For Future

disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Friendship, action, family, romance – mungkin

warning : pasaran, typo dimana mana,OCC dll.

Masih penuh kekurangan, EYD dan tanda baca berantakan, dan perlu banyak kritikan dan saran.

Fic ini hanya untuk hiburan semata, jika ada kesamaan dengan fic lain itu murni ketidaksengajaan. Ini fic murni buatan author adaptasi dari novel yang author buat sendiri meski sampai sekarang belum selesai juga.

CHAPTER 1

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Masa depan menjadi misteri besar bagi setiap manusi. Tidak ada yang tahu sebelum kita menjalaninya sendiri. Namun dengan kedamaain yang belum didapatkan sepenuhnya, apakah mungkin masa depan yang cemerlang akan diraih? Dunia yang damai belum dapat diwujudkan karna masih banyak orang yang berbuat kerusakan dan kejahatan. Peperangan masih berlangsung dimana-mana. Korban yang berjatuhan tidak dapat terhitung jumlahnya. Namun bukan berarti kedamain itu tidak dapat diraih. Masih banyak negara-negara yang masih mengupayakan untuk mendapatkan kedamain itu.

Untuk mewujudkan kedamaian itu dibutuhkannya pasukan militer yang kuat dan juga tangguh. Maka hampir disetiap sekolah diseluruh dunia dari jenjang sekolah dasar sampai universitas dibekali kemampuan beladiri dan militer. Meski belum tentu semua orang ingin terjun kemedan perang namun pelatihan itu amat berguna bagi mereka secara pribadi dalam mempertahankan diri. Perang yang terjadi menyebabkan beberapa negara-negara kecil bergabung membuat aliansi untuk membangun dan mempertahankan negara mereka.

.

.

.

Duar

Bum

Dor...Dor...Dor...

Bruk

Suara letusan bom dan tembakan peluru terdengar beriringan dengan teriakan manusia yag tengah berlari tunggang langgang menjauhi pertempuran. Asap hitam membumbung tinggi, jilatan api membakar rumah-rumah yang sudah tak jelas bentuknya, mayat-mayat tergeletak dijalan. Tangis anak kecil dan jeritan orang-orang membuat keadaan semakin mencekam. Kota yang tadinya tentram kini jadi medan pertempuran. Baku tembak antara militer dan beberapa polisi yang menghadang musuh tidak dapat terelakan. Musuh tidak hanya bersenjatakan pistol, beberapa bom pun telah dilemparkan. Mereka menyerang tidak hanya dari darat namun dari udara juga. Membuat para militer dan polisi kewalahan dalam menghadapi dua perlawanan dari dua arah berbeda. Ditengah pertempuran itu tengah berlari wanita bersurai coklat yang tengah menggendong belita berumur 4 tahun yang tidak hentinya menangis ketakuatan dengan apa yang dilihatnya. Baru saja tadi ia bermain dengan pengasuhnya tiba-tiba saja orang-orang jahat ini menyerang kotanya termasuk rumah tempat ia tinggal. Semua pengawal dirumahnya tewas untuk melindunginya dari orang-orang itu.

"Tuan muda tenang saja aku akan melindungi tuan muda." Wanita yang ternyata adalah pengasuh dari anak yang digendonggnya mencoba menenangkan sang anak. Dia begitu menyayangi anak majikannya itu, tuan mudanya sudah ia anggap adiknya sendiri.

"Hiks...Hisk... Takut Yu-nee... Hiks mana Tou-chan dan Kaa-chan?" Anak itu masih terus terisak sambil memeluk lebih erat pengasuhnya. Dia benar-benar ketakutan saat melihat kota tempatnya tinggal menjadi medan perang begini dengan banyaknya korban yang bergelimpangan.

"Tuan muda jangan takut. Tuan dan Nyonya besar pasti baik-baik saja. Sekarang kita harus mencari perlindungan dulu. Tuan muda percayakan padaku?" ucapnya meski ia sendiri tidak yakin dia akan selamat. Namun dia harus memastikan jika tuan mudanya selamat apapun yang terjadi. Namun ujian datang pada mereka. Pasukan musuh dari udara melemparkan sebuah granat tepat 5 meter dari langkah kaki pengasuh itu.

Duar

Dan dalam hitungan detik granat itu meledak. Semua orang yang berada tak jauh dari tempat itu terlempar karna ledakan granat yang kuat. pengasuh bersurai coklat tadi semakin mengeratkan pelukannya pada tuan mudanya untuk melindunginya saat ia terlempar. Ia tahu ia tidak akan selamat namun tuannya harus selamat apapun yang terjadi. Tubuhnya menghantam tembok yang sudah setengah runtuh, darah segar keluar dari mulutnya. Anak yang diasuhnya semakin ketakuatan saat sadar darah itu dari orang yang sedari tadi melindunginya.

"Yu-nee kenapa berdarah. Hiks... Hiks... Aku takut." Tangisnya semakin kencang saat melihat banyaknya darah yang keluar dan tak sedikit yang mengenai bajunya.

"Tuan muda jangan takut... Uhuk... Tuan Naruto pasti selamat... jangan menangis ne, tuan akan menjadi laki-laki yang hebat nantinya." Hibur pengasuh tersebut dengan senyum lembut yang setiap hari ia tunjukan, meski keadaannya semakin kritis.

"Hiks... Hiks... Yu-nee! Naru takut." Ucap anak itu yang tangisnya tidak mau berhenti.

"Uhuk... Uhuk..." darah segar kembali keluar dari mulut pengasuh itu. Dia benar-benar takut melihat keadaan pengasuhnya.

"Dari sekarang jaga diri tuan baik-baik. Aku tidak dapat menjaga tuan lebih lama lagi. Sayonara tuan." Ucapnya dengan setitik air mata yang terjatuh dengan senyum manis untuk terakhir kalinya pada majikannya itu.

'Aku yakin Tuan muda akan tumbuh menjadi lelaki yang tangguh dan dapat menghentikan peperangan ini demi masa depan yang lebih baik' batin pengasuh itu sebelum nafas terakhirnya berhembus.

"Hiks... Yuki-nee jangan pergi. Aku sama siapa? Hiks..." Naruto semakin meraung dan menggoyang-goyangkan tubuh yang sudah tak bernafas lagi dari pengasuhnya. Tubuh itu semakin ia peluk erat. Jeritan dan tangisnya tak didengar yang lain karna nasib mereka pun sama menyedihkannya.

"YUKI-NEE!"

.

.

.

"YUKI-NEE! Hah...hah...hah kenapa aku bermimpi hal itu lagi." Lelaki bersurai pirang terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah. Tubuh dan bajunya basah oleh keringat. Kenangan terburuknya 14 tahun lalu datang lagi melalui mimpi. Dia menolehkan kepalanya kekiri untuk melihat jam kecil berbentuk rubah yang terletak disana. 6:00 lah yang telihat dari matanya yang sebiru samudra.

"Masih pagi, sebaiknya aku bersiap." Segera ia bergegas untuk menjalankan rutinitas paginya. Apalagi ini hari pertama ia masuk diKISH (Konoha Internasional School High) sekolah menengah atas paling fovorit diKonoha. Tidak mudah untuk memasuki sekolah itu. ada banyak tes untuk dapat masuk kesekolah bergengsi itu. Dia merasa beruntung dapat bersekolah ditempat itu. Para guru dan instruktur diKISH tidak dapat diremehkan. Semuanya merupakan bagian dari anggota militer Konoha yang terkenal paling kuat dibandingkan negara lain. Selang 15 menit ia keluar dari kamar mandi yang memang terletak dikamarnya. Menggambil seragam khas KISH yang didominasi warna putih dan hitam. Seragamnya berupa kemeja putih dengan dasi hitam tanpa corak, celana dasar hitam dan jas berwarna hitam dengan aksen putih dipergelangan tangannya. Naruto segera mengenakan pakaian itu, mamakai kaca mata berframe bulat dengan lensa tebal yang menyembunyikan saphire indahnya, ramburnya ia sisir kedepan membuarnya terlihat seperti nerd, tidak lupa ia mengambil tablet yang ia masukkan ketas sekolah dan sebuah pistol FN 57 berkaliber 5,7mm berwarna hitam menjadi senjata yang dipilihnya kali ini. Ia meletakkan pistol itu dibalik jas hitamnya yang memiliki tempat penyimpanan senjata untuk pistol dan pisau kecil, meski ia tidak yakin apakah hari ini ia perlu membawanya mengingat proses belajar mengajar baru akan dimulai besok. Tapi setidaknya ia ingin berjaga-jaga saja siapa tahu dibutuhkan. Setelahnya ia bergegas kedapur untuk membuat sarapan ala kadarnya. Dua lembar roti bakar dengan telur dan susu menjadi asupannya kali ini untuk memulai hari. Rumah yang Naruto tempati cukup sederhana namun untuk ukuran orang yang tinggal sendiri rumah ini cukup luas dan cukup bersih untuk seukuran remaja yang mendiaminya. Naruto memang rajin membersihkannya jika memiliki waktu luang. Jam ditangannya telah menunjukkan pukul 7:00 masih ada 30 menit lagi sebelum sekolah masuk. Dengan santai setelah sarapan ia berjalan menuju halte bis yang hanya berjarak 100 meter dari kediamannya. Perjalanan dari rumah kesekolahnya hanya 15 menit dan yang pasti dia tidak akan terlambat dihari pertama.

Mengingat KISH merupakan sekolah favorite tidak akan mengejutkan jika bangunannya sangatlah luas dan besar. Seluruh fasilitas lengkap tersedia untuk membantu siswa dalam mengembangkan ilmu dan kekuatannya. Gedung KISH terdiri dari 3 gedung utama. Gedung 5 lantai yang tampak paling besar dan terlihat pertama kali digerbang utama merupakan kelas untuk para guru dan murid belajar mengajar. Disebelah kanan gedung utama terdapat sebuah gedung yang digunakan sebagai ruang guru, tata usaha dan kantor kepala sekolah. Dan pada gedung sebelah kiri digunakan sebagai gedung olah raga, perpustakaan, laboratorium, pelatihan, extrakulikuler dan lain-lain. Setiap gedung terhubung dengan jembatan panjang, juga tersedia lif untuk menaiki setiap lantainya disetiap gedung. Pukul 7:15 menit Naruto tiba disekolah. Dia berjalan santai sembari mendengarkan lagu dari ponselnya yang tersambung melalui hadsate. Disepanjang jalan banyak para siswa KISH yang juga baru datang. Mereka semua terlihat cuek dengan sekitar dan asik sendiri dengan aktivitas masing-masing.

Semua murid baru diKISH dikumpulkan disebuah auditorium yang sangat besar, berbentuk seperti tempat stadion sepak bola yang mampu menampung lebih dari 10.000 orang. Naruto lebih memilih duduk pada tribun paling atas, dia belum memiliki teman sama sekali disini. Jadi dia hanyak duduk sendiri dan terlihat tersembunyi. Upacara dimulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh wakil ketua OSIS berparas cantik berambut merah. Dilanjutkan dengan pidato dari walikota, komandan tinggi militer konoha, dan terakhir dari kepala sekolah. Setelahnya ditutup oleh pidato yang akan disampaikan oleh siswa baru peraih nilai tes masuk tertinggi dari angkatannya. Naruto masih fokus memperhatikan apa yang ada dipanggung tidak seperti yang lainnya yang sudah mulai ribut sendiri. Dia ingin tahu siapa yang memiliki nilai tertinggi di angkatannya kali ini.

"Nara Shikamaru sebagai peraih nilai tertinggi tahun ini silakan maju untuk memberi sambutan." Pembawa acara cantik berambut coklat memanggil satu nama yang cukup mengalihkan kembali fokus para siswa yang tadinya sudah buyar. Tentu mereka ingin tahu siapa yang meraih nilai tertinggi ujian masuk kali ini. Seorang lelaki dari tempat duduk ditengah didorong berdiri oleh temannya yang berbadan gemuk. Sontak berdirinya orang tersebut membuat orang bertanya-tanya. Apa dia peraih nilai tertinggi dalam angkatan tahun ini?

Dengan malas lelaki bersurai hitam yang dikuncir nanas dengan mata yang sipit berjalan menuju panggung tanpa memperdulikan bisikan orang-orang akan dirinya. Malah ia terlihat seperti tengah mengerutu dan mengeluh. Naruto tentu juga tidak mengalihkan pandangannya dari lelaki itu.

"Saya Nara Shikamaru sebagai perwakilan siswa tahun ini mengucapkan terimakasih karna KISH telah menerima kami. Saya tidak tahu apa yang harus saya sampaikan sebenarnya. Namun saya memiliki harapan kita akan menjadi pasukan militer yang kuat baik fisik maupun psikis. Setia kawan dan pantang menyerah membela negara. Hanya itu saja yang dapat saya sampaikan. Terimakasih." Pidato singkat yang bahkan tidak sampai 5 menit itu membuat bingung hampir seluruh orang. Yakin ini orang yang mendapat nilai tertinggi tahun ini? Penampilan dan gayanya sungguh tidak meyakinkan.

"Err... Nara-san hanya segitu?" tanya pembawa acara itu ragu. Dan hanya dibalas Shikamaru dengan anggukan malas. Untuk mencairkan suasana yang terasa canggung tadi pembawa acara meminta audiens untuk bertepuk tangan. Wanita bersurai pirang yang rambutnya diikat ponitail dengan poni yang menutupi sebelah matanya disamping lelaki berbadan gendut, hanya mampu menepuk jidaknya melihat temannya hanya menyampaikan pidato sesingkat itu.

"Shika bodoh. Kau membuat malu saja." Gerutunya, lelaki berbadan gemuk disebelahnya hanya menganggkat bahu melihat sahabatnya berpidato sesingkat itu.

"Krauk... Krauk...seperti tidak tahu Shika saja." Jawabnya dengan mulut yang penuh dengan keripik kentang. Ino mendesah lelah. Kenapa ia bisa memiliki dua sabahabat yang aneh – satu pemalas dan yang satunya rakus – dan mengapa mereka juga dapat selalu satu sekolah dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas. Ini benar-benar sial untuknya.

"Bukannya kau harusnya sudah terbiasa pig." Mendengar suara ejekan dari belakang kursinya sontak saja membuat Ino membalikkan tubuhnya. Astaga setelah dilihat-lihat lagi semua teman-temannya dari kecilnya ternyata masuk di KISH juga. Ini benar-benar sial. Meski tidak semua temannya semenjengkelkan gadis bersurai gulali yang dibelangnya sih, namun tetap saja ini membuatnya kesal. Dan sebenarnya jika difikir-fikir ini keuntungan untuknya yang tidak terlalu perlu beradaptasi lebih kan?

"Diam kau jidad!" desis Ino dangan suara tajam karna saat ini mereka masih dalam upacara penerimaan siswa baru dan Ino tidak mau membuat catatan buruk dihari pertamanya disini.

"A-ano kalian berdua ja-jangan bertengkar." Lerai seorang gadis cantik bermata amethys dengan rambut panjangnya yang berwarna dark blue yang tergerai indah. Dia duduk disamping Ino dan berusaha mencegah pertengkaran antara dua sahabat karib ini.

"Ck, aku sedang malas meladeninya Hinata. Sepertinya ini sebentar lagi selesai. Mau bersama mencari kelas?" tanya Ino yang sudah kembali tenang. Dan benar saja setelah MC menutup acara itu semua murid baru pergi keluar aula untuk mencari kelas dan melihat sekeliling KISH.

Naruto berjalan sendirian dikrumunan orang-orang yang sangat asing baginya. Dia sudah mengetahui letak kelasnya dari informasi yang diberikan sekolah, yang sekarang ia lakukan adalah mencari kelasnya itu berada dimana. 10A adalah kelas dimana ia akan belajar selama setahun ini. Dilihat dari daftar nama anggota kelasnnya, kelasnya termasuk yang terbaik. Bagaimana tidak terbaik jika dalam kelas tersebut ada banyak anak-anak dari klan hebat yang mendiaminya. Ah akhirnya setelah berjalan selama 30 menit akhirnya Naruto dapat juga menemukan kelasnya. Kelasnya berada di lantai 3 paling ujung. Saat ia membuka pintu kegaduhanlah yang ia lihat. Beberapa orang ada yang menyadari kehadirannya namun kebanyakan dari mereka lebih asik pada aktifitas masing-masing seperti tidur, makan, bergosip, makeup, membaca buku, mengobrol dan berolahraga? Ha ada seorang anak dengan rambut bundar seperti mangkok tengah berolahraga dengan semangatnya dibelakang kelas sambil menyorakkan "SEMANGAT MASA MUDA." Dengan lantangnya. Sepertinya orang itu merupakan orang yang kelebihan semangat. Orang-orang yang menyadari kehadiran Naruto hanya memandangnya sejenak, lebih terlihat menilai sih. Setelahnya mereka kembali lagi pada aktivitas masing-masing. Naruto tersenyum canggung saat sempat diperhatikan tadi, setelahnya dia menuju kebelakang kelas tepat dimana ada sebuah bangku kosong disebelah jendela. Kegaduhan dalam kelas itu semakin menjadi sampai-sampai tidak ada yang menyadari kedatangan seorang lelaki bersurai silver yang melawan grafitasi, wajah yang tampan dengan sebuah kaca mata berframe kecil. Hanya beberapa orang saja yang sadar akan keberadaannya dan segera menghentikan aktivitas mereka, termasuk Naruto.

Lelaki tadi hanya menghela nafasnya melihat kegaduhan yang tercipta. Padahal dia hanya telat 30 menit tapi kelas sudah segaduh ini. Mengingat ia dijuluki siraja terlambat telat 30 menit itu sangat awal untuknya. Dia merogoh saku celananya dan mengeluarga sebuah pistol jenis p3. Beberapa siswa berjengit ngeri saat orang itu – yang mereka duga sensei – mengelurakan pistol dari saku celananya.

Dor

Satu letusan peluru yang sangat keras akhirnya mampu membuat keadaan kelas yang tadinya gaduh menjadi hening layaknya pemakaman. Semua siswa kini mengalihkan perhatian mereka pada pelaku pembuat letusan. Seorang lelaki paruh baya yang mengenakan setelan kemeja abu-abu polos yang digulung sampai siku dan celana polos berwarna hitam, ia hanya membawa sebuah pad dan ada sebuah buku kecil berwarna kuning pada kantong saku kemejanya. Yah anak-anak itu bisa menduga jika orang itulah wali kelas mereka yang sudah mereka tunggu sejak tadi.

"Gomen. Tadi aku tersesat dijalan yang bernama kehidupan." Ucap sensei itu tanpa dosa, bahkan ia tertawa dengan santainya. Semua siswa sweetdroop melihat kelakuan sensei mereka ini.

"Ck, alasan macam apa itu." ucap remaja bersurai coklat berantakan dengan tato segitiga terbalik membentuk taring pada kedua pipinya. Tampilannya terlihat urakan dengan baju yang dikeluarkan dan dasi yang dilonggarkan. Sekilas lihat juga mereka sudah dapat menebak jika dia anak yang nakal.

"Urusai Kiba." Perintah temannya yang memakai kaca mata bulat berlensa hitam, padahal ini didalam ruangan. Apa terlihat? Bahkan jaket yang dikenakannya sampai hampir menutupi seluruh kepalanya membuat orang ini benar-benar misterius.

"Are... Are... lupakan hal tadi. Saat ini adalah waktunya untuk berkenalan." Ucap sensei eksentrik mereka dengan santainya tanpa menghiraukan ucapan Kiba tadi. Seorang gadis berrambut pink mengangkat tangannya meminta perhatian.

"Iya ada apa rambut gulali?" sensei itu dengan seenaknya memberi julukan, jelas sigadis terlihat marah.

"Bisa sensei contohkan terlebih dahulu!" ucapnya cukup ketus sehabis mendengar julukan dari senseinya itu yang membuahkan tawa dari yang lain. Bahkan saingannya yang bersurai kuning tertawa sangat keras mendengar julukan itu diberikan padanya.

"Oh baiklah. Namaku Hatake Kakashi. Aku sebagai wali kelas kalian satu tahun ini. Pekerjaanku saat ini menjadi guru dan kapten divisi7. Hal yang kusuka banyak, hal yang tidakku suka kalian tidak perlu tahu. Cita-cita sudah tercapai. Sekian." Ucap Kakashi dengan santai. Murid-muridnya sweetrop masal. Jadi dia tadi hanya memperkenalkan nama dan pekerjaannya saja intinya. Dan mereka semua cukup meragukan apa benar orang ini adalah kapten dari divisi 7 yang merupakan pasukan elit militer yang merupakan pasukan kepercayaan dari Hokage – sebutan untuk komandan besar militer Konoha – yang sangat terkenal akan kecerdasan dan kekuatannya, kan? Tidak meyakinkan sama sekali.

"Selanjutnya kalian. Dimulai dari kau rambut gulali." Lanjutnya santai.

"Aku punya nama sensei! Namaku Haruno Sakura. Aku akan menjadi pasukan militer tangguh dengan kemampuan medis terbaik menyaingi Tsunade-sama. Yang kusukai – melirik seorang lelaki berambut emo yang menampakkan wajah datar – hal yang tidak kusukai adalah pig dan kekalahan." Ucapnya diakhiri dengan rona merah saat memandang pujaannya.

"Semangat yang bagus, selanjutnya kau poni kuda pirang _." Semua murid mulai menyebutkan nama mereka masing-masing dengan julukan-julukan aneh dari sensei mereka seperti pantat ayam, nanas, gentong, panda cina, anjing kampung, batok kebalik, hiu dll. Tentu bagi sebagian orang mereka sudah kenal lama atau setidaknya mereka tahu nama satu sama lain. Entah mungkin memang sudah takdir mereka yang hampir ssemuanya berasal dari SMP yang sama atau setidaknya sudah saling tahu nama masing-masing, kecuali satu orang.

"Kau rubah." Ucap Kakashi menunjuk Naruto yang berada dikursi paling belakang,

TBC

Sekali lagi maaf aku buat fic baru padahal FM aja belum selesai. Buat ini cuma buat selingan aja, yang menjadi prioritasku tetep FM. Kalau boleh jujur aku lebih mudah buat ini dari pada FM. Dan masalah word yang masih pendek aku minta maaf, aku gx bisa buat word lebih dari 3K perchepternya.

Terimakasih buat para reader yang nyempetin baca fic ini.