Brak

"Ino-chan berantem sama Karin di taman belakang sekolah!"


.

.


Naruto is Masashi Kishimoto


.

.


Scandal Princess


.

.


"Jalang biadab!" Gadis blonde dengan model ponytail―yang sekarang tidak karuan―itu memberontak dari pemuda berambut jabrik berwarna cokelat yang memeluk pinggangnya dari belakang. Menjauhkan sosok singa ganas Ino Yamanaka dari kucing belang yang lemah, Karin Tetsuya. Ck, perbandingan apa itu?

Wajah gadis itu memerah. Ada satu buah guratan cakaran di pipinya yang mulus, meninggalkan jejak dan membuat paras wajahnya tidak sesempurna semula. Mata biru langitnya menajam, berkilat dan memandang penuh amarah pada gadis berambut merah yang sekarang meringkuk di pelukan seorang pemuda berambut hitam klimis yang membuat kemurkaan Ino semakin bertambah.

Kedua tangannya yang memang sedang terkepal, semakin erat.

Dia sesekali berdesis dan menggeram kesal melihat ke depan sana. Rasanya semakin panas dan membuatnya naik ke ubun-ubun, apalagi ketika melihat pemuda berambut hitam klimis yang berstatus menjadi pacar dari Karin itu menatapnya dengan tajam. Senyum palsu yang biasanya tersungging di bibirnya' pun lenyap, dan berganti menjadi tatapan mengintimidasi yang tidak berpengaruh apapun bagi Ino, malah membuatnya semakin brutal di pelukan Kiba. Apa-apaan tatapan itu? Ino berteriak dalam hati.

Gadis itu semakin memberontak, bahkan tidak hanya kedua tangannya, kakinya 'pun turut andil dalam melepaskan dirinya.

"Lepaskan Kiba! Biar kuhajar dia! Sai brengsek―kapan kau menemui ajalmu, hah?!" Ino semakin brutal, dia bahkan akan mulai menggigit tangan pemuda jabrik itu jika saja murid-murid sekolah tidak mengerumuninya. Sudah benar-benar kesal, Ino tidak akan berhenti memberontak dengan mudah―Kiba tahu―perlu waktu dan tenaga yang cukup untuk membuat gadis itu mengikutinya agar pergi dan menghentikan pertarungan sengit yang membuat kepalanya berputar-putar ini.

"Akan jadi gosip, Ino. Mengertilah, namamu sedang berada di puncak sekarang." Kiba berbisik lirih di telinga si tunggal Yamanaka. Menyadarkan gadis blonde itu akan namanya yang tengah melejit. Tentu bukan hal mudah membuatnya menjadi papan atas. Kalangan model Victoria Secret red carpet dengan nama Ino Yamanaka di jajaran paling atas. Namanya sedang berada di puncak popularitas, dan sebagai teman yang baik―lebih tepatnya sahabat yang tidak mau ambil pusing―Kiba Inuzuka harus mati-matian menahan Ino agar tidak bertindak sesukanya sekarang. Dia bisa jadi monster yang sangat menakutkan.

Ino berdesis benci.

Suaranya melengking dengan keras ketika pemuda pucat itu menarik Karin Tetsuya menjauh dan pergi dari sana.

Ino tidak rela!

Dia harus membuat wajah cantik Karin hancur, setidaknya rusak untuk beberapa minggu ke depan.

Ino tidak rela!

Kiba berdecak kemudian menarik sang Yamanaka menjauh, dengan sedikit sentakan, Kiba akhirnya bisa membawa Ino menjauh dan membubarkan kerumunan yang mengerumuni mereka tadi.

Selama kurang lebih 16 tahun berteman dengan si tunggal Yamanaka, mustahil jika Kiba tidak tahu. Dia monster yang bersembunyi dari parasnya yang cantik. Bukan sekali dua kali Kiba mendapati gadis itu bertengkar dengan temannya yang lain―dan semua hanya karena lelaki.

Paras Yamanaka Ino memang tidak dapat diragukan, dia model dan seorang victoria screet papan atas yang namanya sudah dikenal masyarakat luas, dan karena wajahnya itulah, banyak yang menyukainya. Permasalahannya dengan orang lain dari dulu sampai sekarang adalah tentang pria. Yamanaka Ino selalu memiliki apa yang dia inginkan, termasuk laki-laki. Dia hanya tinggal menunjuk orang itu dan mereka resmi berpacaran.

Parasnya yang cantik tidak menjanjikan hubungan percintaannya juga mulus. Dari kelas 1 SMP, ketika Ino nekat berpacaran dengan si bungsu Sabaku Gaara―semuanya masih berjalan dengan normal, sampai pada kelas 3 SMP, Gaara memutuskannya hanya karena gadis lain. Matsuri namanya―Kiba masih ingat dengan jelas―gadis berambut cokelat sebahu dan bermata karamel yang ditemui olehnya secara tidak sengaja. Menurut Kiba, Ino lebih, lebih, dan jauh lebih sempurna dari pada Matsuri, tapi satu kenyataan yang membuat Kiba terpekur. Matsuri sangat keibuan dan lemah lembut, berbeda dengan Ino yang bossy dan jutek.

Pacar kedua dan seterusnya―hingga terakhir Sai―tidak berjalan dengan mulus.

Diselingkuhi.

Dan itu yang membuat Kiba menghela nafas mendengarnya. Dari awal, sepertinya Yamanaka Ino dikutuk agar tidak berpacaran terlebih dahulu―ya―sepertinya memang begitu karena si Yamanaka benar-benar bernasib buruk ketika berpacaran dengan siapapun. Diselingkuhi dan tidak memiliki ending yang baik menjalin suatu hubungan.


*Scandal Princess*


Kiba memandang gadis yang tengah duduk di kursi kantin itu dengan tatapan jengkel. Mata kecokelatannya memandang tajam sosok pirang Yamanaka yang masih asik cemberut sendiri tanpa menatap ke arah Kiba sekalipun. Kepalanya malah menoleh ke lain arah dan menganggap seolah Kiba tidak ada di hadapannya saat ini.

Si Inuzuka menggeram marah.

"Kau masih saja seperti ini. Harusnya kau kebal karena ini terjadi berulang kali!" Kiba hampir-hampir menggebrak meja jika saja dia tidak ingat akan menjadi tontonan warga se-kantin. Menghadapi putri semata wayang Yamanaka, bagi Kiba merupakan tantangan yang paling ekstrem.

Ino mendengus, kemudian mengibaskan rambut pirang panjangnya yang halus.

"Lain kali jangan memisahkanku, biar jalang itu jangan bermain-main denganku." Ino berdesis pelan, mirip seperti gumaman namun terdengar nada kebencian yang jelas sangat. Kiba yang mendengarnya hampir memekik kesal dan menarik rambut pirang si Barbie yang sedari tadi digibaskan saking kesalnya.

Orang-orang yang ada di kantin menatap mereka berdua seolah tontonan yang menarik. Sebenarnya bukan Kiba, namun pusat perhatiannya adalah Ino. Karena gadis itu menjadi artis dadakan sekolah akibat pertengkarannya dengan Karin tadi.

"Dengar Ino, sebagai temanmu yang baik—"

"Lebih tepatnya orang yang tidak mau disalahkan oleh ayahku karena kau yang ditugaskan untuk menjagaku." Ino menyergah, kembali mengibaskan rambutnya dan membuat Kiba menggeram.

"Kau mau ribut, terserah aku tidak peduli." Kiba berdesis penuh penekanan, Ino mengalihkan pandangannya dan menatap Kiba tajam. "Asal jangan di publik, baka." Kiba hampir-hampir melemparkan box tisu yang ada di atas meja ke kepala si Yamanaka ketika ucapan seriusnya malah dibalas juluran lidah.

Barbie sialan!

"Yayaya, aku tidak peduli." Kali ini Ino mengibaskan lengannya dan tertawa anggun. Mengidipkan matanya dan berharap Kiba kali ini akan luluh.

"Sai itu bukan laki-laki satu-satunya di dunia ini, astaga." Kiba mengeluh bosan dengan nada pasrah sambil mendudukan tubuhnya bersebrangan dengan Ino yang hanya dihalangi oleh meja. "Kau bisa memacari siapapun—"

"Aku tidak ingin diselingkuhi lagi, oke." Ino menyanggah. Kiba mendelik.

"Pacaran sama tiang saja sana." Kiba membalas cepat, tidak peduli pelototan yang dilayangkan Ino.

"Maksudku… maksudku aku ingin yang serius." Ino merengek. Gadis itu mem-poutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya. Kukunya yang rapi mengetuk pipinya yang mengembung.

Kiba menghela nafas pelan, kemudian menyentuh tenggorokannya yang haus.

"Beli minum dong, aku haus." Kiba menaik-turunkan alisnya. Berharap si Yamanaka peka seperti biasanya.

Ino mendelik tajam kemudian mendengus dan berdiri dari duduknya. "Beli sendiri, nggak modal." Dan gadis berpostur perfect itu langsung melangkah pergi meninggalkan Kiba sendiri di kantin dengan wajah cengo.

Ino tertawa-tawa sendiri di sepanjang jalan yang dilaluinya, membuat berpasang-pasang mata menatapnya heran dan mengira Ino gila karena ributnya dengan Karin tadi pagi. Huuu-, dasar tukang gosip! Ino mencibir dalam hati ketika orang-orang yang dilaluinya terlihat bisik-bisik sambil menatapnya penuh delikan.

Merasa paling cantik, bilang saja iri—Ino kembali mencibir, mengacuhkan orang-orang yang membicarakannya sambil tetap tersenyum manis membayangkan wajah Kiba tadi. Dasar Inuzuka!


Thanks for reading-,