Howaaa, saya datang lagi dengan dua FF baru, hehehe. Semoga kalian menyukainya ya. Dan berharap cerita ini mendapat respon yang baik.
Title : My Treasure
Genre : Brothership
Cast : All of Super Junior member
Disclaimer : Kehidupan mereka milik mereka, saya hanya meminjam nama dan cerita ini milik saya.
Warning : Many typos, gaje, tulisan berantakan, OOC, cerita pasaran, Don't Like Don't Read
Enjoy it…
…..
"Jeonha, sebentar lagi Mama akan segera melahirkan." kata salah seorang pelayan Kaisar.
"Baiklah, antarkan aku kesana."
"Baik, Jeonha."
Merekapun jalan beriringan, dan setelah sampai di kediaman Permaisuri disana telah ramai anak-anaknya yang menunggu kelahiran dongsaeng baru mereka.
"Aboenim, lihat, sebental lagi hae akan memiliki dongsaeng"
Kaisar hanya tersenyum membalas ucapan salah satu pangeran yang merupakan anaknya yang ketiga.
"Oek,,,Oek,,,Oek…." Akhirnya ada suara bayi yang terdengar sangat keras memnuhi kediaman Permaisuri.
"Jeonha selamat, anak anda telah lahir. Dia adalah seorang laki-laki, pangeran yang sangat tampan dan kuat."
Kaisar hanya terdiam dengan wajah pucat menahan marah, membuat bingung seorang wanita tua yang telah membantu Pemaisurinya melahirkan tadi.
"Yei, aku memiliki dongsaeng laki-laki. Aku ingin melihatnya, ayo hyungnim kita masuk dan beltemu dengan Eommonim juga dongsaeng kecil kita." Tarik salah satu pangeran kepada salah satu pangeran lain.
Pangeran yang lebih tua hanya terdiam meski tangannya di tarik oleh dongsaengnya. Dia bingung, dan dia tahu jika Kaisar tidak menyukai berita kelahiran salah satu anaknya itu.
"Aku akan kembali ke kediamanku dahulu. Nanti aku akan kembali kesini" ucap Kaisar.
"Baik, Jeonha."
Setelah itu Kaisar pergi diiringi banyak pelayan juga pengawal untuk kembali ke kediamannya dengan pandangan bingung semua orang yang hadir disana. Mereka semua tahu jika Kaisar tidak senang dengan kelahiran putra bungsunya itu.
Ada apa sebenarnya? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang disana.
.
.
.
"Bunuh anak itu bagaimanapun caranya."
"Ampun Jeonha, saya tidak bisa. Bagaimana caranya saya membunuh salah satu keturunan anda."
"Aku tidak mau tahu, kamu bunuh anak sialan itu. Apa kamu sudah lupa dengan ramalan itu?"
"Saya tidak lupa Jeonha."
"Kalau begitu bunuh anak itu segera, sebelum matahari terbit besok pagi."
.
.
.
"Eommonim, dia imut sekali. Wajahnya juga putih. Dia sangat tampan sepeltiku Eommonim."
"Ne aegya. Apa kamu menyukainya?"
"Sangat. Hae bica mengajaknya belmain bola nanti" jawab seorang pangeran paling muda dengan senyum lebar di wajahnya.
"Tidak hae, dia masih terlalu kecil untuk bermain bola" jawab pangeran yang lebih tua melarang.
"Uhh hyungnim, dia ini akan menjadi teman baikku, tidak sepelti hyungnim yang sibuk belajal dan belmain pedang."
"Ne, ne, tapi saat ini dia hanya bisa tidur dan minum susu bukan bermain."
"Jinja? Kalau begitu kapan hae dapat mengajaknya belmain hyungnim?" tanyanya dengan wajah polos dan mata lebar.
"Satu tahun lagi, saat dia sudah bisa belajar berjalan" jawab hyungnim paling tuanya itu sambil berpikir.
"Mwo? Itu cangat lama cekali hyungnim. Hae tidak mau."
"Tapi memang harus begitu hae-ya. Sekarang dia hanya seorang bayi. Lihat dia sekarang sedang tidur di pelukan Eommonim. Dia belum bisa melakukan apapun."
"Tapi hae ingin belmain dengannya hiks" pangeran muda itu mulai menangis merajuk
"Jadi hae aegya kesepian eoh?" tanya Permaisuri sambil tersenyum kepada anaknya yang masih berumur tiga tahun itu dan merangkulnya dengan tangan yang lain.
"Aaa, maafkan kami hae karena tidak bisa selalu menemanimu" jawab salah satu pangeran yang sejak tadi hanya terdiam melihat apa yang terjadi dihadapannya tadi sambil mengelus surai hitam milik dongsaengnya agar tangisnya berhenti
"Hae akan belsabal celama catu tahun, cetelah itu kamu halus menemani hyungnim belmain ya dongsaeng kecil" ucap pangeran muda menghentikan tangisannya dan mencium pipi dongsaengnya dengan sayang.
Permaisuri dan pangeran tersenyum melihat Donghae begitu pengertian dan sayang pada dongsaengnya yang baru lahir. Pangeran yang baru berumur tiga tahun itu sudah sangat lama menanti kehadiran dongsaengnya. Jadi tidak masalah kan jika dia harus menunggu satu tahun lagi.
Seorang pelayan memindahkan pangeran kecil yang baru saja lahir ke tempat tidur miliknya dengan hati-hati, diikuti oleh ketiga pangeran lain yang begitu tertarik dan tidak bisa melepaskan pandangannya dari bayi lucu dan imut tersebut.
Permaisuri yang memandangnya hanya tersenyum miris melihat itu semua. Sekarang hatinya sangat tidak tenang juga takut. Dia sadar jika kelahiran putranya itu adalah sebuah kesalahan. Tapi dia akan tetap melindungi putranya meski nyawa taruhannya.
"Kalian tidurlah, ini sudah malam. Nanti kalian kesiangan besok dan Abeonim akan marah"
"Tapi kami ingin terus ada disampingnya Eommonim" jawab pangeran yang lebih tua merajuk.
"Baiklah, tapi kalian tidak tidur disana karena tidak cukup. Tidurlah disini bersama Eommonim."
"Kamsahamnida Eommonim" jawab ketiga pangeran serempak dan tersenyum senang.
Ketiga pangeran tersebut masih memandang kagum bayi yang sedang tertidur di dalam kelambu. Benar-benar bayi yang imut, dengan warna kulit seputih susu pipi yang chubby juga tangannya yang gempal. Rambutnya berwarna sekelam malam menambah ketampanannya.
"Hoam"
"Hae sudah mengantuk heum? Ayo kita tidur" Pangeran yang paling tua menarik dongsaengnya dan merebahkan tubuhnya pada kasur besar milik Eommonimnya.
"Jika sudah mengantuk tidurlah juga, jangan menatapnya terus seperti itu, dia tidak akan menghilang."
Dan pangeran yang paling tua langsung menutup matanya lelah setelah melihat anggukan dari dongsaengnya yang masih setia di dekat kelambu. Dia tertidur setelah memastikan donghae juga Eommonim tertidur disampingnya dengan tenang.
.
.
.
Malam sudah semakin larut tapi pangeran kedua masih setia menatap seorang bayi yang baru saja lahir itu. Dia seakan memiliki firasat yang buruk dan tetap memilih terjaga untuk melindungi dongsaengnya.
Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh anak berumur lima tahun? Meski dia seorang pangeran keKaisaran besar, dia belum bisa apa-apa.
Diapun baru bisa dasar-dasar dalam memegang pedang juga mengayunkannya. Belum sehebat hyungnim tertuanya tentu yang sudah menguasai teknik menengah.
Dia mulai mengantuk saat tengah malam sudah lewat sekitar satu jam. Pangeran kecil akhirnya tertidur dengan bersandar pada kelambu dongsaengnya
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang tergeser terbuka, dan langkah pelan sepasang kaki memasuki kediaman Permaisuri. Semua orang disana sepertinya telah terlelap. Setelah memastikan, langkah kaki itu mendekati kelambu kecil di dekat jendela.
Penyusup tersebut menatap bayi tampan yang baru saja lahir. Dia mengelus pipinya pelan, agar bayi itu tidak menangis saat dia akan mulai mengangkatnya.
Sulit sekali saat penyusup itu akan menggendong bayi kecil tersebut. Ternyata tangan mungilnya menggenggam jari telunjuk hyungnimnya yang tidur di dekat kelambu. Pelan-pelan penyusup itu ingin melepaskan genggaman si bayi.
Sriiiing…
"Apa yang kau lakukan ahjussi? Kembalikan dongsaengku" jawab pangeran yang terbangun tiba-tiba karena merasakan pergerakan dan menghunuskan pedangnya ke leher penyusup tersebut.
Penyusup itu terbelalak kaget karena tidak melihat saat pedang itu terarah padanya, cepat sekali. Padahal dia baru berumur lima tahun. Tapi refleknya sangat cepat.
"Turunkan dia sekarang ahjussi" desisnya dengan mata menyalang.
"Ampuni saya jeonha, tapi saya harus membawanya. Ini perintah Jeonha"
"Tapi mengapa kau mengendap-ngendap? Ini kediaman Permaisuri."
"J-jeonha memberi saya perintah untuk membunuhnya" ucap penyusup itu sangat lirih nyaris tidak terdengar dengan suara bergetar.
Pangeran kecil terbelalak kaget, dia berharap apa yang didengarnya adalah salah. Dia melirik ke kanan dan memastikan eomma juga hyungnim dan dongsaengnya tertidur dengan tenang dan tidak mendengar apapun.
"Tapi kenapa?" tanya pangeran dengan suara terluka.
"Ini semua karena ramalan itu jeonha."
"Ahjussi aku mohon jangan membunuhnya, dia baru lahir. Biarkan dia hidup" rengek pangeran dengan mata berkaca-kaca.
"Tolong ahjussi sembunyikan dia dimanapun, tapi tolong beritahu aku dimana. Dan tolong ijinkan aku untuk tetap menjaga dan melindunginya."
Penyusup itu terdiam, dia merasa iba pada pangeran. Dia juga tahu pasti rasanya sakit sekali melihat dongsaeng kecilnya yang baru lahir harus dibunuh atas perintah Aboenimnya.
"Baiklah, ahjussi akan menyembunyikannya. Tapi biarkan ini menjadi rahasia kita berdua saja" bisik penyusup tersebut pelan.
Pangeran mendesah lega dan mulai menurunkan senjatanya.
"Kyuhyun, aku memberinya nama itu. Sembunyikan identitasnya. Tapi biarkan dia tahu bahwa aku adalah hyungnim kandungnya."
"Ahh juga seminggu dari sekarang aku harap bisa mendengar berita tentangnya darimu dan dapat menemuinya, dan jika kamu berbohong padaku akan kupastikan seluruh keluarga menjadi mayat minggu depan" ancam pangeran tersebut dengan mata menatap tajam.
Penyusup tersebut menganggu dan tersenyum lembut seakan memberikan ketenangan pada pangeran kecil jika dia tidak akan ingkar.
"Aku bisa tahu dia dongsaengku atau bukan ahjussi, jika kau berlaku curang padaku. Aku percaya padamu. Pergilah"
Penyusup tersebut membungkuk dan mulai melangkah mundur meninggalkan kediaman Permaisuri yang sangat sunyi.
"Maafkan hyungnim, tapi hyungnim berjanji akan melindungimu apapun caranya"
Air mata mulai mengalir dari manik indah milik pangeran kecil tersebut dan mulai menyarungkan kembali pedangnya. Dia menatap bulan dari jendela kecil di sebelahnya. Berharap dongsaengnya akan baik-baik saja.
.
.
.
TBC
Jeonha : Panggilan untuk Kaisar
Jeonha : Panggilan untuk pangeran
Mama : Panggilan untuk Permaisuri
Cerita ini terinspirasi dari salah satu dongeng Yunani. Tapi hanya sedikit, karena selanjutnya adalah full modifikasi dari saya. Karena saya akan buat cerita ini tanpa romance, jatuh cinta, menikah atau apapun itu. Karena saya tidak bisa membuat yang seperti itu, hehehe. Dan ff ini tidak akan berakhir menyedihkan juga perang saudara seperti cerita sebenarnya dongeng tersebut.
Oya kalian juga bisa menebak dan memberikan masukan siapa pangeran pertama dan kedua, juga ahjussi yang membawa kyuhyun. Saya masih bingung dengan siapa yang jadi ahjussi tersebut. Di tunggu reviewnya. Terima kasih.
