Naruto © Masashi Kishimoto

Cinema © Coretan Hikari

Based on True Story

Dedicated to Haruno (Uchiha) Sakura Birthday

Genre : Humor, Slice of Life, Romance, Family

Rate : Teen

Warn! Penggunaan kata tidak baku

DLDR

Musim semi.

Dan itu tandanya musim liburan! Libur dari segala aktifitas belajar dan libur mandi, seperti yang tokoh kita contohkan saat ini.

Di hari minggu nan damai, terlihat seonggok manusia bergelung dalam selimutnya. Hei, hari ini sangat cerah untuk berjalan-jalan di luar, tapi tidak bagi Haruno Sakura. Libur sama dengan tidur sepuasnya dan lupa mandi. Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Haruno Sakura ketika libur ia berhibernasi, orangtuanya pun sudah malas mengingatkan Sakura agar jangan terlalu sering tidur, tapi apa mau dikata? Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Nama? Tentunya, Haruno Sakura. Siswi kelas dua SMA di Seika Highschool.

Usia? 17 tahun.

Tampang? Oke punya, ya kata ibunya Sakura anak paling cantik sedunia. Apa saja lah buat putrinya iya-in saja.

Otak? Masih ada, eh tidak, maksudnya dia cukup cerdas di angkatannya. Lumayan lah juara satu dapat terus.

Status? Kalau ini jangan bertanya langsung padanya, bisa-bisa dahimu beradu dengan dahi lebar nan licin milik Sakura. Jadi si cantik ini statusnya masih anak mama-papa, eh maksudnya single alias lajang alias jomblo!

Sebenarnya dia tidak jelek, tapi mungkin belum jodoh kali ya?

Ya mungkin juga jodohnya dipatok ayam karena sudah pukul sepuluh pagi Sakura masih sibuk ileran di bantal merah jambu kesayangannya.

Hanya Tuhan dan Sakura yang tahu, serta jodoh Sakura yang entah kenapa gak nongol-nongol.

.

.

.

.

BRAK!

Suara pintu dibuka kasar, sebut saja didobrak oleh seseorang.

"Sakura! Ayo kita jalan-jalan!", teriak gadis itu.

"Aku masih mengantuk!" Sakura makin tenggelam dalam selimut tebalny.

"Hora! Bangun Sakura!", teriak gadis itu lagi, ditambah tarikannya pada selimut yang membungkus tubuh Sakura.

"Yamete yo, Karin! Aku masih mengantuk!" Sakura mulai mengamuk.

"Hei! Kau sudah janji mau menonton bioskop bersamaku hari ini! Lekas bangun, Kuma!" gadis bernama Karin ini makin ganas membangunkan beruang hibernasi.

Sakura makin kencang memegang selimutnya dan suara geraman tertahan berduet asik diantara acara tarik-menarik selimut.

Sakura lupa, Sakura khilaf.

Hari minggu tenang nan damai ini, sepupunya yang cerewet maha dahsyat akan datang. Dan yang pasti akan menginap di Konoha selama libur musim semi. Karin saja sudah ahli membuat kepala pening, belum ditambah adiknya yang syukurnya belum muncul rambut merahnya. Yakin deh musim liburan Sakura bakal semrawut.

"Ayolah Sakura~ kemarin 'kan kau sudah janji mau menemaniku ke bioskop." Rajuk Karin seperti anak kecil yang sumpah enggak ada lucu-lucunya.

"Aku lelah, Karin!" Sakura berteriak di bawah gelungan selimutnya yang sebenarnya Sakura sudah megap-megap ingin keluar dari selimut saking pengap dan panasnya.

"Ya sudah, batal beli komik." ucap Karin datar.

"Ok! Kita berangkat!" tiba-tiba Sakura bangkit bagai kingkong lepas, tinggal panggil Tarzan lengkap deh.

Dan Karin pun menyeringai ala pemain sinetron antagonis yang wajahnya disorot dramatis dan suara hati liciknya menggema terdengar oleh sekumpulan ibu-ibu emosi.

.

.

.

.

.

Berbekal semangat 45, Karin dan Sakura pun tiba di daerah barat dan berhasil mendapatkan kitab suci.

Maaf, salah deskripsi.

Saat ini Karin dan Sakura persis seperti anak hilang, kebingungan mau nonton film apa. Lah, dikira Sakura sudah ada target mau nonton apa. Sakura paling malas bepergian tanpa rencana jelas seperti yang Karin lakukan saat ini. Padahal rencana Sakura jelas banget. Iya, jelas banget pengen tidur.

"Sakura, nonton apa ya?" Karin buka suara. Dengan sok imutnya ia bertopang dagu dan bibirnya rada maju dikit.

"Apa saja, yang penting cepat selesai lalu beli komik." ujar Sakura datar, terlalu fokus dengan telepon genggamnya yang pintar.

"Ya sudah, nonton ini saja!" dengan tenaga bak pegulat Karin menarik lengan Sakura menuju loket. Pilihan Karin jatuh pada film drama romantis yang entah kenapa Sakura langsung memasang tampang aneh. Entah aneh karena filmnya atau aneh karena penjaga loketnya memberikan tatapan aneh ketika Karin memilih paket Couple.

Oh, please Sakura. Itu memang maha dahsyat anehnya! Hati nurani Sakura menggema dengan warasnya. Tapi, Sakura terlalu lama dalam memproses informasi atau katakanlah telmi.

Ketika mendekati pintu masuk, barulah sambungan koneksi Sakura berjalan lancar jaya.

"Hei! Kenapa beli paket pasangan?! Kau tak lihat tampang penjaganya? Sumpah kita dikira menjurus!" Sakura pun menggila dalam tahap siaga satu.

"Ah biarkan saja, yang penting murah~" Karin berlalu dengan santainya menuju stand makanan.

Iya sih murah. Tapi gak gitu juga kali! Gerutu Sakura dalam hati.

Sakura melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan pemutaran film dengan wajah bersungut-sungut ria. Disusul Karin yang tengah membawa satu ember popcorn ukuran large dan dua cup minuman ukuran besar.

Di dalam ruangan Sakura duduk dengan unyu seraya mengutak-atik smartphone-nya menunggu pemutaran film. Mungkin karena keasyikan main, Sakura tak sadar di kiri dan kanannya sudah terisi penonton selain ia dan Karin. Bahkan sampai film berputar lebih dari sepuluh menit, Sakura masih asyik dengan dunianya, biasa baca komik online.

"Sakura, ini makanan dan minumannya. Nanti kelupaan malah ngamuk ." Ujar Karin tiba-tiba dari sebelah kanan Sakura.

"Hmm." Dan gumaman Sakura mengakhiri kontaknya dengan telepon layar sentuhnya.

Krauk.

Krauk.

Slurrp.

Krauk.

Merdu banget acara kunyah-mengunyah yang dilakukan Sakura. Tangannya bekerja aktif mengambil berondong jagung dan minuman soda di sebelah kirinya. Mulut mungilnya heboh beraktifitas, entah dia doyan apa laper. Matanya khusyuk bin fokus pada film.

"Ehem." Deheman misterius terdengar dan sumpahnya itu mengganggu Sakura.

"Sstt..." balas Sakura tanpa memutus atensinya pada layar tancep, lebar maksudnya.

Satu menit, dua menit suasana kembali hening, tapi mulut Sakura gak hening. Gak nyante banget ngunyahnya!

"Ehem!" Nah kan deheman yang diidentifikasi suara lelaki kembali muncul.

"Sstt!" Sakura datar saja menanggapinya. Tetap fokus. Fokus makan dan minum.

Sakura kalem, yang di sebelah gak kalem.

"EHEM!" hayoloh yang di sebelah makin senewen.

"Mas, bisa diem gak?! Naksir sama saya gak usah segitunya mas!" Sakura rada sensi, si mas-mas rada keki.

Akhirnya pada mengheningkan cipta. Sakura diam, cemilannya habis. Filmnya tinggal 20 menit lagi selesai. Tapi, Sakura sudah terlanjur badmood gara-gara suara si mas-mas.

.

.

.

.

"Ya ampun! Filmnya bagus!" Heboh Karin ketika keluar dari ruangan, wajahnya ceria, berbanding terbalik dengan wajah kusutnya Sakura.

"Oh iya, kau tidak suka dengan cemilan yang kubawa?" Tanya Karin mengalihkan topik.

"Suka." Jawab Sakura singkat.

"Kok tidak dimakan?" Tanya Karin lagi. Aneh saja, sepupunya ini jago banget kalau makan.

Dahi Sakura berkerut heran. "Dimakan kok, habis malah." jawab Sakura kemudian.

"Masa? Ini apa?" Karin menyodorkan cemilan yang masih terlihat penuh.

Sakura melotot, Karin bingung.

"LAH! LALU AKU MAKAN PUNYA SIAPA?!" Sakura mulai kejang-kejang, enggak ding.

"Tidak tahu. Dosa loh dosa, mengambil yang bukan hak kita." Karin malah ceramah.

"SUMPAH! AKU PIKIR ITU PUNYA KITA! MANA AKU HABISIN PULA!" Sakura belum juga menurunkan volume kepanikannya.

"Ya, semoga saja yang kau dzolimi tidak dendam. Berdoa saja." ucap Karin sok bijak.

Mata Sakura jelalatan panik, keringatnya mengucur seperti keran bocor. Lebay.

Lagi panik-paniknya memikirkan dosanya, eh ada tangan asing menepuk pundak Sakura dari belakang.

Satu tepukan, Sakura belum sadar.

Dua tepukan, masih belum sadar.

Tiga tepukan ditambah tenaga ekstra. Sakura kaget dan meringis.

"ADA APA SIH?! SAKIT TAHU!" Sakura sewot.

Yang disewotin ternyata laki-laki ganteng badai. Matanya hitam, rambutnya juga hitam dan belakang seperti pantat bebek. Sakura langsung masuk mode kesemsem level Aphrodite.

Si ganteng pasang muka asem.

"Ya? Ada apa mas?" dengan suara dibuat imut Sakura bertanya diiringi kedipan maut.

"Hn, terima kasih sudah menghabiskan cemilan saya." Sebaris kalimat itu menutup perjumpaan dramatis Sakura dan si ganteng badai.

Si ganteng badai itu berlalu menjauhi Sakura yang tengah serangan jantung mendadak.

Sakura kejang-kejang, Karin ileran melihat si ganteng badai.

.

.

.

.

.

Di lain tempat di mana si ganteng berdiri bersisian dengan temannya.

Sial! Ternyata orangnya cantik! Batin si ganteng, wajahnya mulai merona.

"Hei teme? Kenapa?" Tanya sesosok berambut kuning di sebelah si ganteng.

"Tidak." Singkat, kemudian dia melanjutkan langkahnya diikuti si kuning.

Aku harus cari tahu namanya!

END

A/n

Haiii~~ Hikari dateng lagi~~ ceritanya ini ff comebacknya Hikari dan ff ultah teteh Sakura hehe XD

Habis eikeu lupa plot ff yang mau dilanjut jadi mau mengingat dan bangkitin mood haha :3

Sekilas info yaa, ini dari kisah nyata tapi kisahnya temen adik Hikari. Gak sama persis sih haha

Next, lanjut ff yang lain hehe

Happy birthday mamah Sakura!

Sampai jumpa!

Sign with love,

Coretan Hikari

Omake

"Mah, awal ketemu sama Papa seperti apa?" Pertanyaan yang keluar dari bocah berumur tujuh tahun itu sanggup membuat Sakura yang tengah mengunyah kue beras tersedak.

"Etto... Sarada tanya sama papa saja ya?" Ibu muda berumur 28 itu tersenyum canggung.

Anak kecil bernama lengkap Uchiha Sarada itu pun segera berlari menuju kebun belakang di mana sang ayah tengah merawat tanaman bonsainya.

"Papaaaa~!"

THE END