The Knight of Time

By :

Song Hyun In

Disclaimer :

They (DBSK and others) are not mine.

Warning :

Boysxboys, Slight Transgender, Shonen Ai, typos, tidak sesuai EYD, Dll

Cast :

Jung Yunho , Kim Jaejoong , Park Yoochun , Kim Junsu , Shim Changmin and other cast.

Genre :

Romance/Humor, School activity, adventure, Action, Supranatural, Slight Chara's death and drama.

Pairing:

YunJae

Yoosu

MinFood (="=)

Enjoy then.

.

.

.

The Knight of Time

Prologue

.

.

.

1152 A.D.

Zaman dimana abad kegelapan masih menyentuh permukaan bumi. Dimana manusia masih memiliki kepercayaan yang masih kental dan juga dimana umat manusia masih menjadi budak dari mahluk-mahluk dimasa kegelapan.

Monster yang tak kenal lelah untuk mengganggu ketentraman manusia yang tak berdosa.

Mereka disebut sebagai "Homunculus". Mahluk yang bersembunyi di balik kegelapan dan hanya muncul dari hati gelap milik manusia. Mahluk yang dapat berubah wujud dan sering memangsa manusia.

Tak ada ekspresi di dalam wajah mahluk yang ditutupi oleh topeng bergambarkan abstrak itu, yang mereka ketahui hanyalah memburu manusia yang tak berdosa.

Namun, manusia masih memiliki harapan. Yaitu harapan semu namun dapat diwujudkan. Setiap 800 tahun sekali Lady Atheriangel, Sang Dewi Waktu, akan mengirimkan ksatria-ksatrianya yang bertugas untuk memberantas Homunculus yang merajarela.

Mereka disebut sebagai "The Knight of Chronos "


-Hero POV-

Aku hidup karena untuk dua hal yaitu, sebagai abdi sang dewi, Lady Atheriangel. Beliau bagaikan seorang ibu yang telah mengasuh diriku dan adikku berkat dirinya'lah aku mendapat pangkat menjadi "General of Crusaders" yaitu sebagai ksatria kepercayaanya.

Dan yang kedua, Suzy. Adikku satu-satunya. Gadis yang sangat manis dan lebih feminim dariku. Meski aku tidak pernah mengubris masalah kefeminimanku tapi, hanya dialah satu-satunya yang selalu menasehatiku agar aku dapat tumbuh menjadi wanita yang sesuai dengan umurku.

Aku berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk mereka berdua.

Tapi…

Kenapa? Kenapa harus Suzy? Kenapa si keparat, U-know itu merebut Suzy dariku?!

"Hah, hah…" deruh nafasku menjadi tak terkendali ketika aku berlari menelusuri corridor istana, menuju ke kamar tabib, dimana Suzy-ku yang malang sedang terbaring lemah.

Kudengar sebuah Homunculus menyerangnya, ketika…

Ketika dia sedang berkencan dengan si musang sialan itu!


-Flashback (Author POV)-

"Jendral, ada berita buruk!" salah satu prajurit wanita membuka pintu ruangan kerja milik Hero.

Yeoja cantik yang mendapat pangkat jendral itupun menoleh dengan beberapa lembaran kertas putih ditangannya.

"Ada apa, prajurit? Katakan dengan tenang dan lebih jelas." Ucap Hero dengan menautkan sebelah alisnya.

"I-itu…No-nona Suzy…" ucap prajurit itu dengan terbata-bata, takut untuk melanjutkan perkataanya.

Mata Hero mulai memicing ketika nama adiknya terucap dari mulut prajurit didepannya.

"Ada apa dengan Suzy?" tanyanya ketus.

"No-Nona Suzy…dia diserang…oleh Homunculus…sa-saat ini dia di ruang tabib…" ucap prajurit itu.

Srak srak

Semua lembaran kertas putih itu terlepas dari tangan mulus milik yeoja itu, membuat semuanya berserakan menutupi lantai diruangannya.

"Suzy…dia…dimana ruangannya?!" berang Hero dengan penuh amarah.

"Di-di corridor sebelah kanan, dengan nama tabib Xiah." Ucap prajurit dengan gugup.

Siapa yang tidak gugup jika harus berurusan dengan crusader yang paling ditakuti oleh Homunculus, jikalau Hero mengetahui Homunculus mana yang menyerang adiknya, kepala Homunculus itu pun sudah tersaji di piring perak dan akan dipajang didepan orang-orang sebagai tanda peringatan.

"Terima kasih…kau boleh pergi sekarang." Titah Hero.

Prajurit itu pun menyempatkan diri untuk membungkuk hormat dan berlari kencang sebelum mood Hero semakin parah.

dengan cepat, Hero berlari ke corridor untuk mencari adiknya tersayang.

-Flashback(Author POV)End-


Aku menyempatkan diri untuk bertanya dengan beberapa prajurit yang menjadi saksi mata pada saat kejadian yang hampir merengut nyawa adikku dan kekasihnya yang sialan.

Sudah kuduga! Ada beberapa hal yang tak kusuka dari namja berpangkat 'General of Knights' itu!

Pertama, dia seorang playboy.

Kedua, dia pernah menggodaku didepan Suzy(sama saja dengan alasan pertama).

Dan ketiga, dia tidak dapat melindungi Suzy seperti yang dia janjikan kepadaku.

"Kubunuh kau, U-know…" umpatku kesal ketika melihat pintu menuju ruangan tabib milik Xiah, sahabatku sejak kecil yang saat ini berhubungan dengan si jidat cassanova, Micky yang notabene adalah sahabat karib si beruang sipit itu.

"Siapa yang ingin kau bunuh, Noona?" tanya seorang namja muda yang berperawakan tinggi, saat ini dia tengah berlari disampingku.

"Max…tentu saja yang ingin kubunuh adalah sepupumu yang pabbo itu!" balasku kearah Max, sepupu jauh U-know yang terkenal karena kepintarannya sehingga mendapat pangkat "General of Strategists"

Bocah criminal ini, Micky si "General of Force Master" dan si beruang mesum itu adalah sahabat sejak kecil, aku mengenal mereka karena, ketiga anak ingusan inilah yang pernah menganggu Suzy ketika aku memasuki jenjang pelatihan khusus untuk Crusader.

Saat itu umurku 12, sedangkan Suzy dan ketiga anak itu berumur 10.

Benar-benar kenangan buruk namun, bukan saatnya memikirkan masa lalu. Saat ini kondisi Suzy sedang kritis dan yang hanya bisa kulakukan adalah berada disampingnya juga berusaha menahan diri agar tidak merusak wajah mesum milik U-know.

BRAK

"Suzy!" kuteriakan namanya dan mendapatkan beberapa tatapan heran mengarah ke wajahku namun tak kupedulikan lalu, kutolehkan kepalaku menghadap arah timur.

Disana, sosok Suzy yang terbaring lemah dengan perban-perban yang menutupi kulit putihnya.

"E-eonni…di…mana…?" ucap Suzy dengan senyuman lemah, jemari lentiknya berusaha mengapai bayanganku.

"Suzy…eonni ada disini…" ucapku yang bergegas berlari dan memegang jemarinya yang tidak terbalut perban.

Kukecup pelan jemari lentiknya dan mulai berdoa kepada Tuhan, agar Suzy dapat diselamatkan.

"Hero…" panggil seorang yeoja berambut coklat gelombang ikal kearahku, Xiah.

"Xiah, Suzy…bagaimana kondisinya? Dia akan baik-baik saja eoh? Kalian sudah menutupi luka-lukanya, kan?" tanyaku bertubi-tubi.

Xiah hanya dapat menggelengkan kepalanya dan aku mengerti maksudnya.

"Aniya…aniya….ini tidak mungkin…Suzy-ku harus sembuh!" berangku dengan emosi yang mulai tak terkendali.

"Mianhae, Hero…semuanya sudah melakukan yang terbaik, lukanya terlalu parah." Ucap Xiah dengan nada sesal.

"Xiah…" mataku tanpa kusadari mulai mengeluarkan tetesan airmata bening, sudah lama sekali aku tidak pernah menangis, sekali pun hanya ketika hari kematian kedua orangtua kami dan sekarang…

"Kami sudah mengerahkan tim penyembuh terbaik untuk menyembuhkan lukanya, sepertinya Homunculus yang menyerangnya menusuk dibagian fatal…sehingga…" ucap Xiah terpotong dengan isakannya sendiri.

"Suzy…" ucapku dengan memandang sedih bercampurkan tangisan kearah wajah yeoja mungil ini. Aku menundukan kepala dan badanku sehingga sejajar dengan ranjang yang ditempati oleh Suzy.

"Eonni…ini…hari ulang tahunmu, kan?" ucap Suzy dengan lemah, membuatku mengangkat kepalaku dan melihat ke dalam matanya.

"Eh?" ucapku tak percaya.

Bagaimana mungkin aku bisa melupakan hari ulang tahunku? Apakah karena aku, Suzy dan si pabbo itu pergi keluar untuk mencari hadiah?

"Mianhae…jeongmal mianhae…Suzy sudah menyusahkan eonni…"

"Suzy…jangan bicara lagi…kau akan baik-baik saja…"

"Eonni…padahal…Suzy ingin memberimu kejutan…"

"Suzy…jan-" ucapanku terputus dan akhirnya tergantikan oleh kata yang tak ingin kudengar seumur hidupku.

"Eonni, aku hamil…dan U-know ingin menikahiku…"

Aku terdiam membatu mendengar pengakuan Suzy.

Apa yang?

Lelucon apa ini?

Kenapa?

Sejak kapan?

Bagaimana mungkin?

Semua pertanyaan semacam itulah yang mengitari isi kepalaku, diriku tercengang mendengarnya bagaikan sambaran petir yang menghantam tubuhku.

Suzy-ah? Kenapa bisa jadi seperti ini?

"Su-Suzy…" akhirnya aku dapat mengeluarkan pita suaraku yang rasanya seperti tertahan oleh batu.

"Aku ingin memberitahumu hal ini, Eonni…aku ingin kau menjadi pendampingku saat kami akan menikah nanti…" ucap Suzy lemah.

U-know, you're bastard.

Saat ini pikiranku berkecamuk dan bercabang antara ingin mengucapkan selamat pada adikku atau berusaha untuk mematahkan beberapa organ tubuh U-know.

"Eonni…aku ingin memperlihatkan kebahagian seorang wanita kepadamu..tapi…sepertinya tidak bisa…" ucap Suzy dengan nafas menderu dan makin melemah.

"Su-"

"SUZY!" sekali lagi suara nyaring yang memotong perkataaanku, kubalikan kepalaku menghadap sosok namja bermata musang dengan tubuh yang dipenuhi luka-luka, aku dapat melihat tangan kirinya sedang dibalut oleh gips.

"Cih!" desisku kesal melihat sosok pelaku yang -tidak langsung- membuat adikku sekarat. Aku berdiri dan berhadapan dengannya.

"Hero-nim...ani, maksudku kakak ipar…ak-" ucapnya sedikit gugup namun, aku tidak membiarkan dirinya untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku BUKAN kakakmu!" berangku.

"…" nafasnya tertahan.

"Kau tidak bisa melindunginya, ini semua salahmu dia jad-"

Seseorang memegang jubah perakku.

"Eonni…"panggil Suzy kearahku dan membuat kami berdua menatap Suzy.

"Suzy?" tanyaku tak percaya dengan tatapan matanya yang mulai meredup.

"Suzy minta maaf…jangan salahkan U-know…"

"Suzy…aku…aku…" ucapku yang tidak bisa menolak permintaan Suzy dan dengan erat namun lembut kupegang jemari itu dan berlutut kearahnya.

"Eonni…saeng-il chukka…"dengan hembusan nafas terahkir Suzy menutup kedua matanya dan tersenyum damai.

"Suzy? Suzy! Buka matamu! Oh, Tuhan…" ucapku yang mulai menangis.

"Suzy…istirahatlah dengan tenang…mianhae, aku tidak bisa membahagiakanmu…" ucap U-know dengan nada sedih.

Namun, kata simpati yang hanya berasal dari mulut namja satu itu yang membangkitkan emosiku, bagaikan tersulut oleh api amarah kuhujamkan tinjuanku yang paling kuat kearah wajahnya dan mengakibatkan tulang rahang dan pipinya mengeluarkan bunyi 'krak' yang terdengar di ruangan ini.

BUKKKH

"Hero noona!" ucap Max sambil memelukku tapi dengan tenang kuhempaskan tubuhku darinya.

"Jangan sentuh aku."

"Hero!" cetus Xiah yang terperangah dengan aksiku barusan.

"Auch…" erang yunho kesakitan sambil memegang pipinya.

"Semua ini salahmu!" ucapku yang bergegas keluar dari ruang tabib dan berjalan menuju singgasana.

Aku terus berjalan dan akhirnya sampai di pintu megah berwarna kuning keemasan, dengan sigap kubuka pintu besar itu dengan kedua tanganku.

Waktunya melaporkan kematian Suzy dan mengembankan tugasku.

-Hero POV End-


Hero membuka pintu raksasa yang megah itu dan mendapatkan dirinya sedang menginjakan karpet berwarna merah indah yang terus menjalar menuju singgasana sang Ratu.

"Hero…aku sudah mendengar cerita tentang kematian Suzy, aku turut berduka. Akan kuadakan upacara pemakaman yang layak untuk Suzy." Ucap sang Ratu dengan senyum lemah.

Hero berjalan selangkah dan memberi hormat kepada sang Ratu, yang sudah dianggapnya sebagai figure seorang ibu.

"Terima kasih, atas perhatiannya."

"Hero, aku tahu betapa beratnya melepaskan adikmu…kemarilah…" titah sang Ratu.

Dan Hero pun mematuhinya dengan mengerakan kedua kakinya menuju Singgasana yang lebih tinggi.

"My Que-?" tanpa aba-aba tangan sang ratu menarik lengan Hero dan mengakibatkan sang jendral menubrukan wajahnya kedada sang ratu.

"My Queen? What th-?"

"-Ini terlalu berat, bukan? Aku tahu perasaanmu yang berusaha tetap tegar ketika kedua orang tuamu meninggal, kau berusaha tumbuh menjadi wanita yang mandiri juga kuat untuk melindungi Suzy sampai-sampai kau membuang kodratmu, dan sekarang…" lirih sang Ratu yang membelai rambut Hero yang berwarna perak, warna yang tidak lazim untuk rambut wanita. Berbeda dengan Suzy yang berwarna Cokelat kemerahan.

"…Hiks hiks…hiks…." Sendu Hero jikalau keadaan menjadi sebaliknya, Hero pasti akan merasa malu dan berusaha memberontak dari pelukan sang Ratu.

Namun, kali ini berbeda. Dia membutuhkan ketenangan.


-Hero POV-

Ratu telah menepati janjinya untuk melakukan upacara pemakaman yang layak untuk adikku. Aku tidak mengikuti upacara penguburannya, meski banyak rekan-rekanku yang telah datang termasuk Xiah, Micky dan Max.

Aku masih tidak rela dan tidak percaya adikku yang manis telah tiada.

Aku hanya berdiri diatas atap cathedral dan melihat sekelilingku dipenuhi beragam-ragam nisan yang megah, nampaknya ini adalah pemakaman khusus keluarga kerajaan.

Aku hanya dapat meremas setelan kemejaku yang keseluruhannya hitam, setelan kemeja khusus pria.

Aku yang tidak akan pernah bisa memakai baju berenda-renda seperti Suzy hanya bisa tersenyum miris, sudah menjadi tabiatku untuk mengenakan baju namja.

Kuedarkan lagi pandanganku kearah keluarga adik ipar yang -sebenarnya tidak ingin- kuakui. Semua anggota keluarga si sialan itu hadir kecuali putra mereka, U-know.

Kemana si beruang sipit itu?

Aku celingak-celinguk melihat sekitarku dan tak dapat menemukan sosok yang ingin kucari.

"Masa bodohlah, akan lebih baik dia tidak menunjukkan wajahnya…" lirihku yang sedikit senang namun kesal, seharusnya dia menghadiri upacara ini bukannya lari bagaikan seorang pengecut.

Kueratkan peganganku kearah tiang salib besar milik cathedral itu, hingga rasanya perak besar di tanganku mau melebur.

4 jam berlalu setelah upacara penguburan Suzy telah selesai dan aku pun turun dari tempat pengamatanku.

Hup!

Aku sampai menuju Makam Suzy yang megah dan dilapisi oleh perak dan emas. Aku tidak sanggup untuk membaca nama yang tertera di nisan itu, sehingga aku mulai gemetaran.

Aku terduduk dengan lututku menghantam lantai bebatuan ditanah dan menumpahkan wajahku yang penuh airmata kearah kedua telapak tanganku.

"This is good bye…" lirihku.

Suzy, aku tidak kuat lagi.

Aku menjadi teringat masa kecil dimana aku dan adikku mendengar berita kematian orangtua kami, saat peperangan melawan pemimpin Homunculus yang bernama, Barbossa.

Kedua orangtuaku adalah salah satu korban yang tidak beruntung. Mereka merupakan kesatria dan ahli taktik terbaik di Chronos, dunia waktu.

Dan disaat itulah, aku mulai bertekad untuk melindungi Suzy dari marabahaya.

Tapi, aku gagal.

"Suzy…mianhae…eonni tidak dapat menjagamu…" lirihku dengan tangisan.

Disaat aku masih meratapi betapa bodohnya aku, seseorang memegang pundakku.

Dan rupanya sosok yang kubenci telah muncul di belakangku, U-Know.

"Hero-nim…aku…" nampaknya bocah ini tidak tahu harus mengatakan apa dengan tangannya yang lebar masih bertengger dipundakku.

Dengan penuh kesal, aku menepis kuat-kuat tangannya.

"U-Know…aku harap kau tahu apa yang kau perbuat?" tanyaku, baru kali ini aku berbicara dengan namja yang berstatus sebagai calon suami Suzy.

Selama ini aku terlalu memandang remeh pada hubungan mereka.

.

.

.

-Flashback(Author POV)-

"Eonni~" panggil Suzy kearah Yeoja yang mengenakan baju perang berbahankan perak pilihan, nampaknya yeoja berambut perak itu sedang berlatih pedang dengan rekannya.

"Hm? Suzy? Kenapa kau kesini?" tanya Hero yang menurunkan pedangnya dan menoleh lagi kearah rekan bertarungnya, Thunder.

"Thunder, sampai disini dulu…jangan lupa untuk mengasah lagi kemampuanmu dalam shooting range, arra?" ucap Hero dengan tegas.

"Ne, Hero Noona…" ucap Thunder yang merupakan salah satu juniornya.

Hero berjalan dengan anggunnya-meski dia tidak menyadarinya-kearah Suzy yang memakai gaun berwarna hiaju mudah, rambut coklatnya yang menyala kemerahan sengaja diurai.

"Sudah selesai latihannya?" ucap Suzy dengan senyum manis dan Hero membalasnya dengan senyuman yang sama.

"Siapa itu? Dia manis, Pacarmu?" ucap Suzy dengan nada nakal.

"Bukan, dia juniorku kebetulan dia baru masuk di timku." balas Hero tenang dan sedikit menghela nafas.

Dasar adiknya ini, selalu usil dengan urusan pribadi.

Suzy membawa Hero menuju taman kerajaan, dimana anggota kerajaan bisa beristirahat sambil melihat pemandangan yang indah di surga taman ini.

Karena anggota keluarga Ratu telah tiada, beliau mengangkat Hero dan Suzy menjadi putri angkatnya.

"Kenapa kau membawaku kesini?" tanya Hero penasaran.

"Shhh…tunggu disini, ya." Pinta Suzy dengan mengedipkan satu matanya dan menempelkan jari telunjuknya.

Hero hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan adiknya yang suka seenaknya ini. Namun, dia tetap menurut.

Didudukan dirinya di sebuah ayunan berbalutan sulur hijau dengan bunga-bunga pink menghiasi sulur itu.

Beberapa menit kemudian, Suzy membawa seorang Namja yang memakai baju perang perak yang sama dengan milik Hero namun memiliki model dan ukiran yang berbeda.

"Eonni, berbaliklah~!" ucap Suzy girang.

Hero pun berdiri dan membalikan tubuhnya, matanya terbelalak kaget dan mengertakan giginya.

"Kau?" Hero menatap intens kearah mata musang itu.

"U-know imnida…" sahut namja itu sedikit gugup dengan senyuman ragu.

"Eonni, aku dan U-Know mulai berpacaran, kuharap kau mau merestui hubungan kami." Kata Suzy dengan nada penuh harap.

"Sejak kapan kalian berpacaran tanpa sepengetahuanku?" tanya Hero geram.

"Sa-satu bulan yang lalu…" jawab Suzy yang memainkan gaunnya dengan gugup.

"Satu bulan?! Oh, God! Apa yang kau pikirkan Suzy? Kau pikir satu bulan cukup untuk mengetahui semua hal tentang namja ini ?"

"Eonni…"

"Kau memberiku kejutan dengan mengatakan kau akan berpacaran secara resmi dengan si playboy ini? Dan kau memintaku untuk merestuinya?"

"Hero-nim …kami sangat mencintai satu sama lain." Ucap U-Know dengan membela ucapan Suzy.

"Cut the crap!" sergah Hero jengkel.

"Eonni…" cetus Suzy dengan lemah.

"Aku tidak percaya ini, sungguh hari yang menyebalkan." Ucap Hero yang berjalan melewati pasangan yang tidak ditakdirkan untuk bersama.

Sebelum Hero menjejalkan langkahnya menuju pintu keluar, U-know berteriak memanggil namanya.

"Hero-nim! Akan kubuktikan, kalau aku bisa membuat Suzy bahagia dan membuatmu mengakui hubungan kami!" ucapnya dengan percaya diri.

Mendengar kata-kata ini, Hero langsung berbalik dan menatap kedua pasangan muda ini, matanya membesar sedikit namun kembali normal, seolah-olah dia sedang meredam amarahnya.

Jelas-jelas bocah kampret ini menantangnya untuk bertaruh!

Fuh, siapapun dirimu. Kau pasti akan menyesal menantang Hero untuk bertaruh.

U-Know dan Suzy menatap perubahan mata Hero yang menyala amarah, bukannya membentak…

"Jangan sampai kau jadi tinggal nama…sebelum menepati janjimu." desis Hero dingin dan kembali berjalan keluar.

U-Know dan Suzy tersenyum lega, setidaknya Hero menerima tantangan dari U-know.

Dan dalam waktu tiga bulan, akhirnya Hero merelakan dan merestui hubungan mereka. Namun, setiap kali U-Know bersama Suzy, Hero selalu dingin dan mengacuhkan U-Know.

Seolah ia hanya berbicara dengan Suzy tanpa adanya U-Know.

-Flashback(Author POV)End-


U-Know tidak melihat kearah mataku dan memalingkan wajahnya dengan penuh penyesalan.

"Semua ini salahmu…kenapa kau tidak melindunginya?" tanyaku dengan kesal.

"Mian…jeongmal mian…"

Bukkh

Sekali lagi tinjuku melayang kearah pipinya, anak ini tidak mundur akibat pukulanku. Malahan kepalanya hanya beralih kearah kiri.

"Kau pikir maaf bisa menghidupkannya kembali eoh?!" berangku yang meninjunya dengan wajah berurai airmata.

"…Dan kalau meninjuku akan mengembalikan Suzy lagi?" ucapnya tak mau kalah.

Apa? Dia berani bicara balik kearahku?!

Besar juga nyalinya!

"Kau…" kali ini tinjuku menghantam perutnya dan sukses membuat bocah itu tersungkur jatuh.

Walaupun aku ini yeoja, jangan samakan tinjuanku seperti yeoja lemah kebanyakan, pukulanku dapat membuat pria yang lebih besar dariku menangis dan ambruk begitu saja.

Aku tidak perlu melihat wajah kesakitannya, karena aku punya tugas yang harus kukerjakan.

Membersihkan Homunculus untuk mengisi kekosongan hatiku.

Aku pun melangkah keluar dan meninggalkan sosok yang masih meringis kesakitan.

Namun, sebelum sempat lonceng kerajaan berdentang kencang membuatku dan U-Know mulai berlari kearah Istana.

-Hero POV End-

.

.

.

Hero dan U-Know melompati atap-atap rumah yang menjulang tinggi, agar dapat memudahkan mereka untuk sampai ke kerajaan dengan cepat dan tepat waktu.


-U-Know POV-

Benci.

Marah.

Kesedihan.

Emosi-emosi itulah yang terlihat di mata Hero saat aku mengunjunginya.

Seharusnya aku tahu, perasaanku tidak akan terbalaskan karena cintanya hanya untuk Suzy.

Cinta yang sangat kuinginkan melebihi apapun.

Hero, saranghae…

Aku teringat ketika pertama kali aku bertemu dengan dua yeoja itu. Saat itu orangtua mereka mengalami kejadian tragis, dan mereka menjadi anak yatim.

Aku, Micky dan Max. kami selalu menganggu Suzy jika Hero, kakaknya sedang berlatih di militer.

Namun, saat kami mendengar Hero dan Suzy diangkat menjadi anak angkat Ratu, kami tidak lagi menganggu mereka.

Saat itu umurku sudah menjadi 13 tahun dan aku melihat upacara pengangkatan Hero yang ditemani oleh Suzy.

.

.

.

-Flashback (U-Know POV)-

"Meriah sekali acara penobatan Hero-nim menjadi Crusader dan adiknya yang akan menjadi senator sang Ratu. Sudah setahun berlalu semenjak mereka berdua diangkat menjadi putri beliau." Ucap Micky yang duduk dikursi khusus bangsawan sambil melambai-lambai alay kearah yeoja dibawah.

Memang sifat cassanova-nya ngak akan pernah ketulungan! -_-

Wajar saja kami duduk singgasana khusus bangsawan, karena keluarga kami sama halnya memiliki hubungan dengan Keluarga Ratu.

"Berani bertaruh, jamuan hari ini dua kali lebih besar dari acara ulang tahunku~" girang Max dan sukses membuat kami berdua memutar bola mata kami.

Jeez, apa yang di pikiran anak ini hanya makanan yang notabene adalah kekasihnya?

"Kami persilahkan Lady Hero Von Archangel dan Lady Suzy Le Archangel, untuk menghadap sang Ratu." Titah seorang Prajurit, membuat kami bertiga meninggalkan perdebatan kami.

Set

Mataku terbelalak kaget melihat sosok mereka berdua yang berjalan dengan anggunnya menuju tempat sang ratu, rakyat-rakyat di negri Chronos pun menatap dengan penuh kagum melihat kecantikan mereka berdua.

Suzy, mengenakan gaun berwarna putih yang elegan dengan dihiasi oleh mahkota berwarnakan perak dengan, wajah yang dihiasi riasan yang sederhana namun memikat hati namja manapun. Ditangannya memegang sebuah tongkat dengan salib diatasnya.

Tapi, yang membuatku tidak dapat melepaskan pandanganku adalah, yeoja disebelah Suzy.

Hero.

Yeoja itu berjalan dengan anggun ditambah dengan baju militernya yang berwarna putih, di sebelah kanannya disarungkan sebuah pedang khusus prajurit kelas atas. Jemarinya dibaluti oleh sarung tangan yang senada dengan seragamnya.

Namun, bukan hal itu yang membuatku terperangah kagum.

Yaitu, mata doe yang cantik menatap intens sang Ratu yang saat ini tersenyum bangga kearahnya, bibirnya yang berwarna cherry lembut membuatku ingin mengecupnya dan rambut berwarna perak yang mengkilat sengaja diurainya berbeda dengan adiknya yang saat ini rambutnya disanggul keatas.

Tanpa riasan pun, sosok Hero yang tak pernah kutemui dan selalu terbayang sosoknya yang mengerikan tetapi aslinya sangatlah rupawan!

Aku rasa aku mulai jatuh cinta!

Pada Hero Von Archangel.

-Flashback(U-Know POV)End-

.

.

.

Hingga dari dulu aku menggagumi kecantikannya, kepintarannya, dan segala hal yang berhubungan dengannya. Setelah melihat acara penobatan Crusader tersebut, aku berusaha mengejar punggungnya.

Aku berusaha untuk mengejarnya, membuatnya menoleh kearahku dan pada akhirnya jatuh kepelukanku.

Setelah umurku genap 16 tahun, Hero menjadi General of Crusaders, posisi yang tertinggi dan sudah setara dengan posisi sang Ratu!

Karena keahliannya dalam bidang militer dan kepintarannya dalam akademi, wajar saja dia langsung mendapat gelar itu.

Apa aku bisa mengejar punggungnya?

Dan pada umurku yang sekarang 18, aku resmi menjadi General of Knights dan Hero sekarang berumur 20.

Aku mencoba mendekatinya dengan berbagai cara, dimulai dengan sering menggoda para yeoja-yeoja ganjen yang selalu mengikutiku. Jujur, aku bisa gila kalau harus mengencani salah satu dari mereka.

Atau ketika aku mendapat peringkat nilai tertinggi pada saat tes akademi-ku dan mendapat pujian dari senior-senior.

Juga, saat aku berpacaran dengan Suzy agar dapat membuat sang kakak cemburu, malah yang didapat hanya tatapan maut dan aura membunuh darinya.

Semua hal yang kulakukan tidak menarik perhatiannya.

Dia hanya mempedulikan junior-juniornya yang masih ingusan yaitu, Thunder, Key, GO, Mir, Onew, Eli, Victory dan… bahkan Max!

Hello? Dongsaeng kiamat itu bukan junior, dia itu jendral!

Aku iri melihat delapan bocah sialan itu bergelayut manja pada Hero. Mereka mengikutinya bagaikan anak bebek!

Aku masih ingat pada saat latihan berenang, aku sempat memantau mereka yang tersipu malu ketika Hero sedang mengajari mereka cara berenang.

Cih! Wajah mereka penuh dengan semburat malu melihat kulit pucat Hero yang dibaluti oleh pakaian renang berwarna putih satin.

Apalagi wajah Max yang mesum itu! (padahal appa juga mesum kok#plakkk)

Aku pun sempat mimisan melihat belahan dadanya yang tidak bisa dibilang cuma diatas rata-rata itu. Dengan tato di punggungnya 'Keep the Faith'.

Dan, akhirnya aku pun melakukan kesalahan fatal sekitar lima bulan yang lalu.

Aku tidur dengan Suzy!

Adik dari yeoja yang sudah terlanjur membenciku dan akan menikamku dengan pedangnya yang tajam itu kalau dia mendengar cerita dari adiknya.

Dan saat itulah aku bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatanku dan berniat untuk menikahinya.

Setidaknya Hero akan menjadi kakak iparku.

"Ya! U-Know, kita sudah sampai. Bisa-bisanya kau melamun disaat genting begini." Panggilnya dengan dingin menghancurkan harapan mudaku.

Bagus, dia semakin membenciku.

-U-Know POV End-


Hero dan U-Know pun bergegas menuju ruangan masing-masing dan menganti pakaian berkabung mereka menjadi pakaian militer mereka. masing-masing jendral memiliki warna jubah yang berbeda.

Jika Crusader maka warnanya silver dengan lambang malaikat.

Jika Knight/Warrior maka warnanya Biru dengan lambang singa.

Jika Strategist maka warnanya Hijau dengan lambang naga.

Jika Force Master (a.k.a Magician) maka warnaya merah dengan lambang phoenix.

Jika Healer maka warnanya ungu dengan serigala.

Setelah selesai berpakaian, mereka berjalan menunju ruangan rapat. Hero dan U-Know datang disaat yang bersamaan.

Didalam ruangan itu sang Ratu beserta ketiga jendral lainnya, membalikan badan dan menemukan Hero dan U-Know.

"General of Crusaders dan General of Knights. Terima kasih telah menyempatkan diri untuk datang di pertemuan ini." Salam sang Ratu dengan senyum namun tatapannya serius.

"My Queen." Hormat keduanya dan mendapat anggukan dari sang Ratu.

"Baiklah, sekarang semuanya sudah disini. Marilah kita mulai rapatnya." Titah beliau.

Semua jendral dan para perdana menteri kepercayaan Ratu duduk dikursi masing-masing dan mengelilingi sebuah meja besar berpersegi panjang dengan gambaran-gambaran peta dunia terlihat di permukaannya.

Max, sang Strategist berdiri dan mulai angkat bicara.

"Aku punya penglihatan, bahwa dalam satu minggu ini pasukan Homunculus akan melancarkan penyerangan."

Dan dalam seketika suasana menjadi ricuh, diisikan oleh bisikan dan gumaman tidak jelas.

"Tenang semuanya." Ucap Hero.

"Akan kulanjutkan, penyerangan ini berdasarkan oleh pimpinan dari Jendral Homunculus divisi ke-3 yaitu, Satgazh."

"Mwo?!" semua jendral -kecuali Hero-dan perdana menteri terkejut mendengar nama itu.

"Satgazh…" gumam Hero yang memicingkan matanya dengan penuh amarah, Satgazh adalah saudara Barbossa musuh yang pernah dihadapi oleh kedua orangtuanya.

"Atas dasar apa mereka menyerang dunia manusia?" tanya Micky.

"Kali ini yang akan diserang adalah dunia Chronos." Sahut Max.

"Mwo?!" kali ini Hero yang berdiri dan menumpukan kedua tangannya menghantam meja.

"Hero…" tegur Ratu.

"Mian…"

"Waktu kita tidak banyak, vision-ku sudah melihatnya, kalau kita tidak segera mempersiapkan diri maka dunia chronos akan hancur." Singkat Max.

"Satu minggu?!"

"Itu gila! Apa alasannya?!"

"Mustahil bisa secepat itu!"

"Aku tidak tahu pasti, yang jelas mereka menginginkan Portal Gate." Jawab Max.

Semua yang berada diruangan itu terbelalak kaget.

"Portal Gate?!"

Portal Gate adalah barang bersejarah yang hanya bisa dipakai oleh anggota kerajaan dan crusader terpilih. Cara kerjanya sama seperti layaknya mesin waktu namun tidak bisa membalikan waktu, melainkan memperbaiki waktu atau mengejar homunculus yang kabur ke dunia manusia. Tidak ada yang tahu bentuk aslinya seperti apa.

"Kita tidak punya banyak waktu, kita harus mempersiapkan segalanya dengan pasti, oleh karena itu demi keberlangsungan waktu, kuperintahkan kalian untuk mengemban tugas ini!" titah Ratu yang berdiri dengan megah kearah Perdana menteri dan Jendral.

"Yes, My Queen!" hormat mereka.

"Rapat selesai." Ujar beliau yang berjalan keluar ruangan.

Setelah Ratu keluar para jendral dan para perdana menteri melanjutkan rapat mereka, untuk mengatur strategi.

.

.

.

-Hero POV-

Satu minggu? Bagaimana bisa hal itu terjadi? Apakah kami bisa menghadapi pasukan Satgazh?

Pikiranku berkecamuk sambil mendengarkan strategi Max, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, selama bersama Suzy semua dapat kuatasi, sekarang?

Tanpa Suzy, aku tidak punya ketenangan.

"Baiklah sampai disini, kuharap kalian tahu posisi kalian masing-masing." Ucap Max yang menutup rapat ini.

Aku keluar dengan langkah kaku dan bergegas memasuki ruanganku. Namun nampaknya dewi keberuntungan belum berpihak padaku.

Karena U-Know memanggil namaku.

"Hero-nim, kau baik-baik saja?"

Buat apa dia menghawatirkanku? Apa dia tidak lihat aku baik-baik saja? Aku sedang berjalan menuju ruanganku, masa' dia tidak tahu?

"Enyahlah!" kataku dengan kasar.

"Ada apa denganmu? Kau nampaknya kurang sehat, apakah ada yang menganggumu?" tanya Xiah yang sempat melihat kami berdua.

"Hero-nim, sebaiknya kau biarkan U-know mengantarmu ke kamarmu." Ucap Micky yang prihatin.

"Lupakan, aku bisa pergi sendiri." Ucapku ketus dan berjalan dengan gagahnya menuju ke kamarku.

Mereka hanya mengelengkan kepala menghadapi kelakuanku.

Aku tahu, aku ini dingin, kaku, tidak humoris, dan feminim.

Hanya Suzy yang dapat membuat hatiku penuh dengan warna dan sekarang…

Dia sudah tiada.

-Hero POV End-


Dan dalam satu minggu, ramalan Max terjadi.

Pasukan homunculus dalam jumlah yang sangat banyak menghambur di seluruh alun-alun kota Chronos. Membuat semuanya dilanda kengerian. Namun tak ada korban yang berjatuhan Karena semua penduduk mengungsi di dalam istana semenjak 3 hari yang lalu. Mereka dilindungi oleh perisai buatan para mage yang bertugas didalam istana.

Sementara para jendral bersiap-siap melancarkan serangannya. Masing-masing memakai pakaian tempur mereka, masing-masing memiliki model dan ukiran berbeda.

"Bagaimana keadaan di kota?" tanya sosok yang terahkir muncul ketika semua jendral berkumpul di beranda istana.

"Hero-nim, seperti yang kau lihat para homunculus menghancurkan setengah dari balai kota." Ucap Max dengan siaga diangkatnya kipas berbulunya dan menatap tajam homunculus dibawah istana itu, baju perangnya yang terlihat seperti seorang strategist dari asia, yang bernama Zhuge liang.

Hero teringat di saat misinya menuju daratan china pada 239 AD. Dia bertemu dengan pria bijak itu.

"Omonna, baju perang itu…dari jantung naga bukan~?" tanya Xiah dengan antusias.

Hero memakai baju perang yang terbuat dari jantung naga, dan prisai dari kulit naga. Pedangnya adalah pedang Excalibur yang melegenda.

Sosoknya bagaikan seorang dewi perang yang siap bertarung. Disisi paha kirinya didesain dengan renda berbahan bulu malaikat yang putih. Dan rambutnya diikat bawah samping agar tidak menganggu gerakannya.

(anggap aja kayak, Lightning di Final Fantasy XIII-2)

"Bukan saatnya membicarakan baju, Xiah." Jawab Hero yang memperhatikan baju perang Xiah yang lebih terlihat seperti Dancer Robe berwarna ungu. (Bayangkan saja Dynasty Warrior)

Xiah hanya mem-poutkan bibirnya.

"Mereka datang!" ucap U-Know yang memakai baju Knightnya. Bajunya bagaikan ksatria berlapiskan armor lengkap.

"Micky, bagaimana dengan perisainya?" tanya Hero kearah, magician yang memakai jubah merah itu, dia terlihat seperti seorang konfusius.

"Sudah siap, dan kita bisa keluar kapan pun kita mau." Ucapnya mengacungkan jempol. Disebelah tangan kanannya terdapat gelang berbentuk giok dengan tali yang menyala mengikat gelang itu.

"Baiklah, mari kita mulai!" ucap Hero dengan lantang disertai oleh sahutan dari prajuritnya.

Mereka berhamburan untuk menaiki cyclone mereka masing-masing. Cyclone, adalah kuda magis yang terbuat dari batu dan permata, mereka adalah ciptaan dari magician di Chronos.

.

.

.

Mereka menghantam dan menghancurkan homunculus yang mengahalangi jalan mereka.

"Aish! Ada yang memanahku!" berang Max kesal dan membuang panah yang melesat ke lengannya.

"Ugh, Xiah tolong heal Max!" ucap Micky yang membelakangi punggung Max.

"OK" Xiah yang seorang Healer mengucapkan beberapa mantra singkat dan menyembukan luka Max.

"Semuanya, jangan lengah. Musuh seperti ini punya kelemahan, yaitu kepalanya!" perintah Hero yang sudah berpengalaman membasmi homunculus.

Dengan mudahnya, dia memenggal kepala homunculus itu dan berlari kencang menuju cyclone.

"Ya! Mau kemana kau?" tanya Xiah panik.

"Menyelesaikan semuanya…" ucap Hero dengan lembut.

"Ap-? Jangan-jangan…" ucap Xiah yang mengerti maksud Hero.

"Ha!" dengan cepat Hero menuntun kudanya menuju tempat Satgazh bersemayam.

'Hero, sebegitu sedihnya dirimu sampai ngotot pergi sendiri? apa kau sudah tidak ingin hidup di dunia ini?'

Namun, seorang namja menaiki cyclone yang sama dan menyusul Hero yang sudah tidak kelihatan titik bayangannya. Orang itu adalah…

"U-Know, what the hell are you doing?!" teriak Micky yang menyadari tindakan U-Know.

"I'm gonna after her!"

"Stupid, now we have to babysit both of them!" ucap Max yang seenak pantat mengejar U-Know dengan cyclone.

Meninggalkan Micky dan Xiah berdua.

"Well, guess we should follow them." Ucap mereka berdua yang juga menaiki cyclone.


-Hero POV-

"Ha!" aku berteriak kencang untuk menerjang pasukan homunculus yang menghadangku.

Aku yang sudah berpengalaman bertarung ini dengan mudahnya memutuskan kepala homunculus ini, saat ini yang kupikirkan adalah menyelesaikan semuanya dan kembali kepelukan Suzy.

Dan aku melihat namja misterius dengan baju perang berbentuk naga hitam, di tangannya sebuah tombak dengan ukiran yang terlihat beringas.

Aku tidak dapat melihat matanya karena topeng berwarna hitam dengan bentuk kepala naga itu menutupi separuh wajahnya dan nampaknya dia tersenyum meremehkan kearahku.

Dengan tenang, aku berusaha untuk tidak terbawa emosi dan masih berlari menuju arahnya.

"Malangnya…ditinggal oleh saudara sendiri…"

"Ukh!" hatiku teriris mendengarnya.

Kenapa homunculus satu ini mengetahuinya?

Jangan-jangan…

"Tebakanmu salah, Satgazh yang membunuh adikmu…adik yang paling kau sayangi melebihi nyawamu sendiri…" jawab pria itu, suaranya terdengar sendu dan membuat hatiku makin meringis.

"Kasihan…padahal kau satu-satunya keluarganya…malah menjadi orang yang dinomor duakan oleh adikmu…dia bahkan memilih namja yang tidak akan bisa membahagiakannya…" ejeknya.

Secara refleks tangan kiriku yang terlindung oleh perisai mencoba menyentuh jantungku yang saat ini dilindungi oleh baju tempurku.

"Bahkan dia mengatakan kalau dia hamil gara-gara namja yang kau benci itu…" kekehnya pelan.

Kats!

Cukup sudah! Aku tidak mau mendengar omongannya. Dengan cepat aku melompat dari punggung cyclone dan menerjang kearahnya!

"Diam, kau!" teriakku kearah namja misterius itu.

Trang!

Bunyi tanda senjata kami sedang beradu kekuatan.

Aku dapat melihat mata ber-glowing ungu dari mata topengnya namun tatapan mataku lebih tajam kearahnya, membuat pria itu menyunggingkan seringaian seram.

Lalu, aku menyadari maksud dari seringgaian itu.

Dengan cepat aku bersalto kebelakang untuk menghindari serangannya yang kelewat kuat itu.

"Siapa kau? Apa kau salah satu anak buah Satgazh?" tanyaku dengan mengacungkan pedang kearahnya.

Namja yang kutanyai hanya mengedikan bahunya dan mengelengkan kepalanya.

"The name is Loki." Jawabnya mantap.

"Loki…" gumamku berusaha mengingat namanya.

"And you must be Lady Hero von Archangel…correct?"

"Yeah, so?"

"I must say that I like you…" ucapnya dengan nada menggoda, membuatku muntah rasanya.

"Save your breath!" ucapku yang mulai merasa tanganku jadi gatal untuk menghajarnya.

Trang trang!

Pedangku dan tombaknya saling berbenturan satu sama lain, terlihat dalam senjata kami seperti saling menarikan tarian macarabe.

Tanganku berusaha untuk menahan serangannya yang bertubi-tubi, namun mataku juga tak kalah focus untuk mencari tahu kelemahan namja ini.

Aku pun menemukan titik terang yang mengarah ke jantungnya dengan cepat aku berusaha menghunjamkan pedangku menuju jantungnya yang sedikit rentan dilindugi oleh baju perangnya.

Namun…

Grep!

Sialnya, dia menyadari hal ini dan menangkap ujung pedangku.

"Ukh…kau!" umpatku kesal.

"Percuma saja…malahan kau yang kena." Ungkapnya membuatku jadi penasaran dengan maksudnya.

"Ap-"

Cup

Bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang dingin seperti es, aku membelalakan mataku ketika lidahnya berusaha masuk kedalam mulutku, memaksaku untuk beradu lidah namun aku tetap menutup mulutku dan terus mendelik kearahnya dengan geram.

Aku berusaha melepaskan diri tapi pelukan namja satu ini terlalu erat dipinggangku.

"HERO!"

Kami pun segera melepaskan diri dan saling menatap kearah suara yang memanggil namaku.

"U-Know?!"

"Cih!"

Entah kenapa aku melihat wajah U-Know memerah padam ketika dia melihat kami bercumbu, kenapa dia harus sekesal itu? Aku tidak mengerti jalan pikiran bocah itu dan seharusnya aku yang marah!

Karena dicium oleh namja yang entah dia ini musuh atau teman atau orang yang sekedar menganggu saja!

"Kau…siapa kau?" tanya U-Know kearah namja yang tadi menciumku.

Sedangkan aku hanya berharap Loci tidak memprovokasi bocah kencur ini.

"Loki...kau pasti U-Know, kan? Pembunuh pacarmu sendiri, walaupun tidak langsung, sih." Jawab Loki santai dengan memainkan tombaknya.

"Mwo!"

Tuh, kan!

Sudah kuduga U-Know jadi terbawa emosi gara-gara ocehan gila Loki, aku menatap horror saat U-Know dengan gegabahnya menghunuskan pedang kearah Loki.

KLANG

Kulihat pedang U-Know terpental kebelakangnya dan Loki menendang perutnya.

"Ukh…" erangnya.

Akupun menghela nafas dan berlari kearahnya, sebelum Loki menghujamkan tombaknya kearah jantung namja yang merepotkan ini.

-Hero POV End-


-U-Know POV-

Aku meringis kesakitan akan tendangan namja misterius ini.

Aku tidak akan memaafkannya!

Karena dia sudah mengambil ciuman pertama Hero, yeoja yang seharusnya menjadi milikku!

Aku melihat kilauan rombak namja ini karena disinari oleh sinar cahaya, aku tidak sempat mengelak karena serangan yang dia arahkan ke perutku masih terasa sakit.

KLANG!

Aku kaget melihat Hero melindungiku dengan perisainya, dengan tatapan stoic dia memandangku.

"Hero…"

"Cepat bangun, aku paling malas melindungi namja lemah sepertimu." Ucapnya kesal.

Hatiku terluka mendengar perkataannya, aku yang namja ini dilindungi oleh yeoja yang kutaksir!

"Sudah cukup bicaranya?" tanya orang ketiga yang menambah lagi kekesalanku!

Aku berbalik dan mencabut pedangku yang tertancap di tanah tidak jauh dariku, ketika aku mulai ingin menyerangnya bersama dengan Hero.

Syut!

Hero mengancungkan pedangnya kearah Loki dan tangan kiri perisainya menghalangi gerakanku, aku heran dengan tindakannya yang menahanku.

"Hero, apa yang kau lakukan?!"

Yeoja yang kutanyai menoleh sedikit dan angkat bicara.

"Kau terluka dan namja didepanku ini ada sedikit urusan denganku." Ucapnya dingin membuatku membeku sekejap.

Tiba-tiba saja suara yang kukenal memanggilku samar-samar.

"Ya! U-Know pabbo! Disini rupanya eoh?!" kukira siapa, ternyata si namja cassanova cap jidat lebar sedang meneriakiku dari jauh.

Kulihat tiga rekanku mengendarai cyclone dengan kencang seolah-olah tak ada hari esok lagi.

"U-Know, kenapa kau pergi mengejar Hero? Kau kan tahu, kalau kau itu hanya akan membebankan diri Hero, saja!" ucap Max frustasi melihat tampangku yang seperti orang bloon saja.

Plak!

Kulihat Micky dan Xiah menghantam Max dengan tepukan 'cinta' ke kepala dongsaeng kurang ajar ini.

"Ya! Apa maksudmu berkata seperti itu eoh?" tanya Micky kesal.

"Dasar dongsaeng iblis!" ucap Xiah yang juga kesal dengan perkataan Max.

Aku kembali menatap Hero yang masih mendelik kearah namja aneh itu, seolah-olah dunia ini hanya milik mereka berdua untuk saling bertarung sampe mati.

"Hero!" panggil Xiah dengan nada kuatir.

"Cepat evakuasi bersama U-Know sekarang juga, biar namja sialan satu ini aku yang hadapi!" perintah Hero dengan tegas.

"Kami pergi dan membiarkanmu melawannya sendirian? No way, thanks!" ucap Xiah yang frustasi dengan ucapan temannya berusan.

Gila apa! Masa' aku dan yang lainnya sudah bersusah payah kesini, malah diusir Hero.

"Kalian tidak mengerti…" ucap Hero sedih.

"Hei, hei…sampaikan kalian membuatku menunggu?" panggil namja yang bernama Loki itu sambil memutar-mutar tombaknya dengan bosan.

Pede sekali dia!

Sebelum kami sempat menyerbunya, Hero mengeluarkan sesuatu dari baju perangnya, sebuah orb berwarna merah ruby, dilemparkannya batu itu keatas dan ditebasnya dengan pedang Excalibur.

PRANG!

Batu itu pecah dan membentuk perisai disekeliling kami, membuat kami yang didalamnya tidak bisa keluar.

'What the-?'

'Ya! Hero Von Archangel!'

'Hero noona!'

'Keluarkan kami, Hero!'

Sial, bahkan suara kami pun tidak didengar oleh yeoja dihadapan kami yang saat ini melanjutkan pertarungannya yang sempat terhenti oleh kedatanganku.

Kami berusaha memukuil perisai berwarna merah itu namun hasilnya tetap nihil, perisai buatan Hero sangatlah kuat bahkan Micky dan Max yang ahli dalam sihir tidak mampu mematahkan perisai ini!

Aku heran dengan tubuh Loki yang kadar warna ditubuhnya mulai terlihat transparan, apa mungkin dia mau mundur dari pertarungan ini?

Aku tidak dapat mendengar jelas apa yang mereka berdua bicarakan.

Dalam sekejap tanah sekelilingku bergetar, kulihat Micky dan yang lain juga merasakan hal yang sama denganku.

Mahluk besar dengan tubuh yang mengerikan yang belum pernah kulihat muncul dari permukaan tanah.

'Hero!'

Entah hanya persaanku saja atau hanya sekilas aku melihat Hero menolehkan pandangannya kearah kami, bukan tapi, kearahku dengan tersenyum lemah.

"Jaga dirimu…"

aku tertegun dan dia sudah membalikan tubuhnya lalu berlari menuju monster ganas yang dihadapannya.

Aku berteriak sekencangnya untuk melarangnya berbuat bodoh. Akupun tidak sengaja meneriakan kata itu.

"SARANGHAE, HERO!"

-U-Know POV End-


Hero sengaja memasang perisai berwarna ruby itu, agar tidak ada lagi rekan-rekannya yang terluka demi keegoisannya sendiri.

Ketika Hero sudah mempersiapkan ancang-ancang untuk menyerang Loki, tiba-tiba saja tubuh namja itu perlahan-lahan menjadi transparan.

"Apa yang-?"

"Kurasa aku cukup sampai disini untuk meladenimu." Sahut Loki.

"Kau, apa yang kau katakan?!" bentak Hero yang mengacungkan pedangnya.

"Musuhmu itu Satgazh…bukan aku."

"Khhh, jadi kau mau kabur dari pertarungan eoh?"

Loki tersenyum meremehkan mendengarnya dan menjawab.

"Kita akan bertemu lagi di masa depan,ne?"

Dan dalam sekejap tubuh Loki menghilang ditelan oleh waktu, membuat yeoja cantik itu berpikir keras dua kali.

Namun tidak dipedulikannya perkataan Loki, karena saat ini Satgazh menunggunya disini.

Dan benar saja, tanah yang dipijak oleh yeoja itu bergetar hebat dan membuat suara bergemuruh.

Sosok dihadapannya adalah mahluk melegenda yang pernah didengarnya saat masih kecil, mahluk besar dengan sosok wanita dengan badan berbentuk ular juga bertangan empat, ditangan kirinya terdapat trisula besar dan tangan kanannya memegang kampak besar dan sisa dua tangannya memegang busur.

Bisakah Hero menghadapi mahluk sangar ini?

Akankah dia mati seperti kejadian yang menimpah orangtuanya?

Apakah dengan cara ini Hero dapat bertemu Suzy dan Kedua orang tuanya?

Hero menggelengkan kepalanya, berusaha menepis jauh pikiran konyolnya itu.

"Aku kesini bukan untuk mati konyol, melainkan untuk menang!" ucapnya yakin pada diri sendiri.

Dia berjalan dengan berani dan sebelum dia berjalan lebih jauh untuk menantang mahluk buas dihadapannya, dia menoleh kearah keempat temannya yang saat ini terjebak didalam perisai.

Dia tersenyum lemah kearah mata musang yang menatapnya balik dengan wajah panik.

'Hero!'

"Jaga dirimu…" dengan dua kata itulah, Hero berbalik dan mulai berlari kencang kearah mahluk ganas didepannya.

Hero bersiul sedikit dan dalam sekejap cyclone berwarna putih senada dengan baju tempurnya muncul. Sukses membuat Hero menaiki kuda sihir itu tanpa ada kesulitan.

Dengan bantuan kuda ini, Hero berhasil melompat tinggi mengarah kewajah Satgazh yang masih belum menyadari kehadiran Hero yang sekecil semut.

Tiba-tiba saja cahaya menyelubungi tubuh Hero dan cahaya itu makin lama makin menyilaukan.

"Inilah yang bisa kulakukan bersiaplah!"ucap Hero yang meluncur keatas dan tubuhnya melesat bagaikan komet kecil namun dapat menimbulkan impact yang besar.

'Suzy….'

Membuat ledakan besar itu menghangusbumikan homunculus yang masih tersisa dan hanya menyisakan U-Know dkk beserta penghuni dunia Chronos yang terlindungi oleh perisai mereka.

U-Know tidak percaya apa yang dia lihat, semua…semuanya lenyap tak tersisakan satupun.

Lututnya menyentuh tanah dan dia meneteskan airmatanya.

Xiah menangis tiada henti melihat pemandangan didepannya, sahabatnya merelakan hidupnya demi semuanya.

Micky hanya dapat mengelus punggung kekasihnya yang saat ini menangis dengan keadaan bersimpuh.

Max melepaskan topinya tanda dia turut berduka dan memberi hormat pada noona kesayangannya itu, tanpa disadarinya airmatanya juga mengucur.

Para penduduk chronos mulai berhamburan keluar untuk melihat apa yang terjadi dengan pahlawan mereka, sang Ratu keluar dengan wajah was-wasan ketika mereka melihat beberapa helai bulu putih yang berjatuhan dari langit.

Para penduduk, rekan-rekan seperjuangan Hero dan Ratu menyadari satu hal.

Hero telah mati demi mereka.

.

.

.

"Hanya ini yang bisa kulakukan, aku mohon pada kalian berempat. Lindungilah dunia waktu dan relakan aku bagaikan anak panah harapan yang melesat untuk membuka titik terang untuk kalian semua…

Gantikan aku untuk melindungi manusia dan waktu yang terselubung…

Karena, saat ini aku sudah letih dan maafkan aku yang tidak bisa lagi melindungi kalian semua…"

.

.

.

End of Prologue

TBC

A/N : fanfic pertama, wajar kalo aneh dan gaje. Author baru saja selesai OMB dan kebetulan baru menamatkan Final Fantasy XIII-2 dan Dynasty Warrior. Jangan kahwatir tentang sikap Jae yang dingin dan sikap Yunho yang sedikit kekanak-kanakan ato ngak sesuai sifatnya. Tenang saja, nanti Hyun usahakan akan lebih baik lagi. (-^^-)

Maaf, kalo ada kata-kata yang ngak sesuai EYD.

Dan kalo humornya belum kerasa, di chap selanjutnya.