Sensei ga Suki desu
NARUTO milik Masashi kishimoto
Story by Shizuka no Sakura
Rating : T
Warning : AU, OC, Typo, geje, garing, merusak mata
Happy reading minna
.
chapter 1
Tap…..tap…..tap….tap…..
Gadis bersurai merahmuda itu dengan gontainya berjalan di lorong rumah sakit Konoha, terkadang dia berlari- lari kecil. Bahkan ia tak peduli meski beberapa kali dia menabrak orang yang lalulalang di lorong- lorong rumah sakit. Tak jarang juga kakinya kesleo tentu saja dengan sepatu hak tinggi ditambah lantai rumah sakit yang begitu licin, membuat kaki kecilnya terkadang limbung.
Jas putih kebesarannyapun tak jarang terbang saking cepatnya dia berjalan, hingga baju pink dan rok berwarna merah hati yang panjangnya sepuluh senti di atas lutut itu terekpose. Membuat setiap orang yang berpapasan dengannya tak rela mengedipkan matanya barang sebentar, tak mau kehilangan pemandangan yang membuat semua lelaki mimisan. Alangkah sempurna ciptaan Tuhan yang satu ini membuat semua wanita iri padanya, dan semua lelaki bertekuk lutut padanya.
Tentu semua orang tau siapa gadis cantik bermata emerald ini. Mata yang membuat semua lelaki terhipnotis, membuat lelaki yang melihat pesona gadis bernama Haruno Sakura itu bertekuk lutut padanya. Ditambah keahliannya dalam dunia medis, dia adalah dokter yang paling handal di konoha setelah sunade yang tak lain adalah gurunya. Sunade mempercayakan rumah sakit terbesar di Konoha itu pada Sakura. Gadis yang mempunyai karisma tinggi, kemauan kuat, ramah, dan cantik. Siapa yang tidak tergila gila padanya, bahkan sang hokage Uzumaki Naruto sahabatnya sejak kecil juga mencintainya, tetapi sakura menolaknya dengan halus. Lagi pula sakura menginginkan Naruto mendapatkan wanita yang benar- benar mencintainya karna sakura ingin sahabatnya itu bahagia. Bukan hanya untuk mengejar cintanya yang tak tau harus berlabuh kemana. Lagi pula ia tau ada gadis yang tulus mencintai sahabatnya itu.
.
.
.
Gadis bersurai merah muda itu berhenti sesaat didepan ruang operasi, ddalamnia menghirup udara sebanyak yang dia bisa dan kemudian mengeluarkannya pelan. Gadis itu mencoba mencari ketenangan sejenak bersiap untuk mengoperasi pasien didalamnya.
Sebenarnya gadis bermata emerald itu juga belum tau kondisi pasien didalamnya, yang dia tau orang didalam sana adalah korban kecelakaan. Yang mungkin hidupnya hanya tinggal pilihan saja yaitu hidup atau mati.
"Sakura-sensei ada apa?"Tanya gadis yang sejak tadi mengekor di belakang sakura.
"Tidak papa, Ino-san apa kamu sudah menyiapkan segala keperluannya?"Tanya sakura memastikan. Gadis bersurai pirang itu mengangguk mengerti.
"Sudah Sakura-sensei, tinggal menunggu kesiapan Sakura-sensei."segaris lekungan tipis terlukis di bibir sakura.
"Good Job Ino-san."
.
.
.
Krieet,,,,,,
.
.
Pintu ruang operasi telah terbuka,membuat semua orang didalamnya sibuk menyiapkan segala keperluan yang sekiranya diperlukan dalam operasi. Gadis yang memiliki iris seperti batu permata emerald itu langsung memakai sarung tangan dan masker serta peralatan untuk operasi.
Gadis yang memiliki paras cantik itu mendekati kasur tempat pasiennya terbaring takberdaya, menunggunya untuk di jamah bedah, dan jahit disetiap sisi tubuhnya. Gadis bersurai merah muda itu untuk beberapa menit terpukau memandang sang pasien yang wajahnya tertutup oleh darah, entah tatapan apa itu.
.
.
'Sakura Pov'
Tiba- tiba saja aku merasa waktu berhenti untuk beberapa menit, sungguh aku tak mengerti perasaaan apaini? Jantungku berdetak sangat kencang saat melihat orang ini, bukan karena mau melakukan perasi, karena aku sudah terbiasa mengoprasi pasien-pasienku selama ini.
Perasaan yang baru pertama kali aku rasakan selama ini hanya dengan melihat orang ini aku begitu bahagia. Wajah tampan lelaki itu tak luntur meski darah memenuhi wajahnya. Aku lap perlahan cairan merah yang memenuhi wajahnya seakan takut wajah porselennya akan terluka. Kubersihkan hingga wajahnya kini terekpose sempurna olehku, kupandangi setiap lekuk wajahnya bibirnya yang setipis satin dan semerah darah, hidungnya yang mancung, rambut ravennya yang kini telah acak- acakan tak karuan, namun justru semakin terlihat keren, dan yang paling membuatku terpesona adalah onix dibalik kelopak matanya yang yang kelam dan menusuk membuatku tersedot didalamnya.
Sungguh aku tak tega membuat luka ditubuhnya ini, namun inilah tugasku agar aku bisa melihat onix itu terbuka.
.
.
.
.
'Normal pov'
Ruang operasi terasa begitu panas bagi beberapa orang didalamnya. Peluh bercucuran membasahi wajah porselen sang gadis bersurai pink itu. Sesekali asisten yang bernama ino itu mengelapnya dengan tisu, sedang sang gadis bermata emerald it uterus focus pada jari-jari lentiknya yang trampil memainkan pisau bedah dan gunting. Merobek dan menjahit tangannya seakan sudah tau harus berbuat apa.
Ruangan itu begitu sunyi hanya suara jam, dan alat pendeteksi jantung saja yang menandakan operasi terjalan lancer dan sipemilik tidak mengalami kontraksi.
.
.
Empat jam yang mendebarkan telah berlalu, operasi tejalan dengan lancar. Sang pemilik iris emerald itu menghembuskan nafas lega, karena operasi berjalan lancer. Ditatapnya wajah rupawan di depannya kemudian dia menyunggingkan senyum termanis yang dia miliki kemudian membisikkan sesuatu di dekat telinga sang pasien yang masih memejamkan matanya itu.
"Cepatlah sadar kemudian-."katanya terhenti sejenak "kemudian akan ku ceritakan perasaanku."
.
.
.
'Sasuke pov'
Dimana ini dingin sekali,tempat apa ini?dimana semua orang? Entah dimana aku sekarang takan ada orang yang bisa kutanyai. Kemudian saat aku sudah mulai putus asa aku mendengar sebuah suara lembut, sangat lembut dan merdu.
"cepatlah sadar kemudian…. kemudian akan ku cerikan perasaanku." Kata suara tak dikenal
"Siapa!" triakku pada suara lembut itu.
"sasuke…sasuke…." Sebuah suara lain kini memanggilku, kini bukan suara lembut tadi, tapi suara lelaki. Kusipitkan mataku melihat sesosok lelaki jangkung di depanku dia tersenyum ramah padaku mata dan wajahnya mirip denganku. Baru kusadari dia adalah kakakku.
"kak itachi." Triakku, namun saat aku mengejarnya dan ingin meraih tangannya sosoknya berubah menjadi cahaya putih kemudian tibatiba
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaa aaaaaaaaaaa! Apa yang terjadi!?"
