Regret
.
.
.
Pairing: Hunkai, slight! Kriskai/Hunhan
Support cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Kim Junmyeon, Zhang Yixing
Warning: Genderswitch/Married life/little bit angst/ooc/typo(s) everywhere
Hampa...
Itulah yang dirasakan namja yang tengah berjalan tak menentu arah di malam yang dingin ini dengan pakaian yang begitu berantakan dan lusuh, bertelanjang kaki dan wajah tampannya yang kelihatan seperti orang depresi. Sehun, namja itu berhenti melangkah, ia berlutut di jalan dan menjambak rambutnya frustasi. Tak perduli orang-orang menatapnya dengan pandangan risih maupun pandangan kasihan. Sehun tidak butuh di kasihani. Yang ia butuhkan adalah seorang yeoja yang telah membuatnya seperti ini. Seorang yeoja yang membuatnya seperti lelaki paling bejat sedunia. Seorang yeoja yang pergi meninggalkannya entah kemana dan sekarang yeoja itu membuat Sehun menyesal sampai rasanya ingin mati saja, dan yeoja itu adalah istrinya yang paling ia cintai dan dengan bodohnya ia meningalkan istrinya demi memenuhi hasrat dan kepuasaannya. Sehun menghela napasnya mengingat apa yang telah ia perbuat. Memori menyakitkan itu menari-nari dikepala Sehun. Sekali lagi Sehun menghela napasnya berat. Ia harus menebus dosa dosanya terhadap sang istri. Ketika Sehun hendak bangkit, ia mendengar suara yang sangat dihapalnya dan ia berani bersumpah ia akan membunuh orang ini jika Jongin –istri Sehun- tidak mau memaafkanya.
"Sehun-ah!" teriak orang itu
Sial. Gumam Sehun dalam hati. Ia cepat-cepat bangkit agar tidak berhubungan dengan orang itu lagi. Namun naas, ketika ia hendak berlari, tangannya sudah terlebih dahulu di cengkram oleh orang itu. Sehun melirik sekilas tangannya lalu menyentaknya kasar. Kemudian ia berbalik menghadap orang itu yang tengah tersenyum tak tau malu. Sehun mendecih melihatnya.
"ada apa?" tanyanya dingin dan datar.
Dengan tidak tau malunya orang itu langsung menubruk tubuh Sehun. Sekali lagi, mereka sedang berada di tengah jalan dan orang-orang mulai memandangi mereka dengan tatapan risih.
Orang itu terisak, "aku mengkhawatirkanmu Sehun-ah hiks." Sehun terlalu malas untuk mendengar semua bualannya. Dengan kasar Sehun mendorong tubuh orang itu. Yang didorong menatap Sehun tak percaya. Kemudian ia mencoba meraih tangan Sehun namun Sehun kembali menepisnya.
"kau kenapa Sehun-ah? Selama seminggu ini kau tak ada kabar, aku mengkhawatirkanmu! Tak taukah kau ketika aku bertemu denganmu aku merasa sangat bahagia, namun apa yang kau perbuat? Kau menyakitiku Sehun-ah! Tak sadarkah kau?!" orang itu sedikit berteriak. Sehun tetap pada ekspresi datar dan dingin andalanya namun itu sama sekali tak membuat takut orang yang sedang berdiri di hadapannya itu.
"dengar Luhan. Sebelum aku meninggalkanmu aku sudah pernah mengatakan kalau kita berakhir. Dan itu artinya kita sudah tidak memiliki hubungan apapun!"
Luhan menganga tak percaya, "tapi aku masih mencintaimu Sehun-ah!" ia terisak "apa kau sudah tak mencintaiku lagi? Tapi karena apa?! Selama ini aku selalu membahagiakanmu! Aku selalu memuaskanmu Sehun-ah! Aku memberikan segalanya untukmu karena aku mencintaimu!"
"kau tidak mencintaiku Luhan! Kau hanya terobsesi kepadaku!" Sehun meninggikan oktaf suaranya. Luhan terdiam, Sehun yang melihat itu menatap Luhan jengah dan berbalik pergi.
"apa ini karena Jongin?" suara Luhan menghentikan langkah Sehun. Ia menoleh sekilas dari balik bahunya. Luhan tersenyum sinis.
"jadi aku benar?" Luhan tertawa sinis. "baiklah kalau itu maumu Sehun-ah, jika aku tidak bisa memilikimu maka tak boleh ada seorangpun yang dapat memilikimu."
"berani kau mengusiknya, aku tak akan segan-segan membunuhmu dan aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku." Setelah mengatakan itu Sehun melangkah meninggalkan Luhan yang menatapnya penuh marah. Ia mengusap kasar airmata yang tadi sempat ia jatuhkan demi mendapatkan Sehun kembali. Ia tak akan tinggal diam. Dan ia tidak takut dengan ancaman Sehun. Dan sebuah seringai muncul di sudut bibirnya.
.
.
.
Seorang yeoja sedang duduk di balkon, menatapi bintang yang berhamparan sambil menikmati angin yang berhembus di malam hari yang dingin ini. Jongin, yeoja itu tengah menatap sendu kearah bintang. Pikirannya menerawang pada kejadian seminggu yang lalu.
Flashback
Jongin mondar-mandir di ruang tamu sambil menggigiti kukunya. Sesekali ia melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul dua pagi. Namun suaminya belum juga pulang. Memang sebenarnya suaminya itu sudah berubah semenjak tujuh bulan yang lalu. Suaminya –Sehun- selalu pulang jam duabelas atau jam satu malam. Dan sering ia menemukan Sehun yang pulang dengan keadaan mabuk walaupun tidak sampai mabuk berat. Dan yang tak bisa Jongin lupakan adalah wangi parfume yang melekat pada tubuh Sehun. Wangi itu tetap sama, meskipin tercampur dengan bau alkohol, namun penciuman Jongin sangatlah tajam. Ia ingin menanyakannya kepada Sehun namun entah mengapa Sehun belakangan ini bersikap dingin dan terkesan menghindarinya. Jongin tak masalah dengan itu, ia pikir Sehun lelah dan Jongin mencoba bersabar dan memkluminya. Dan tepat seminggu yang lalu kesabaran Jongin hilang begitu saja setelah melihat Sehun yang pulang dengan seorang wanita yang mengait lengan Sehun mesra. Mereka tersenyum bahagia tak menyadari keberadaan Jongin dibalik dapur. Jongin menangis. Ia sungguh tidak kuat. Ia hanya manusia biasa yang kesabarannya mempunyai batas dan kali ini ia tidak akan bisa bersabar lagi. Segera ia menghapus airmatanya lalu menghampiri Sehun dan wanita yang dibawa Sehun ke kamar tamu.
BRAK
Jongin membuka pintu itu kasar. Dan pemandangan paling menjijikan dan membuat tubuhnya sedikit bergetar yang menyapa indera penglihatannya. Tiba-tiba ia merasa pusing, namun ia berusaha tak terlihat lemah. Ia menatap keduanya dengan tatapan penuh kebencian, marah, dan kecewa. Ia tak percaya Sehun yang mencintainya berbuat hal yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sehun menatap Jongin terkejut namun ia masih bisa mengendalikan ekspresinya sebaik mungkin, sedangkan Luhan menyeringai menang.
Sehun memdorong tubuh Luhan yang berada diatasnya dan menghampiri Jongin perlahan. Ia pikir Jongin sudah tidur. Ia merasakan sesak melihat tatapan Jongin kepadanya. Jongin menunduk terisak dan entah mengapa Sehun sangat ingin memeluk tubuh rapuh Jongin. Tepat ia berada di depan Jongin dengan Jongin yang masih menunduk sambil terisak, Sehun memegang bahunya yang langsung ditepis oleh Jongin.
"Jongin—"
PLAK
Sebuah tamparan telak Sehun dapatkan di pipi kirinya. Ia terkejut atas perlakuan Jongin. Mengapa? Mengapa Jongin yang begitu lembut kepadanya bisa menamparnya? Sehun menatapnya tak percaya. Dan Jongin menatapnya penuh kebencian.
"kau begitu menjijikkan Oh Sehun." Jongin berkata sangat dingin.
"aku bisa menje—"
"TIDAK ADA YANG BUTUH DIJELASKAN!"
Hening. Jongin mengatur napasnya setelah ia berteriak. Kemudian ia hendak berbalik meninggalkan Sehun namun tangannya ditahan oleh Sehun.
"jangan menyentuhku! Dasar bajingan menjijikkan!"
Sehun tersulut emosi mendengarnya. Pupus sudah niatnya untuk meminta maaf pada Jongin.
"Apa kau tau? Aku melakukan ini karena aku juga lelaki Jongin! Aku memiliki hak atas tubuhmu! Aku begitu tersiksa setiap tidur satu ranjang denganmu tapi aku tak bisa menyentuhmu! Susah payah aku menahan hasratku. Dan kau harusnya sebagai istri melayaniku sebagaimana pasangan suami-istri lainnya! Salahkah aku jika kau mencari wanita lain untuk memenuhi hasratku? Salahkah? Bukankah disini harusnya kau yang disalahkan karena tidak dapat memuaskanku? APA AKU SALAH?"
Tubuh Jongin semakin gemetar mendengarnya. Ia tidak menyangka Sehun seperti ini. "bukankah—bukankah sebelum menikah aku sudah pernah bilang kalau aku trauma jika berhubungan kontak fisik maupun berhubungan seks? Dan kau menyetujuinya lalu kau berkata bahwa kau akan mengerti. Tapi apa yang kau lakukan Sehun? Kau—"
"aku mengerti Jongin. Tapi aku tidak bisa menahan rasa ini karena aku juga manusia biasa! Dua tahun aku menunggumu hingga sembuh dari trauma mu dan selama itu aku menahan agar aku menghargaimu sebagai wanita yang aku cintai. Namun selama dua tahun ini juga aku tersiksa karenamu Jongin. Tak bisakah kau mengerti?"
Jongin mentup matanya sejenak, kemudian menatap Sehun dengan senyuman yang menyedihkan. "arraseo Sehun-ah. Jika wanita itu bisa memuaskan hasratmu aku akan mengerti. Aku akan menyerah dan aku akan melepasmu jika itu membuatmu bahagia."
Setelah mengatakan itu Jongin segera pergi dari rumahnya tanpa membawa apapun. Hanya memakai piyama bergambar puppy. Berjalan tak menentu arah dengan penampilan berantakan. Sampai ia akhirnya bertemu dengan penyelamatnya.
Flashback off
"Memikirkan kejadian menyedihkanmu?"
Jongin menoleh, "K-kris" lirihnya. Ia segera menghapus airmatanya yang menetes. "sejak kapan kau disitu?"
Kris tersenyum. "sejak kau menerawang dan menjatuhkan airmatamu yang berharga itu." Kris memegang bahu Jongin dan menghadapkan tubuh Jongin keehadapannya. Diusapnya lembut airmata yang mulai menetess lagi. "berhentilah memikirkan kejadian dan orang itu Jongin. Kau hidup untuk memikirkan masa depan. Jadi hapuslah memori menyakitkan itu. Biarkan aku yang menjadi sandaranmu untuk saat ini."
Jongin menatap Kris dengan tatapan kosong. Kemudian ia tidak ingat bagaimana bibir Kris bisa menempel begitu saja dibibirnya. Yang ia ingat hanya teriakan Kris dan semuanya menjadi gelap.
.
.
.
TBC
A/N: haaiii kangen kaliann(?) sumpah ini aku lagi iseng banget gabut lagi gak ada kerjaan dan jadilah ff ini/? Sooo, gimana? Ada yang minatkah? Kalo gak ada ya berarti gak akan dilanjut. Sebenernya kurang yakin juga sih, aku gabisa banget bikin hurt/comfort atau angst atau ff galau galau gitu tap ya mau eksperimen aja ceritanya-_- dan menurutku ini yaa gajelas begitulah. Maklum kan masi belajar dalam hal hal berbau galau wkwk. Oke segitu aja lah yaa.
Ohiya ada yg bisa nebak si kris disini jadi siapanya jongin? Wkwkwk enaknya sih di jadiin selingkuhan ya/?
Dan buat yg nanyain Marrying Mr Arrogant kapan dilanjut? Uh ntahlah, lagi gak dapet feel hunhan, soalnya lagi demam hunkai, myane myane hajima teman-teman-_-v
So, review please?
