Disclaimer : klaim dari yang punya nama dan karakter ini….orisinilnya tetep dipegang yang punya :D

Main cast : Kim Kibum, Lee Donghae, Lee Hyukjae, Choi Siwon

Other cast : member SuJu

Genre : Romance/ Supranatural

Rating : T

.

.

.

.

.

ROMANSA TANPA DIMENSI

Chapter 1

" ini bukanlah suatu hal yang bisa kau minta ataupun tolak seenaknya, ini adalah…."

Seoul Medical Centre

Unit Gawat Darurat

Seorang namja yang penuh berlumuran darah tengah ditangani oleh dokter, ia sedang memacu jantung si namja agar berdetak lagi akan tetapi usaha itu sia-sia belaka. Tak ada tanda-tanda kehidupan darinya.

††††

" YA! Bangun…..kubilang bangun…kamu tahu sudah jam berapa ini hah? " segelas air diguyurkan ke wajah seorang cowok yang tidak mau membuka matanya meski matahari sudah bergerak cukup tinggi

" hyung….apa-apaan sih? " tanyanya merasa tak bersalah

Kim Kibum, 17 tahun, tinggi 179cm, golongan darah A sedang terjebak dalam dunia sekolah yang baginya sangat membosankan.

" cepat bangun, aku sudah menyiapkan sarapanmu. Aku berangkat dulu " pria itu meninggalkan Kibum. Dia adalah Kim Heechul kakak Kibum, wajahnya sangat cantik untuk ukuran pria oleh sebab itu tak heran jika ia menjadi primadona di tempat kerjanya.

Dengan enggan sembari menggaruk-garuk kepalanya Kibum menuju kamar mandi

" pagi….Kibum-sshi…" suara yang ceria dari balik pintu membuat Kibum terenyak, suara ini, seseorang yang tengah berdiri dihadapannya ini adalah orang yang seharusnya tak berada disini.

Kibum POV

Entah ini adalah sebuah kegilaan yang ditimbulkan oleh rasa bosan ataukah hanya sekedar halusinasi seseorang yang tak menemukan teman untuk diajak bicara tapi, sulit bagiku untuk mempercayai 'orang' yang tengah berdiri dihadapanku ini. Mengucapkan " selamat pagi " sambil tersenyum polos, aku tak tahu dia ini berasal dari mana atau siapa dia sebenarnya karena kemunculannya yang tiba-tiba beberapa hari lalu, tepatnya seminggu lalu.

Flashback

" membosankan….lebih baik kalau aku membolos sekolah….." gerutuku kesal dalam perjalanan pulang, sore itu aku merasa benar-benar jemu dengan rutinitas ini saat tiba-tiba aku melihat seekor kucing yang ditinggalkan pemiliknya didalam sebuah kardus bertuliskan " TOLONG RAWAT AKU ". Kucing kecil, berwarna hitam yang sangat lucu, kuputuskan untuk membawanya pulang karena Chullie-hyung yang sangat suka kucing pasti mau merawatnya.

" aku pulang…." Ucapku, meski aku tahu takkan ada orang yang menjawabku karena Chullie-hyung pasti belum pulang namun, sore itu berbeda, dibalik pintu yang kubuka itu ada sebuah suara yang membalasnya

" selamat datang…" dia, seorang laki-laki yang seumuran denganku, mengenakan seragam sekolah lengkap dengan blazernya, melihatku sambil terus tersenyum seolah ia menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, mata polosnya yang melihatku seketika membuatku terpaku

" si…pen….pencuri….apa yang kamu lakukan di rumahku? " tanyaku mengacung-acungkan jari kearahnya

" ahahahaha….apa aku kelihatan seperti pencuri? " dia justru balik bertanya masih dengan wajahnya yang kelihatan ceria

" la….lalu apa yang kamu lakukan? Le…lewat mana? Kami mengunci pintunya? "

" lewat pintu…."

" jangan bohong, seperti itulah kalau maling terpergoki…."

" annio….aku bukan maling….."

" lalu…apa kamu hantu? Lewat pintu yang terkunci ha?"

" itu…..mu….mungkin ya….." dia menunduk melihat kelantai, aku agak terkejut melihatnya tak menyangkal saat aku menyebutnya hantu

" hah? Apa kamu pikir aku akan percaya dengan hal semacam itu? Apa kamu pikir teknologi masih mengijinkan hantu-hantu berkeliaran….lucu…" dia hanya melihatku dengan tatapan heran

Laki-laki itu mengamatiku dalam diam, menghela napas panjang layaknya telah mencapai titik nadir dalam hidupnya karena tak berhasil meyakinkanku.

" apa yang harus kulakukan untuk meyakinkanmu? " tanyanya dengan nada yang sangat lemah sementara kujawab dengan kedua bahu terangkat menandakan ketidak tahuan atau lebih tepatnya tak mau tahu

" bolehkah aku menyentuhmu? " lanjutnya

" m-mwo? Waeyo? Jadi sebenarnya kamu bukan maling tapi gigolo begitu? " teriakku

" annio…kenapa mulutmu itu….aisshh…." dia merasa gerah dengan semua penghinaanku, dengan tiba-tiba ia bergerak maju untuk menubrukku, reflek aku mundur tapi celakanya dibelakangku adalah tembok sehingga aku tak bisa menghindar lagi

" berhenti….cukup…berhenti disitu…." Kurentangkan tangan kedepan untuk menjaga jarak kami berdua tapi dia seolah tak memperhatikan peringatanku dan menerjangku, aku jatuh dengan pantat mendarat terlebih dulu

" adudududuh….." pantatku terasa nyeri, ingin sekali aku memaki-maki orang ini " kau….dasar….." dia tak ada dimanapun, seolah memiliki kemampuan berteleportasi dia menghilang

" apa kamu sudah percaya? " tanyanya yang sudah ada disebelahku, membuatku terkejut " aku…bisa melewati pintu itu bahkan jika kamu memasang rantai diluarnya….karena aku….sudah mati….." ucapannya itu mendadak membuat bulu kudukku merinding

Ya…sejak hari itu, dia mengikutiku seperti seorang stalker bahkan masuk ke kamar mandi saat aku buang air hanya untuk bertanya " apa kamu mau menolongku? ", aku tak tahu apa yang ia harapkan dariku tapi sejujurnya aku mulai merasa kalau aku gila mengenai sesuatu yang bisa kulihat tapi tak bisa kusentuh.

End of flashback

" berhenti memasuki kamar mandi saat aku sedang mandi, atau aku akan memanggil paranormal untuk mengusirmu…"

" nde….." ia hanya tersenyum mendengarku memperingatkannya lantas ia duduk di sofa, menyalakan TV

" kau…..namamu…siapa namamu? " tanyaku agak canggung, ini pertama kalinya aku bertanya nama seseorang dan aku janji ini juga adalah terakhir kalinya, kebanyakan dari mereka menanyakan namaku terlebih dahulu tapi dia tak bertanya apapun tentangku dan entah dari mana dia tahu kalau namaku Kim Kibum

" Donghae….Lee Donghae…..jadi apa kamu mau membantuku? " jawabnya penuh semangat

" molla….belum kupikirkan…." Aku beranjak menuju kamar mandi

††††

Author POV

Seorang namja tinggi, tampan dan memakai setelan jas hitam rapi sedang duduk disebuah kafe yang bernuansa kebarat-baratan sambil membaca sebuah Koran. Seorang namja lain yang berperawakan kecil menghampirinya dengan membawa dua cangkir cappuccino.

" apa kamu merasakannya….Ryewook-ah…" gumam namja itu saat temannya yang membawa cappuccino telah duduk disampingnya " sebuah spirit yang berpotensi membunuh….."

" kamu memang luar biasa Siwon-hyung….bagaimana? "

" dia…baru, tapi kalau tidak segera dihentikan akan banyak jatuh korban "

" jadi….kita akan pergi? " Ryewook menyeruput capuccinonya

" hm…sudah tugas kita sebagai 'cenayang' untuk menjaga kestabilan " Siwon melipat korannya dan menikmati capuccino juga

" bisakah kamu deskripsikan dia hyung…supaya aku juga bisa memperkirakan target baru kita? " keduanya terlihat serius

Siwon memejamkan mata untuk memperkuat indra lain, sebuah kemampuan yang tak dimiliki oleh semua orang dan diwariskan oleh keluarganya " pria muda….sepertinya ada sesuatu yang tertinggal di kehidupannya, entah kenapa dia berpotensi menjadi buas….tugas kita untuk menghentikannya….kalau perlu…memusnahkannya…"

TBC

Hahahaha…mianhae cerita sebelumnya belum rampung tapi sudah bikin cerita lagi…sabar ya untuk fic sebelumnya, part terakhir segera ku update :D

Lalu..lalu….untuk fic ini gimana?lanjut atau gak?

Salam

bububu