Because of you

Genre: romance, drama, school, friendly, and other.

Pairing: sasuke .U, hinata .H, gaara. S.

All cats from anime of MASASHI KISIMOTO.

Warning: little typo, OCC, gaje, alurnya diambil dari kehidupan sehari-hari (jadi dimaklumi ya kalau boring bacanya)

Febry Present...!

Chapter 1

Hinata p.o.v

Hembusan angin menemani ku berjalan ditrotoar jalan konoha. hari ini tak begitu cerah, tapi cukup untuk membuat ku bersemangat untuk kesekolah hari ini.

Aku hyuga hinata, siswi kelas 11 di konoha senior high school. Katanya sih sekolahku ini bagus, tapi menurutku sih sama saja dengan sekolah pada umumnya. Saat ini aku sudah berada didepan gerbang sekolahku, tadinya aku ingin segera melangkah masuk kedalam. Tapi tiba-tiba saja asma ku kambuh, aku pun langsung saja mengobrak-abrik tas ku untuk mencari inhalen. Tapi ketika sudah ketemu, malah ada sekelompok siswi yang lewat dan menambrakku dari belakang, dan membuatku menjatuhkan inhalen ku. Aku pun panik, dan asmaku juga mulai parah. Aku berusaha mencarinya tapi tiba-tiba sepasang sepatulah yang kulihat. Oh, ternyata dia. Orang selama ini diam-diam kukagumi, gaara subaku. Ternyata gaara lah yang menemukan inhalen ku yang terjatuh dari genggamanku, "kau mencari ini?" tanyanya memperlihatkan inhalen yang ia temukan.

Aku pun langsung saja mengambilnya dan menghirup obat inhalen ku, setelah sudah agak baikan aku pun mengucapkan terimakasih padanya.

"kau punya penyakit asma?" tanyanya agak serius.

Aku pun mengangguk dan memasukkan kembali inhalen ku kedalam tas, "sekali lagi terimakasih ya karena sudah menemukan inhalen ku?" kata ku lagi.

"hn."

Aku pun langsung pergi meninggalkannya, aku melakukan itu karena takut ia menyadari kalau suhu tubuhku sudah mendadak naik karena berpapasan langsung dengannya.

Bell masuk pun dibunyikan, saat ini aku sudah berada didalam kelas duduk bersama sahabat ku yang paling cantik, haruno sakura. Dia gadis manis yang sangat terobsesi dengan pangeran uchiha yang duduknya didepan meja kami.

Tak berapa lama kemudian, guru kakashi masuk kekelas, dia adalah wali kelas ku. Tapi dia itu sangat aneh, aku pernah menemukan setumpuk buku hentai di mejanya saat mengantarkan buku tugas. Dan dia juga memakai topeng yang hanya memperlihatkan sebelah matanya. Kata orang sih, dia melakukan itu karena untuk meutupi bibirnya yang penjangnya melebihi penggaris 15 cm. Dan sebelah matanya sih katanya sering mengeluarkan belek yang terlalu overdosis. Aku sih tak terlalu percaya hal yang seperti itu, karena aku belum pernah melihatnya membuka topeng hitam itu.

Jam makan siang pun tiba, para siswa dan siswi langsung mengeluarkan bento mereka.

"kau membawa apa, hinata-chan?" tanya sakura terlihat penasaran.

"tak banyak, hanya sussi dan nasi kepal buatan okaa-san." Aku pun membuka tutup bentoku.

Tiba-tiba sakura terlihat terkejut melihatnya, aku pun dengan cepat langsung melihat bento yang okaa-san buatkan. Ternyata okaa-san menghias bento milikku ini.

"wah, cantiknya?" dengan spontand sakura mengatakan itu dari mulutnya.

Karena penasaran pangeran seantero konoha senior high school yang duduk didepan ku ini menoleh dan melirik kearah bento ku.

"oh, karena itu kalian berisik?" ungkapnya.

"ah, sasuke-kun. Kau lihat lucu kan bento hinata-chan." Sakura berusaha untuk membuat pengeran konoha itu sependapat dengannya.

"ah, biasa saja."balasnya yang langsung memutar bedannya kembali ke posisi semula.

Aku melihat sakura agak sedikit sedih, "sudahlah, ehm...kufikir sasuke benar, bentoku ini biasa saja kok." Hiburku.

"ehm,,,boleh aku coba?" pintanya.

Aku pun langsung mengangguk.

Tak berapa lama kami makan, bell masuk kembali dibunyikan. Satu persatu siswa dan siswi memasukkan kotak bento mereka. Yang membuat ku kaget, pangeran konoha yang ada didepanku ini menolehkan wajahnya kembali.

"hey, hyuga. Apa kau punya minum?" tanyanya.

"ah, minum ya? Aku punya kok, sasuke-kun?" tawar sakura yang langsung menodorkan botol minumnya yang terkesan manis itu.

"ehm, tidak usah. Aku minta minuman hinata saja. Bolehkan?" dia pun langsung mengambil botol minumku yang ada di atas meja.

"tapi, sasuke-san!" aku pun menghentikannya, "itu bekas aku minum barusan, sebaiknya kau memakai sedotan saja." Saran ku sambil memberikan sedotan kepadanya.

"ehm, tak usah. Seperti ini lebih enak." Katanya yang membuat aku dan sakura sedikit terbelalak.

Apa maksudnya pangeran konoha ini, membuat ku bingung saja. Sasuke pun sudah selesai meminum minumanku, "maaf ya kuhabiskan?" katanya dan langsung memberikan botol minumnya pada ku.

"iya, tak apa."

Tanpa mengucapkan terima kasih, dia langsung saja memutar badannya keposisi semula. Kadang dia membuat aku jengkel dengan tingkah lakukanya, dan kadang dia juga baik denganku. Sungguh, perilaku dan gerak-geriknya tak bisa ditebak.

Bell pulang pun berbunyi, aku pun langsung pergi keruangan loker untuk mengambil barang-barangku karena besok adalah hari minggu. Ketika aku sudah sampai diruangan loker, tak ada satu pun orang disana.

"ah, mungkin mereka pada malas untuk mengembil barang mereka." Gumamku.

Ketika ku membuka lokerku, tiba-tiba gaara muncul begitu saja dari belakangku dan membuka lokernya yang berada disamping lokerku. Dan seketika itu juga jantungku mempercepat kerjanya memompa darah keseluruh tubuh ku.

Tadinya aku ingin memberanikan diri untuk menyapanya, tapi tak disangka gaara sudah mengajak bicaraku lebih dulu.

"mau mengambil barang-barang mu?" tanyanya terlihat basa-basi.

"hn."

Gaara pun menutup lokernya dan menghadapkan wajahnya kearah ku lalu menyandarkan dirinya keloker miliknya.

"apa kau minggu besok ada acara?" tanyanya yang tak kuduga.

"ah, acara? Ehm,,,,,ti-tidak...tidak ada, kok." Kata ku mulai gugup.

Gaara pun terdiam memerhatikan ku, "hem, apa kau mau menemaniku keacara ulang tahun pernikahan orang tuaku?" tawarnya.

"ah, ulang tahun pernikahan! Untuk apa, gaara-san?" tanya ku bingung.

"ehm, gimana ya menjelaskannya?"katanya berpindah tempat lalu duduk dibangku yang telah tersedia di ruang loker ini.

"apa kau sudah punya pacar?" tanyanya yang membuat bulu kudukku merinding.

"ah, apa! Pacar?" kaget ku.

"kau kaget ya? Kalau tak mau jawab juga tak apa-apa. Lagi pula ini tak seharusnya dijawab kok." Gaara pun berniat untuk pergi meninggalkan aku.

Tapi aku pun entah mengapa langsung menjawab pertanyaan gaara dengan begitu saja, "be-belum, aku belum pu-punya pacar, gaara-san."

Langkahnya pun terhenti dan menoleh kearahku.

"oh belum ya? Ehm, kalau begitu aku boleh ngak jadi pacarmu?" tanyanya yang seketika membuat arwah ku tercabut oleh malaikat israfil.

"oh, kamu tenang aja kok, aku hanya ingin kau menjadi pacar boongan ku. Mau tidak?" sambungnya.

"ah, pacar boongan ya?" gumam ku.

Gaara pun berjalan mendekatiku kembali, "iya, orang tua ku meminta ku untuk mengenalkan pacarku di acara ulang tahun pernikahan mereka. Padahal kau tau sendiri kan, sampai sekarang aku belum punya pacar." Jelasnya terlihat seburat merah dipipinya yang membuat ku mati berdiri.

"bagaimana?" tanyanya lagi.

"ehm...gimana ya?" aku pun malah bingung sendiri.

"kalau kau tak mau juga tak apa-apa." Gaara pun melangkahkan kakinya kembali menjauhi ku.

Dan dengan spontand lagi mulutku menjawab pertanyaannya, "iya kok aku mau." Aku pun mengutuk diriku sendiri karena jawaban ini.

"ah benar kah?" dia pun menoleh kembali.

Akhirnya aku pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum kearahnya, lalu dia juga membalas senyuman ku dan membuat pipi ku merona.

Pagi ini adalah hari minggu, hari yang sangat membosankan sekaligus sangat menyebalkan. Karena hanya hari ini saja aku tak bisa melihat wajah berseri dari orang yang kusukai.

"hey, apa yang sedang kau fikirkan?" teriak seorang lelaki dari arah balkon samping rumah ku.

"tidak ada." Jawabku malas, orang yang mengajak ngobrolku adalah pangeran konoha si sasuke uchiha.

Entah mengapa juga aku merasa heran kenapa rumahnya berdekatan dengan rumah ku. Memang benar keluarga hyuga dan uchiha ditempatkan di satu komplek yang sama, tapi setidaknya aku bertetangga dengan uchiha lainnya, bukan dengan uchiha yang satu ini.

Tiba-tiba tak disangka asma ku kambuh, aku agak panik karena aku agak lupa dimana aku meletakkan inhalen ku.

"apa asma mu kambuh lagi, hinata?" tak ada jawaban dari ku, aku malah masuk kedalam kamar kembali dan berusaha mencari inhalen ku.

"hinata, hey? Kau tak apa?" teriaknya yang sempat aku dengar, tapi mau gimana lagi? Tenggorokkan ku seakan terkunci karena asma ini.

Aku pun baru ingat terakhir aku asma, aku meletakkan inhalen ku di dalam tas sekolah ku, tanpa menunggu waktu lagi aku langsung mengobrak abrik isi tasku. Ternyata benar, aku menemukan inhalen ku. Aku pun langsung menghirup obat yang ada didalamnya, tapi sial! Isinya habis. Apa yang harus kulakukan sekarang? Paru-paru ku semakin mengecil, oksigen yang kuhirup semakin tak kurasakan lagi.

End hinata p.o.v

Tok...tok...tok...

"ah, sasuke? Ada apa kemari?" tanya ibu hinata.

"tante, asma hinata kambuh. Aku melihatnya terjatuh saat aku dibalkon." Panik sasuke.

"benarkah?" panik ibu hinata.

Mereka pun langsung saja berlari kekamar hinata. Saat sudah tiba, benar apa yang dikatakan oleh sasuke, hinata tergeletak di ubin sambil memegang dadanya yang terengah-engah.

"kenapa kau tak menghirup obatmu, hinata?" tanya ibu hinata yang terlihat khawatir.

Sasuke pun mengambil obat hinata dan memencet tombolnya, dan benar saja yang sasuke kira. Obat inhalen hinata habis.

"tante, sebaiknya kita bawa hinata kerumah sakit saja?" sasuke pun langsung mengangkat tubuh mungil hinata dan ibu hinata langsung menyiapkan mobil yang akan mereka pakai untuk membawa hinata kerumah sakit.

Akhirnya hinata pun berhasil diberikan obat dan oksigen yang sangat banyak oleh dokter pribadinya, dan sasuke pun langsung membeli kembali isi inhalen hinata. Dan hinata juga sudah diperbolehkan untuk pulang.

"terimakasih ya sudah menolongku?" ungkap hinata sambil masih menghirup botol oksigen yang diberikan oleh dokter pribadinya.

Sasuke pun menoleh kearahnya, "apa! Kau mengucapkan terimakasih? Coba ucapkan sekali lagi? Aku tak mendengarnya?" pintanya.

"apa-apaan sih? Biasanya aku juga bilang terimakasih padamu kalau kau menolongku." Hinata pun langsung berjalan mendahului sasuke.

"kapan? Coba kau sebutkan tanggalnya kapan terakhir kali kau mengucapkan terimakasih pada ku jika aku menolongmu?" sasuke pun terlihat menyombongkan diri.

Hinata berfikir, "ehm,,,,, baiklah. Maaf kan aku?" sesalnya saat sudah menemukan kenyatannya jika dia belum pernah mengucapkan terimakasih kepada pangeran konoha yang satu ini.

Saat mereka berjalan dikoridor, banyak mata para kaum hawa yang tertuju pada sasuke. Sampai-sampai dia merasa resah karena banyak yang memerhatikannya.

"apa aku terlalu tampan, ya? Segitunya mereka memandangku?" pujinya sambil sedikit menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"cih, apa-apaan ini?" hinata pun hanya berjalan tanpa memerhatikan sekelilingnya.

Sesampainya dirumah, hinata berniat untuk beristirahat. Tapi ada satu hal yang harus segera ia selesaikan.

"sasuke-san, ingin mampir dulu?" tawar ibu hinata dengan ramah.

"bolehkah?" tadinya sasuke ingin masuk tapi tiba-tiba hinata langsung menghentikan langkahnya.

"tak boleh, apa kau tak tau kalau yang punya rumah sedang sakit?" hinata pun menghalangi sasuke untuk masuk kekediamannya yan terbilang cukup mewah itu.

"kau tak terlihat seperti orang sakit?" sasuke pun melirik kearah botol oksigen yang sudah hinata lepas dari mulut dan hidungnya itu.

Melihat itu, hinata pun langsung memasangnya dan berpura-pura batuk,"okaa-san sebaiknya kita masuk." Hinta pun langsung menutup pintu rumahnya agak keras.

"cih, dasar orang ini! Tak tau berterima kasih?" gumamnya, "kalau kau tak kutolong juga kau bisa mati!" teriaknya yang membuat hinata kembali keluar dari rumahnya.

"apa yang kau bilang barusan?" hinata pun menatap sasuke dengan tajam.

"ah, baiklah. Kau jadi jahat ya ketika dirumah?" sasuke pun tak bisa berkutik lagi, dia melangkah agak cepat menjauhi kediaman rumah hyuga tersebut.

To be continued...

Sekian dulu ya dari , sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya...

Kalau suka ceritanya, mohon review ya? Kritik dan komentar sangat diperlukan difanfic ini...

Terimakasih atas kunjungannya?