Disclaimare

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Warning

OOC, Genderbend, Female Naruto, Typo, RTNObito, RTNMadara, RTNNaruto/Menma, RTNSasuke, RTNHinata, I sekai

"Bold" nonhuman, biiju

A/n:

Kyūketsuki : Vampire

***mulai***

Sakura terus berusaha melakukan CPR pada Naruto. Sayangnya berkali-kali ia menghentakan jantung Naruto dengan kedua tangannya. Berkali-kali ia memberi pernafasan dengan mulutnya. Berkali-kali ia menyalurkan chakranya pada Naruto. Tetap saja Nanadaime tak kunjung membuka matanya. Air mata pun mengalir dari pelupuk mata Sakura.

Sebuah tepukan di pundak Sakura menghentikan perbuatan kunoichi medis itu. Sakura menoleh ke belakang dan langsung memeluk Sasuke, seseorang yang menepuk bahunya. Ia menangis sejadi-jadinya di dada Sasuke.

"Sakurabaa-san, kenapa berhenti?" tanya Boruto yang turut ikut dalam misi penyelamatan ayahnya, bersama dengan kedua temannya Mitsuki dan Sarada. Sakura pun berhenti menangis dan melepaskan diri dari pelukan Sasuke. Sarada yang juga ikutan menangis dalam pelukan Mitsuki turut berhenti mengeluarkan air matanya. Lalu menoleh ke arah Boruto. Begitu pula dengan Mitsuki dan Sasuke yang tidak ikut menangis, hanya marah dalam hati, karena tak bisa menyelamatkan Naruto, menoleh ke arah Boruto.

Semua mata tertuju pada anak sulung Naruto.

"Jika kau berhenti, Tou-san akan mati," jelas Boruto.

"Boruto, Naruto..." Sakura tak sanggup meneruskan perkataannya. Lidahnya kelu ketika ingin bicara jujur. Pada akhirnya ia kembali menitikan air mata dan menutupi wajahnya yang kembali menangis, dengan kedua tangannya.

"Boruto, Naruto sudah tiada..." akhirnya Sasuke yang menjelaskan kondisi Naruto saat ini. Karena ia paham Sakura tak sanggup berkata. Namun harus ada yang menjelaskan kondisi Naruto saat ini.

"Apa? Sensei jangan bercanda! Tou-san masih hidup!" ungkap Boruto tak terima dengan jawaban dari Sasuke. Ia menatap tajam gurunya sendiri. Marah karena gurunya telah berkata seenaknya.

"Aku tidak bercanda Boruto. Naruto sudah tiada. Saat kita sampai, Kyuubi telah terpisah dari raganya. Jantung Naruto sudah tidak berdetak lagi. Ia sudah tidak bernafas dan nadinya tidak ada. Sejujurnya yang dilakukan Sakura tadi adalah hal yang sia-sia. Karena Sakura harusnya tahu, jika jinchuuriki terlepas dari wadahnya maka ia akan tewas..." terang Sasuke.

Boruto langsung berdiri dan mencengkram jubah yang dikenakan Sasuke. Matanya masih menatap tajam pada Sasuke. Ia benar-benar marah dengan perkataan Sasuke. Jika bukan gurunya sendiri, Sasuke pasti sudah dihajar oleh Boruto.

"AYAHKU TIDAK MATI SENSEI. DIA MASIH HIDUP!" bentak Boruto pada Sasuke.

Melihat apa yang dilakukan Boruto pada Sasuke, membuat Sakura semakin sedih. Air matanya mengalir semakin deras. Tubuhnya pun bergetar hebat. Sarada dan Mitsuki pun tidak bisa berbuat apapun untuk menghentikan perbuatan tidak sopan Boruto. Begitu pula dengan Sasuke hanya diam, ketika diperlakukan tidak sopan oleh Boruto.

Boruto melepas tarikannya pada jubah Sasuke. Lalu menghampiri Naruto dan beralih menarik jubah Hokage yang dikenakan Naruto disaat terakhirnya.

"Tou-san bangun. Katakan sesuatu. Katakan kau masih hidup. Katakan pada sensei kalau kau masih hidup. KATAKAN TOU-SAN, JANGAN BERCANDA DISAAT SEPERTI INI!" pinta Boruto dengan suara yang kencang.

Namun Naruto tetap bergeming. Tubuhnya sudah dingin dan wajahnya lebih pucat dari raut bulan. Boruto melepaskan tangannya dari jubah Hokage Naruto. Kepalanya terkulai lemas di atas dada Naruto.

"Bangun Tou-san kumohon...jangan tinggalkan aku...bangunlah...masih banyak hal yang ingin kutanyakan padamu...aku tidak bisa kehilanganmu...bangun...bangun..." pinta Boruto lagi, sambil menggoncang-goncangkan tubuh Naruto.

Sayangnya tak berhasil. Naruto telah tiada. Dibangunkan sekeras apapun tak akan membuat Naruto terbangun lagi.

Awan yang bergerak perlahan kini berkumpul menjadi satu. Membuat sebuah awan yang besar dan menutupi langit biru. Awan itu saling bergesekan sehingga menimbulkan petir. Setelah petir, timbul angin yang kencang. Lalu disusul turunnya hujan.

Hujan yang awalnya hanya rintik-rintik, kini mulai deras. Membasahi Sasuke, Sasuke, Boruto, Sarada, Mitsuki dan Naruto. Sekujur tubuh mereka basah. Air mata yang mengalir di wajah Sakura dan Sarada pun terhapus oleh hujan. Sepertinya langit ikut menangis karena kepergian Naruto. Turunnya hujan adalah tandanya.

Semua terdiam, termasuk Boruto. Ia sudah berhenti mengguncang-guncang Naruto. Kini ia hanya bisa terkulai lemah di atas tubuh Boruto. Saphire miliknya yang biasa bersinar, kini kosong. Ia terlihat sama dengan Naruto. Sudah mati. Bedanya Naruto sudah tak bernafas lagi. Sementara Boruto masih bisa, hanya saja hatinya sudah kosong, karena kepergian ayahnya, dan itu sama saja Boruto telah mati...

"Sakura, apakah seekor biiju bisa mentransfer nyawanya untuk manusia?" tanya Kyuubi yang sejak tadi hanya diam saja melihat kesedihan dimata para Shinobi itu. Biiju itu terlihat duduk di belakang Sarada dan Mitsuki. Matanya sayu. Ekornya pun kuyu.

Semua mata menatap ke arah rubah raksasa berekor sembilan, pengecualian Boruto yang masih kosong. Telinganya seolah tuli karena sedih yang begitu mendalam. Sehingga ia tak mendengar pertanyaan Kyuubi.

"Apa maksudmu?" tanya Sakura tidak mengerti.

"Aku ingin memberikan nyawaku pada Naruto," jawab Kyuubi tak ada keraguan dalam nada bicaranya.

Semua mata terbelalak lebar mendengar pernyataan Kyuubi. Mereka tak menyangka Kyuubi yang dulunya menghancurkan Konoha, sekarang sudah seperti manusia yang mengorbankan nyawa, demi orang yang disayangi. Naruto memang hebat, ia berhasil membuat Biiju menyayangi dirinya sampai seperti itu.

"Tapi apakah bisa? Tidak...waktu Nenek Chiyo dengan Gaara juga agak mustahil. Tapi akhirnya Gaara hidup kembali. Baiklah Kyuubi aku akan membantumu. Aku harap ini berhasil," ujar Sakura setuju dengan penawaran Kyuubi. Ia terlihat senang masih ada secercah harapan. Begitu pula dengan Sasuke, Mitsuki dan Sarada. Meskipun mereka juga tidak tahu apakah bisa Biiju memberikan nyawanya pada manusia. Yah, kita tak akan tahu jika belum dicoba. Hanya bisa berharap percobaan ini akan berhasil.

"Boruto, bisa kau minggir sebentar. Aku akan berusaha untuk membangunkan Naruto lagi. Kuharap kali ini berhasil," bujuk Sakura pada Boruto supaya menyingkir dan mereka bisa melakukan transfer nyawa ini. Mata kosong Boruto perlahan mulai bersinar. Ia pun bangun dari atas tubuh Naruto.

"Benarkan Baa-san? Tou-san akan bangun kembali?" tanya Boruto tak percaya. Tapi wajahnya mengatakan bahwa ia sangat berharap sekali.

"Aku tidak tahu, tapi akan aku usahakan." Bukan jawaban itu yang diinginkan Boruto. Tapi ia harap usaha Sakura berhasil. Ia pun menyingkir ke belakang Sasuke.

Kini tangan besar Kyuubi ditaruh di atas tubuh Naruto. Di atas tangan Kyuubi, Sakura menaruh tangannya. Mereka berdua memejamkan mata. Sambil berharap transfer nyawa ini selesai. Walaupun mustahil melakukan ini. Karena tidak masuk diakal. Tapi mereka tetap melakukannya. Mereka tak ingin kehilangan Naruto. Membuat mereka akan melakukan apapun, untuk menghidupkan Naruto kembali.

Perlahan jiwa Kyuubi keluar dari tubuhnya. Jiwa itu seperti asap putih. Jiwa itu mengalir ke tangan Kyuubi yang sedang diletakkan di atas tubuh Naruto. Lalu jiwanya keluar melalui telapak tangan Kyuubi dan menembus jantung Naruto.

Jiwa itu terus keluar dari tubuh Kyuubi dan masuk ke dalam tubuh Naruto.

"Kalian semua tolong katakan ini pada Naruto," pinta Kyuubi. Entah mengapa ketika jiwanya keluar, tubuhnya semakin transparan.

"Jangan menangis. Aku selalu ada dalam hatinya. Aku melakukan ini demi dirinya. Aku tahu semua orang sangat menyayanginya. Jika ia mati, aku tidak tahu bagaimana nasib shinobi di Konoha. Tidak...bukan hanya Konoha saja, para shinobi di seluruh dunia akan kehilangan pahlawan kesayangan mereka. Jadi biarkan aku berkorban. Lagipula... kalau aku mati. Tak akan ada yang sedih. Satu lagi aku melakukan semua ini bukan untuknya. Tapi untuk diriku sendiri. Karena aku juga, salah satu yang akan merasakan kehilangan, jika ia tiada. Sudah cukup aku kehilangan Hagoromo. Aku tidak mau merasakan kehilangan lagi. Jadi kali ini biarkan aku yang pergi..."

Setelah berkata begitu, tubuh Kyuubi pun hilang. Yang tersisa hanyalah asap putih saja. Bersamaan dengan itu Jantung Naruto kembali berdetak. Nafasnya sudah mulai normal. Wajah pucatnya berubah kembali menjadi warna aslinya, tan kecokelatan.

Tak hanya itu tubuhnya mengecil. Tapi tidak sampai sekecil kurcaci. Tubuhnya menyusut seukuran Sakura. Dadanya yang rata, membesar, sebesar wanita dewasa. Rambut cepaknya memanjang sampai ke pinggang.

Sakura yang awalnya senang karena detak jantung Naruto kembali berdetak, setelah memeriksa dengan kedua tangannya, terlihat terkejut dengan perubahan Naruto yang drastis, ketika hidup kembali. Begitu pula dengan Sasuke, Boruto, Mitsuki dan Sarada yang shock melihat perubahan penampilan Naruto.

Kemudian perlahan kelopak mata Naruto terbuka. Memperlihatkan irish saphire yang indah. Ia mengerjapkan matanya. Pandangan yang awalnya buram kini menjadi terang. Ia sudah sadar sekarang dan menoleh ke sekeliling.

"Boruto, Sasuke, Sakura, Sarada dan Mitsuki. Apa yang terjadi? Kenapa aku dan kalian bisa di dalam hutan?" tanya Naruto sambil perlahan bangkit dan duduk dengan kaki yang diluruskan. Boruto, Sasuke, Sakura, Sarada dan Mitsuki tidak menjawab. Mereka masih shock dengan penampilan Naruto yang berubah total. Tepatnya berubah gender menjadi... perempuan...

"Hei! Kenapa kalian diam saja? Jawab!" tanya Naruto tambah bingung karena anak dan temannya hanya diam saja.

"Naruto apa kau tak ingat apa yang terjadi?" tanya balik Sasuke yang tersadar duluan dari keterkejutannya. Kening Naruto berkerut. Tangannya memijat kening. Lalu menatap anak dan temannya satu persatu.

"Sebentar... ah yah aku ingat. Aku diculik oleh orang-orang yang mirip Madara, Obito dan Aku. Lalu aku berhasil melepaskan diri dan bertarung dengan mereka. Awalnya mereka kalah, tapi orang yang mirip Madara punya genjutsu yang tidak bisa dilepaskan. Lalu setelah itu aku termakan genjutsunya dan tidak ingat lagi," terang Naruto. Kening Sasuke berkerut mendengarnya.

"Genjutsu? Jangan bercanda Naruto. Kau harusnya bisa lepas dari genjutsu. Dan lagi orang yang mirip kau, Madara dan Obito? Apa maksudmu? Madara dan Obito sudah mati. Lalu yang mirip denganmu? apa kau punya kembaran?" tanya Sasuke beruntun. Pikirannya merasa semua ini tak masuk diakal.

"Aku serius Sasuke. Semua ini memang agak aneh. Aku diserang dengan genjutsu yang tidak bisa kuatasi. Selain itu mereka mirip dengan Madara, Obito dan Aku. Aku juga tidak punya kembaran," terang Naruto.

"Aneh sekali. Tapi kalau orang yang menyerangmu mirip Madara dan Obito, maka aku tak akan heran jika segel Kyuubi dalam dirimu lepas. Lalu Kyuubi keluar dari tubuhmu dan akhirnya kau mati." Kini mata Naruto yang terbelalak lebar. Wajahnya mengatakan ia terkejut dan bingung secara bersamaan.

"Apa maksudmu? Kyuubi sudah keluar dari tubuhku? Aku sudah mati? Lalu kenapa aku hidup kembali?" kini Naruto yang bingung dan bertanya beruntut.

Sasuke pun segera menceritakan apa yang terjadi. Mulai dari dirinya serta Sakura, Boruto, Mitsuki dan Sarada yang melakukan misi penyelamatan untuk menolong Naruto. Mereka berhasil menemukan Naruto di dalam hutan Amegakure. Sayangnya mereka terlambat. Naruto telah tiada, dengan Kyuubi yang berwajah sedih duduk di samping mayat Nanadaime.

Sakura berusaha menolong, tapi tak berhasil. Sampai akhirnya Kyuubi mengorbankan nyawanya. Tak lupa Sasuke menyampaikan pesan Kyuubi untuknya.

Mendengar cerita Sasuke, Naruto tak tahu harus berekspresi apa. Semua informasi yang didapatkannya begitu banyak, setelah ia bangun dari kematian. Ia memegang kepalanya yang berdenyut perlahan karena menampung informasi begitu banyak.

Kemudian ia memegangi dadanya yang mendadak sesak. Ia merasa hatinya seperti tertusuk pisau. Nafasnya mulai kembali tak beraturan. Diikuti dengan tetes demi tetes air matanya mengalir dan jatuh ke tanah yang masih basah karena hujan. Ia menutup matanya. Tubuhnya bergetar. Namun suaranya tak keluar.

Keluarganya yang selalu ada dalam dirinya. Menemaninya di saat ia senang, sedih dan susah. Selalu ada meskipun ia dibenci seluruh warga Konoha. Kini sudah tiada.

"Kau salah Sasuke...Kyuubi juga salah...bagaimana mungkin tak ada yang sedih, saat ia mengorbankan nyawanya untukku... tentu saja ada... kalau tidak ada, mana mungkin rasanya sakit sekali ketika ia tiada..." ungkap Naruto yang akhirnya bisa bersuara dan masih mengeluarkan air mata.

Ia terus menangis. Sampai hujan berhenti dan langit kembali cerah.

Setelah selesai menangis, ia mengajak semuanya pulang. Ia tak ingin berlama-lama di tempat keluarganya mati. Rasanya menyesakan berada di tempat dimana keluargamu tiada.

Namun sebelum pergi, Mitsuki yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Tapi... kenapa Nanadaime harus berubah jadi perempuan? Apa maksudnya ini?" tanya Mitsuki yang sejak tadi ingin bertanya seperti itu. Tapi ia tak enak dengan kondisi yang suram ini. Ia menunggu sampai Naruto berhenti menangis. Setelah Naruto mengajak mereka pulang dan berhenti menangis, buru-buru Mitsuki bertanya. Rasa penasarannya sudah tidak dapat terbendung lagi.

Mendengar pertanyaan Mitsuki membuat kening Naruto mengernyit. Ia pun langsung melihat tubuhnya. Ada gundukan aneh bertengger di dadanya. Ia juga melihat rambutnya yang menjuntai panjang sepinggang. Kemudian ia beralih menatap satu persatu mulai dari Mitsuki, Boruto, Sarada, Sasuke terakhir Sakura. Lalu kemudian hujan keringat mengalir di tubuhnya.

"APA-APAAN INI?!" teriak Naruto yang baru menyadari perubahan tubuhnya.

***yuzuru nao***

Di suatu tempat di dalam sebuah gubuk dari bambu. Seorang pemuda yang mirip Naruto memandangi temannya yang tergolek tidak berdaya di atas tempat tidur. Pemuda yang tergolek itu sangat mirip dengan Obito. Bedanya muka orang itu tidak rusak. Kalau Obito mukanya rusak karena kejatuhan bebatuan sewaktu menolong Kakashi.

Mata saphire pemuda yang mirip Naruto itu terlihat sedih, memandangi temannya yang terluka parah. Berbaring lemah dengan wajah dan dipenuhi balutan perban.

Lalu kemudian ia memandangi seorang pria yang mirip Madara yang sedang makan dengan sebelah kaki naik ke atas kursi. Ia makan dengan sendok. Agak sulit makan dengan sumpit dengan tangan kiri. Karena tangan kanannya terlihat buntung.

"Tangan kananmu tidak bisa diperbaiki?" tanya pemuda yang mirip Naruto. Pria yang mirip Madara tidak segera menjawab. Ia menyelesaikan makannya terlebih dahulu. Lalu setelah selesai, ia minum segelas air putih yang telah tersedia. Mengelap mulutnya dengan lengan jubahnya. Kemudian barulah ia menjawab pertanyaan dari pemuda yang mirip Naruto.

"Tidak bisa, kemampuan penyembuhan Kyūketsuki, tidak bisa menyembuhkan lenganku. Aku tidak menyangka rasengan miliknya bisa membuat tanganku putus. Padahal rasengan milikmu bisa kuatasi. Dia berada di level yang berbeda. Jika aku tidak mempunyai kekuatan dari Kyūketsuki. Mungkin aku sudah senasib dengannya. Atau malah akan mati. Begitu pula dengan dirimu," jawab pria yang mirip dengan Madara, sambil melirik ke arah pemuda yang terbarik di atas ranjang dari kayu. Wajahnya juga terlihat mencemaskan pemuda yang mirip Obito itu.

"Dia juga pasti mati jika tidak ada darah Kyūketsuki. Tapi karena lukanya sangat parah, ia belum bangun-bangun," tambah pemuda yang mirip Naruto.

"Untuk melawan pengguna cakhra memang harus menggunakan makhluk dari dimensi lain. Berkat Obito yang telah menyempurnakan saringan-nya. Kita bisa masuk ke dalam dimensi berisi makhluk-makhluk non-human. Setelah berlatih di sana dan mendapatkan kemampuan Kyūketsuki, kita berhasil menghancurkan dunia kita. Lalu pergi ke dunia ini. Tapi ternyata ada orang yang bisa menyeimbangi kemampuan kita. Sehingga aku harus kehilangan tangan kananku, kau juga kehilangan kaki kirimu, sementara Obito belum bangun-bangun. Untunglah ia sudah mati, setelah kita mengeluarkan Biiju dalam dirinya. Ditambah orang itu sangat mirip denganmu."

"Rasengan hitam memang tidak biasa. Kecepatan regenasi kita dikalahkan oleh rasengan hitam itu," ungkap pemuda yang mirip Naruto.

"Menma, kau dulu pernah dikalahkan olehnya kan? Makanya orang yang pertama kali kita bunuh adalah dia dimensi ini," tanya pria yang mirip Madara tiba-tiba.

"Iya, aku ingin balas dendam padanya. Meminta kalian untuk membunuhnya dan menjadikan percobaan untuk menggunakan kemampuan Kyūketsuki di dimensi ini. Aku senang dia sudah mati. Tapi tetap saja kita juga babak belur melawannya," jawab pemuda yang mirip Naruto dan dipanggil Menma.

"Lalu apa rencana kita setelah ini Madara?" tanya Menma kemudian.

"Untuk sementara kita disini dulu. Sambil menunggu Obito sadar. Setelah itu, baru kita hancurkan dimensi ini. Sesuai dengan rencana, menghancurkan semua dimensi dan menjadikannya satu," jawab pria yang mirip Madara yang ternyata bernama sama, dengan seringgai di wajah. Membuat Menma turut menyeringgai melihat wajah Madara.

***Yuzuru Nao***

Sebuah lubang hitam di suatu tempat lainnya terbuka. Lalu keluarlah seorang pemuda yang mirip dengan Sasuke, sedang menggendong pria yang mirip Minato, serta seorang gadis yang mirip dengan Hinata, sedang menggendong wanita yang mirip Kushina.

"Akhirnya kita sampai di dunia pemuda yang mirip Menma dan gadis yang mirip Sakura," ungkap gadis yang mirip Hinata. Pemuda yang mirip Sasuke hanya diam sambil memandangi tempat yang mirip hutan. Baginya hutan ini mirip dengan hutan Konoha di dunianya.

"Lalu kita harus kemana dulu? Langsung ke tempat pemuda yang mirip Menma atau cari penginapan dulu?" tanya gadis yang mirip dengan Hinata kemudian.

"Tentu saja kita mencari wanita dulu. Dunia kita sudah hancur, wanita juga sudah tidak ada, jadi sudah harusnya kita mencarinya disini," jawab pemuda yang mirip Sasuke dan langsung terkena tendangan di tulang keringnya oleh gadis yang mirip Hinata. Pemuda yang mirip Sasuke langsung jatuh, namun untungnya lutut langsung menompa tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan? Aku sedang menggendong Minato-san. Kalu dia terjatuh bagaimana?" tanya pemuda yang mirip Sasuke, wajahnya terlihat marah karena perlakuan gadis yang mirip Hinata.

"Diam! sekarang kita ke penginapan dulu. Dan jangan protes. Biar aku yang memimpin. Kau yang memimpin hanya akan membuat dunia menjadi hancur sama seperti dunia kita!" jawab gadis yang mirip Hinata dengan nada pedas. Pemuda yang mirip Sasuke ini hanya diam. Tak ingin membalas, karena berurusan dengan gadis galak di depannya hanya akan cari mati saja.

Mereka pun segera pergi dari tempat ini untuk mencari penginapan.

***TBC***