Disclaimer : Naruto and all the characters mentioned in the story they're all belongs to Masashi Kishimoto. I do not take any financial benefits from this.


Million Questions


Hari ini, tepat pada pukul 8 malam lewat 23 menit, pria pirang bernama Naruto menghempaskan tubuhnya kesal ke punggung sofa di ruang tamu.

Batang rokok yang terselip di jemari dihisap kuat-kuat, lalu asap putihnya dihembuskan ke arah langit-langit. Menguar di seluruh ruangan, membuat sesak siapa pun yang berada satu ruangan bersamanya.

Tidak jauh dari posisinya, pria bernama Sasuke hanya bisa diam memperhatikan. Dilihat dari ekspresi wajahnya yang datar, sangat sulit menebak apa yang sebenarnya pria itu pikirkan.

"Sasuke," kata si pirang, satu panggilan sedikit menghentak yang tidak terdengar lembut seperti biasanya. "Kau selalu mengabaikanku seminggu terakhir ini."

Tidak banyak yang berubah dari ekspresi Sasuke, tetapi kini ia tahu ke mana arah maksud dari perkataan si pirang. Mereka sering membahas hal ini entah disengaja atau tidak.

"Aku tahu kau tidak suka berbicara jika itu benar-benar tidak penting, tetapi kali ini hampir membuatku gila!"

Meskipun diam Sasuke tetap memerhatikan Naruto, dari mulai ekspresi kesal, jemari yang mengacak rambut asal, hingga helaan napas panjang yang terdengar berulang kali dari bibir yang biasa menciumnya diam-diam di pagi hari.

"Aku hanya menginginkan perhatian darimu! Aku tahu kita tidak lagi muda seperti dulu Sasuke, tetapi jangan perlakukanku berbeda. Pekerjaan yang menumpuk di kantor membuat kepalaku hampir pecah, dan aku hanya ingin pulang lalu bersantai bersamamu, mungkin satu pelukan, kecupan, atau jika itu sulit untuk kau lakukan, setidaknya ... setidaknya ..., berbicaralah denganku," ada jeda sesaat, "jangan mengabaikanku."

Sasuke masih diam melihat Naruto menunduk dalam, tangan yang semula menggenggam mug kopi dilipat depan dada, bersandar pada tembok yang terasa dingin di permukaan kulitnya.

"Kau boleh diam lain kali, tetapi ..., jangan disaat aku benar-benar membutuhkanmu," ucap si pirang memalingkan wajah, entah apa yang disembunyikan.

"Aku sudah melakukan semuanya untuk menjadi seorang pendengar yang baik, karena kau mempunyai begitu banyak hal untuk dikatakan, tetapi lihatlah, saat ini kau hanya bisa memprotes." Sasuke melangkah pelan, suaranya terdengar semakin lantang, saat si pirang menoleh ke arahnya. "Kau tahu mengapa selama ini aku memilih untuk diam? Karena aku bisa belajar banyak tentangmu dengan cara seperti itu. Aku mungkin menghabiskan waktu bertahun-tahun denganmu, tetapi itu tidak cukup membuatku puas untuk mengenalmu lebih, dan lebih dekat lagi."

Posisi berbalik, kini Naruto hanya bisa diam dengan alis mengernyit, kelopak mata berkedip berulang kali untuk memastikan jika dihadapannya yang sedang berbicara panjang lebar saat ini memang benar kekasihnya bukan orang lain.

"Jika aku bisa mengajukan berjuta-juta pertanyaan padamu, itu hanya akan membuatku menginginkan lebih," Sasuke berbisik lembut tepat di telinga, diiringi sentuhan intens di beberapa bagian tubuh si pirang. "Karena itu aku membiarkanmu yang berbicara, dan aku yang mendengar, bukankah itu ide yang bagus?"

Entah apa yang setelahnya terjadi, Naruto tidak ingin memikirkannya lebih lanjut, dan memilih untuk menyerahkan semuanya pada Sasuke.

.

End