Summary : dalam hidup ada 3 hal yang penting bagiku. Cinta pertama, pacar pertama, dan ciuman pertama...tapi semua itu hancur.. ciuman pertamaku menyedihkan, pacar pertamaku menyakitkan, dan harapan terakhirku adalah cinta pertama yang belum pernah kurasakan..
.
MY FIRST
Naruto : Masashi Kishimoto
Rate : T
Genre : Romance/Friendship
'SasuSaku,SaIno,NaruHina'
Warning : GJ, alur campuran Typo, amatir, etc.
ENJOY YOUR READING !
.
.
Chapter 1
Sayup-sayup terdengar deru nafas dan dengkuran halus dari sesosok yang meringkuk di bawah selimut tebal. Musim dingin memang tengah berlangsung, udara dingin sepertinya enggan untuk sekedar enyah di pagi ini. Berkali-kali jam weker di meja sebelah tempat tidur itu berbunyi namun malang meimpa jam weker tak berdosa tersebut hingga terjatuh dengan tidak elitnya.
Sreeeeeett
"emmmmhh" hanya terdengar lenguhan kecil dari sosok seorang gadis bersurai pink seraya menarik kembali selimutnya sebatas kepala. Dan hal itu pula yang membuat perempatan siku muncul di kepala seorang yang menarik selimutnya. Habis sudah kesabarannya di tariknya lagi selimut itu dengan kasar.
Sreeeet..
"Apa kau mau terus seperti ini di hari pertamamu masuk sekolah Imouto no baka !" teriak pemuda itu di telinga seorang gadis cantik tersebut. Perlu beberapa lama untuk mencerna kata-kata yang muncul dari nii-channya itu.
1 detik
3 detik
5 detik
Krik..krik..krik..
"Kyaaaaaaa... kenapa kau baru membangunkanku nii-chan?" teriaknya sambil langsung menuju kamar mandi.
"Aku sudah berkali-kali membangunkanmu.. itu salahmu sendiri, tidur seperti kerbau kekenyangan" jawab pemuda tampan berambut merah tadi sambil bersungut-sungut.
"Ck, kau menyebalkan nii-chan" jawab seorang gadis tadi dari kamar mandi.
"terserahlah.. 15 menit lagi kutunggu di bawah, kalau tidak aku akan meninggalkanmu Sakura-chan..!" Jawabnya sambil menyeringai.
15 menit kemudian
Suara langkah kaki menggema, terlihat seorang gadis manis melangkah mendekat ke arah meja makan yang sudah di penuhi oleh penghuni rumah yang sudah menunggunya untuk sarapan.
" Pagi Sakura-Chan" sapa seorang wanita cantik berambut senada dengan gadis yang mengambil duduk di sebelah nii-channya.
" Pagi Kaa-san" jawabnya datar.
"ayo sarapan dulu.. biar nanti kamu berangkat sama Nii-chanmu" ajak wanita itu sambil meletakkan roti bakar selai strawberrynya dengan segelas susu hangat. Sakura hanya mengangguk sambil mulai menyantap sarapannya.
.
.
" ayo berangkat Sakura, kau sudah selesai kan?" ajak seorang pemuda sambil mengelap bibirnya dengan serbet.
"iya.. nii-chan" jawabnya sambil berjalan menjauhi meja makan dan berbalik.
"kaa-san, tou-san aku berangkat" katanya datar sambil melambai
"Sasori, jaga adikmu yaa.." ucap wanita itu lembut
"iya kaa-san" jawabnya sambil menarik adiknya.
Brrm..brrrrmm... perlahan ducati merah itu melaju kencang menelusuri jalan kota menuju Konoha Senior High School (KHS).
.
Sakura's POV
'hmm.. jadi disini tempatku memulai awal' dalam hatiku berkata sambil kutelurusi setiap kemewahan yang ada di gedung besar ini.
Gedung mewah dengan fasilitas lengkap, mewah dan modern, di penuhi dengan taman yang dipenuhi tanaman-tanaman yang belum berbunga. Ku akui aku sedikit takjub dengan sekolah ini. Dan satu lagi aku seakan baru tersadar gedung ini berlantai 4. Oh.. ketakjubanku sirna seketika.. hufft pasti melelahkan..
"hei.. kau kenapa Sakura?" suara itu membangunkanku dari lamunanku tentang sekolah ini. Suara nii-chan yang menenagkan namun kadang menyebalkan.
"hemm.. tidak ada apa-apa" jawabku.
"baiklah, ayo aku antar ke kelas barumu.." dia menarikku dan sampai di sebuah lorong? Keningku berkerut heran. Lalu aku masuk dan coba tebak apa yang kutemukan? Sebuah kereta?
'oh kami-sama... apa sekolah ini mempunyai tempat bermain untuk anak-anak?' pikirku.
"ini pengganti lift" kata Sasori nii-chan seakan tau apa yang sedang ku pikirkan sambil menekan nekan tombol di tembok samping.
Aku hanya ber'oh' ria sambil mengikutinya duduk di dalam sebuah kereta kecil ini yang mungkin hanya muat untuk 10 orang.
"Dengan begini kita tidak akan capek seperti kita menaiki lift dengan berdiri atau berdesak-desakkan" katanya sambil memandangku. Tangannya memencet sebuah gambar seperti denah dan perlahan kereta ini pun melaju.
Aku hanya diam memandang disekelilingku, yang terlihat dikanan- kiriku tembok dengan cat warna-warni yang terlihat nyata membentuk suatu pemandangan yang sungguh indah, di langit-langit tergantung lampu indah berwarna warni.. oh ini seperti dunia khayal yang tidak pernah kutemui.
'apa aku terlalu lama menutup diri hingga tak tau dunia luar yang seperti ini?' pikirku heran.
"nah ini kelas barumu Sakura" setelah sampai di depan sebuah kelas bertuliskan 2 A Sasori nii-chan langsung menggandengku keluar lorong dan menuju kedalam kelas.
Sakura's POV End
Tok..tok.. seseorang mengetuk pintu itu sebelum membukanya perlahan menampakkan dua sosok rupawan berbeda gender tersebut.
"ahaha maaf aku sampai lupa memberi tau kalian kalau akan ada siswi baru dikelas ini" ucap seorang guru bermasker sambil meredakan kelas yang riuh. Matanya menyipit menandakan dia tersenyum dibalik masker biru dongkernya.
"silahkan nona perkenalkan dirimu" ucapnya mempersilahkan Sakura. Sakura berjalan kedepan dan menghadap keseluruh murid. Seketika kelas yang riuh berubah sunyi semua terkesima melihat sosok yang berdiri di depan kelas itu.
"Namaku Haruno Sakura, mohon bantuannya" Sakura memperkenalkan dirinya dengan wajah datarnya dan membungkuk sedikit. Kelas yang semula sunyi kini dikejutkan suara nyaring salah satu murid dikelas itu.
"hai.. Sakura-chan selamat datang" teriak seorang berambut kuning jabrik dengan 3 garis di pipinya sambil melambaikan tangan ke arah Sakura dengan cengiran kudanya. Yang hanya dibalas senyum yang sangat tipis dari Sakura.
"ck, berisik Dobe" ketus seorang pemuda tampan dengan rambut biru dongker yang mencuat kebelakang. Seperti pantat ayam.
"Nah Sekarang kau boleh duduk di... ah disebelah Sasuke. Sasuke tolong angkat tanganmu" ucap guru bermasker itu. Sasuke mengangkat tangannya sambil memandang kearah Sakura. Seketika pandangan mereka bertemu. Entah mengapa keduanya langsung membuang muka kearah lain tidak mau berlama-lama tenggelam dalam bola mata masing-masing.
"Haruno Sasori apa kau juga mau menunggu Sakura disini sampai pelajaran usai? Hm?" tanyanya kepada Sasori yang masih berdiri di depan pintu kelas.
"ah.. maaf sensei hehe.. saya permisi dulu" jawabnya seraya meninggalkan ruang kelas tersebut.
Sakura perlahan menghampiri meja di sebelah Sasuke. Sakura langsung duduk dan menghadap kedepan dengan wajah datarnya tanpa menyapa seorang pemuda yang memandangnya heran.
Sasuke's POV
'kenapa dia begitu dingin begini?' pikirku. Sejauh ini gadis ini satu-satunya orang yang mengacuhkan keberadaanku, sepertinya semua gadis di KHS ini selalu memandangku dengan takjub dan memuja. Bahkan gadis-gadis disekolahan lain pun begitu.. ahh.. kenapa aku jadi narsis begini.. OOC sekali.
"hai Sakura-chan selamat datang di KHS yaa.." hn? Ternyata Hinata dan si Dobe sudah mengenal gadis ini?
"Sakura-chan, lama tak bertemu membuatmu semakin cantik.. hehehe" kini naruto yang angkat bicara dengan suara cemprengnya. Aku tak memperdulikan mereka. Aku hanya memandang gadis ini, yang entah mengapa menarik perhatianku.
Sasuke's POV End
Merasa dipandangi Sakura menolehkan kepalanya menghadap seorang pemuda tampan yang duduk sambil memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Hai.. aku haruno Sakura, salam kenal" sapa Sakura dan tanpa Sakura sadari dia tengah tersenyum tipis.
Deg.. seperti ada aliran listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya.. gadis ini.. tersenyum kepadanya?
Seperti ada angin lembut yang berhembus di wajahnya. Entah mengapa senyumnya membuat Sasuke merasa damai. Senyumnya...menyejukkan walau hanya senyum tipis. Gadis ini memiliki sepasang mata emerald yang cantik namun seketika Sasuke menyadari kalau sepasang mata itu menatapnya kosong tanpa ada binar dibola mata indahnya.
"Sasuke.. Uchiha Sasuke" jawab Sasuke dengan memberi senyum tipis yang jarang diperlihatkannya.
Mereka berdua kembali menatap senseinya yang tengah menerangkan pelajaran matematika didepan kelas.
.
.
.
Pelajaran terus berganti hingga... .
Kriiiing... Akhirnya bel istirahat bebunyi.. di ruang kelas ini terasa sepi hanya terdapat dua manusia yang sedang bercengkrama..
"Sakura-chan aku bahagia sekali melihatmu kembali" ucap Hinata antusias di depan sesosok gadis bersurai pink yang duduk dibelakang mejanya.
"aku juga Hinata, sepertinya aku terlalu lama mengurung diri" jawab Sakura sambil tersenyum kecut
"sudahlah Sakura-chan ini adalah saat untukmu memulai awal yang baru" hibur Hinata yang menyadari perubahan wajah Sakura, sahabatnya yang tadi berwajah datar kini berwajah agak sendu.
"baiklah Hinata, aku akan memulainya hari ini" ucap Sakura sambil tersenyum tipis.
"Aku akan membantumu Sakura-chan, baiklah lebih baik kita ke Cafetaria aku sudah kelaparan"Ajak Hinata seraya menarik lengan sahabatnya. Yang hanya dibalas anggukan dari sang pemilik lengan.
.
.
.
Setibanya di cafetaria mereka mengantri untuk memesan makanan
"cheese burger n softdrink, kau mau pesan apa Sakura-chan?" tanya Hinata pada Sakura disebelahnya.
"strawberry shortcake n cola" jawab Sakura.
"ini pesanan kalian" ucap seorang wanita berambut hitam pendek sambil menyerahkan pesanan dua anak manusia tersebut.
"trimakasih shizune sensei" kata Hinata dan melangkah pergi mencari meja yang kosong.
"Sakura-chan, Hinata-chan" teriak seorang pemuda rubah itu dari meja seberang.
"ah.. Naruto-kun... Sakura-chan ayo kita duduk bersama mereka" ajak Hinata.
Mereka mengambil duduk diseberang dua pemuda tampan itu, Sakura didepan Sasuke dan Hinata didepan naruto.
"waaaah.. sudah lama sekali kita tidak makan bersama seperti ini" kata Naruto antusias.
"iya naruto-kun aku sangat merindukannya". Hinata menimpali.
"Sakura-chan kenapa kau tidak pernah menghubungiku sih? Aku kan khawatir" kata naruto sambil menggembungkan pipinya lucu.
"yang penting sekarang kan aku sudah ada didepanmu naruto" jawab Sakura sambil tersenyum tipis.
"ah teme, kenapa kau diam saja daritadi?" celotehnya terhadap sahabat disebelahnya.
"lalu kau menginginkanku bicara apa?" balasnya tanpa menoleh, sambil meneruskan memakan spagety extra tomatnya.
"setidaknya timpali celotehanku" jawab Naruto tak mau kalah.
Sasuke menghela napas "bagaimana bisa menimpali? Sedangkan kalian asyik bernostalgia" jawab Sasuke sambil memandang bosan kearah Naruto.
"setidak..." kalimat Naruto terputus ketika suara orang lain menginterupsi pendengarannya.
"sudahlahh Naruto, makan saja makananmu. Maaf Uchiha-san" sela Sakura sambil menatap pemuda itu. "Hn" hanya itu yang terdengar dari mulut pemuda super tampan itu.
.
.
.
Hari berlalu begitu cepat sampai suara bel pulang sekolah menggema diseluruh ruangan.
Tampak dua orang yang sedang merapikan buku-bukunya kedalam tas.
"Haruno" merasa dipanggil Sakurapun satu alisnya terangkat menatap seseorang yang memanggilnya dengan tatapan 'ada apa?'.
"kemarin sebelum kau datang, ada tugas untuk minggu depan dan dikerjakan dengan teman sebangku" jawab Sasuke. Kenapa dia bisa berbicara begitu padahal biasanya dia terbiasa mengerjakan sendiri. Toh dia sendiri mampu melakukannya sebagai siswa dengan IQ diatas rata-rata.
"begitu.. baiklah kapan kita mengerjakannya uchiha-san?" jawab Sakura tanpa menoleh.
"besok pulang sekolah" kata Sasuke dan mengambil buku terakhirnya diatas meja. Kenapa lama sekai dia merapikan buku-bukunya?
"ah baiklah uchiha-san" jawabnya sambil beranjak dari kursinya.
"aku pulang dulu" tak ada jawaban dari Sasuke dia hanya memandang punggung yang perlahan-lahan menjauhinya dengan tatapan yang sulit diartikan, hingga sosok itu menghilang dibalik pintu.
'kenapa aku senang berbicara dengannya?' tanya Sasuke dalam hati.
.
.
.
"Sakura, kau lama sekali" ucap seorang pemuda berambut merah yang sedang menunggu Sakura
"Gomen nii-chan" jawab Sakura sambil mengambil helm dan memakainya
"yah sudahlah.. tadi kaa-san telepon katanya akan ada sahabat lamanya berkunjung, jadi kita harus cepat" kata Sasori samil melirik ke jok belakang agar adikknya segera menaikinya.
"baiklah nii-chan" jawab Sakura sambil menaiki motor kakaknya.
.
.
Kediaman Haruno pukul 18.45
"kalau acaranya sampai sekarang belum mulai kenapa kaa-san memintaku pulang cepat sih?" ucap Sasori sebal melihat kaa-sannya yang sedang asyik menata makanan di atas meja.
"kita harus mempersiakan yang spesial, karena yang datang kan tamu spesial.." jawab kaa-sannya Haruno Mebuki dengan pandangan berbinar-binar.
"apanya yang spesial?" katanya sebal sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"duuh anak kaa-san.. ini kan juga sahabat tercintamu akan datang. Harusnya kamu senang Sasori-chan" kata ibunya sambil mencubit pipi anaknya yang baby face itu.
"haaahh aku sudah bosan bertemu dengannya kaa-san" jawabnya sambil meninggalkan meja makan itu. Haruno Mebuki hanya terkikik geli melihat tingkah anaknya. Kemudian dia berjalan ke lantai dua rumahnya tepatnya ke kamar anak gadis satu-satunya.
Tok..tok..
"masuk saja" terdengar suara dari dalam kamar mempersilahkan
"baiklah Sakura-chan apa kau sudah siap?" tanyanya pada anaknya yang duduk didepan cermin riasnya.
"ano.. kaa-san apa aku haus memakai gaun ini?" tanyanya menatap ibunya dicermin yang berdiri dibelakangnya. Sakura terlihat cantik dan angun memakai gaun putih tulang polos selutut yang pas ditubuhnya yang sempurna. Dengan make-up tipis diwajahnya membuatnya semakin mempesona setiap pria yang memandang.
"iya sayang, ini kan sahabat kaa-san dulu. Kaa-san ingin memamerkan putri kaa-san yang manis didepannya" jawabnya sambil mengelus surai pink sepunggung anaknya yang dibiarkan tergerai indah.
"kamu cantik sekali malam ini Sakura-chan" tambahnya sambil memandang anaknya dicermin.
"kaa-san jangan mulai ya" seketika muncul semburat merah tipis di kedua pipi chubbynya.
Sifat malu-malu kucing anaknya ketika dipuji tidak pernah hilang dari dulu sampai sekarang, tapi tetap saja cahaya dikedua bola matanya tak menunjukkan kebahagiaan yang nyata. Seketika wajah Mebuki terlihat sendu.
Flasback on
Tok..tok..tok..tok..
Ketukan pintu itu semakin lama semakin keras, membuat si empunya rumah dengan segera bergegas turun. Saat itu hari sudah gelap dan hujan lebat.
"iyaa.. sebentar" Haruno Mebuki tergopoh-gopoh menggapai gagang pintu. Terbuka perlahan menampakkan sesosok gadis yang keadaannya sangat memprihatinkan.
"Astaga, Sakura kau kenapa nak?" teriak Mebuki menyadari anaknya basah kuyup kehujanan dengan keadaan pakaian yang sobek-sobek sana- sini. Sudut bibirnya memar.
Mendengar suara gaduh di lantai bawah penghuni rumah yang lainnya pun keluar menuju sumber suara.
"kau ini ada apa Mebuki.. astaga Sakura.. kenapa dia?" tanya Haruno Kizashi menghampiri pintu sambil menopang tubuh Sakura yang mulai jatuh tak sadarkan diri. Tidak ada jawaban dari istrinya. Hanya ada sesenggukan yang mulai terdengar. Kizashi segera membopong anaknya menuju kamar.
.
"kaa-san sebenarnya ada apa?" tanya Sasori lembut sambil mengompres adiknya yang demam tinggi.
"kaa-san tidak tau" air mata Mebuki mulai menggenang lagi.. "dia sepertinya sangat tersiksa hiks.. Sakura..hiks.. anak kaa-san" ucapnya sesenggukan sambil mengusap-usap pipi anaknya.
.
.
.
2 hari setelahnya
"Sakura, makan dulu nak.. nanti kamu tambah sakit" ucap Haruno Mebuki khawatir akan keadaan anaknya. Sakura gadis itu sedang duduk memandang keluar jendela dengan pandangan kosong, rambutnya terlihat kusut dan acak-acakan, bekas hitam menggantung dibawah matanya. Pertanda gadis ini tidak tidur semalam. Merasa tidak ada respon yang keluar dari mulut putri tercintanya Mebuki menghampiri Sakura dan duduk disebelahnya.
"Sakura, ini kaa-san buatkan bubur kesukaanmu, kamu makan dulu ya nak !" pinta ibunya dan mengelus rambut kusut Sakura. Masih tidak ada respon, Sakura hanya diam memandang keluar jendela seperti mayat hidup. Tidak tahan lagi air mata menggenang dipelupuk mata Mebuki dia meninggalkan mangkuk berisi bubur itu di meja. dia tidak tahan lagi perlahan dia keluar kamar dan menumpahkan segala kesedihan dan keputus asaannya melalui air mata yang terus mengalir dipipi putihnya. 'sebenarnya apa yang terjadi anakku?' dalam hatinya menjerit tertahan.
.
.
.
5 hari setelah itu Sakura masih mengurung diri di kamar, teman-teman yang datang menjenguknya hanya mendapat respon diam dari Sakura. Hingga keluarga dan teman-temannya telah putus asa. Tiba-tiba..
tap..tap..tap.. suara langkah kaki menggema menuruni tangga.
"kaa-san tou-san aku ingin ke Amerika" tiba-tiba Sakura datang menghampiri orangtuanya di ruang tamu. Hal itu tentu mengejutkan mereka, tapi seketika hatinya sedikit lega melihat putrinya yang mulai mau berbicara setelah 1 minggu berdiam mengurung diri dikamar.
"kenapa mendadak Sakura?" tanya Kizashi pada putrinya.
"aku hanya rindu nenek chiyo" jawabnya datar tak seperti biasanya.
"baiklah kita akan berlibur kesana selama seminggu" kata Mebuki seraya menuntun Sakura duduk disebelahnya.
"tidak, aku ingin tinggal disana saja" jawab Sakura sambil menunduk.
"lalu bagaimana dengan sekolahmu disini Sakura?" tanya Mebuki lembut.
"aku ingin home schooling, dan aku ingin berangkat besok" kata Sakura seraya berdiri meninggalkan kedua orangtuanya.
"Tapi nak.."
"sudah biarkan saja" kata Suaminya seraya menghentikan istrinya yang akan menyusul putrinya.
Haruno Mebuki hanya heran menatap punggung putri cantiknya.
Flashback off
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu dilantai bawah menghentikan lamunan masalalunya. Mebuki segara berjalan menuju pintu kamar sebelum dia menghilang dibalik pintu dia berkata pada anaknya.
"Sakura-chan ibu tunggu dibawah ya.." lalu dia berjalan menuju lantai bawah rumahnya dan membukakan pintu untuk tamu spesialnya.
Perlahan pintu terbuka lebar untuk tamu istimewa keluarga Haruno..
TBC
.
.
.
.
.
.
Yaaaahh.. beginilah cerita awal dari seorang penulis amatir seperti saya..
This is my fisrt fic, so the title of my first story is "My First"..
Karena ini fic pertama saya walau hancur tetep gak akan saya del..
Hihihi..
Sincerely
Hyeon-chan ^^V
Review, please...! :D
