk membereskannya?" Tanya namja itu membuatku sedikit kesal.
"Tentu saja! Sekarang cepat bereskan!" Bentakku. Aku lelah dan aku ingin segera beristirahat. Karena besok adalah hari baruku di Seoul.
"Apa ini tugasku? Aku bodyguardmu. Tugasku melindungi dan menjagamu bukan bersih-bersih seperti ini. Kau bersihkan saja sendiri." Jawab namja itu ketus.
Aku merasa malu juga. Aku lupa jika dia itu adalah bodyguardku bukan pembantuku. Dan tujuan aku tinggal di Seoul kan karena aku ingin belajar hidup mandiri. Akhirnya dengan sedikit malas aku mulai membawa koper-koperku yang lain dan memasukkannya ke dalam kamarku.
"Haa mari sini aku bantu." Namja itu berupaya membantuku. Dan akupun menerimanya karena aku sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat.
Sudah 2 jam lamanya aku membereskan semua barang dan peralatanku namun masih saja belum selesai. Aku sudah terlalu lelah. Aku merebahkan diriku di sofa yang ada dan memejamkan mataku. Dan tanpa sadar aku pun mulai tertidur dengan sendirinya.
.
*Helloannyeongg*
.
Aku mengerjapkan mataku saat merasa ada sinar matahari yang menusuk mata. Aku menguap dan mendapati diriku yang sudah tertidur di dalam kamarku. Aku melihat sekeliling kamar itu dan aku tercengang karena kamar itu sudah terlihat sangat rapi. Padahal seingatku aku masih meletakkan barang-barangku asal-asalan. Aku mencium bau harum masakan dari luar. Dengan segera aku pun turun dari tempat tidurku dan keluar mengikuti harum yang aku cium.
Trangg
Tuk Tuk Tuk
Cesss
Aku mendengar ada seseorang yang sedang memasak di dalam dapur. Perlahan aku pun masuk ke dalam dapurku. Dan betapa terkejutnya aku saat mendapati namja yang dikatakan bodyguardku sedang memasak. Wajahnya yang tampan terlihat lebih tampan saat sedang memasak. Kelihatannya ia sangat ahli dalam memasak. Aku kagum melihatnya hingga tanpa sadar aku tidak bergeming di tempatku berdiri.
"Kau sudah bangun? Cepat cuci mukamu, sikat gigimu dan segera duduk di meja makan. Sebentar lagi sarapannya akan siap." Ucap namja itu tanpa melihatku. Ia masih sibuk dengan masakannya.
"N-ne..." ucapku kemudian dan segera melesat ke dalam kamar mandi.
SKIP
Aku membelalakan mataku saat melihat hidangan yang tersedia di hadapanku. Hidangan itu begitu menggiurkan dan terlihat sangat nikmat. Meski ini hanya hidangan sarapan sederhana, sebuah ommelete telur. Namja itu terus menatapku.
"Makanlah selagi masih hangat." Dan namja itu pun menikmati sarapannya di hadapanku. Ya kami makan secara berhadapan. Aku tidak tega mengusirnya apalagi dia sudah berbaik hati merapikan apartmentku dan membuatkanku sarapan.
"Gomawo... Jeongmal gomawo..." ucapku tulus sambil tersenyum padanya. Namja itu hanya membalas senyumanku dengan senyum yang sedikit dipaksakan.
"Kau hmm..."
"Oh Sehun. Namaku Sehun." Ucap namja itu datar. Aku lupa sejak kemarin kita sama sekali belum berkenalan.
"Ne, Sehun-ssi. Apa kau yang merapikan semua ini?" Tanyaku sedikit ragu. Aku malu karena aku lupa menanyakan namanya.
"Hmm. Dan panggil saja aku Sehun." Balas namja itu. Dia terus menikmati sarapannya dengan santai. Wajahnya terlihat sedikit mengantuk mungkin karena begadang membereskan apartmentku ini.
"Hmm Sehun... Mianhae..." ucapku sambil menghentikan sarapanku.
"Wae?"
"Kemarin aku hmm sudah menganggapmu seperti pembantuku. Mianhae..." aku menundukkan wajahku merasa sangat malu.
"Ne, tidak apa. Aku sudah selesai. Kau sebaiknya segera selesaikan sarapanmu dan mandi." Sehun melangkahkan dirinya ke dalam dapur sambil membawa piring kotor.
"Hmm semalam kau..."
"Tenang saja. Aku tidur di sofa. Lagipula tuan Xi sudah menyewakanku apartement sebelah. Jadi jangan khawatir. Kita tidak tinggal bersama." Ucap Sehun seolah mengerti pikiranku.
Bodoh! Aku sempat berpikir aneh-aneh. Aku sempat mengira baba menyuruhnya tinggal di apartment yang sama denganku. Aku menyelesaikam suapan terakhirku. Aku segera membawa piring kotor itu ke dalam dapur untuk dicuci.
"Sehun biar aku saja yang mencucinya. Kau istirahatlah. Kau pasti lelah semalaman susah membereskan apartment ini." Aku mengambil piring dan gelas kotor yang sedang dicuci olehnya.
"Tidak apa. Sudah kau mandilah. Kau mau kemana hari ini? Aku akan menemanimu." Ucapnya sambil tersenyum lembut. Baru pertama kali aku melihatnya tersenyum dan aku terpana.
Aku nampak berpikir. Seminggu lagi aku baru akan masuk kuliah. Dan seminggu yang tersisa ini aku memutuskan untuk berjalan-jalan keliling Seoul.
"Hmm aku ingin ke Lotte World. Aku dengar tempat itu sangat mengasyikan." Aku begitu bersemangat saat membayangkan diriku di tempat itu.
"Baik. Jangan lupa untuk berpakaian tebal. Udara hari ini cukup dingin." Saran Sehun dan aku pun menganggukinya. Aku segera masuk ke kamarku dan mandi.
SKIP
Aku sudah selesai mandi dan berpakaian. Aku mengenakan kaos putih bertuliskan Peace yang dipadukan dengan cardigan berwarna peach dan celana panjang hitam. Aku menggunakan sepatu boot cokelat yang pernah dibelikan mama ku sebagai oleh-oleh dari Prancis. Aku menyisir rambut panjangku dan segera mengikatnya asal-asalan.
"Lotte World aku datang..." senyum terkembang diwajahku. Aku segera mengambil jaket berbulu cokelatku dan keluar dari kamar.
Aku melihat Sehun sudah menungguku di depan pintu apartment. Ia terlihat sangat-sangat tampan dengan pakaian serba hitam yang dikenakannya.
"Kajja kita berangkat!" Aku segera menarik lengan Sehun karena aku yang sudah tidak sabar untuk segera sampai di Lotte World.
"Tunggu." Sehun menghentikan langkahnya di koridor penghubung apartment dan sontak akupun ikut berhenti.
"Wae?" Tanyaku sambil menoleh kepada Sehun.
"Lihatlah ke depan." Ucapnya dan aku pun mengikuti perintahnya meski bingung.
"Ada apa? Tidak ad-"
Aku merasakan kedua tangan Sehun memegangi rambutku. Ia melepaskan karet yang aku kenakan dan merapikan rambutku yang berantakan. Rambutku yang masih keluar-keluar dibenarkannya. Ia terasa lihai melakukannya. Dan kemudian dia mengikat kembali rambutku.
"Go-gomawo..." ucapku sambil menundukkan kepala. Aku sadar pipiku memanas dan wajahku pasti sudah sangat memerah.
"Ne. Kajja kita pergi sekarang." Sehun melangkahkan kakinya di depanku dan akupun berjalan masih sambil menundukkan kepala.
SKIP
Aku tersenyum senang saat aku tiba di Lotte World. Aku baru pertama kali kemari. Aku mengajak Sehun bermain-main didalamnya karena aku tidak suka bersenang-senang sendiri.
"Sehun ayo ikut main..." Aku menarik-narik lengan Sehun untuk ikut aku bermain di komedi putar. Ya hanya permainan semacam inilah yang berani aku naiki. Soalnya aku takut dengan ketinggian :(
"Ani... Kau main saja. Aku akan menunggumu disini." Tolak nya dan akhirnya akupun bermain sendiri.
Setelah 10 menit bermain, aku kembali mengajak lebih tepatnya menyeret Sehun ke rumah hantu. Sebenarnya aku takut dengan hal-hal berbau horror seperti ini tapi aku penasaran. Sehun pun akhirnya mau ikut. Dia khawatir jika terjadi apa-apa denganku selama di dalam.
"Huaa disini gelap sekali..." sungguh ruangan itu sangatlah gelap. Aku segera menggandeng lengan Sehun yang berada di sampingku.
Huuu
Hihihihi
Fuhhh
Aku merinding saat mendengar berbagai macam suara menakutkan disana. Aku mendekatkan diriku pada Sehun. Sehun segera merangkul bahuku dan mendekapku di dada bidangnya. Aku merasa jantungku berpacu lebih cepat. Pikiranku kini sudah entah berada dimana. Aku sudah tidak fokus lagi.
"Gwenchana?" Tanyanya saat kami sudah sampai di pintu keluar. Aku menganggukan kepalaku. Aku masih merasa deg-degan bukan karena rumah hantu itu tapi karena Sehun.
"Ne, gwenchana." Jawabku singkat sambil mengatur kembali jantungku agar berdetak dengan normal.
"Lalu habis ini kita akan kemana?" Aku nampak berpikir. Namun aku juga tidak tahu kemana kita akan pergi selanjutnya.
"Molla. Aku tidak tahu." Jawabku seadanya. Aku memang belum menemukan tempat yang ingin aku kunjungi karena semua wahana yang aku lihat itu memacu adrenalin dan ketinggiannya mungkin bisa membuatku takut.
"Baiklah kita istirahat saja dulu di sana." Sehun menunjuk sebuah kedai kecil yang ada disana.
Aku dan Sehun duduk disebuah meja kecil yang terdapat di kedai itu untuk mengistirahatkan diri kita yang sudah cukup lama berputar-putar mengelilingi tempat yang sangat luas ini.
"Kau ingin memesan apa?" Tanyanya. Aku melihat ke daftar menu.
"Cheese burger ukuran small dan milkshake strawberry." Ucapku dan Sehun mengangguk mengerti. Sehun segera bangkit dan menuju ke counter pemesanan.
Aku melihat keluar kedai itu. Di seberang kedai itu terdapat banyak toko souvenir. Aku berniat akan mampir ke sana setelah makan ini.
"Nah ini. Makanlah." Sehun memberikan senampan pesananku.
"Kau tidak makan?" Tanyaku heran karena Sehun yang hanya memesan segelas ice cappucino untuknya.
"Tidak. Tidak lapar. Kau makanlah." Aku pun mulai menikmati burger kesukaanku.
"Sehun apa kau kuliah? Kau seumuran denganku kan?" Tanyaku ditengah keheningan diantara kami.
"Ne. Aku akan masuk kuliah minggu depan sama sepertimu." Jawabnya dan aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku mengerti.
"Lalu kau kuliah dimana?" Aku mengunyah burgerku lagi.
"Di Seoul International University jurusan Business Management." Jawabnya dan membuatku langsung tersedak.
"Uhuk uhuk..." aku segera menepuk-nepuk dadaku dan menyeruput milkshake ku.
"Perlahan-lahan saja makannya. Jangan terburu-buru." Ucapnya mengingatkanku.
"Berarti kita kuliah di tempat yang sama dan masuk jurusan yang sama. Aku tidak menyangka." Ya aku sungguh tidak menyangkanya.
"Sehabis ini kau ingin kemana?" Tanyanya dan aku segera menunjuk toko souvenir di sebrang.
"Ke sana? Baiklah..." aku tersenyum bahagia dan kembali menghabiskan burgerku.
SKIP
Aku dan Sehun sudah masuk ke dalam sebuah toko souvenir. Aku banyak melihat pernak-pernik cantik disini. Dan mataku langsung tertuju kebenda-benda berwarna pink dan putih dan berbentuk boneka kucing. Hello Kitty. Ya aku sangat menyukai Hello Kitty. Aku memekik kegirangan saat mendapati banyak pernak-pernik Hello Kitty disini. Ada jepit, kalung, gelang, cincin, tempat tiseu, jam dinding, jam tangan, piring, sendok, garpu, accesories ponsel dsb.
"Sehun mana yang lebih bagus?" Aku menunjukkan dua model tas Hello Kitty yang aku lihat.
"Mungkin yang ini." Sehun menunjuk ke sebuat tas Hello Kitty berwarna putih dan pink yang cukup besar.
"Baiklah aku akan membeli tas ini." Aku pun segera menuju ke kasir untuk membayarnya.
Kami sudah berada di toko kedua. Disini toko pakaian. Aku menemukan berbagai macam pakaian khas Lotte World. Aku diikuti Sehun melihat-lihat ke dalam toko itu.
"Nah sepertinya ini cocok untukmu." Aku mempaskan sebuah kaos berwarna biru dengan tulisan Have Fun With Us ke badan Sehun.
"Mwo? Tidak perlu." Tolaknya. Aku hanya menatapnya tajam bermaksud jangan menolak pemberianku.
"Baiklah. Baiklah. Terserah kau saja." Aku pun langsung membayar kaos itu ke kasir.
Tak terasa hari sudah menjelang malam. Aku sudah merasa sangat lelah hari ini. Berkeliling Lotte World memang cukup menguras tenaga. Oh iya aku baru ingat. Aku pernah mendengar katanya pada malam hari disini akan diadakan pertunjukan kembang api dan aku sangat menantinya.
"Sehun... Bisakah kita melihat pertunjukan kembang api? Aku ingin sekali melihatnya." Aku berusaha mengajaknya. Sepertinya dia sudah terlihat sangat lelah.
"Ayo. Kajja kita lihat!" Sehun segera menggandeng tangan kiriku untuk mengikutinya. Dan lagi-lagi dadaku langsung berdetak tak karuan.
"Maaf bisa minta tiketnya..." ucap seorang pegawai di pintu masuk pertunjukan kembang api itu. Sehin pun menyerahkan dua buah tiket yang entah darimana dia dapatkan.
"Mari silakan masuk. Tempat VIP." Ucap pegawai itu kepada pegawai lainnya yang ada di dalam.
Kami diantarkan kesebuah tempat sesuai yang tertera di dalam tiket itu. Dan disinilah kami. Disebuah ruangan yang cukup besar dan dekat dengan kembang api-kembang api yang siap dinyalakan. Kami juga melihat beberapa pasangan saling bercengkarama dengan pasangannya masing-masing. Aku jadi berkhayal bisa menikmati pertunjukan ini dengan kekasihku nanti.
"Ah mianhae..." Sehun melepaskan tautan tangannya ditanganku. Aku baru sadar sejak tadi kami belum melepaskan tautan tangan kami.
"Ah ne, gwenchana." Jawabku sedikit canggung.
"Bagaimana kau bisa mendapatkan tiket itu?" Tanyaku. Aku masih penasaran bagaimana bisa dia mendapatkan tiket ini.
"Oh aku diberi oleh seorang pegawai dikedai yang kita hampiri tadi." Jawabnya dan aku pun mengangguk mengerti.
1... 2... 3...
Duarrr Duarrr
Aku melihat kembang api itu mulai melesat ke langit gelap. Langit yang gelap berubah jadi semakin berwarna saat kembang api-kembang api itu melesat dan meledak di langit. Aku sangat menyukai kembang api. Bentuknya, warnanya sangat indah.
"Hatchi..." oouu aku bersin. Aku lupa mengenakan syal. Uu pabbo! Padahal aku tahu cuaca sedang dingin.
"Kau lupa memakai syalmu? Pakai ini..." Sehun melilitkan syal miliknya di leherku. Pipiku memanas dan aku yakin wajahku pasti sudah memerah.
"Wajahmu merah..." sontak aku segera menutupi wajahku. Sehun hanya tertawa-tawa melihat tingkahku.
"Hei lihat... Kembang apinya indah..." aku pun kembali menatap ke langit melihat kembang api-kembang api yang masih meledak-ledak di langit.
SKIP
Akhirnya kami pun sampai juga di apartment. Yahh kami merasa sudah sangat lelah seharian berjalan-jalan mengelilingi Lotte World. Sehun sudah kembali ke apartmentnya. Aku yang menyuruhnya karena aku melihat ia sudah sangat lelah. Aku mulai mandi dan bersiap untuk tidur. Sebelum pulang kami memang sempat mampir di luar untuk makan malam.
Drrttt Drrttt Drttt
Ponselku bergetar. Aku melihat siapa yang meneleponku malam-malam seperti ini dan ternyata itu adalah mama.
"Yeobseoyo? Mama?"
-Ne. Selamat malam chagi~ Bagaimana harimu? Menyenangkan?- tanya mama di ujung telepon.
"Ne. Sangat menyenangkan sekali. Aku baru saja pulang dari Lotte World. Sangat menyenangkan berada disana. Aku menaiki..." aku menceritakan kunjunganku ke Lotte World pada mama.
-Hahaha sepertinya kau sangat gembira sekali hari ini. Oh iya lalu bagaimana bodyguardmu itu? Menyeramkankah ia? Eomma sempat khawatir takut kau tidak menyukainya.-
"Dia namja yang baik kok, ma. Baba memang paling top memilihkannya hahaha... Mama belum tidur?"
-Mana bisa eomma tidur jika belum mendengar suaramu. Eomma sengaja menghubungimu sekarang ini. Kau sendiri sedang apa?-
"Baru saja selesai mandi. Mama aku ingin tidur. Aku lelah. Bye mama... Titip salam untuk baba ya... Jaljayo..." aku pun mematikan sambungannya. Aku lelah dan juga sudah sangat mengantuk. Aku pun merebahkan tubuhku di tempat tidur dan masuk ke alam mimpi.
.
*Helloannyeongg*
.
Sudah seminggu lamanya aku tinggal di Seoul. Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Yeyy akhirnya... Aku sudah bersiap-siap dan tinggal berangkat ke kampus. Tapi dimana Sehun? Dia belum ke sini?
CKLEK
"Apa kau sudah siap?" Yang aku tunggu akhirnya datang. Kami kuliah di tempat yang sama jadi otomatis kamipun berangkat bersama. Hari ini dia benar-benar tampan meskipun ia mengenakan kacamata minus nya.
"Ne. Kajja kita berangkat." Akupun langsung berhamburan keluar. Aku tidak sabar tiba di kampus baruku.
"Pelan-pelan saja. Awas nanti kau terjatuh jika berlari-lari seperti itu." Sehun terus mengingatkanku agar tidak berlari-lari namun aku cuek saja dan malah memepercepat langkahku.
Brukk
Aduh. Sakit sekali bokongku. Aku jatuh terduduk dilantai. Ini semua karena entahlah siapa itu. Mungkin petugas laundry. Ceroboh sekali dia. Apa dia tidak melihat ada aku didepannya? Malah sengaja ditabrak dengan ring pakaian yang dibawa olehnya. Hihh!
"Aku bilang juga apa. Hati-hati. Sini aku bantu." Sehun mengulurkan tangannya. Akupun menerima uluran tangannya dan berdiri kembali sambil mengusap-usap bokongku yang masih sakit.
"Mianhae... Luhan memang sedikit ceroboh." Sehun meminta maaf kepada ahjushi petugas laundry itu.
"Yak! Aku tidak ceroboh! Ahjushi ini saja yang berjalan tidak lihat-lihat!" Teriakku sambil mempoutkan bibirku. Kesal. Aku merasa disalahkan. Padahal aku tidak salah.
"Mian saya yang salah. Saya ceroboh hingga membuat nona terjatuh. Maaf..." ucap ahjushi itu sopan. Aku hanya mengacuhkannya.
"Tidak. Anda tidak bersalah. Maaf..." Aku kesal. Sepertinya Sehun memang benar-benar menyalahkanku.
"Yak! Kenapa kau masih saja menyalahkanku?" Teriakku amat kesal. Sehun hanya menaikkan sebelah alisnya sambil menatapku.
"Aishh terserahlah!" Aku pun pergi meninggalkan Sehun dengan ahjushi itu.
"Apa-apaan dia! Kenapa malah menyalahkanku! Mengataiku ceroboh! Jelas-jelas ahjushi itu yang salah karena telah menabrakku! Hihhh!" Aku menghentak-hentakkan kakiku karena sangkin kesalnya.
"Jagalah ucapanmu. Berbicaralah yang sopan padanya. Kau itu tahu sopan santun sedikit tidak, sih?" Ucapnya membuatku tergelak.
Apa? Apa aku tidak salah dengar? Sehun! Aku ini majikanmu! Kau malah berani menasihatiku? What the? Aishh sungguh! Aku sempat mengira kau namja yang baik bahkan kelewat baik. Tapi apa ini? Hihh seenaknya saja! Terserahlah! Aku cuek saja dan segera masuk ke dalam mobil. Moodku yang semula sedang baik langsung berubah drastis. Semua ini karena kau, Oh Sehun!
SKIP
Aku melangkahkan kakiku masuk ke gedung kampus. Di kampus ini memang tidak ada yang namanya semacam pengenalan bla bla bla itu tidak ada yang namanya digojlok(?) Oleh para senior. Dan aku cukup senang dengan hal itu. Aku tidak suka disuruh-suruh. Hahaha /evillaugh/.
Aku duduk di kursi barisan kedua. Sedangkan Sehun duduk di kursi bagian ketiga. Aku tidak peduli mau dimana dia duduk. Aku sudah terlanjur kesal padanya sih. Disampingku sudah duduk seorang yeoja bereyeliner yang aku bilang imut.
"Hai..." sapanya dan akupun tersenyum menatapnya.
"Hai juga..." balasku. Yeoja itu mengulurkan tangannya.
"Aku Byun Baekhyun. Kau bisa memanggilku Baekhyun. Siapa namamu?" Ucapnya manis. Aku senang dengan yeoja itu.
"Aku Xi Luhan. Kau bisa memanggilku Luhan. Salam kenal..." dan Baekhyun kembali tersenyum manis padaku.
"Kau bukan orang Korea ya?" Tanyanya. Mungkin karena aksen Mandarin ku yang kental. Walau aku bisa berbahasa Korea tapu aksenku masih saja sama seperti aksen Mandarin. Hahaha
"Ne." Jawabku dan diapun tersenyum. Aku senang karena dia tidak terlalu memperdulikan asalku.
"Bahasa Koreamu lancar sekali. Kau sudah lama ikut kursus ya?" Tanyanya polos.
"Ani. Mama atau hmm eommaku orang Korea. Sehari-hari aku juga sering menggunakan bahasa Korea dirumah bersama mama." Jelasku dan Baekhyun menganggukan kepalanya mengerti.
"Baekkie..." teriak seorang namja tinggi dari depan pintu kelas membuatku dan Baekhyun menoleh.
"Yeollie? Kemana saja? Kenapa baru sampai?" Tanya Baekhyun. Wajahnya terlihat senang sekali sewaktu namja itu menghampirinya.
"Mianhae aku kesiangan hehe... Lalu siapa ini? Teman barumu?" Tanya namja itu pada Baekhyun sambil menunjukku.
"Annyeonghasaeyo jo neun Xi Luhan imnida. Bangapsumnida..." aku mulai memperkenalkan diriku padanya.
"Annyeong jo neun Park Chanyeol. Aku namjachingunya Baekkie..." namja itu tersenyum sambil menampilkan deretan giginya. Sepertinya dia namja yang ramah dan penuh keceriaan.
Kami pun saling mengobrol. Aku kira kedatangan Chanyeol membuat aku dicueki oleh Baekhyun. Namun aku salah. Mereka berdua malah terus mengajakku mengobrol. Mereka pasangan yang serasi, ceria dan ramah. Aku senang mendapatkan teman seperti mereka.
"MWO? BODY-" teriak namja di belakangku. Aku, Baekhyun dan Chanyeol segera menoleh kebelakang.
Namja itu duduk tepat dibelakangku. Persisnya disebelah Sehun dan tangan Sehun membekap mulutnya. Sepertinya mereka cukup dekat. Ada apa sih dengan mereka? Ahh terserahlah! Peduli apa aku padanya!
Tidak lama dosen kami pun datang. Wajahnya terlihat sedikit menyeramkan. Segeralah kami duduk dan bersiap-siap memulai kelas pertama.
SKIP
Akhirnya kelas hari ini pun selesai. Lelah juga seharian harus berpikir. Dan hellow baru saja masuk dan sudah mendapatkan tugas sebanyak ini. Fiuhh~ Baekhyun juga sudah segera pulang bersama Chanyeol saat kelas selesai. Enaknya punya pacar. Kapan ya aku bisa seperti mereka? Pergi dan pulang kuliah bersama-sama. Kencan diakhir minggu. Nah aku? Pacar? Aku belum pernah yang namanya punya pacar. Menyedihkan.
"Kau masih belum mau pulang?" Seketika aku menolehkan kepalaku dan aku mendapati Sehun berdiri di sampinh kursiku.
"Hmm... Aku lelah. Malah tugasnya banyak. Haa melelahkan juga menjadi seorang mahasiswi." Keluhku. Sehun hanya tersenyum saja.
"Tidak akan melelahkan jika kau menjalaninya dengan santai. Jangan terlalu dipikirkan. Nanti bisa stress loh..." benar sih yang diucapkannya.
"Iya sih. Kajja! Aku mau pulang!" Aku segera bangkit dari kursiku dan keluar dari kelas itu. Aku benar-benar lelah dan ingin segera sampai rumah.
"Hmm Luhan mianhae..." aku bingung dengan yang diucapkan Sehun.
"Wae?" Aku menatap Sehun yang sedang menyetir mobil.
"Untuk kejadian pagi tadi. Aku tidak bermaksud menyalahkanmu."
Oh aku baru mengerti. Mungkin ia tahu jika aku marah padanya. Peka juga dia! Tapi kalau dipikir-pikir, aku juga salah sih. Aku ceroboh dan tidak mau mendengarkan saran dan nasihatnya. Bodoh! Kenapa baru menyesal sekarang sih!
"Oh tidak apa. Aku sadar aku juga salah. Aku memang ceroboh dan egois. Tidak mau disalahkan. Dan aku malah marah padamu. Mian..." aku merasa malu juga. Ya disini Sehun memang tidak bersalah. Tapi aku malah marah padanya.
"Gwenchana. Lain kali jangan diulangi lagi ya..." Sehun mengacak-acak rambutku yang hari ini aku sengaja urai.
"Ah mianhae..." ucapnya dan akupun hanya menundukkan wajahku sambil sesekali membenarkan rambutku yang sedikit berantakan.
"Sehun! Boleh kita mampir sebentar disuatu tempat?" Sehun menolehkan kepalanya padaku.
"Mau kemana?"
"Ke itu. Kedai bubble tea waktu itu. Yang kau tunjukkan padaku. Aku jadi ingin meminum bubble tea lagi." Aku membayangkan enaknya menikmati bubble tea saat ini.
"Baiklah. Jangan lama-lama ya. Sudah malam. Kau kan masih harus mengerjakan tugas juga."
"Kau juga. Bukan hanya aku saja yang mendapat tugas. Baiklah aku janji tidak akan lama."
Sehun melajukan terus mobilnya dan akhirnya kami pun sampai di sebuah kedai bubble tea kecil. Meski kedai ini kecil, tapi cukup ramai maka tidak heran jika kita harus mengantri dulu untuk memesan.
"Taro bubble tea kan? Tunggulah disini." Sehun keluar dari mobil dan segera menuju ke counter untuk ikut mengantri.
Aku memandangi sekeliling kedai itu. Indah sekali. Kedai ini berada di tepi sebuah taman yang cukup besar. Lampu-lampu taman yang banyak dan berwarna-warni menambah kesan romantis. Haa lagi-lagi aku menghayal memiliki pacar. Kau harus bangun Luhan!
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Sehun pun kembali ke dalam mobil dan memberikan bubble tea untukku.
"Gomawo..." aku menyesap bubble tea favoritku.
"Sehun apa kau memiliki pacar?" Pertanyaanku itu sontak membuatnya tersedak.
"Uhuk uhuk uhuk" aku merasa bersalah. Gara-gara pertanyaanku itu Sehun jadi tersedak.
"Ahh mianhae Sehun... Aku hmm anggap saja aku tidak bertanya..." aku merutuki kebodohanku. Apa yang kau pikirkan Xi Luhan?
"Haa memang kenapa kalau aku punya pacar?" Jadi benar ya dia sudah punya pacar? Kenapa aku merasa kecewa ya?
"Hmm apa dia tau kau bekerja sebagai bodyguardku? Apa pacarmu itu tidak cemburu?" Aku tidak sadar bisa menanyakan hal itu.
"Tidak. Karena aku tidak punya pacar." Jawabannya itu entah kenapa malah membuatku tersenyum dan lega.
"Jadi kau tidak punya pacar? Kenapa?" Lagi-lagi aku bertanya hal-hal tidak penting seperti ini.
"Ya karena aku masih belum menemukan jodohku. Wae? Kau sendiri? Apa pacarmu tidak cemburu jika..."
"Aku tidak punya pacar." Jawabku lantang. Sehun hanya tertawa menanggapi sikapku. Aku hanya bisa mengerutkan kening. Memangnya aneh?
"Wae? Kenapa tertawa? Apa lucu?" Aku mempoutkan bibirku kesal. Aku tidak suka ditertawai.
"Aneh saja. Masa yeoja secantikmu belum punya pacar hahaha..." aku terbelalak. Apa yang aku dengar tadi?
"Apa?" Tanyaku meminta pengulangan.
"Ahh bu-bukan apa-apa. Anggap saja tadi aku tidak mengatakan apa-apa." Sehun sekarang malah mulai mengalihkan perhatiannya.
Aku tidak salah dengar kan? Secara tidak langsung dia bilang aku cantik kan? Baru kali ini aku mendengar pujian seperti itu dari seorang namja selain baba. Kenapa pipiku jadi panas seperti ini ya? Dan kenapa dadaku jadi sesak seperti ini? Mungkinkah aku? Ahh lupakanlah Lu...
"Kita pulang sekarang?" Akupun mengangguk mengiyakan. Sudah malam dan aku hmm kami masih harus mengerjakan tugas.
SKIP
Aku mengajak Sehun ke apartmentku. Aku berniat mengajaknya makan malam bersama. Hari ini aku memasak nasi goreng kimchi. Hampir setiap hari aku memasak ini. Karena hanya inilah yang aku bisa masak. Hahaha... Namun Sehun tidak pernah menolak nasi goreng kimchi masakanku ini.
"Bagaimana? Enak?" Aku menunggu tanggapan dari Sehun saat menyuapkan nasi goreng kimchi ke dalam mulutnya.
"Mashita... Tapi lain kali kau juga harus memasak masakan lain ya hahaha..." aku mempoutkan bibirnya. Ucapannya sedikit menyindirku. Namun aku cukup tau diri karena ucapannya memang benar.
"Mian... Mian... Sudah kita makan dan setelahnya kita kerjakan tugas kita." Aku pun mengangguk dan menikmati nasi goreng buatanku.
Setelah selesai makan dan mencuci piring, aku dan Sehun kembali ke ruang tengah apartmentku. Kami mau mengerjakan tugas kami yang banyak itu. Sehun nampak lancar mengerjakannya. Sedangkan aku? Sedikit terhambat karena kalian tahu lah bahasa Koreaku masih belum begitu baik.
"Wae? Ada kesulitan? Mana? Biar aku bantu." Tepat. Aku memang sedang butuh bantuan.
"Yang ini. Maksudnya apa?" Aku menunjuk ke sebuah soal yang tidak aku mengerti. Sehun segera menjelaskannya padaku dengan sabar sampai aku bisa memahaminya.
"Oh jadi begitu... Gomawo..." senang. Aku senang karena ada yang mau membantuku. Dengan begini aku jadi bisa mengerjakan tugasku sampai selesai.
"Hmm Sehun... Kalau boleh tahu, dimana orangtuamu tinggal? Apa mereka tahu kau bekerja disini?" Tanyaku sambil mengerjakan tugasku. Aku sempat penasaran juga dengan keluarga Sehun.
"Akh masalah itu. Orangtuaku tinggal di desa. Aku tinggal di Seoul karena ingin mencari pekerjaan dan kuliah. Dan tentu saja kuliahnya aku bayar pakai penghasilanku. Orangtuaku tahu kok aku bekerja disini." Sehun nampak gugup. Seperti ada yang disembunyikannya.
"Sebelumnya kau bekerja sebagai apa?" Aku jadi semakin penasaran dengan kehidupan Sehun.
"Bekerja sebagai pelayan bahkan supir pengantar barang juga pernah." Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku saja.
"Lalu kenapa kau mau menjadi bodyguard?"
"Hmm untuk itu... Karena aku tidak tahu harus bekerja sebagai apalagi. Jadi aku menerima pekerjaan ini. Kesempatan kan tidak datang dua kali."
Entah kenapa dadaku tiba-tiba terasa sesak saat mendengar jawaban Sehun. Jujur jawabannya itu seperti tidak ada pilihan lain. Seolah-olah jika ada pekerjaan lain dia akan lebih memilih pekerjaan lain. Ya Xi Luhan! Memang apa yang mau kau harapkan? Jawaban apa yang kau mau? Pabbo!
"Oh jadi begitu... Haaa tugasnya masih banyak. Aku lelah." Aku menyandarkan diriku di sofa. Lelah berpikir.
"Mau aku ambilkan minum? Tunggulah." Sehun kemudian berjalan ke arah dapur.
"Kenapa ya jika ada disampingmu perasaan itu datang lagi? Terasa sangat nyaman dan damai." Aku memejamkan mataku dan menghela nafas sedalam-dalamnya.
"Ini minumlah." Sehun memberikan segelas air minum untukku.
"Gomawo..." aku pun menerima air itu dan meminumnya hingga habis.
"Jika sudah merasa baikkan, cepat selesaikan tugasmu." Kemudian diapun mengerjakan tugasnya kembali. Aku hanya bisa bertopang dagu sambil memperhatikannya yang sedang serius.
Matanya. Hidungnya. Bibirnya. Aku suka yang ada padanya. Rambutnya. Tubuhnya. Harumnya. Entah kenapa semua yang ada padanya membuatku terasa nyaman. Ada apa denganmu Xi Luhan?
"Kagum dengan wajahku, hmm?" Tanyanya sontak akupun tersadar dari lamunanku.
"Mwo? A-akh tidak kok." Aku mulai mengalihkan pandanganku. Malu karena ketahuan sedang memperhatikannya diam-diam.
"Jinjja? Sejak tadi kau terus memperhatikanku." Skak math! Aku bingung harus mencari alasan seperti apa.
"Itu hmm itu..." aku mengigit bibir bawahku. Gugup dan bingung harus menjawab apa.
"Aku hanya bercanda kok hahaha..." dia hanya tertawa. Aku merasa lega karena dia tidak membahas masalah itu lagi.
Setelahnya aku langsung mengerjakan tugasku kembali. Sehun juga terlihat sangat serius mengerjakannya. Sepertinya ia sebentar lagi akan selesai. Sedangkan aku? Masih beberapa lembar tugas lagi yang mesti aku selesaikan. Haaa melelahkan menjadi mahasiswa. Fuhh
"Huaaa akhirnya selesai juga tugasku. Hoamm..." aku menguap. Rasa kantuk mulai menghampiriku. Wajar saja. Sekarang sudah jam 23.00 KST.
"Sekarang tidurlah. Besok pagi kita kan harus kuliah. Aku mau kembali ke apartmentku. Bye. Selamat tidur." Pamitnya dan segera keluar.
Akupun segera merapikan semua buku yang ada di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas yang akan aku gunakan besok. Setelah itu aku pun masuk ke kamar dan mulai mencoba untuk tidur. Selamat malam...
.
*Helloannyeongg*
.
Oh tidak! Tidak! Aku kesiangan! Sekarang sudah jam 08.30 sementara aku ada kelas jam 09.00! Otteokhae? Omo! Aku panik. Sungguh panik! Bagaimana jika aku telat? Kenapa Sehun tidak mencoba membangunkanku sih? Akhh aku pusing! Otteokhae? Otteokhae?
"Auu appo appo..." Aku mengelus bokongku yang terasa sakit.
Aigoo bokongku sakit sekali... Lagi-lagi aku jatuh terduduk karena terlalu terburu-buru dan tidak melihat ke arah depan, aku jatuh terpeleset. Haaa benar-benar sial! Tanpa memperdulikan rasa sakit, aku segera bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.
10 menit kemudian yang menurutku waktu paling cepat untuk mandi, aku keluar dan kembali terburu-buru berpakaian. Rambutku sudah tidak tahu harus apakan lagi. Aku biarkan saja masih basah. Haaa pagi ini benar-benar menyebalkan! Huftt...
"Lu? Kau sudah siap?" Itu suara Sehun. Aku segera mengambil tasku dan mengenakan sepatuku.
"Ne, ne, ne aku sudah siap... Aigoo aku lupa mengambil mantel. Tunggu-tunggu.." Pabbo aku lupa mengambil mantel. Ishh sungguh! Terburu-buru itu sangat tidak enak.
"Nah kajja kita berangkat!" Aku segera melesat keluar apartment. Sudah tidak ada waktu lagi!
CKLEK
"Lu, rambutmu... Belum kering..." Sehun menunjuk rambutku yang memang masih basah.
"Biarkan. Kajja sudah tidak ada waktu!" Aku menarik tangan Sehun untuk segera pergi.
SKIP
Akhirnya kami sudah tiba tepat waktu di kampus. Syukurlah... Aku berpikir akan terlambat. Saat aku mau keluar dari mobil, Sehun menahanku.
"Tunggu.. Jangan turun dulu." Aku hanya menaikkan alisku sambil menatapnya.
"Wae?"
"Berbaliklah."
"Mwo?"
"Berbaliklah!" Ulangnya. Aku pun mengikuti perintahnya.
"Waeyo? Kau..." Lagi-lagi! Huft Sehun lagi-lagi menguncir rambutku. Aku jadi deg-degan dibuatnya.
"Nah sudah. Rambutmu basah. Jangan diurai seperti itu. Nah pakai topiku jika kau mau." Sehun memberikan topi rajut hitamnya untukku.
"Hah? Tidak usah. Terima kasih. Kajja kita harus cepat!" Aku pun segera keluar dari mobil dan menuju ke kelas.
SKIP
Akhirnya kelas hari ini selesai. Hanya 3 jam saja kelas hari ini. Karena tadi pagi aku tidak sempat sarapan, aku merasa lapar. Aku putuskan untuk pergi ke kantin. Aku ingin makan.
"Sehun. Kau mau kekantin juga?" Aku mengajak Sehun yang masih membereskan buku-bukunya.
"Ne. Tunggu sebentar ya. Lalu dimana temanmu itu?" Oh aku tahu. Pasti maksudnya Baekhyun.
"Ia sudah pulang dengan Chanyeol kekasihnya. Temanmu?"
"Kai? Sama saja. Ia juga sudah buru-buru menjemput kekasihnya. Nah kajja!"
Kami pun keluar kelas untuk menuju ke kantin. Namun saat kami baru saja keluar dari pintu kelas, ada seorang namja tinggi yang menghadang langkah kami. Wajahnya sedikit terlihat kebarat-baratan. Aku melirik Sehun namun ternyata dia tidak mengenalnya.
"Luhan?" Namja itu memanggilku. Aku hanya menyipitkan mataku. Berpikir apakah aku pernah mengenal namja itu.
"Kau siapa?" Aku sama sekali tidak tahu siapa namja dihadapanku ini.
"Kris err Wu Yi Fan. Kau lupa?" Ucapnya. Dan aku membelalakkan mataku tidak percaya.
"Yifan? Kau Yifan? Omo!" Aku merasa tidak percaya bisa bertemu dengannya.
"Hai apa kabar?" Kris atau Yifan mengacak rambutku. Sama seperti dulu.
"Ya jangan mengacak rambutku!" Aku mempoutkan bibirku, merasa kesal. Namun aku senang. Orang yang selama ini aku rindukan akhirnya kami bisa bertemu lagi.
"Sudah lama aku tidak melihatmu. Kau semakin cantik, Lu." Kris mencubit kedua pipiku gemas.
"Ya appo!" Aku mengelus-elus pipiku yang terasa sedikit sakit karena cubitan Kris.
"Lu? Siapa dia? Namja..."
"Ah aniyo... Yifan ehm Kris dia Sehun. Sehun, ini Kris." Aku memperkenalkan Sehun kepada Kris. Aku lupa jika ada Sehun disini. Pabbo!
"Hai.. Wu Yifan. Tapi kau bisa memangilku Kris." Kris mengulurkan tangannya.
"Aku Sehun. Salam kenal." Sehun pun menyambut uluran tangan Kris.
Sudah hampir 10 tahun lamanya aku tidak bertemu kembali dengan Kris, teman masa kecilku. Ia sempat tinggal di Kanada karena semua keluarganya pindah kesana. Kau tahu? Dulu aku sempat menyukai Kris loh. Bagaimana tidak? Kris namja yang tampan dan pintar. Baik pula. Kris juga suka memanjakanku. Dan aku merasa sangat nyaman didekatnya. Kini aku bisa bertemu lagi dengannya di Seoul. Benar-benar tidak pernah kuduga.
"Kalian mau kemana?" Kris menatapku dan menatap Sehun bergantian.
"Kami ingin ke kantin. Kau mau ikut?" Ajakku dan diapun mengangguk. Akhirnya kami pergi ke kantin bertiga.
SKIP
"Hahaha kau itu Lu! Jadi Sehun ini adalah body-" aku mendekap mulutnya. Aku tidak ingin orang lain tahu jika Sehun adalah bodyguardku. Aku malu.
"Stt jangan berisik! Aku tidak mau orang lain tahu yang sebenarnya. Aku malu. Ini semua karena baba. Baba dan mama tidak membiarkan aku tinggal sendirian di Seoul dan jadilah..."
"Jadilah Sehun bekerja sebagai bodyguardmu hahaha... Kau memang selalu dimanjakan ya hahaha..." Kris tertawa terbahak-bahak. Memangnya lucu apa?
"Seharusnya Paman Xi tidak perlu menyiapkan bodyguard untukmu. Kan ada aku. Aku bisa menjagamu, rusa kecil..." Kris mencubit ujung hidungku.
"Hahah tidak apa. Lagipula kau juga sibuk dengan kuliahmu. Kau kan mengambil jurusan dokter. Pasti sangat sulit dan menyibukkan."
"Tidak kok. Aku bisa mengatasinya."
"Tidak perlu. Biarkan Sehun saja yang menjagaku."
"Haha baiklah. Oh tidak! Kelasku sebentar lagi akan dimulai. Bye Lu..." Kris mencium pipi kiriku dan segera beranjak meninggalkan kantin.
Omo! Kris? Menciumku? Aku tidak bermimpikan? Apa ini kenyataan Tuhan? Aku merasakan pipiku memanas. Mungkin sekarang pipiku sudah memerah.
"Lu... Kau menyukai namja hmm maksudku Kris ya?" Tanya Sehun membuyarkan lamunanku.
"M-mwo? A-aniyo... Hmm hanya saja dulu aku sempat menyukainya."
Aku langsung menutup mulutku sendiri. Bodoh! Sangat bodoh! Kenapa aku malah mengatakan hal itu sih? Pabbo! Pabboya Lu! Ishh...
SKIP
Siang ini aku berencana akan berbelanja. Biasanya aku dan mama suka pergi berbelanja bersama dan mama sebagai mentorku dalam memelih busana. Tapi sekarang aku sendiri yang harus memilihnya karena mama kan tidak sedang bersamaku. Aku harap Sehun bisa membantuku memilih pakaian yang bagus. Dia memiliki selera mode yang bagus, kurasa.
Dan akhirnya kami pun sampai di sebuah pusat perbelanjaan yang besar dan banyak terdapat distro-distro terkenal di dalamnya. Mataku tertuju pada sebuah distro yang tidak terlalu ramai namun sering aku kunjungi di China. Sehun hanya mengikutiku saja dari belakang. Mungkin ia akan bosan menemaniku berbelanja. Tapi yasudahlah..
"Sehun menurutmu bagus yang mana?" Tanyaku saat aku melihat beberapa dress yang cantik dan bagus-bagus.
"Dua-duanya bagus untukmu. Kau coba saja dulu." Usulnya dan akupun mengangguk kemudian mengambil beberapa potong pakaian lain dan segera menuju ke kamar pas.
Pertama aku mengenakan sebuah dress putih penuh renda dibagian dada dan bahunya. Aku suka modelnya karena imut. Dan warnanya pun putih. Warna netral.
"Taraa bagaimana? Apa yang ini bagus?" Akupun keluar dari kamar pas dan memutar tubuhku. Ingin mendengar komentar dari Sehun.
"Bagus. Coba yang lain saja dulu." Ternyata komentarnya bagus. Aku pun kembali masuk ke dalam kamar pas dan mencoba dress lainnya.
Kali ini aku akan mengenakan sebuah dress bercorak bunga-bunga. Panjangnya pun selutut. Aku juga suka modelnya dan warna nya cerah dan penuh keceriaan.
"Kalau yang ini bagaimana?" Akupun kembali berputar-putar dan ingin mendengar komentar Sehun lagi.
"Ini bagus juga. Yang lain masih ada?" Komentarnya pun bagus lagi.
Kali ini adalah dress terakhir yang akan aku kenakan. Sebuah mini dress berwarna merah selutut tanpa lengan. 5 menit kemudian akupun kembali keluar dari kamar pas.
"Apa ini terlalu seksi?" Tanyaku sedikit malu. Aku melirik sedikit dress yang aku kenakan. Terlalu err seksi.
"Ne. Lebih baik kedua baju yang diawal tadi." Ternyata benar. Dan sekarang aku bingung ingin membeli yang mana.
Tidak lama aku pun keluar dengan pakaian lama. Sebuah kaus dan celana panjang biasa. Sesuai styleku. Aku belum sempat mengenakan cardiganku karena terlalu sibuk memikirkan dress mana yang harus aku beli.
"Jadi kau ingin membeli yang mana?" Tanya Sehun.
"Aku juga bingung ingin membeli yang mana. Kau bilang dua-duanya juga bagus." Aku mempoutkan bibirku. Sedikit kesal juga karena kedua dress itu benar-benar bagus dan aku sangat menyukainya.
"Kenapa tidak membeli dua-duanya saja. Kau suka kan? Dan pasti akan mengenakannya kan?" Usulnya.
"Benar juga. Baba juga tidak akan marah jika aku membeli 2 dress ini hehe..." tanpa ba bi bu aku segera membawa kedua dress itu ke kasir. Kenapa tidak terpikirkan dari tadi saja?
Setelah puas berbelanja, aku pun mengajak Sehun untuk pulang. Aku merasa sangat lelah dan juga mengantuk. Mungkin sehabis ini aku akan langsung tidur. Haa padahal tidak lama aku jalan-jalan. Tapi kenapa malah bisa selelah ini sih? Aku mengeratkan cardigan yang aku kenakan. Membenarkan letak syalku yang sedikit berantakan. Dingin. Aku merasa sangat dingin. Aku sampai menghidupkan pemanas di dalam mobil.
"Kau kedinginan?" Tanya Sehun sambil terus menyetir.
"Sedikit. Aku lelah. Aku ingim cepat pulang dan tidur." Jawabku sambil berusaha untuk terjaga.
"Kau lelah? Tidur saja. Nanti aku akan bangunkan jika sudah sampai." Aku menggelengkan kepalaku, berusaha menolak.
"Tidak apa. Tidurlah." Haa baiklah aku pun mulai memejamkan mataku dan tertidur.
CKITT
"Lu? Bangunlah. Kita sudah sampai." Sehun membangunkanku. Aku merasakan kepalaku yang terasa berat.
"Wae? Pusing?" Aku menggoyang-goyangkan kedua tanganku.
"Mau aku gendong?" Tawarnya.
"Tidak perlu. Aku tidak apa-apa. Aku hanya mengantuk. Aku bisa jalan sendiri kok." Aku pun mulai turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam gedung apartment.
Sungguh aku merasakan kepalaku yang terasa berat. Pusing sekali. Tapi aku berusaha untuk berjalan sampai ke dalam apartmentku. Sehun berjalan dibelakangku sambil membawa beberapa kantung belanjaanku. Akhirnya aku pun sampai di depan pintu apartmentku.
CKLEK
"Lu kau baik-baik saja? Kau sakit?" Sehun tampak sangat mengkhawatirkan keadaanku.
"Tidak aku baik-baik saja kok. Kau kembalilah. Kau pasti lelah juga." Sehun pun mengangguk dan kembali ke apartmentnya.
Aku segera masuk ke dalam kamarku. Aku ingin segera berbaring. Lelah, pusing, mengantuk aku rasakan semua. Namun belum sampai ke tempat tidur, akupun terhuyung dan terjatuh di lantai. Dan semuanya gelap.
To Be Continued
Hello everybody... Udah lama ya kita gak ketemu(?) Hehe.. Ini FF baru author loh... Beneran deh. Ini yang author bilang 1 cerita tapi beda pandangan. Kalo disini author fokusin ke Luhan nya. Nah kalo mau fokus ke Sehunnya, bisa baca I Love My Boss. Ceritanya sama aja kok sebenarnya. Aduh FF author makin gaje aja ya ceritanya? Gak nyambungkah? Atau alurnya terlalu lamakah? Mianhae... Untuk next chap author bakal buat yang lebih bagus lagi deh hehe... Awalnya sih author niatnya buat FF ini FF Oneshoot aja. Tapi batal x.x yauda deh sekian curhatannya. See you byebye... Review nya jangan lupa ya...
My Twitter:
Helloannyeongg (Mention for follback^^ Gomawo^^)
