SUMMARY

Tampan, kaya, Jago basket merupakan kriteria pacar ideal Sakura Haruno hal itulah yang membuat ia tergila-gila pada Sasuke Uchiha, berbagai cara ia lakukan untuk mendekati Sasuke. Namun Sasuke malah menyatakan cintanya pada Hinata Hyuuga—teman baiknya sendiri.

Disisi lain ada Naruto Uzumaki seorang pria tampan, kaya, atlet basket. Yang aneh menurut Sakura, Karena bukan balap mobil, taruhan basket atau wanita yang memenuhi waktu luangnya tapi beberapa mangkuk Ramen ?


"Sakura-chan"

"hallo Naruto"

"apa kau sibuk sabtu sore?"

"tidak sih, kenapa?" Sakura memindahkan handphone pinknya dari telinga kiri ke telinga kanan

"aku ingin mengajakmu makan bersama?"

"benarkah?" dengan Antusias Sakura merebahkan tubuhnya, ini adalah kemajuan pesat bagi hubungannya dengan Naruto, setelah ia gagal mendapatkan—err

"tentu saja"

Sakura memainkan telinga boneka beruang pink kesayangannya "jam berapa?"

Dibenaknya mulai terbayang makan malam romantis di café dengan diiringi music dan lilin

"sore saja, karena rasanya akan lebih nikmat"

"huh?"

"bukankah waktu yang tepat adalah sore hari"

Café romantis mana yang buka pada sore hari?

Sakura cepat-cepat menggelengkan kepalanya

'jangan bilang—'

"aku mendapat 50 voucher Ichiraku Ramen pasti akan menyenangkan, iya kan Sakura-chan?"

Di detik itu juga Sakura ingin berubah menjadi orang lain.

DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO

LOVELY RAMEN

DEVIL-Ya Ha

CHAPTER ONE

Warning : Chapter ini akan dipenuhi dengan Flashback

Flashback

"Kenapa harus Hinata, Ino?" rengek Sakura yang tengah berbaring di ranjang king Size Ino

"kau saja yang bodoh!" Ino mendekati Sakura dilemparkannya sekotak tissue yang masih baru tepat di hadapan Sakura

"kenapa kau tidak membelaku sih!" Sakura cemberut

"dasar keras kepala! Bukankah aku sudah memperingatkanmu!"

sakura melengos, dibukanya kotak tissue Ino kasar lalu menghampus sisa-sisa air mata di pipi dan sudut matanya "tapi aku tidak menyangka—"

"aku juga tidak Forehead!"

Sakura menunduk, kejadian tadi sore benar-benar menggemparkan.

Uchiha Sasuke—yang selama ini dijuluki sebagai Pangeran Es telah memilih permaisurinya.

Tentu saja hal ini membuat Sakura dan bahkan ribuan gadis di KHS merasa patah hati.

Sakura semakin menunduk mengingat semua kerja kerasnya yang sia-sia, sungguh ironis bahwa Hinata Hyuuga lah yang notabene teman baiknya 'merebut' cinta pertamanya.

Padahal ia yang selama ini mengharapkan dan selalu bermimpi menjadi kekasih si Uchiha bungsu.

Sakura menggeram marah

"hey, Pig bagaimana kalau kita culik Hinata?"

"bagus! Setelah itu kita mutilasi dia Forehead"

Sakura menyeringai "kita potong menjadi 7 bagian"

Ino terkekeh "kita pisahkan tulang dan dagingnya"

Sakura menahan tawanya "lalu kita hadiahkan tulangnya pada anjing-anjing Kakashi-sensei"

"hahahaha" tawa Ino meledak

"setelah itu kita rebut Sasuke-kun paksa, hahahaa" imbuh Sakura tanpa mampu menyembunyikan tawanya

"hahahaha, dasar bodoh!" Ino merangkul pundak Sakura

"kau juga bodoh" Sakura memeluk tubuh sahabatnya

"terimakasih Ino"

"sama-sama" ujar Ino mengelus pundak Sakura pelan, saat dirasakan bahu kanannya basah oleh air mata

.

.

.

"hey, pig! Apa kau tidak patah hati?" ujar Sakura beberapa menit setelah tangisnya mereda

Ino melirik fotonya bersama Shikamaru "kau tahu, aku sudah punya 'kesibukan' lain"

Sakura tersenyum, dulu Ino sangat menyukai Sasuke dan selalu berusaha lebih keras dari semua gadis di KHS untuk mendapatkan hati Sasuke, namun ia menyerah saat Sasuke dengan dingin menolak cintanya.

Saat itu ia terpuruk namun Shikamaru mampu menghibur Ino lewat sindiran dan kata-kata pedas lainnya, tanpa waktu lama mereka berpacaran.

"apa aku juga harus punya kesibukkan lain?" Sakura bicara lebih kepada dirinya sendiri

"hey, forehead! Kurasa kau juga harus punya seseorang untuk menyibukkan diri"

Sakura melengos, kenapa Ino seperti bisa membaca fikirannya sih?

"aku tidak ingin, pig!"

"akan kukenalkan kau pada teman-temanku"

Sakura berdiri "aku tidak mau"

"ayolah! Seperti apa kriteriamu? Bagaimana dengan Kiba, apa kau mau?" paksa Ino

Sakura menggelengkan kepalanya

"kalau Shino?"

"tidak!" tolak Sakura cepat, akan menyusahkan kalau Ino benar-benar menjodohkannya dengan Shino

"kenapa?" rengek Ino

"dia itu jorok" Sakura bergidik membayangkan tubuh Shino yang selalu dipenuhi serangga mendekatinya.

Ino mengangguk mengerti "lalu kau ingin yang bagaimana?"

Sakura terlihat berpikir "aku ingin pria yang tampan kaya dan…Kau tahu tipeku Pig"

Ino menutar bola mata "pria yang kau maksud sudah menjadi milik Hinata, forehead!"

"kau benar" desah Sakura

Ino menatap Sakura kasihan, apa ia tidak bisa membantu? Tapi 'standar' Sakura terlalu tinggi.

"hey! Jika kau mau aku bisa mengenalkanmu pada sepupuku"

"benarkah, seperti apa dia?" ujar Sakura exited

Ino tersenyum menyadari emosi sahabatnya yang berubah 180˚

"memang tidak sekeren Sasuke sih, tapi dia cukup Ok" Ino menyerahkan foto dirinya bersama seorang pria berambut pirang yang tengah tersenyum lebar.

Sakura mengerjapkan mata "seperti pernah liat"

"dia anggota basket"

Sakura mengangguk.

"aku tidak mau, dia kan adik kelas" ujar Sakura cepat lalu meletakkan foto itu ditempat semula

"umurnya sama dengan kita, tapi dia mengulang 1 tahun karena terlalu lama di London"

"London?"

Ino mengangguk "namanya Naruto Uzumaki"

"Na Naruto siapa?" tanya Sakura terbata

Ino terkekeh ditatapnya wajah Sakura yang memerah "Naruto Uzumaki, kau tahu Uzumaki's Collection?"

Uzumaki's Collection—sebuah butik ternama yang dikelola oleh Kushina Uzumaki seorang pengusaha muda yang menikah dengan bintang film Minato Namikaze. Produk-produknya sangat mahal dan terkenal hingga keluar negeri. Banyak artis-artis hollywood yang memesan secara khusus rancangan Kushina Uzumaki tapi ditolak karena suatu alasan. Kabarnya Kushina hanya menjual baju-bajunya pada orang yang ia sukai. Hanya orang-orang yang ia percayai.

Dengan linglung Sakura mengangguk "a-aku mau" ujarnya terbata.

End of Flashback

"Sakura..Sakuura-chan" Sakura tersadar dari lamunannya saat Naruto memanggil namanya berulangkali

"e-eeh iya Naruto"

"apa kau baik-baik saja?" suara Naruto terdengar khawatir

Sakura tersenyum "tentu saja"

"syukurlah, jika kau kurang sehat kita tidak akan bisa menikmati ramen"

"apa?"

"sudah dulu ya Sakura-chan, sampai besok"

TUUT..TUUT..TUUT

Sakura melempar handphone pinknya asal 'harusnya aku bilang kalau lagi sakit'

"forehead" sakura menoleh dan mendapati sahabat pirangnya tersenyum nakal

"pig, sudah selesai dengan 'urusanmu'?"

Ino mengangguk "si bodoh itu menelpon?"

Sakura tertawa "jadi kau menguping?"

"hey! Kamar mandimu tidak dilengkapi dengan peredam suara"

Sakura tersenyum

"jadi kalian akan berkencan?" tanya Ino antusias

"iya"

"kemana?"

"ramen ichiraku" jawab sakura lemas

Ino sweatdroped "hahaha tentu saja"

"ino, kenapa kau tidak mengatakannya dari awal?"

Ino melengos "kenapa kau membahas ini lagi sih"

"hoby Naruto terlalu ekstrim" rengek Sakura

Ino memutar bola mata "bukannya kau suka lelaki yang hoby-nya ekstrim?"

"tapi ekstrim disini bukan yang keren seperti balap mobil atau air shoft gun"

Ino tertawa "makan 30 porsi ramen dalam sehari itu keren sakura"

"keren untuk orang-orang rakus" jawab Sakura ketus

"itu resikomu forehead" ujar Ino sambil duduk di tepi ranjang

Sakura mengacak rambutnya "harusnya aku lebih tanggap saat pertama kali menemuinya"

Flashback

"kau yakin dia akan lewat sini?" Sakura merapikan rambut pinknya yang sempat tertiup angin

"tentu saja" jawab Ino yakin, ditangannya terdapat beberapa surat penggemar yang ia 'temukan' di loker Naruto.

Sakura mondar-mandir "kenapa lama sekali sih"

"sebentar lagi dia keluar"

"ini sudah setengah jam"

Ino memutar bola mata "dari pada kau mengeluh, lebih baik kau bawa beberapa surat ini"

Sekura menggeleng "tidak mau, lagipula untuk apa kau mengambil semua itu?"

Ino berdecak "kau pikir aku suka? kalau aku tidak kalah taruhan, aku tidak akan mau menjadi budak si bodoh"

Sakura menatap Ino "taruhan apa?"

Ino menggeleng "sesuatu yang bodoh"

"kataka—"

"Oi, Ino kau sudah datang"

Sakura menoleh kesamping, terlihat seorang pemuda tinggi berambut pirang yang tengah ternyuman lebar pada mereka.

'jadi ini si tuan muda Uzumaki'

"kenapa kau lama sekali sih!"

"beberapa cewek mengangguku disana" tunjuk Naruto dengan jempol kirinya

"makanya cari pacar" ujar Ino melirik Sakura

Menyadari 'maksud' tatapan Ino, Sakura melotot

"aku tidak memikirkan itu" Naruto menggaruk belakang kepalanya

"dasar payah!" cibir Ino

Sakura berdeham

"Oh iya, ini temanku Sakura Haruno"

Sakura tersenyum

"eh?" Naruto mengerjapkan mata

Mendapati respon bingung Naruto, Sakura dan Ino merasa keki.

Jangan-jangan Naruto tidak menyadari kehadiran Sakura? Orang bodoh macam apa yang tidak melirik seorang Sakura Haruno.

Sakura menghela nafas, yang penting dia tidak mengatakan 'aku tidak menyadari kehadiranmu'

"sajak kapan kau berdiri disini?" tanya Naruto polos

Seketika muncul 3 siku dijidat Sakura

"aku Naruto Uzumaki" imbuhnya sembari mengulurkan tangan

"tenangkan dirimu, forehead ! aku kan sudah bilang kalau dia bodoh" bisik Ino

'tenang Sakura' Sakura menarik nafas panjang lalu memasang senyum manisnya

"Sakura Haruno" Sakura menjabat tangan Naruto dengan 'lumayan' keras

"jadi kau teman sekelas Ino?"

Sakura mengangguk, rasanya masih malas untuk bicara

"jadi Naruto, hari ini aku ada urusan penting dan Sakura yang akan menemanimu hari ini"

"eh?" respon Sakura dan Naruto hampir berbarengan

Ino nyengir kuda "selamat bersenang-senang" ujarnya sambil berlalu setelah menyerahkan tumpukan kertas ditangan Sakura

"tunggu Ino"

'dasar Pig! Tidak bertanggungjawab'

Sakura merutuki kebodohanya, harusnya ia lebih pandai menguasai keadaan

"jadi Sakura-chan?"

Sakura melotot, baru 3 menit mereka berkenalan dan Naruto sudah berani memanggil nama kecilnya disertai embel-embel 'chan'.

Menghiraukan deathglare dari sakura, naruto menggaruk pipi kanannya "kau sudah makan?"

"belum" jawab sakura ketus

Naruto tersenyum lebar "baguslah, karena aku punya tempat bagus yang harus dikunjungi"

"maksudmu rumah makan?"

"begitulah" angguk Naruto pasti lalu berjalan mendahului Sakura

Sakura mengangguk, setidaknya ia akan makan enak mengingat betapa kayanya keluarga Naruto.

"sakura-chan berapa usiamu?"

Sakura memicingkan mata, tidak sopan sekali bocah ini. Sebagai pewaris keluarga Uzumaki harusnya dia tahu kalau menanyakan usia seorang wanita termasuk tindakan kriminal.(?)

"17" jawab Sakura ketus

"hahahaha… jadi aku tidak kurangajar kan kalau memanggilmu 'sakura-chan'? karena kita memang seumuran"

Sakura mendengus "tidak sama sekali" jawabnya sinis

"hahahahaaha"

Sakura menghela nafas mendapati ekspresi ceria-polos-masabodoh Naruto.

Apa dia tidak dikaruniai sedikit saja rasa sensitif untuk menyadari perubahan mood wanita?.

Sakura menepuk jidat, ia ingat apa yang Ino katakan kalau sepupunya itu 'sedikit' bodoh.

Tapi ia baru menyadari kalau 'penilaian' orang bodoh menurutnya dan Ino berbeda jauh.

"sakura-chan bukankah ini lucu, aku sudah khawatir kau akan marah karena memanggil nama kecilmu.. tapi kau tidak mempermasalahkannya sama sekali hahaha"

Sakura menghela nafas

Sangat jauh malah.

Sakura melirik Naruto yang masih tertawa-tawa gaje sinis, lama-kelamaan ia khawatir juga kalau ternyata Naruto mengidap sindrom Angelman, semacam penyakit yang tidak bisa mengontrol penghentian tawanya.

"Sakura-chan mobilku disana" tunjuk Naruto pada Porsche putihnya

Sakura menelan ludah 'tenangkan dirimu Sakura! Jangan bertingkah memalukan didepan keluarga Uzumaki'

Naruto mendekati sakura, lalu membukakan pintu mobil untuknya "silahkan nona"

Sakura speechless "terimakasih"

Dan dengan sekejap penilaian buruk Sakura hilang sudah, setidaknya Naruto sudah memperlakukannya dengan baik.

Sakura duduk di jok mobil dengan senyuman saat dirasakannya Porsche putih Naruto berjalan meninggalkan gerbang sekolah.

Sakura merapikan rambut dan seragamnya.

Berkenalan dengan Naruto Uzumaki

Naik mobil keren

Makan siang di restaurant mahal

Pasti ini akan menjadi awal yang baik untuk kehidupan cintanya di masa SMA.

Mobil Naruto berjalan lambat sampai akhirnya benar-benar berhenti.

Sakura celingukan "apa kau akan membeli minuman?"

Mengacuhkan pertanyaan polos Sakura, Naruto turun dan membukakan pintu mobil untuknya.

Sakura bengong

"apa yang kau lakukan?"

"eh?"

"kita sudah sampai"

"ma maksudmu.. Ramen ichiraku tempatnya?"

"tentu saja, ayo turun! Kau harus mencoba ramennya Sakura-chan" kata Naruto berapi-api

Sakura sweatdropped

End of flashback

"PIG" ino nyaris terjatuh saat Sakura memangilnya keras

"kau tidak perlu berteriak forehead" ujar Ino sambil mengelus telinganya

"aku punya pertanyaan"

"apa?" tanya Ino malas

"sejak kapan Naruto menyukai ramen?"

Ino tersenyum "apa kau mulai tertarik pada sepupuku?"

Sakura memutar bola mata "jawab saja pig"

"sejak SD, kurasa"

"benarkah selama itu?" tanya Sakura heboh

Ino mengangguk cepat

"aaaaggrrrhh…."

Kali ini Ino benar-benar terjatuh

"kau ini kenapa sih forehead?" tanya Ino emosi

Sakura mengacak rambutnya "bagaimana nasib tubuh dan lambungku"

"apa yang kau bicarakan?"

"naruto" rengek sakura

Ino menyilangkan tangannya "jadi, apa yang kau pikirkan?"

"ayolah pig! Aku tidak mau makan ramen lagi. Aku harus diet" Sakura menunjuk lengannya yang sedikit membesar

"kurasa ukuran itu cocok untukmu" ejek Ino

"aku tidak mau" teriak sakura

"jadi, apa yang akan kau lakukan?"

"aku harus 'menghapus' ramen dari pikiran Naruto"

Ino tertawa "itu akan menghabiskan waktumu forehead"

"dan kau harus membantuku pig"

"tidak mau"

To be continued

.

.

.

DEVIL-Ya Ha side's

Hallo minna :)

apa kabar?

Kali ini saya datang dengan cerita baru, sebelumnya saya minta maaf karena sempat vakum beberapa saat.

Hal ini disebabkan karena tugas-tugas kuliah yang sangat membunuh kemampuan menulis saya. Selama 2 bulan ini kehidupan saya dipenuhi dengan riset, makalah, presentasi #iniserius

Saya juga merasa bersalah pada readers, yang menantikan kelanjutan Under Sky karena jujur saya sempat kehilangan inspirasi dan bingung sama sekali. Tapi saya sedang berusaha untuk menyelesaikannya .

Bagaimana tanggapan kalian tentang cerita ini? Saya harap humornya terasa, karena ini pertama kalinya saya membuat cerita ber-genre humor.

Nah minna, karena Sasuke sudah menjadi kekasih Hinata, saya membutuhkan saran kalian untuk menentukan pihak ke-3, yang akan memperebutkan sakura.

Menurut kalian siapa yang pantas?

Thanks for Read and Review