Baby and Me
Rated. : T
Genre. : Drama
Pairs. : Saso(Fem)Dei/Ita(Fem)Dei
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Sedikit cerita ya : Hy,semua salam kenal Saya Misa Anaru,cukup panggil Naru aja ya^^. Naru,Itu Newbie di sini. Naru masih butuh belajar biar bisa jadi senpai-senpai yang lain. Minna,tau gak cerita Novel Karya Dyan Sheldon?Disini ada yang suka Novel kan?Hehehe,Naru gak begitu sih. Jadi,Naru itu bener-bener terinspirasi dari Novel AND BABY MAKES TWO. Naru prihatin sama masalah-masalah remaja yang Married By Accident di Indonesia. Pergaulan bebas dan semacam nya. Naru cuma bisa ngebatin 'Mereka itu Polos,bego atau gimana,sih'. Terus juga berita Cowok nusuk Pacar nya sendiri gara-gara gak mau bertanggung jawab,itu tuh bener-bener deh,ngelakuin nya mau,bertanggung jawabnya enggak.
Eh,jadi cerita sendiri deh. Hehehe..
Silahkan...
Summary. :
Deidara Namikaze (16) harus kehilangan masa remaja nya,akibat pergaulan bebasnya.
Ia harus menerima jalan masa depannya yang sudah ia pilih. Hidup bersama seorang bayi laki-laki,tanpa seorang ayah. Membuatnya harus berjuang hidup sendirian,hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang Itachi (19) yang jatuh hati pada nya. Namun,disaat itu pula,mantan kekasih Deidara juga ayah biologis dari putra nya hadir kembali dan berniat menikahi dirinya.
"Ketika,dia menyatakan rasa cinta nya pada mu..
Ketika dia mengucapkan janji-janji nya pada mu..
Dan di saat itu lah,kau kehilangan mahkota yang sangat berharga milik mu... "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seperti nya yang dinamakan buah jatuh tak jauh dari pohon nya itu mungkin benar. Nama ku adalah Namikaze Deidara,bukannya sombong teman-teman ku bilang aku ini cantik,manis dan memiliki postur tubuh yang sangat ideal,yah..mereka tidak heran sih,karena Mama ku saja Namikaze Kushina adalah seorang wanita yang sangat cantik. Sejak kematian papa ku,aku hanya tinggal bersama Mama dan adik kecil ku Namikaze Naruto,di mansion peninggalan papa. tepat malam ini adalah ulang tahun ku yang ke 16. Aku senang,karena Mama pernah berjanji,tidak akan melarang ku bepergian dengan teman pria ku.
Karena selama ini,mama selalu melarang ku untuk membawa,bahkan bepergian bersama teman pria ku. Mama bilang alasannya adalah
Ingin menjaga ku dari pergaulan bebas,anak-anak remaja jaman sekarang.
Saat ini aku,sudah kelas 2 SMU,aku bersekolah di sebuah Sekolah menengah atas,ternama di Konoha. Mama,ingin aku mendapatkan pembelajaran yang ber-Kwalitas.
Mama memang sibuk,tapi aku selalu menghargai mama sibuk,untuk kebutuhan aku beserta Naru-chan yang masih berusia 5 tahun.
Seperti biasa,saat tiba di meja makan pagi ini. Aku sama sekali tidak menemukan mama duduk untuk sarapan pagi bersama. Yang ku temukan hanya Naru-chan,yang tengah memeluk erat boneka rubahnya. Adik ku itu memang sangat imut,aku sendiri pun juga mungkin kalah oleh ke imutan adik ku sendiri.
Naru-chan itu sebenarnya anak yang baik. Hanya saja dia agak nakal,dan suka mencari-cari masalah. Mau tahu kenapa?
Yup,sejak kecil ia sangat jarang bermain bersama mama. Kesibukan mama lah yang membuatnya selalu berusaha di lihat keberadaan diri nya.
"Dei-nee,Nalu gak mau sekolah" ujar Naru-chan.
"Kenapa?" Tanya ku heran.
Ku lihat,Naru-chan menundukan wajahnya,seperti menyembunyikan sesuatu.
"Naru-"
"Nalu,gak mau,Nalu benci mama" Seru Naru-chan,yang langsung beranjak dari duduknya dan berlari meninggalkan ku.
Aku menggelengkan kepala ku. Terlalu bingung untuk mengetahui isi hati bocah pirang itu.
Aku pun menghiraukan Naru-chan. Ku pikir,apa guna nya Maid,kalau menghibur bocah kecil seperti itu saja tidak bisa.
"Hi,Dei-chan" Sapa seseorang kepada ku. Aku menoleh dan mendapati sahabat ku,Konan tengah berada di dalam mobilnya.
"Kau kelihatan murung,ayo masuk!" Seru gadis itu.
"Tidak usah,Konan-chan aku bisa naik bus kok" Tolak ku secara halus.
Gadis bersurai ungu,itu memaksa ku. Ya,aku sahabat ku yang satu itu memang sangat benci penolakan.
Aku pun menggangguk,dan segera membuka pintu mobil berwarna ungu itu.
"Kau tahu tidak,Sasori-senpai itu sudah kembali dari Amerika lho" Ujar Konan,memulai cerita gosipnya tentang senpai kami di sekolah.
Aku benar-benar tidak tertarik apa yang sedang di ceritakan oleh Konan,jadi aku hanya menjadi pendengar setia nya.
"Aku,senang ketika Yahiko-senpai mencium ku"Gumam nya.
"Cium"Beo Ku.
"Iya,dia mencium bibir ku lho"Jelas Konan.
"Bagaimana?" Tanya Ku,penasaran.
"Bagaimana,apa nya?"Konan balik bertanya.
Aku menghela nafas,Asal kalian tahu saja. Konan itu meskipun cantik tapi otak nya itu sedikit lemot jika di ajak berbicara.
"Jadi,bagaimana rasa nya berciuman Konan-chan?" Tanya Ku.
"Bagaimana ya?-"Gumam nya,terlihat ia tengah berpikir untuk merangkai kata-kata yang akan ia jelaskan pada ku.
"Emm,enak..sepertinya bagaikan candu"Jawab nya seenak,otak miringnya itu.
"Dasar pervert"Cibir ku.
"Huh,kamu terlalu polos Dei-chan" Konan malah membalas mencibir ku.
"Masa?Seperti aku peduli saja" Balas Ku,malas menimpali kata-kata Konan.
"Sudah wajar kita merasakan cinta tahu"Imbuhnya.
Aku terdiam sejenak,nampak memikirkan apa yang dikatakan Konan barusan.
"Hoi,Dei-chan mau sampai kapan di mobil ku terus?ayo turun sudah sampai tahu!"Seru Konan menyadarkan aku dari lamunan ku.
-SkipTime-
Bel istirahat berbunyi,aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan seni. Tempat favorit ku,dan tempat yang sangat jarang di kunjungi teman-teman ku.
Ku torehkan kuas pada kain kanvas polos berwarna putih. Meskipun,ada sketsa namun tidak terlalu kelihatan,sehingga kanvas itu benar-benar terlihat polos.
Cklek~~
Blam~~
Aku menoleh ke arah pintu dan mendapati seorang pemuda bersurai merah maroon. Dia adalah Akasuna Sasori,senpai ku yang menjadi pujaan para teman-teman di sekolah ku.
"Hosh..Hosh..Hosh"
Aku mendengar dengan jelas bahwa pemuda itu tengah mencoba mengatur nafas.
"Senpai,kenapa ada disini?" Tanya ku pelan.
Sasori-senpai pun segera melangkahkan kaki nya mendekati ku.
"Menghindari para Fans girl..Kau suka ke sini?" Sasori -senpai balik bertanya ,sesekali melirik lukisan ku.
Aku menunduk malu,di perhatikan seperti itu oleh pangeran sekolah.
"A..apa?" Tanya ku,gugup.
Sasori-senpai menggeleng pelan,dan mengulas senyum manisnya pada ku.
Astaga..
Saat itu,aku benar-benar merasakan jatuh cinta pada pertama kalinya. Cinta pertama ku jatuh kepada seorang pemuda ber-iris Hazel itu. Akasuna Sasori,seorang pemuda yang berhasil membuat seorang Namikaze Deidara,merasakan apa itu cinta untuk pertama kali nya.
"Kau jago melukis ya?Kebetulan,aku ketua club seni kau mau bergabung?"Tanya nya kepada ku. Aku menunduk malu,tak berani menatap kedua matanya.
"Kau tak apa?kau nampak tak sehat"Ujar nya.
"A..aku b..baik-baik s..saja senpai,permisi"Pamit ku. Mungkin,kalian akan bertanya-tanya kenapa aku gugup seperti ini. Ya jelas saja,aku bahkan tak pernah dekat dengan pemuda seperti tadi.
Ku percepat langkah ku. Ku Hiraukan panggilan dari Sasori-senpai yang memanggil nama ku,dan membuat para fans girl nya menatap nyalang terhadap ku.
"Dei-chan, nanti malam itu tepat ulang tahun mu lho..kau sudah 16 tahun masa tidak pernah pacaran sih" Canda Ino,salah satu sahabat wanita ku selain Konan.
"Masa?Ah,iya ya jam 12 malam nanti aku sudah 16 tahun"Aku berpura-pura lupa supaya,Ino-chan tidak menanyai ku soal pacar.
Ah,mengingat soal pacar,sangat mengingatkan aku pada,Sasori-senpai.
.
.
.
.
Malam ini,aku sengaja tidur agak terlambat untuk menanti hari paling bersejarah bagi ku. Dan malam ini juga mama tidak lagi pulang ke rumah dan mengucapkan 'Selamat ulang tahun' kepada ku. Aku sedih,aku ingin marah,aku benci,tapi aku tak tahu harus apa. Haruskah aku marah pada mama?yang bekerja keras membiayai dan membesarkan aku?Tidak,itu terlalu egois namanya.
Drrtt~~
Ku rasakan getaran di ponsel ku. Dengan wajah malas,aku meraih ponsel ku dan membuka nya. Sebuah pesan singkat ku terima. Aku berharap mama lah yang mengirimnya.
Aku mendengus kesal begitu melihat nomor yang tak ku kenal,dan ternyata itu lah yang mengirimkan pesan pada ku.
From. : Unkown.
Happy Birthday Dei..
Temui aku,di sebuah cafe di dekat sekolah kita.
Aku menunggu mu..
Ku harap kau datang..
"Ternyata,bukan mama"Gumam Ku,kecewa .
Ku lirik jam di dinding kamar ku. Tak berapa lama ku sambar cardigan hitam milik ku.
Aku,tak perlu lama untuk sampai ke cafe itu. Karena memang jaraknya tidak terlalu jauh. Mungkin,sekitar 20 menit jika berjalan kaki.
Sesampai di cafe itu,aku tak melihat siapa pun yang ku kenal,kecuali Sasori-senpai yang duduk di meja,paling ujung.
Setahu ku,Sasori-senpai itu orang yang tak suka menunggu. Jadi,untuk apa dia disana,apa dia menunggu ku?Ah..aku Gede Rasa sekali sih.
Tanpa ku sangka,pemuda tampan itu menoleh ke arah ku,dan mengulas senyum kepada ku. Aku menoleh ke belakang,untuk menemukan seseorang yang berdiri di belakang ku. Kosong! Jadi,Sasori-senpai benar-benar tersenyum kepada ku.
"Tidak masuk?aku menunggu dari tadi" Ujar Sasori-senpai. Aku terkejut begitu melihat dia sudah ada dihadapan ku.
'Kapan dia berada disini?' Tanya ku dalam hati.
"Ayo masuk"Ajak Sasori senpai,menggandeng tangan ku dan mengajak ku masuk ke tempat romantis itu.
"Dei" Sapa nya,dengan suara berat nan lembut miliknya. Aku meletakan garpu ku,sebagaimana tradisi di dalam keluarga Namikaze.
"Ya?" Tanya ku.
"Soal,Club seni..apa kau mau masuk ke-"
"Aku mau"Sela ku.
Sasori senpai terlihat bernafas lega.
Ya,mungkin saja dia melakukan ini hanya untuk meminta ku masuk ke club seni kan?Hahahah,Pria itu sama saja.
"Dei"
"Ya?"Sahut ku.
"Jadilah,pacar ku!"Seru Sasori-senpai.
"Ehh" aku tersentak kaget,mendengar permintaan nan memaksa dari bibir Sasori-senpai.
"P..Pacar?" Aku gugup,tangan ku gemetar,wajah ku pun memerah bagaikan udang rebus. Terserah,jika Sasori-senpai menertawai sikap aneh ku ini. Toh,ini memang sikap asli ku kan.
"Bagaimana?" Tanya nya.
"A..aku m..mau" jawab ku,entah mendapat kekuatan apa,tiba-tiba saja aku menyanggupinya.
"Baiklah,mulai sekarang kau pacar ku"
.
.
.
.
Hari pertama sampai hari ke-7 kami berpacaran,kehidupan kami berjalan normal-normal saja.
Berangkat bersama,ke kantin bersama,pulang bersama,belajar bersama bahkan Sasori-senpai selalu saja berhasil membuat waktu ku tidak terbuang percuma.
Bagaimana dengan mama?
Mama,tidak tahu kalau aku berpacaran. Karena,ia tidak akan pernah melihat Sasori saat menjemput ku dan mengantar ku pulang,karena mama selalu berangkat pagi,pulang malam dan bahkan ketemu pagi pun,itu bukan hal yang baru lagi.
Ku akui saja,kami memang tidak pernah membicarakan hubungan kami. Kami bahkan belum pernah bergandengan tangan.
Banyak teman ku,yang menanyakan tentang hubungan aneh kami. Tapi,tentu saja aku hanya menjawabnya dengan senyuman. Karena,meladeni teman ku itu,tidak akan pernah ada habisnya.
Sebagai seorang ketua osis,Sasori-senpai itu sangatlah sibuk. Bahkan,ia pernah melupakan ku selama 2 hari. Aku sih,tidak keberatan tapi aku juga ingin seperti hubungan teman-teman ku. Seperti nya kekasih mereka selalu menghabiskan waktu luang bersama mereka. Sedangkan aku?hah,lagi-lagi aku tidak bisa marah padanya. Ia sibuk,dan aku harus maklum itu.
Hari ini,genap 5 bulan kami pacaran,dan tidak ada perubahan sama sekali. Sasori-senpai juga semakin sibuk,mempersiapkan acara musim panas yang akan diadakan. Jadi,aku pulang bersama dengan teman-teman ku.
"Dei-chan,kamu itu sudah ciuman belum?" Tiba-tiba saja Konan bertanya perihal yang bahkan belum sama sekali aku nikmati.
Aku menggeleng pelan,
'Jangankan ciuman,bergandengan tangan saja tidak pernah' Batin ku.
"Ahh,Dei-chan payah,Ino dan aku saja sudah..benarkan Ino-chan?" Tanya Konan,kepada Ino yang sedang berjalan disamping ku.
Ino mengangguk,membenarkan perkataan Konan.
"Bagaimana rasanya?" Tanya ku,dengan muka polos.
"Bagaimana ya,hehehe Dei-chan coba saja sendiri"Canda Ino.
Aku menggembungkan pipi ku,pertanda aku sedang ngambek.
"Ah,Dei-chan masih sama seperti dulu" Seru Konan,mencubit pipi ku,yang yah ku akui 'Tembam' itu.
SkipTime-
Sesampai nya di rumah,aku langsung merebahkan diri ku di kasur. Aku malas untuk keluar, melihat mama ku yang tengah mengobrol dengan seorang pria,yang ku tahu akan menjadi papa ku.
Cih,menyebalkan.
Katanya,dia sayang pada ku tapi kenapa dia ingin menggantikan posisi Papa ku yang sudah meninggal?bagi ku papa itu hanya ada 1,seumur hidup ku.
Kriiett~
Aku dengar suara pintu terbuka pelan. Tak perlu menoleh pun aku tahu siapa,pelaku nya.
Kaki-kaki kecil itu berjalan,dan menaiki kasur dengan sangat berhati-hati. Dengan perlahan si kecil Naru,merebahkan diri nya di samping ku.
"Nee-chan" Sapa nya. Aku melirik diri nya yang tidur-tiduran di samping kanan ku.
"Hm?"
"Mama,mau melayakan ultah Nee-chan di lestolan milik teman lama nya bersama Madala Ji-chan" Jelas nya.
"Jadi,kamu ke sini,cuma mau ngasih tau itu ya?" Tanya ku.
Naru,mengangguk pelan. Aku hendak memarahi bocah itu.
Tapi...
"Hiks"
Isakan kecil terdengar dari bibir kecil nya.
"Nalu,kangen Papa" Ujar Naru.
Aku tersentak,mendengar perkataannya. Jadi,bukan hanya aku yang tak rela papa di gantikan. Ternyata dia juga. Tubuh Naru bergetar,ya..dia tak sanggup mendengar fakta kalau sebentar lagi Mama akan menikah.
Tuhan..
Apa salah kami..
Kenapa kau ambil papa dari kami?
Kenapa?
Kenapa kau hanya memberikan waktu pada papa sebelum kami menjadi orang yang sukses?
Papa,harta kami yang berharga..
Sangat berharga..
Ku lirik foto papa yang sedari tadi Naru genggam. Tanpa sadar,aku memeluk tubuh kecil Naru,berbagi kekuatan padanya. Ku ambil foto itu,dan ku perhatikan.
Foto papa,aku dan Naru 2 tahun yang lalu.
Saat itu Naru masih 3 tahun,dan kami tengah berlibur di pulau hawaii sekeluarga.
Papa ku memang tampan..
Dia memiliki perawakan seperti aku dan Naru.
Hehehe Papa..
"Nalu,Kangen Papa"Lirih nya.
"Dei-nee juga kangen kok"Timpal ku.
"Nalu,gak mau papa balu,hiks"
"Sudah Naru,bukan nya Naru malu kalau gak punya papa?" Tanya ku,sekalian menghibur si kecil Naru.
Naru mengangguk,seraya memberikan jarak diantara kami.
Ku hapus air mata yang membasahi pipi gembil nya.
Mungkin jika ini bukan adegan mengharukan,aku akan mencubit pipi tembam Naru.
"Sudah,jangan sedih..papa akan sedih jika kita tidak bisa merelakan kepergiannya"Hibur ku.
Rela?
Tentu saja aku tidak rela papa pergi selamanya.
Mana ada anak yang rela papa nya pergi untuk selamanya.
Tapi,aku memang harus merelakan Papa..
Aku tidak boleh membuat papa berat meninggalkan kami.
"Nee-chan,apa papa sedih lihat Nalu nangis?" Tanya Naru.
"Tentu saja,ayo kita berdoa semoga papa tidak sedih lagi" Ajak ku.
Aku pun mengatupkan tangan ku,dan menutup mata ku.
Lalu terdiam sejenak.
'Tuhan,tolong jaga papa disana' doa ku.
Aku pun membuka mata ku,dan melihat Naru yang tengah berdoa.
"Tadi Nee-chan Beldoa apa?" Tanya nya.
"Kalau berdoa itu gak boleh di katakan pada orang lain" Jawab ku.
"Kata-kata kakak sepelti Sasuke-nii saja"Gumam nya.
Sasuke? Siapa itu Sasuke?Teman Naru kah?Setahu ku Naru tidak punya teman di sekolah.
"Dia,itu Senpai di sekolah Nalu..tapi Sasuke-nii mau nya Nalu panggil Nii-san gak mau Sasuke- senpai,dia baik lho. Bukti nya Nalu di belikan ini" Jelas Naru,seraya menunjukan cincin yang melingkar di tangannya. Berbentuk Kipas tradisional,dengan warna merah putih. Jangan-jangan..
Uchiha..
Ohh..
Satu marga dengan Madara toh..
"Cincin?Untuk apa?" Tanya ku.
"Kata Sasu-nii,kalau Nalu sudah besal,Nalu akan jadi mempelai Sasu-nii" Jawab nya.
Astaga..
Adik ku Yaoi? Ya ampun..
Soal Yaoi..
Aku jadi ingat teman lama mama.
Nama nya Mikoto Ba-chan.
Aku hampir syok ketika mengetahui mama ku adalah seorang Fujoshi,begitu pun dengan Mikoto Ba-chan.
Bahkan dulu Mama pernah menjodoh-jodohkan,papa dengan suami Mikoto Ba-chan,
Yang,errr tampan itu.
"Dan,mama sudah setuju Nalu jadi mempelai Sasu-nii,kalena kata mama,mama mau jadi besan nya Mikoto Ba-chan"Oceh Naru.
"APA?" Tanya Ku.
"Iya,Sasu-nii itu anak nya Mikoto Ba-chan"Jelas Naru.
Seingat ku,dulu Mikoto Ba-chan tidak punya anak,selain si Keriput itu. Si Keriput,mantan kakak kelas sewaktu SD. Tapi,waktu itu kan aku masih kecil,mungkin saja si Keriput itu sudah punya adik. Kan,bisa saja. Aku saja juga sudah punya adik.
.
.
.
.
Aku memasuki gerbang sekolah ku. Dengan langkah gontai ku langkahkan kaki ku,menuju ruang kelas ku. Ya,aku kan belum sarapan tentu saja lemas.
Mau tahu kenapa?
Aku malas sarapan,karena si 'Calon papa' ku itu juga numpang sarapan di rumah kami. Memangnya,dia tak punya rumah apa?cih,miskin sekali.
Setahu ku Uchiha itu kaya-kaya.
Saat sedang malas-malasnya,ku lihat Sasori-senpai tengah bergandengan tangan dengan seorang senpai ku, apa yang ku ketahu bernama Haruno Sakura itu.
Hey,apa-apaan dia..
Mentang-mentang aku tak pernah marah kepadanya,dia seenaknya saja menduakan ku.
Ku la ngkah kan kaki ku,menuju mereka berdoa.
"Sasori-kun!"Sapa ku.
Mereka berdua berbalik badan bersamaan. Dan untuk Sasori-senpai,Oh nyata nya senpai ku ini nampak terkejut dan segera melepas tangan Sakura dari nya.
"D..Dei,I..ini bukan seperti apa yang kau lihat!"Jelas nya.
"Lalu?" Tanya Ku sarkatis.
"Dei,dengarkan aku!"Seru Sasori.
"Sudah ku dengarkan" Jawab ku malas.
Sasori pun segera menarik tangan ku dan menyeret ku menuju ruang kesenian.
"Oi..Oi,lepas"teriak ku.
Tapi,seperti nya tunggal akasuna ini cuek,dan berpura-pura tidak mendengarkan ku.
Akhirnya aku pasrah,mengikuti langkahnya.
Cklek ~
Blamm~
Dia pun segera mengunci pintu ruang kesenian.
Aku hanya memandang malas diri nya itu.
Dia itu kenapa sih,selalu saja mempermainkan aku.
Dia tak pernah memberi ku kabar saja aku tak marah,dia sibuk juga aku tak marah,tapi kenapa dia menduakan aku. Memang aku kurang apa sih?
"Jadi?" Tanya ku malas.
"Dei,Sakura menarik ku,dan memaksa ku untuk jalan bersamanya"Jelasnya.
"Oh"Jawab ku.
"Jadi bagaimana?" Tanya Sasori.
"Terserah kau saja,kau suka dia?"Aku balik bertanya.
"Astaga Dei,hanya kau yang aku suka" Jawab nya.
"Lalu kenapa,kau tak pernah menggandeng ku ,bahkan mencium ku,apa aku harus percaya bualan mu itu?"Tanya ku.
Sasori terkejut mendengar pertanyaan ku itu.
Aku menangis..
Ya,aku menangis..
Tak ku sangka aku menangis untuk pemuda bejat seperti dia.
"Hiks"
Ku dengar isakan kecil keluar dari bibir ku.
"Soal itu"Lirih nya.
"Apa?" Tanya ku,dengan suara parau.
"Aku,belum pernah Dei,aku malu" Jelasnya,menunduk malu.
"Ya,sudah tidak apa"Lirih ku.
Aku berjalan,menuju pintu tanpa menoleh padanya.
"Tapi,Dei"Seru Sasori-senpai,menahan pergelangan tangan ku.
TBC
