Rasa Manis dan Pahit ini
.
.
.
.
Disclaimer : Vocaloid © Yamaha Corption, , Crypton Future Media, Inc.
Halo kembali pada Author paling cantik dan kece yang tak lain adalah Author Yuka. Wkwkwkw just kidding guys. Disini Yuka-chan akan membuat fanfic Vocaloid lagi nih. Kali ini tidak biasanya, Yuka-chan akan membuat fanfic hubungan cowok dan cowok, wkwkwk. Bagi para Fujoshi atau suka saja membaca dan gemes gemes sendiri liat cowok saling ciuman mungkin kalian ada di tempat yang tepat guys
Karena ini yang pertama kali Yuka-chan membuat fanfic genre yaoi, jadi maaf jika ada salah kata atau kurang romantis. Arigatou, good reading
.
.
.
Peringatan : TYPO, Cerita Karakter Gaje, Salah Kata, OOC, Salah EYD, tiba tiba Nousebled, pingsan, jantungan, senyum senyum kayak kera, dsb
.
.
Perkenalkan namaku Utatane Piko dari kelas 11C, aku adalah seorang siswa populer dan tampan di sekolahku, aku juga seorang penyanyi terkenal di kotaku dan sering mengadakan konser konser besar. Hampir semua warga di sekolahku mengenalku dan tidak sedikit juga adalah penggemar setiaku yang rata rata adalah kaum hawa. Selain pesonaku yang memukau, ayah dan ibuku juga adalah direktur di perusahaan besar di negaraku menambah derajatku.
Kalo soal vocal suara sih, jangan ditanya lagi, aku sering memenangkan beberapa lomba menyanyi solo bahkan sampai tingkat nasional. Lumayan dapet tambahan nilai prestasi. Namun, ada satu hal yang membuatku jengkel dibalik kesempurnaan yang aku miliki ini, Yup aku...
"Aku pendek dan berwajah shouta"
Benci benci benci, kadang teman temanku yang memang iri dan usil denganku, sering mendandani mukaku saat aku sedang tertidur di kelas. Juga rambutku putihku yang panjang sebahu yang sering disangka perempuan oleh para guru atau orang asing di sekolahku. Huh, kalo bukan karena permintaan dari studio musikku, aku sudah memotong rambutku ini.
Aku sangat mengagumi olahraga terutama olahraga bola basket. Kadang aku sering memperhatikan pertandingan basket dari balik tembok melihat banyak pemain kesana kemari membawa bola dan memasukkan ke dalam ring basket lawan. Ada keinginan untuk mengikuti klub basket namun apa dayaku yang memiliki badan pendek dan tidak jago bermain basket. Aku harus mengubur keinginanku dalam dalam dan bersabar. Orang sabar disayang Tuhan.
Ehm kelihatannya itu sekilas tentang diriku, karena hari ini aku benar benar super galau, kepopuleranku menurun dratis, teman temanku sudah mulai tidak menganggapku spesial seperti dulu. Itu semua karena satu orang yang menyebalkan dan lebih parahnya ia satu kelas denganku. Rasanya ingin menghabisinya dalam sekejap.
Anak baru itu, datang pertama kali di kelasku seminggu yang lalu, dengan pesona dan fisiknya yang sempurna seketika ia langsung menarik perhatian banyak murid murid tidak hanya di dalam kelasku tapi juga seluruh sekolahku. Membuatku iri dan jengkel dengannya.
"Namaku Yuuma Hiroshi, aku pindahan dari SMA Semesta, aku pindah disini karena ada urusan pribadi, senang berkenalan dengan kalian" laki laki berambut merah muda tersebut mengenalkan dirinya di depan kelasku dengan wajah dan suara datar. Teman temanku terutama cewek langsung berkya-ria alias berteriak setelah pekenalan Yuuma. Macam macam pertanyaan mulai bertebaran di kelas tersebut tidak lupa ada yang ingin berfoto bersama dengannya namun Yuuma menanggapinya dengan muka cuek. Saat itulah untuk pertama kalinya diriku yang sempurna ini disaingi oleh anak baru.
Padahal menurutku aku dan Yuuma diibaratnya sebelas dua belas, kita sama sama tampan, berkulit putih, berpenampilan keren. Namun, perbedaannya dia sangat tinggi dan pintar berolahraga membuatnya dapat ikut ekskul basket tanpa seleksi. Membuatku hanya bisa memaki makinya dalam hati. Aku sudah berusaha menjadi populer meskipun fisik tinggiku tidak mendukung, mencoba mengalahkan kelemahanku dengan berlatih bernyanyi, mengubahkan gaya penampilanku, dan mempunyai banyak sosmed namun cowok pink ini menghancurkannya dengan sekejap.
Awalnya aku tidak terlalu perduli namun setelah melihat banyak murid murid mengalihkan perhatian dan penggemarku mulai berkurang, rasa iri ini mulai membara dan membuatku yang periang menjadi pemurung dan sering sendirian.
"Tidak kusangka langit sudah berubah oranye" gumamku sendirian di kelas merenung menatap jendela kelasku yang berada di lantai dua yang membuatku bisa melihat sekeliling sekolah sekaligus matahari yang sudah mulai kembali ke tempat asalnya.
Setelah melihat jam tanganku, aku menghela nafas panjang, sebentar lagi ada jadwal latihan nyanyi di studio. Jujur saja aku sangat tidak mood latihan hari ini namun kalau tidak karena jadwal konser sebentar lagi mungkin aku akan berdiam diri di rumah selama malam minggu ini.
Aku segera mengambil tas dan langsung cabut menuju studio. Kebetulan jarak studio dengan sekolah tidak terlalu jauh, jadi aku sering kesana jalan kaki di trotoar. Sampai di pintu masuk studio, seperti biasa aku menyapa pemain musik lain yang sedang menunggu sesuatu di ruang tunggu, lalu aku naik ke lantai atas menuju ruang latihan.
Aku membuka pintu, aku kaget melihat sesosok laki laki bertubuh jangkung dengan muka ditutupi buku sedang tertidur di sofa. Membuatku sedikit penasaran dan mencoba mendekatinya.
"Ehm, siapa dia, apakah dia penyanyi baru ya, juga topi hitam yang aneh" batinku sambil memandangi laki laki yang masih berada di bawah alam sadarnya tersebut
Lalu tiba tiba dia menarik tanganku kuat dan memelukku seperti guling. Pelukannya sangat erat aku dibuatnya seperti guling empuk. Tercium bau parfum pria dari bajunya dengan posisiku berada di depan dadanya persis membuat mukaku merah. Tangannya perlahan mengusap rambut belakangku dan wajahnya mulai menempel diatas kepalaku. Aku mulai merasakan kecupan bibir di atas rambutku.
"Apa yang kau lakukan?" aku sudah tak tahan lagi, aku diperlakukan seperti perempuan padahal aku laki laki tulen, lalu aku mendorongnya menjauhiku dan otomatis ia jatuh dan terlempar agak jauh dari sofa. Aku akui aku memang berwajah shouta bahkan dikira perempuan namun ini sudah kelewatan.
Laki laki itu mengusap matanya dan menampakkan wajahnya di depanku membuat kita saling bertatapan mata. Mataku terbelalak dengan mulut menganga melihat laki laki yang memelukku dan menciumku seperti perempuan tadi. Siapa lagi selain orang yang membuatku pertama kali membenci seseorang, Yuuma Hiroshi
Ia terlihat memakai kaos tipis berwarna hijau tua, jean biru tua, dengan topi hitam bertengger di kepalanya. Mukanya berantakan sehabis bangun tidur tapi entah mengapa mukanya masih tampan, pengen sekali aku memfotonya jika wajah sehabis bangun tidurnya terlihat jelek, akan kusebar foto aibnya di majalah dinding sekolah agar dilihat seluruh warga sekolah hehehehe. Tapi itu hanya angan anganku saja ( Kayak lagu Raisa dan Isyana saja )
Yuuma bangkit berdiri dan duduk di kursi di dekatnya, aku menatapnya dengan cemas karena takut dimarahi olehnya ayolah sebenarnya aku sangat takut dihajar seseorang apalagi tubuhnya tinggi semampai.
Tidak lama kemudian datang guru pelatihku, Sachiko Yobashi, aku sering memanggilnya Sachiko-sensei. Kami langsung mengembalikan keadaan kami semula. ( Yuka-chan berimajinasi mereka memakai baju kembali setelah melakukan sesuatu wkwkwk *disetrum pake kebel ekor USB Piko )
"Halo Piko-san, akhirnya kamu datang juga, kami sudah menunggumu" sambut Sachiko sambil memelukku erat dan mencium kedua pipiku satu persatu kayak nenek baru ketemu cucunya di stasiun.
"Eh...,iya..., iya..., sudah cukup Sachiko-sensei, aku ingin bertanya, mengapa mahluk pink ini ada di studio ini?!" tanyaku langsung to the point dan nada lumayan tinggi setelah menghentikan Sachiko memelukku terus menerus. Aku tidak tahu kenapa ia sangat gemas dan selalu dekat denganku sehingga membuatku menganggapnya seperti tante tante girang yang suka ABG muda. Yuuma yang tadi merapikan peralatan musik mendengar kata pink, mengarahkan pandangannya ke aku karena ia sadar bahwa dia satu satunya yang memiliki rambut pink disana.
"Benarkah, apakah kamu lupa apa yang kukatakan kemarin saat latihan?" jawab Sachiko tersenyum manis
"Kemarin.., latihan..., kelihatannya Sachiko-senseri belom mengatakan apapun padaku soal dia" bingung aku sambil menatap Yuuma yang duduk diam mendengar pembicaraan dengan wajah datar.
"Aduh, mungkin kamu kemarin tidak bisa menangkap kata kataku dan apalagi kemarin kau terlihat sakit dan pengen segera pulang kemarin" ucap Sachiko
"Kemarin ya..." aku mengingat kembali kemarin dengan melihat keatas kemudian muncul muncul awan awan berisi kejadian kemarin.
~~(Flashback)~~
"Eh Piko-chan, kelihatannya besok kau akan mendapat panther baru nih untuk konsermu selanjutnya" panggil Sachiko girang menepuk pundakku saat aku sedang mengikat tali sepatuku setelah selesai latihan menyanyi
"Sachiko-sensei, bolehkah aku pulang sekarang, aku sedang tidak enak badan" ijinku tidak mendengarkan perkataan Sachiko-sensei karena hari ini kepalaku benar benar pusing karena memikirkan di sekolahku
"Kau sakit Piko-chan, aduh.., baiklah cepat sana kamu pulang istirahat jangan sampai konser besok terjadi apa apa denganmu" kuatir Sachiko
"Terima kasih Sachiko-sensei aku pamit pulang dulu" pamitku langsung pulang setelah selesai mengikat tali sepatuku yang terakhir
"Hati hati di jalan"
~~( Flashback End )~~
Aduh aku teringat itu, Sachiko-sensei pernah bilang kemarin ada panther baru dan saat itu aku sedang sakit bukan karena galau tapi stress berat memikirkan reputasiku yang mulai meredup terhalang oleh kehadiran si makhluk pink ini yang kini malah satu studio dan lebih parah ia satu ruangan latihan denganku.
"Perkenalkan nama dia, Yuuma Hiroshi, Penyanyi muda terkenal di Kota Suryanika, mulai hari ini ia akan menjadi pasangan duetmu di konser yang akan diadakan sebentar lagi" Sachiko mengenalkan makhluk pink yang sudah kuketahui namanya sebelumnya dan aku tidak menyangka ia juga penyanyi terkenal sepertiku. Kota Suryanika ya, kota besar yang jauh disini terkenal dengan makanan manisnya dan cowok cowok perawakan tinggi.
"Yoo, semoga kita bisa bekerja sama, Piko-senpai" salam Yuuma sambil mengangkat telapak tangannya keatas
"Piko-senpai? Apa-apaan ini kenapa dia memanggilku begitu?" tanyaku heran sambil berteriak karena kami berdua satu angkatan plus satu kelas denganku cukup aneh dia memanggilku senpai. Apakah dia mengejekku?
"Jangan marah terus Piko-chan, Yuuma memanggilmu begitu mungkin karena kamu juga yang akan membantu mengajarnya bernyanyi dan menari bersama ditambah akhir akhir ini Gakupo-sensei sedang sibuk dengan urusan penting jadi kau bisa mengajarnya, sekalian bantuin senseimu ini yak" jelas Sachiko sambil menyiku lenganku.
"APAAA?!" aku kaget tidak percaya, sumpah aku sudah tidak tahan dengan semua penderitaan ini, sudah cukup aku menderita di sekolah sekarang ditambah di studio yang sudah kuanggap rumah keduaku. Mahkluk pink ini tidak seindah warnanya. Ada iblis kejam tersembunyi yang selalu membuatku sial dimanapun.
"Oh ya Piko-chan, Yuuma akan disini selama sebulan setiap hari berlatih bersamamu untuk persiapan konser" sambung Sachiko lagi yang membuatku ingin pingsan membayangkan setiap hari pulang sekolah harus bersama dia. Di sekolah aku berusaha tidak memandang mukanya dan menyembunyikan rasa benci dan marah padanya sekarang aku harus menghabiskan masa muda yang tenang ini dengannya.
"Aku tidak bisa menerima ini Sachiko-sensei, aku tidak suka dia disini, apakah tidak ada penyanyi lain yang bisa menggantikan dia" marahku dan tidak sengaja aku mengeluarkan sisi kasarku disini.
"Tidak bisa Piko-chan, ini sudah permintaan dari bagian pembuat acaranya untuk mengundang Yuuma-kun kemari, bahkan Yuuma sampai pindah sekolah kemari" tolak Sachiko, sekarang aku tahu kenapa makhluk pink ini tidak memberitahu alasan ia pindah dan hanya bilang ada urusan pribadi yang ternyata memang ia akan konser disini. Aku tidak bisa menyelak lagi, ini sudah keputusan dari pihak penyelenggara konser.
Konser ini penyelenggaranya adalah keluarga terkaya di kotaku, Keluarga Megurine sekaligus juga untuk mempromosikan produk perusahaan mereka dan menarik perhatian konsumen dengan mengundang beberapa penyanyi terkenal dan aku diberi kesempatan untuk tampil apalagi bayaran yang membuatku tergiur.
"Okay karena sudah perkenalan, ayo kita langsung latihan, Piko-chan aku tidak tahu masalahmu dengan Yuuma tapi aku berharap kau tidak membawa masalahmu di studio ini, mengerti?" tegur Sachiko dengan aura gelap menyelimutinya.
"H'ai Sachiko-sensei" jawabku agak takut. Meskipun guruku ini terlihat ramah dan manis tapi kalo galak udah gak jauh dari mbok mbok warung makan yang nagih utang.
Kemudian kami berdua berlatih bernyanyi bersama, mahkluk pink ini berdiri disampingku membuatku sedikit tidak nyaman karena selain dia musuhku, dia juga lebih tinggi dariku. Mendengar suaranya kuakui suara bagus ciri khas cowok SMA jaman sekarang dan ia bisa mencapai nada tinggi bahkan bisa mencapai falsetto dengan mudah. Namun, saat bagian nada rendah tidak ada efek bass bassnya sama sekali. Aah, ada apa denganku kenapa aku terus memperhatikannya, bukannya dia musuhku. Aku harus fokus aku tidak boleh kalah lagi dengannya.
"Suaramu bagus juga Piko-senpai" puji Yuuma setelah kami selesai latihan dan beristirahat sebentar di sofa dengan snack dan minuman tersedia diatas meja.
"Iya dong, aku'kan sering berlatih dan bernyanyi di banyak konser besar" sombongku sambil melipat tangan dan tersenyum bangga
"Oh begitu" tanggapan yang singkat padat sambil meminum air putih
"Suaramu juga lumayan bagus Yuuma, kamu mempunyai ciri khas suara di dirimu" apa yang kukatakan, kenapa aku malah memuji musuhku ini, sekarang malah ia memandangku tanpa ekspresi, aku berpikir apakah aku salah bicara
"Terima kasih Piko-senpai" kata Yuuma sambil tersenyum membuat mukaku sedikit merah
"Eh.., iya.., kamu juga harus sering latihan, kamu juga ada beberapa lirik yang salah nanti akan mempengaruhi konser kita" tegasku lagi untuk menyembunyikan maluku mendengar ucapan terima kasihnya.
Sekarang tinggal kami berdua di ruangan tersebut, Sachiko sudah pulang duluan. Aku sebetulnya ingin pulang tapi karena sopirku mobilku sedang terjebak macet jadi terpaksa aku harus menunggu disini ditambah diluar sedang hujan deras. Aku penasaran apakah Yuuma juga menunggu jemputan sama sepertiku. Kami diselimuti keheningan dan hanya terdengar suara mesin AC saja disini.
Saat aku sedang bermain instagram di androidku, mahkluk pink bangkit berdiri dari tempat duduk. Kurasa ia sudah dijemput, aku hanya memandangnya diam diam dan saat di depan pintu ia tersenyum.
"Oh ya Piko-senpai, rambutmu lembut juga ya" ucapnya dan langsung keluar ruangan meninggalkanku dengan mulut menganga
"HAAAAH?!"
(Bersambung Nak)
.
.
.
.
.
Selesai juga buat fanficnya...
Ehm lumayan panjang juga tapi untuk kelanjutannya kalian harus nunggu chapter selanjutnya yak. ( Memang Yuka-chan suka yang berchapter-chapter, gak tahu kenapa agak kepanjangan kalo cuman buat satu chapter saja )
Awalnya sih Yuka-chan pengen buat fanfic kali ini satu chapter saja namun karena ada urusan mendadak plus otak Yuka-chan lagi mampet jadi bersambung deh nih chapter. Maafkan Yuka-chan yang hina ini huhuhuhu
Oke Yuka-chan akan menjelaskan disini, Piko adalah penyanyi terkenal namun pendek shouta. Nah disini ia benci banget sama murid baru yang tidak lain adalah Yuuma yang malah satu panther konser dengannya dan terpaksa mereka harus latihan bersama selama sebulan setiap hari. Seperti Yuka-chan janjikan disini ada sedikit bau bau yaoi, mulailah tumbuh bunga bunga romantis diantara mereka wkwkwk
Itu saja penjelasan, ditunggu yak chapter selanjutnya
Jangan lupa favorite, follow, dan review fanfic ini ya. Arigatou minna
