Chapter 1
Author : cherylion
Title : Recognition
Main Cast : Park Chanyeol – Byun Baekhyun (ChanBaek/BaekYeol)
Length : Chapter
Genre : YAOI
Rate : 15+ karena ada beberapa adegan kekerasan di chapter ini
"MWO?!."
Chanyeol memandang kedua orang tuanya dengan mata terbelalak, sementara ayahnya hanya berdehem kecil dan ibunya menutup telinga mendengar teriakan anaknya.
"Tapi… tapi… kenapa aku harus pindah? Eomma…," Chanyeol memandang ibunya dengan tatapan memelas seperti meminta bantuan.
"Tidak, Chanyeol-ie, kau akan tetap appa pindahkan ke Sekolah Yongshin. Kelakuanmu sungguh sudah kelewatan, dan juga nilaimu semakin buruk."
"Tapi kenapa harus Yongshin? Itu kan sekolah khusus para lelaki," gerutu Chanyeol.
"Jadi kau mau eomma masukkan ke sekolah khusus perempuan, begitu?," Tanya ibunya kesal.
"Aiissshh… bukan begitu…" Chanyeol menggaruk belakang kepalanya.
Terdengar suara deheman dari ayahnya. "Appa sudah mendaftarkanmu. Kau bisa pindah kesana hari minggu ini, kau akan mulai sekolah senin. Dan lagi kau akan tinggal di asrama, kau tidak bisa lagi keluyuran, Chanyeol. Dan jangan harap kau bisa berbuat macam-macam disana atau appa akan membuatmu home schooling."
Chanyeol hanya menghela nafas pasrah. Jika ayahnya sudah berkata demikian maka tidak ada lagi yang bisa dia perbuat. Dia kembali menatap ibunya meminta dikasihani, namun sang ibu hanya menggeleng pasrah. Chanyeol kembali tertunduk.
"Ini bahaya…" gumamnya lirih. Sangat lirih.
~cherylion~
Yongshin Godeung Hakgyo atau Yongshin High School adalah sekolah menengah atas dimana para muridnya hanyalah laki-laki. Yongshin Godeung Hakgyo adalah salah satu sekolah terbaik di Korea Selatan. Mereka memiliki asrama dengan peraturan dan jam malam yang ketat, serta guru-guru yang berkualitas dan mempunyai disiplin yang tinggi.
Dan disinilah Chanyeol sekarang, di dalam sebuah kelas. Kelas barunya. Dia hanya menatap teman-teman – ataukah dia harus menyebutnya orang asing – barunya dengan tatapan malas. Sementara berbanding terbalik dengan siswa kelas itu yang memandang Chanyeol dengan takjub. Jarang-jarang Yongshin menerima murid baru di saat pertengahan semester begini. Kalau itu terjadi, berarti murid baru itu adalah orang yang cukup berada untuk membayar mahal agar bisa masuk kesini.
"Namaku Park Chanyeol. Salam kenal."
Mendadak kelas hening. Menatap sesosok lelaki yang menjulang tinggi yang hanya menatap seisi kelas dengan tatapan malas dan dingin.
"Hanya itu? Dia robot ya?," bisik Kyungsoo pada Baekhyun yang duduk di sampingnya. Sementara Baekhyun hanya terkikik geli.
"Baiklah, Park Chanyeol kau bisa duduk di sebelah Kim Jongin, Jongin-ssi, angkat tanganmu," ujar Guru Kwon. Chanyeol hanya memandang malas kearah teman sebangkunya sebelum akhirnya duduk di sebelah Jongin yang memandangnya dengan aneh.
"Hai, salam kenal. Aku Do Kyungsoo," Kyungsoo membalikkan badannya dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar pada Chanyeol yang duduk tepat di belakangnya.
Sementara Chanyeol hanya memandang tangan Kyungsoo dengan tatapan datar, tanpa berniat menyambut uluran tangan Kyungsoo. Jongin yang melihatnya hanya mendengus.
"Sudahlah, baby, singkirkan saja tanganmu. Manusia es ini tidak akan mau bersalaman dengan kita. Kau bersalaman denganku saja," Jongin langsung menyambut tangan Kyungsoo dan menggenggamnya lembut.
Pletak!
"Kim Jongin, Do Kyungsoo, papan tulis ada di depan, bukan di wajah Park Chanyeol," bentak Guru Kwon yang membuat keduanya langsung duduk dengan posisi tegap, sementara itu Baekhyun hanya tertawa kecil.
Tanpa sengaja matanya bertemu dengan Chanyeol yang memandangnya tajam. Baekhyun buru-buru kembali memperhatikan papan tulis.
Mengerikan.
~cherylion~
"Baek, kau dipanggil kepala sekolah," seru Kyungsoo yang baru saja masuk ke dalam kelas. Baekhyun memandang Kyungsoo heran.
"Ada apa kepala sekolah memanggilku?."
"Mana aku tahu. Sudah sana cepat," Kyungsoo mendorong punggung Baekhyun keluar kelas. Baekhyun kemudian berjalan santai menuju ruang kepala sekolah. Tak jarang beberapa siswa menyapanya atau menggodanya. Baekhyun hanya menanggapinya dengan senyuman. Yeah, Baekhyun adalah salah satu dari lima besar siswa terpintar di Yongshin. Selain itu, wajahnya yang cantik untuk ukuran namja membuatnya memiliki banyak penggemar, bersaing dengan Luhan, salah satu temannya yang lain selain Kyungsoo. Tapi dia tidak peduli, selama hidupnya tidak terusik dan tidak ada acara membully, maka dia akan baik-baik saja. Karena sebenarnya dia terlalu lemah untuk membalas perbuatan seperti bully tersebut.
Baekhyun mengetuk pintu yang bertuliskan Gyojang dan membukanya perlahan sambil membungkukkan badannya sopan.
"Silahkan masuk Byun Baekhyun," Kepala Sekolah menunjuk salah satu kursi di depannya yang kosong dan menyuruh Baekhyun duduk. Baekhyun hanya tersenyum sopan sambil memandang kearah seorang lelaki yang sudah lebih dulu duduk tepat di samping bangkunya.
"Mungkin kau sudah mengenalnya karena kalian sekelas. Dia Park Chanyeol, murid pindahan di Yongshin. Dan Park Chanyeol, ini adalah Byun Baekhyun, teman sekelasmu dan salah satu murid terpintar di Yongshin. Dan sebentar lagi dia akan menjadi tutormu sampai kau bisa memperbaiki nilai-nilaimu."
Baekhyun yang baru datang dan tidak mengerti apa-apa langsung menyela. "Cheosonghamnida, Pak Kepala Sekolah, aku… ini maksudnya apa? Aku akan menjadi tutornya? Dia?," Baekhyun menunjuk Chanyeol yang disampingnya dengan tidak sopan.
Kepala Sekolah berdehem kecil. "Ada masalah, Tuan Byun Baekhyun?."
"Bukan… hanya saja kenapa harus aku? Bukankah masih banyak murid yang lebih pintar dari aku? Kenapa tidak Kyungsoo saja yang menjadi peringkat satu?," protes Baekhyun.
"Keputusanku sudah bulat. Jadwal belajar kalian akan diatur oleh Guru Kwon selaku wali kelas kalian. Nanti silahkan temui Guru Kwon. Dan, bisakah kalian keluar sekarang? Aku rasa urusan kita sudah selesai." Baekhyun hanya mengangguk pasrah lalu berdiri dan berjalan duluan keluar.
Baekhyun memandang Chanyeol yang baru saja menutup pintu. "Kenapa tadi kau hanya diam saja?," bentak Baekhyun kesal.
"Kenapa pula aku harus bicara?," balas Chanyeol.
"Aiissshh… apa kau begitu bodohnya sampai harus diajari oleh seorang tutor? Hah?."
"Bukan urusanmu, cerewet. Kalau kau tidak mau mengajariku bilang saja sana pada kepala sekolahmu. Kau pikir aku mau diajari oleh namja cerewet sepertimu," Chanyeol langsung pergi begitu saja meninggalkan Baekhyun yang mengeram kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya.
~cherylion~
"Jadi, kau akan mengajarinya?," Kyungsoo berbisik pada Baekhyun yang duduk di depannya sambil menunjuk kearah Chanyeol yang duduk tak jauh dari mereka. Kantin Yongshin tidak seramai biasanya jadi jika berbicara cukup keras akan terdengar sampai ke tempat Chanyeol. Begitu perhitungan Baekhyun.
"Kalau kau bertanya sekali lagi, aku akan mencium Jongin-mu," bisik Baekhyun geram. Kyungsoo menatapnya tajam. Sementara Jongin yang duduk di sebelah Kyungsoo hanya menatap kedua lelaki yang sedang berbisik itu dengan tatapan malas.
Tiba-tiba, baik Baekhyun maupun Kyungsoo sama-sama memiringkan kepala mereka kearah Chanyeol. Menatapnya dari berbagai sudut. Jongin yang melihatnya mengernyit heran.
"Apa yang kalian lakukan?."
"Ssshhh… aku hanya heran apakah dia sebodoh itu sampai membutuhkan Baekhyun untuk mengajarinya?," ujar Kyungsoo. Sementara Jongin kembali menatap mereka malas.
"Hey, Oh Sehun," teriakan Jongin yang tiba-tiba membuat seisi kantin yang terbilang cukup sepi itu mendadak hening. Termasuk Chanyeol yang tiba-tiba memandang ke meja mereka dan menangkap basah Kyungsoo dan Baekhyun yang memandangnya dengan posisi aneh.
Menyadari hal itu, kedua lelaki imut itu sontak mengalihkan tatapannya. Wajah Baekhyun memerah, sementara Kyungsoo langsung memukul kepala Kai.
"YA! Kenapa kau memukulku?," teriak Kai tidak terima. Sementara Sehun yang baru datang hanya duduk dengan pandangan bingung dan bertanya pada Baekhyun apa yang terjadi. Namun, Baekhyun hanya mengangkat bahunya, terlalu malu untuk mengeluarkan suara.
~cherylion~
Baekhyun kembali menghela nafas melihat kertas yang ada di tangannya. Entah sudah berapa kali dia menghela nafas hari ini. Dia lalu memandang jam tangannya, sudah hampir pukul 3. Sementara di kertas yang ada di tangannya tertera bahwa dia harus mengajari Chanyeol belajar hari ini di perpustakaan sekolah pukul 3.
"Baek, aku tidak langsung pulang ke asrama hari ini. Luhan hyung juga bilang dia ada urusan. Kau tidak apa-apa kami tinggal sendiri kan?," Kyungsoo keluar dari kelas menghampiri Baekhyun yang masih betah berdiri di depan pintu.
"Oh, itu apa?," Tanya Kyungsoo, berusaha melihat isi kertas yang di pegang Baekhyun dengan mata doe nya.
"Kau akan bertemu si anak baru hari ini?," Jongin tiba-tiba muncul dan berdiri di belakang mereka sambil melihat kearah kertas tersebut dengan mudah, mengingat kedua lelaki di hadapannya lebih pendek darinya.
"Kalau begitu selamat berjuang, Baek. Kami mencintaimu," Kyungsoo memeluk Baekhyun singkat tanda prihatin – atau mengejek, entahlah – dan bergegas menarik Jongin untuk ikut bersamanya.
"Nanti malam jangan lupa ceritakan semuanya padaku, oke?," teriak Kyungsoo sambil melambaikan tangannya. Dan Baekhyun, lagi-lagi menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.
Perlahan kakinya bergerak menuju perpustakaan sekolah yang terletak tidak jauh dari kelas mereka. Saat sampai disana, dilihatnya hanya ada beberapa sepatu siswa yang terletak diluar. Perpustakaan Yongshin memang menerapkan peraturan bahwa setiap siswa tidak boleh masuk menggunakan sepatu karena ruangan perpustakaan yang cenderung berAC akan berbau tidak nyaman dan kotor. Karena itu, perpustakaan menyediakan sandal khusus yang terletak di samping pintu masuk.
Baekhyun melepas sepatunya dan masuk dengan memakai sandal perpustakaan. Dia melihat sekeliling perpustakaan yang cukup besar. Selain sekolah mereka yang terbilang sangat bagus, perpustakaan mereka juga sangat lengkap dengan fasilitas internet dan komputer yang terletak di salah satu sudut ruangan dengan hanya dipisahkan kubikel-kubikel berwarna coklat yang cukup canti dan mewah.
"Cheosonghamnida, seonsangnim, apa kau melihat seorang siswa yang sangat tinggi disini?," Baekhyun bertanya pada penjaga perpustakaan. Namun, si penjaga hanya menatapnya dengan pandangan datar.
"Kau pikir aku harus mengabsen wajah setiap murid yang datang kesini? Cari saja sendiri sana," ujarnya ketus. Baekhyun hanya tersenyum canggung sambil cepat-cepat berlalu dari hadapan penjaga perpustakaan tersebut. Tiba-tiba, matanya menangkap sosok lelaki dengan badan tegap yang sedang mendengarkan earphone sambil membolak-balikkan sebuah buku. Park Chanyeol. Orang yang harus ditemui – diajari – nya.
"Chanyeol-ssi…" Baekhyun berusaha duduk dengan hati-hati di depan Chanyeol, takut-takut kalau namja tinggi itu marah atau kesal. Oke, Baekhyun memang berlebihan.
Baekhyun berusaha melambai kepada Chanyeol yang masih sibuk dengan handphone-nya. Tiba-tiba Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap Baekhyun datar.
"Kau sudah datang? Kalau begitu aku pergi," singkat. Padat. Jelas. Lelaki tinggi itu menyampirkan tas nya dan langsung berdiri hendak pergi. Baekhyun yang melihatnya hanya bisa melongo kaget.
"Ya! Chakkaman, kau mau kemana? Kita belum mulai sama sekali," Baekhyun mulai terserang panik.
"Kau katakan saja pada Guru Kwon kalau kau sudah mengajarkan ku hari ini. Bukankah kau diuntungkan? Waktumu tidak terbuang dengan mengajari namja bodoh sepertiku kan?," Chanyeol langsung keluar setelah memberikan tatapan tajamnya pada Baekhyun.
"YA! PARK CHANYEOL! AIISSHH ANAK ITU…"
~cherylion~
Baekhyun baru saja keluar dari toilet saat seseorang kembali mendorongnya ke dalam toilet dan mengunci pintu toilet. Tubuh kecilnya yang tersentak ke dinding membuat namja mungil itu meringis tertahan.
"YA! APA YANG KAU LAKUKAN?," Baekhyun berteriak sambil berusaha tetap berdiri. Dia merasa tulang punggungnya retak akibat benturan yang cukup keras di dinding.
"Kau. Apa yang kau katakan pada guru Kwon?," Chanyeol mendesis tajam sambil mencengkram kerah baju Baekhyun dan membenturkannya ke dinding. Baekhyun kembali mengerang tertahan.
"Park Chanyeol… le… pas… aku… ti…dak bisa…"
"Diam kau brengsek!," tiba-tiba Chanyeol memukul wajah Baekhyun dan membuatnya terjatuh. Lelaki mungil itu merasa giginya patah akibat pukulan Chanyeol. Dia merasa sesuatu yang asin datang dari bibirnya dan sesuatu yang mengalir dari hidungnya.
"Chanyeol-ssi… uhuk… uhuk… apa… yang…"
"Sekali lagi kau berkata macam-macam atau mengadu pada guru Kwon, kau akan merasakan neraka dunia, Byun-ssi. Ingat itu!," sebelum pergi, Chanyeol sempat menendang Baekhyun sekali lagi. Sementara Baekhyun hanya meringis. Untuk pertama kalinya selama hidupnya dia merasakan kekerasan fisik. Dan sesungguhnya dia merasa tubuhnya sudah tidak berpijak lagi di bumi saat dirasanya semua mendadak gelap. Hal terakhir yang di dengarnya adalah suara seseorang yang meneriakkan namanya.
~cherylion~
"Baek, kau sudah sadar?," Baekhyun mendengar suara Kyungsoo yang terdengar sangat lembut. Dia membuka matanya perlahan dan dilihatnya cahaya putih yang meyilaukan matanya.
"Apa aku sudah mati? Kenapa cahayanya silau sekali?," Baekhyun berusaha menggerakkan tangannya untuk menutupi matanya. Tapi dia langsung mengerang kesakitan. Tangannya seakan lumpuh. Benar-benar sangat sakit.
"Jangan bergerak dulu. Aku sudah mengolesi salap pereda nyeri tadi. Mungkin belum benar-benar bekerja. Dan kau tidak mati, Baek. Yang kau lihat itu cahaya lampu kamarmu sendiri," Kyungsoo menatapnya datar.
"Apa dia tidak apa-apa?," terdengar suara seorang namja yang jauh lebih lembut.
"Entahlah. Tadi dokter itu bilang tidak ada tulang yang patah atau retak. Beberapa hari lagi nyerinya juga hilang. Hey, Baek, jangan bangun dulu," Kyungsoo berteriak menahan Baekhyun yang hendak duduk.
"Kyung, aku kenapa?," Baekhyun bertanya sambil mencari posisi duduk yang nyaman. Sungguh, dia merasa tulangnya patah semua.
Kyungsoo dan Luhan hanya memandangnya datar. "Seharusnya kami yang bertanya padamu. Ada apa denganmu, hah? Daehyun menemukanmu di toilet dalam keadaan mengerikan dan tak sadarkan diri. Siapa yang melakukan ini padamu?," seru Kyungsoo.
Baekhyun diam. Dia ingat sekarang. Park Chanyeol. Lelaki tinggi dan gila itu.
"Jadi benar Park Chanyeol yang melakukannya?," teriak Kyungsoo. Tanpa sadar ternyata Baekhyun menyuarakan isi hatinya.
"Kenapa dia melakukan itu padamu?," Luhan memandang kedua roommate nya dengan heran.
"Tidak tahu, tanya saja dia," ujar Kyungsoo.
Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan, sangat pelan. Dia juga merasa tulang lehernya bergeser. "Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja saat aku keluar dari toilet, dia mendorongku dan mengunci pintu lalu memukulku."
"Lalu kenapa kau tidak melawan? Kau kan anggota hapkido," seru Kyungsoo gemas.
"Aku terlalu kaget, Kyung. Aku bahkan tidak mengerti apa yang dia katakan," Baekhyun hanya mendesah.
"Sudahlah, Kyung. Yang penting kan sekarang Chanyeol sudah dihukum guru Kwon," ucapan Luhan membuat Baekhyun langsung membelalakkan matanya dan berteriak.
"GURU KWON TAHU KALAU CHANYEOL YANG MENGHAJARKU? BAGAIMANA BISA?."
"Aiisshhh… Baek, jangan berteriak. Tentu saja guru Kwon tahu. Dia juga tahu kalau Chanyeol menolak belajar bersamamu saat di perpustakaan," gerutu Kyungsoo.
Baekhyun terdiam. Jadi itu alasannya menghajarku? Mati kau, Byun Baekhyun. ~cherylion~
Setelah 3 hari tidak masuk karena proses penyembuhan diri, akhirnya Baekhyun hari ini memutuskan untuk masuk sekolah kembali. Rasa nyerinya sudah berkurang walaupun lebam di wajahnya belum sepenuhnya hilang. Dia melangkah pelan sambil menenteng tas ranselnya mengingat punggungnya terkadang masih terasa nyeri. Baekhyun membuka pintu kelasnya dan tiba-tiba saja pandangannya memutih seketika.
Semua yang ada di kelas berteriak kaget. Pasalnya, badan Baekhyun sekarang penuh dengan tepung dan juga air. Dia persis seperti udang yang sudah siap di goreng. Lengket, basah dan berwarna putih.
Kyungsoo yang baru saja tiba bersama Jongin membelalakkan matanya melihat Baekhyun hanya diam dan berdiri kaku dengan tubuh berwarna putih di depan pintu.
"YA! Siapa yang melakukannya?," seru Kyungsoo marah. Tiba-tiba tatapannya beralih ke Chanyeol yang dengan santainya mendengarkan musik melalui earphone-nya. Kyungsoo langsung berlari kearah Chanyeol dan memukul meja di hadapan Chanyeol.
Chanyeol melepaskan earphone-nya dan memandang Kyungsoo malas.
"Apa lagi?."
"Kau. Kau yang melakukan ini pada Baekhyun kan?."
Chanyeol melihat sekilas kearah yang ditunjuk Kyungsoo. Dilihatnya Baekhyun berdiri kaku di depan pintu dengan berlumuran tepung dan air. Namja tinggi itu kembali memandang Kyungsoo dengan tatapan datarnya.
"Apa kau punya bukti bahwa aku yang melakukannya? Tanya saja dengan mereka yang berada di kelas, aku bahkan hanya diam saja dari tadi," Chanyeol langsung beranjak dari tempat duduknya.
"YA! Mau kemana kau?," teriak Kyungsoo, berhasil menghentikan langkah Chanyeol.
"Kelas ini… membosankan."
Seisi kelas hening mendengar ucapan tajam yang dilontarkan Park Chanyeol. Ketika Chanyeol keluar, dia sempat membisikkan sesuatu tepat di telingan Baekhyun yang masih berdiri kaku di depan pintu.
"Ini baru saja dimulai, Byun-ssi," ujarnya sambil menyeringai tajam.
-To be continued-
