Not a Bad Girl (c) darkjune a.k.a Junee_Park
Drama-Romance
Teenager-Rated
Main cast: Jeon Jungkook x Kim Yerim
Other cast: Min Yoongi, Bae Joohyun, Kim Seokjin, Kim Taehyung
Jungkook, Yeri, dan karakter lainnya milik Tuhan, keluarga, agensi, fans, dan dirinya sendiri. Da aku mah apa atuh, cuma punya alur cerita hehehe
...
Yeri melenggang santai mendekati sekolahnya. Dari tempatnya berdiri, gadis itu bisa melihat bahwa gerbang sekolahnya sudah tertutup. Yeri mengamati jam di tangannya. Sudah pukul 7.53 artinya bel skolah sudah berbunyi delapan menit yang lalu. Gadis itu tersenyum lalu melanjutkan perjalanannya.
Tapi bukannya menghapiri gerbang yang dijaga oleh pak Yoongi, guru piket hari itu, Yeri justru mengarah ke pagar samping sekolah. Dengan sekali lompatan, Yeri berhasil mendarat dengan mulus di lapangan samping sekolah. Saat gadis itu sibuk merapikan seragamnya, sebuah suara mengejutkannya.
"Terlambat dan melompati pagar lagi. Kira-kira hukuman apa yang cocok untukmu, Kim Yerim?."
Yeri masih menunduk, bukan karena takut, gadis itu hanya sedang menutupi senyumnya. Perlahan Yeri mengangkat kepalanya, menemukan Jungkook, kakak tingkat sekaligus ketua komisi kedisiplinan sekolah yang menatapnya tajam dari balik kaca matanya. Yeri seolah tak peduli pada buku catatan pelanggaran siswa yang berada di tangan Jungkook. Karena Yeri tahu, namanya pasti sudah tercatat disana.
"Menurumu hukuman apa yang cocok, Jeon Jungkook?." Yeri menyahut santai sambil tersenyum. Seolah tak peduli kalau dia akan berakhir kepanasan di tengah lapangan atau harus membersihkan toilet di dekat kelasnya. Hal yang lebih penting bagi Yeri sekarang adalah mengganggu ketua komisi kedisiplinan di hadapannya ini.
Jungkook menghela nafas, mencoret-coret buku ditangannya, dan memberi isyarat pada Yeri untuk mengikutinya. Tanpa ragu Yeri mengekori Jungkook menuju gerbang sekolahnya. Di sana masih ada pak Yoongi yang terlihat bosan. Kepalanya terus berputar memandang sekeliling, entah itu daun-daun yang tertiup angin atau awan yang berarak. Tapi saat mendengar langkah kaki mendekat, pak Yoongi segera menoleh. Yeri dapat melihat dengan jelas hembusan nafas dalam yang diberikan pak Yoongi begitu melihat dirinya di belakang punggung Jungkook.
"Memanjat pagar lagi?." Tanya pak Yoongi kepada Jungkook.
"Melompat pak, bukan memanjat." Yeri mengoreksi kata-kata pak Yoongi tanpa rasa takut sedikitpun.
Dua pria di dekatnya itu kembali menghela nafas, lelah dengan kelakuan gadis yang bahkan belum genap tujuh belas tahun itu. Gadis itu sering sekali melakukan berbagai macam pelanggaran. Hanya pelanggaran-pelanggaran kecil, seperti terlambat atau tidak memakai atribut sekolah yang lengkap, bukan jenis pelanggaran yang akan membuatnya diskors atau orang tuanya dipanggil pihak sekolah. Tetapi pelanggaran kecil itu dilakukannya hampir setiap hari, membuat guru-guru piket dan ketua komisi kedisiplinan pusing dengannya.
Pak Yoongi menatap arlojinya, lima menit lagi kelas pertama akan dimulai. Guru seni musik itu menimbang-nimbang hukuman apa yang sesuai bagi Yeri. Dengan wajah setengah kesal pak Yoongi akhirnya menyuruh gadsi itu berlari keliling lapangan sebanyak tiga kali sebelum masuk ke kelas pertamanya.
"Tolong awasi Yerim agar tidak kabur." Pak Yoongi berkata pada Jungkook yang dibalas pemuda itu dengan anggukan pasrah, berbeda dengan Yeri yang belum melunturkan senyumnya.
"Sebenarnya kau itu berangkat pukul berapa sih?." Jungkook bertanya dengan nada jengkel.
"Pukul tujuh lebih sepuluh menit kurasa. Eh atau lebih lima menit ya? Entahlah.." Tapi Yeri membalasnya dengan teramat santai. Jungkook terkejut, bukan hanya dengan sikap santai Yeri, tapi juga dengan jawaban yang dilontarkan oleh gadis di sampingnya itu.
"Perjalanan dari rumahmu ke sekolah bukannya hanya dua puluh menit?." Yeri mengangguk. "Lalu kenapa kau terlambat?" "Aku tadi menolong seorang nenek yang ingin menyebrang jalan sebelum ke sekolah." Lagi-lagi Yeri berujar dengan nada santai nan ceria.
Jungkook menatap tak percaya. "Lalu kenapa kau tadi tidak meminta izin pada pak Yoongi? Kurasa kau masih diperbolehkan masuk, karena kelas petama belum selesai."
Yeri melepas tasnya dan bersiap untuk berlari. Tetapi, sebelum gadis itu melangkahkan kakinya, dia berbalik dan menjawab rangkaian kalimat panjang Jungkook.
"Karena aku ingin bertemu denganmu."
...
Yeri tidak bercanda soal berangkat pukul tujuh pagi. Gadis itu sudah sibuk dengan sepatunya saat jam masih menunjukkan pukul tujuh lewat dua menit. Setelah memastikan tali sepatunya takkan terinjak, gadis itu pamit kepada sang ibu, Bae Joohyun, sedangkan sang ayah, Kim Seokjin, sudah berada di kantor.
Sekitar pukul setengah delapan, Yeri akan sampai di halte dekat sekolahnya. Namun bukannya berjalan menuju sekolah, putri kedua di keluarga Kim itu justru berputar-putar di area sekitar sekolahnya. Dia akan melakukan beberapa hal, seperti memberi makan anak kucing di pinggir jalan, membantu ibu-ibu yang kesulitan membawa belanjaannya, atau menyebrangkan anak-anak sekolah dasar, dan hal-hal remeh lainnya.
Saat tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, Yeri akan menatap jam di tangannya. Gadis itu akan mengira-ngira apakah masih cukup waktu untuk datang sebelum gerbang sekolah ditutup. Jika tidak, maka gadis itu akan melenggang santai dan membuat dirinya terlambat. Tapi jika iya, Yeri akan melepas dasinya dan menyimpannya di bagian terdalam tasnya. Dan pada akhirnya, Yeri akan tetap mendapat hukuman ringan dari guru piket dan Jungkook.
"Hey Yeri, kakak dengar kau terlambat lagi hari ini? Bukannya tadi kau berangkat pukul tujuh ya?." Yeri membenarkan tanpa mengalihkan perhatiannya dari acara tv yang sedang di tontonnya. Kakaknya, Kim Taehyung, menyamankan duduknya di samping Yeri lalu turut menonton tv sambil menyomot kripik yang berada di pelukan sang adik.
"Kau mau kakak antar naik motor besok? Yah, supaya kau tidak terlambat."
"Tidak perlu kak, aku punya alasan unuk terlambat."
"Apa membantu anak sekolah dasar menyebrang?." Yeri terkekeh sebelum menjawab "Itu salah satunya." Taehyung mengernyit.
"Salah satunya? Artinya ada selain itu?." Yeri mengangguk, Taehyun menoleh dengan wajah penasaran. "Apalagi?."
Sang adik menoleh, memberikan senyum misterius lalu menjawab.
"Bertemu dengan seseorang."
TBC
A/n: hehehe bukannya lanjutin Assumed, malah bikin story lagi hehhe. Sayang ah kalo ada ide tapi gak di salurin. Tenang aja, ini pendek kok. Cuma tiga atau empat chapter. Besok juga saya update Assumed lagi hehehe
