Get Merried
Pair: difokuskan pada HunHan
Warning: Typo(s)! AU! Etc...
Summary: Diusianya yang masih belia, Luhan harus rela dinikahi oleh sang maniak game, Sehun karena sebuah kecelakaan! Inilah kisah pernikahan mereka yang tak terduga./ "Lagipula walau kita seranjang pun aku tak akan menyentuhmu walau itu hanya seujung rambutmu, jadi kau tak usah khawatir,"/A HunHan fanfiction! Yaoi! RnR?
.
.
.
.
Aku hanya bisa menangis meratapi hidupku, aku tidak menyangka diusiaku yang bahkan belum genap 17 tahun aku harus mengakhiri masa lajangku. Ini tidak benar, aku bahkan masih bersekolah kenapa ini harus terjadi. aku hanya bisa mengumpat dalam hati dan menangis, aku mengutuk semua orang yang hari itu tersenyum padaku walau aku rasa senyum itu pun tidak tulus dan tentu saja aku ingin sekali meninju wajah pria yang menikahiku tapi aku menahannya. Aku menahan karna aku tau ini bukan waktu yang tepat,
"Oh Sehun, awas saja kau." kesalku dalam hati.
Setelah acara pernikahan yang sangat sangat sederhana itu berakhir, aku bergegas masuk kekamarku dan mengunci mengganti gaunku–Jangan tanyakan kenapa, karena aku menyamar menjadi wanita agar penghulu tidak curiga–, menghapus riasan diwajahku, kemudian aku melanjutkan tangisanku, aku ingin menangis saja hari ini. Aku benci ayah dan ibuku, aku benci Oh Sehun dan aku paling benci diriku. kalau saja saat itu aku bisa menahan diriku tentu saja saat ini aku masih di sekolah, belajar bersama teman-temanku, bukannya bolos karna harus melangsungkan pernikahan. Aku bahkan tidak melihat teman-temanku memberi selamat padaku karna pernikahan ini hanya diketahui oleh keluargaku dan keluarga mahluk sialan itu. Musnah sudah impianku menikah di kapal pesiar mewah, kemudian berbulan madu ke Hawai dan saat resepsi semua teman-temanku datang membawakan hadiah-hadiah yang indah. Aku melangsungkan pernikahanku diruang tamu rumah ku sendiri dan tentunya tanpa bulan madu karna besok aku masih harus bersekolah, pernikahan ini benar-benar dirahasiakan, karna jika pihak sekolah tahu, aku dan Sehun bisa dikeluarkan.
"Luhan-ah.. buka pintunya." panggil ibuku dari luar.
"Aku mau sendirian." sahutku disertai tangisan
"Apa-apaan kau ini, cepat buka sebelum kami dobrak." seru ibuku lagi.
Aku bergegas membuka pintu, "Kenapa sih Ibu? aku hanya ingin sendirian, biasanya kau membiarkanku!" protesku sambil mencoba menutup lagi pintunya.
"Ya, itu dulu sebelum kau menikah, sekarang bukan lagi, ini juga kamar Sehun," kata ibuku menerobos masuk.
"Ayo Sehun masuklah semoga kau bisa betah disini." aku mendengar ayahku berkata seperti itu pada Sehun.
"Er..baiklah." kata Sehun sambil menundukkan wajahnya, dia tidak berani melihatku karna aku menatapnya dengan ambisi ingin membunuh.
"Kalau dia tidur disini, BAGAIMANA AKU BISA TIDUR?" teriakku.
"Kau tidur saja seperti biasa, kenapa kau jadi seperti ini sih, kalian kan sudah menikah, jadi sudah sewajarnya kalau kalian sekamar!" desis ibuku.
"Kalian orang tua macam apa, teganya kalian melakukan ini padaku!" tukasku kali ini dengan berurai air mata.
"Yaa, kau berani berkata seperti itu, kemarin kau juga sudah tidur bersamanya kenapa sekarang malah tidak mau," ibuku menyahut. "Sekarang kalian sudah menikah, jadi lakukanlah apa yang kalian mau." katanya lagi.
"Ibu, sudah kukatakan kalau kemarin itu kecelakaan, aku dan Sehun tidak melakukan apapun, kami hanya tertidur, tidak lebih, anakmu ini masih suci Ibu, percayalah padaku!" kataku masih sambil menangis.
"Ya, itu katamu, tapi yang kami lihat tidak seperti itu, kenapa kau tidur dalam keadaan tidak berpakaian seperti itu, dikamar seorang pria lagi," sahut ibuku.
"Ibu, sudah kujelaskan berkali-kali, saat itu panas sekali, dia tidak punya pendingin ruangan, dan aku mabuk saat itu." belaku sementara ayah dan Sehun hanya memperhatikan pertengkaran kami seakan mereka sedang melihat pertandingan bola.
"Ya, sudah jelas kau salah, kau mabuk padahal masih dibawah umur, menginap dikamar pria, kemudian tidak memakai pakaian, ibu mana yang tidak malu melihat putranya berkelakuan seperti itu, sekarang tanggung resikonya, kalian ibu nikahkan, agar kalian bisa lebih bertanggung jawab lagi." bentak ibuku sambil meninggalkan kamarku.
"Ya sudah, ayah akan menyiapkan makan malam," akhirnya ayah mengeluarkan suaranya. Sehun kau mau tetap disini atau kembali kebawah berpamitan dengan orang tuamu, sepertinya mereka akan pulang sore ini." Pintah ayah kepada Sehun.
"Ya, saya akan kebawah paman." Sehu menyahut sopan.
"Hahaha. apa-apaan kau ini, panggil aku ayah saja, kau kan sudah menjadi anakku".
" Er,…eh baiklah a-a-ayah "kata Sehun sambil tersipu malu.
"Nah begitu kan lebih enak didengar. Luhan ayo kau juga turun, mertuamu akan pulang, sekalian kau meminta maaf pada mereka, perkataanmu tadi pasti didengar mereka." Tangannya bergerak merangkul pundakku.
"Ayah..." tangisku.
"Sudahlah kau jangan seperti ini, mana putri ayah yang selalu ceria?" Aku mencoba tersenyum, tetapi saat melihat wajah Sehun yang memuakkan itu membuat senyum diwajahku pudar. Kutatap sehun dengan tajan sehingga dia menjadi salah tingkah.
"Hahaha, kalian berdua ini," rupa ayah memperhatikan itu, dia kemudian merangkul sehun dengan tangan kirinya dan aku dengan tangan kanannya, kami pun keluar kamar dan kembali kelantai bawah bertiga. dilantai bawah aku melihat orang tua Sehun dan saudara laki-lakinya. Mata mereka–Atau mungkin hanya ibunya terlihat berkaca-kaca, sepertinya mereka pun bersedih karna tidak menyangka putranya akan menikah secepat itu.
Aku melihat Sehun memeluk ayahnya kemudian ibu dan kakaknya, lama sekali saat dia memeluk ibunya, dan saat itulah kulihat sang ibu menangis "Baik-baiklah kau sekarang, kau harus patuh dengan mertuamu, jangan sering-sering bertengkar dengan istrimu, telponlah ibu setiap hari, jangan lupakan itu, ibu sangat menyayangimu nak." pesan nyonya Oh dan dijawab dengan anggukan sehun.
"Kalau begitu kami pamit dulu," sahut tuan Oh.
"Hati-hati ayah, ibu, hyung." Ucap sehun.
Dia hanya bisa menatap kepergian keluarganya, ingin rasanya dia ikut dengan mereka, tetapi itu jelas tidak mungkin.
.
.
.
.
.
"Hey, apa yang kau lakukan? kenapa kau malah berbaring disini." jeritku sembari mendorong sehun hingga ia terjungkal jatuh dari ranjang. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Waktunya untuk tidur,
"Aku lelah. aku ingin beristirahat. kenapa kau tega sekali mendorongku?" sahut Sehun sambil berusaha bangkit.
"Ya, tetapi bukan tidur di ranjangku." teriakku.
"Tapi tak ada tempat lain untukku tidur" Sehun berujar tenang. "Lagipula walau kita seranjang pun aku tak akan menyentuhmu walau itu hanya seujung rambutmu, jadi kau tak usah khawatir," katanya kali ini sambil berusaha berbaring di tempatnya tadi. "Jangan ribut, aku mau tidur." Dia kemudian dengan santai berbaring di sebelahku. Sialan. Bisa-bisanya dia tidur padahal aku masih mau bertengkar dengannya.
"Untuk apa kau menggunakan penutup mata seperti itu? aku juga suka tidur dalam keadaan gelap." Sahutku sambil mematikan lampu.
Aku pun berbaring, kalau saja hari itu aku tidak mabuk.
.
.
.
.
.
Flashback twodaysago
Malam itu aku, Sehun ,dan teman-teman klub teater sedang berpesta karna suksesnya drama kami, aku adalah ketua klub teater sekaligus penulis skenario, sedangkan Sehun adalah bendahara klub, hari itu kami berpesta di tempat karaoke, bernyanyi dan tertawa bersama.
"Luhan, masa kita berpesta hanya seperti ini sih? kurang asyik." seru Jongin saat itu. "Bagaimana kalau kita memesan minuman?" sarannya.
"Kita belum cukup umur untuk minum alkohol," sahut Sehun.
"Ah, Oh Sehun kau polos sekali, tidak apa-apa! lagipula pemilik tempat ini adalah pamanku, kita pasti bisa mendapat minuman! aku rasa kalian setuju kan sama pendapatku. Benarkan?" ajak Jongin kepada teman-teman yang lain.
"SETUJU!" dan benar saja ajakan Jongin diterima dengan senang hati.
"Ya, ini saat yang tepat. ayo teman-teman kita minum shoju, aku rasa bukan masalah besar jika kita hanya minum sebotol." sahutku,
"Bendahara, kau tak usah khawatir. kita tidak akan menggunakan uang klub untuk membayar minuman, aku yang akan traktir kalian, asal, satu orang hanya minum satu botol ya!" Kataku diiringi sorakan senang mereka.
Kami pun melanjutkan pesta dengan bersulang shoju. karna itu pertama kalinya kami minum alcohol, kami pun mabuk bahkan saat air dibotol belum habis.
"Ash.. kalian ini payah sekali." remeh Jongin
"Hei Sehun, kau tampaknya tidak begitu mabuk. kau antar ketua kerumahnya, biar aku urus teman-teman yang lain," pinta Jongin pada Sehun,
"Kenapa harus aku? kau kan bias." Tolak sehun, "Kalian kan cukup dekat, jadi kau sajalah." elak Jongin, dan Sehunpun dengan terpaksa menerimanya.
"Luhan, rumahmu dimana?" tanya Sehun sambil membopongku, "Rumahku disurga, akulah Cinderella haya..haya…Wentoria..Wenteoria…Bo Beep Bo Beep yuhu..." Seruku tak jelas. Tampak sekali kalau aku peminum yang buruk.
"Sial. kau ini tidak bisa minum tapi malah berlagak. kau membuatku repot. bagaimana ini? aku sudah ngantuk sekali!" jerit Sehun kesal.
"Aku tidak peduli lagi! daripada kau kutinggal di jalan, aku akan mengajakmu ke apartemenku." Putusnya.
Sehun tinggal sendirian di seoul karena dikampung halamannya tidak ada SMA yang bisa membuatnya diterima di Universitas Seoul. orang tuanya sangat ingin dia diterima disana sebab itu lah dia terpaksa tinggal sendiri di kamar yang hanya berukuran 4×3 meter yang jika dimusim dingin akan sangat dingin dan di musim panas akan sangat panas. dia menjadi anak yang mandiri dan pintar menghitung uang karna jika tidak begitu dia akan kesulitan mengatur hidupnya. Sehun sendiri adalah anak terpintar di sekolah ku, dialah yang mendapat nilai tertinggi saat ujian masuk, dan bertahan saat ujian kenaikan kelas. aku dan Sehun sudah sekelas sejak tingkat satu dan sekarang kami ditingkat 2, aku mengajaknya bergabung dengan klub ku karna aku tau dia sangat pintar mengatur uang. Sejak Sehun bergabung klub teater tidak pernah mengalami krisis uang, Sehun sendiri menerima ajakanku karna di klub teater dia bisa memakai computer sesuka hatinya. dia sangat menyukai game computer, tetapi karna dia tidak bisa membawa computer dirumahnya ke Seoul, dia mengalami penderitaan dan dia bahagia sekali saat aku mengajaknya bergabung.
"Ah~ panas sekali kamarmu Sehun!" keluhku setengah sadar. Saat ini memang awal musim panas dan kamar Sehun benar-benar panas. "Kau tidak usah mengeluh seperti itu, aku saja bisa bertahan." Ujar sehun sembari menurunkanku dari gendongannya. "Ah~ aku tidak tahan!" jeritku. Dengan sangat kepayahan kubuka satu persatu kancing kemejaku.
"Y-Yak apa-apaan ini? yang kau lakukan?! Yak pakai bajumu." teriak Sehun sambil tangannya menahan gerakan 'membuka kancing baju'ku. Namun sayangnya tidak berhasil. Kini tubuhku topless. "Hoek–" dengan tidak elitnya aku muntah pada bajunya.
"Kau mengotori kamarku!" teriak sehun histeris. "Aku ngantuk, selamat tidur." Ujarku membaringkan tubuhku di lantai kayunya.
"Hei jangan tidur dulu! Bantu aku membersihkan muntahmu! Yak! Arghh menjijikkan sekali!" Sehun saat itu menarikku dan kemudian aku justru muntah lagi dibajunya. "benar-benar sialan kau." Rutuk sehun.
"Aku bahkan baru membeli baju ini kemarin. kenapa justru kau muntahi?!" kemudian Sehun membuka bajunya, dia hanya mengenakan kaos dalam dan kemudian membersihkan bekas muntahku,
"Padahal aku lelah sekali, kau benar-benar jahat Luhan." kesalnya, setelah membersihkan muntah ku. Namun nampaknya kantuknya sudah tidak bisa ditunda lagi sehingga ia jatuh tertidur di kakiku.
Dan paginya kehebohan itu terjadi. Entah bagaimana caranya orang tua ku tau kalau aku menginap dikamar Sehun dan mereka bisa membuka pintunya, mereka memergoki kami sedang tidur dalam keadaan yang benar-benar tidak elit dan seketika itu juga mereka menghubungi orang tua Sehun. orang tua Sehun di kampung pun segera melesat ke seoul dan berdiskusi dengan orang tua ku. Hasil diskusinya pun mengejutkan, mereka memutuskan untuk menikahkan Sehun dengan ku. mereka tidak peduli dengan penjelasan kami. Kami benar-benar menikah karna kecelakaan dan mulai saat itu kehidupan kami pun berubah.
Ya, inilah kisah pernikahan kami yang benar-benar tidak terduga.
.
.
.
.
TBC or END?
Hai... saya kembali lagi dengan FF baru saya. Maaf gaje .-. namun segaje-gajenya FF ini, saya dengan sangat memohon untuk menyumbangkan walaupun hanya satu dua kata di kotak review. Review anda sangat berarti dan dapat mengobarkan semangat saya (?) melanjutkan FF ini ._.
