EXO's Songfic Compilation

Chanbaek, Chenmin, Hunhan, Sulay, Kristao, Kaisoo

Disclaimer: The concept was not originally mine, and so the songs, but this is purely the fruit of my mind.

Warning: typo(s), alur gajelas, absurd, dan sepaketnya.

Author's note:

HUAAAAA

Bunny comeback! Maafkan bunny yang bukannya ngelanjutin Lucky That I Found You malah bikin ff baru. Tapi feel buat LTIFY lagi timbul tenggelam, sedangkan bunny lagi jatuh cinta sama Boyce Avenue. He's hot! Hahahah. Jadi sebagian (mungkin) lagu-lagu disini bakalan versinya dia wkwk uda deh kebanyakan bacot. CEKIDOTT

DLDR!

CHAPTER 1

Chanbaek: Like We Used To (by A Rocket To The Moon)

I can feel her breath as she's sleeping next to me

Sharing pillows and cold feet

She can feel my heart, fell asleep to its beat

Under blankets and warm sheets

Chanyeol menatap yeoja mungil di pelukannya, tertidur nyenyak dan menyembunyikan wajahnya yang manis itu di dada namja itu. Tangan Chanyeol dengan sendirinya mengusap rambut yeoja itu dengan perlahan dan lembut, takut membangunkan yeoja itu.

Chanyeol menghela nafasnya tanpa suara dan memejamkan matanya, mengenang kejadian kemarin malam. Saat yeoja manis yang teridentifikasi bernama Byun Baekhyun itu datang ke apartemennya sambil menangis.

If only I could be in that bed again...

If only it were me instead of him...

"Eungg.."

Chanyeol membuka matanya, kembali dilihatnya Baekhyun yang menggeliat dalam pelukannya. Jejak air mata masih terlihat samar di wajah Baekhyun yang mulus. Mata kecoklatan yang jernih milik yeoja itu perlahan terbuka dan dengan setengah sadar dia mendongakan kepalanya dan menatap namja tampan yang semalaman memeluknya hingga tertidur.

"Oppa..."

"Ne, Baekhyun-a?"

"Mianhae. Aku merepotkan oppa lagi.."

Dari Chanyeol berkerut mendengar pernyataan Baekhyun. Perlahan senyuman terbentuk di wajahnya. Dikecupnya lembut puncak kepala yeoja mungil itu.

"Tidak apa-apa. Kali ini siapa yang berani membuat baconku menangis hm? Aku akan memeberinya pelajaran untukmu.."

"Namanya.."

Does he watch your favorite movies?

Does he hold you when you cry?

Does he let you tell him all your favorite parts when you've seen it a million times?

Does he sing to all your music while you dance to "Purple Rain? "

Does he do all these things, like I used to?

Chanyeol menatap geram namja yang sedang berkutat dengan sesuatu di smartphonenya sembari menikmati secangkir latte dihadapannya. Namja yang tingginya hampir sama dengan dirinya sendiri. Namja yang bernama Wu Yifan atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kris. Namja yang berani membuat Byun Baekhyun menangis dan datang ke apartemennya setelah sekian lama.

"Hei, Kris.."

Kris menolehkan kepalanya kepada Chanyeol, sahabat yang dikenalnya sewaktu SMA di Kanada. Ditatapnya Chanyeol bingung, ada yang aneh dengan nada suara temannya itu.

"Wae Chanyeol-a?"

"Aku minta kau jauhi Baekhyun dan jangan pernah berani-berani mendekatinya lagi." tandas Chanyeol sembari bangkit dari kursinya dan berlalu pergi. Meninggalkan Kris yang terkejut.


Baekhyun tersenyum kecil sembari menonton film kesukaannya, Rise of The Guardians. Apartemen Chanyeol yang saat ini kosong dimanfaatkan dengan baik oleh yeoja penggila eyeliner ini. Chanyeol pergi sejak pagi dan belum kembali sampai sekarang. Tadinya Baekhyun ingin merapikan apartemen namja itu, namun sepertinya namja itu sudah punya feeling bahwa Baekhyun akan datang dan menginvasi ruang tamunya jadi namja itu sudah merapikan seluruh rumahnya dan membuat ruang tamunya senyaman mungkin untuk Baekhyun. Terbukti dari tumpukan DVD blu-ray animasi-animasi dari Pixar dan Disney di samping DVD playernya, TV 41-inch yang seharusnya berada di kamar namja itu, serta timbunan bantal serta selimut di atas sofabed mewah yang ada di tengah ruang tamu namja itu. Oh, juga seplastik penuh snack ringan favorit Baekyuh yang duduk manis di meja kecil di depan sofa.

Baekhyun menghela nafasnya, bertanya-tanya apakah jadinya dia tanpa Chanyeol disisinya. Tanpa pelukan hangat yang namja itu berikan tiap malam jika ia datang dengan mata sembab akibat menangis ataupun jika sekadar menginap, ruang tamu nyaman yang dirapikan sedemikian rupa.

Jangan lupakan kesediaan namja itu untuk mendengarkannya. Percayalah, ketika aku bilang mendengarkannya, itu berarti benar-benar mendengarkan semua yang dikatakannya. Chanyeol akan tetap duduk di sofa dan membiarkan Baekhyun meletakkan kepalanya di pangkuan namja itu dan mendengarkan semua kata yang keluar dari mulut kecil cerewet milik Baekhyun.

Chanyeol juga akan menyanyikan lagu apapun yang Baekhyun minta sembari memainkan gitarnya. Chanyeol akan menemani yeoja itu menari sampai puas bahkan jika itu artinya Chanyeol harus cuti bekerja esok harinya.

Baekhyun bangkit dari duduknya yang nyaman, mematikan DVD player dan segala sound systemnya ketika mendengar bunyi pintu dibuka. Batinnya menjerit senang mengetahui bahwa Chanyeol sudah pulang. Wangi chinese food memenuhi udara, tanda namja itu membeli masakan dari negeri panda itu untuk akan siang.

"Baekhyun, ayo makan. Aku sudah membelikanmu makanan kesukaanmu."

Baekhyun kembali tersenyum, bersyukur dirinya memiliki Chanyeol.

Fourteen months and seven days ago...

Oh, I know you know,

How we felt about that night.

Just your skin against the window...

Oh, we took it slow,

And we both know...

It should've been me inside that car.

It should've been me instead of him...

In the dark...

Setahun kemudian..

Chanyeol memutus sambungan telepon dengan ibunya yang sudah sekitar setengah sampai satu jam mengocehinya tentang berbagai hal lewat telepon. Hal itu bisa dibuktikan dengan merahnya telinga namja itu. Bahkan saat ini namja itu sedang menempelkan es kotak ke telinganya yang panas dan memerah.

Diedarkannya pandangannya ke seluruh penjuru apartemennya yang rapi. Tentu saja, ini bukan pekerjaannya, melainkan Baekhyun. Tugas namja itu adalah memberantaki apartemennya sedangkan tugas Baekhyun adalah merapikannya dengan rutin tiap 2 minggu. Pekerjaan yang bisa membuat Baekhyun menginap berhubung apartemen Chanyeol bukan apartemen satu orang, melainkan hampir menyerupai sebuah penthouse untuk sekeluarga.

Pandangan mata Chanyeol jatuh pada kalender yang ada di atas sebuah drawer kecil tempat dia meletakkan berbagai bingkai foto dengan berbagai bentuk dan ukuran, sebagian besar didominasi oleh foto-foto dirinya dengan seseorang. Ya tentu saja, Baekhyun.

'Empat belas bulan dan tujuh hari..'

Ditatapnya sebuah foto berisi empat orang, dua namja dan dua yeoja berpakaian resmi dengan senyum terukir di wajah mereka. Sebuah foto keluarga yang bahagia. Namun hati Chanyeol tidak pernah bahagia saat menatap foto itu.

.

FLASHBACK ON

.

"Oppa!"

Chanyeol membalikkan badannya begitu mendengar suara yang sudah sangat akrab di pendengarannya itu. Suara Byun Baekhyun. Sudut-sudut bibirnya otomatis terangkat, membentuk sebuah senyuman yang mempesona. Seakan senyum itu sudah dihitung menggunakan berbagai rumus agar membentuk sebuah kurva sempurna di wajahnya.

"Jangan berlari, nanti jatuh." Tegur Chanyeol pada Baekhyun yang berlari-lari kecil kearahnya. Tidakkah yeoja itu sadar? Dia sedang menggunakan high heels setinggi duabelas senti dan one piece dress selutut? Bagaimana bisa dia berlari dengan pakaian seperti itu seolah-olah dia menggunakan sepatu Nike running keluaran terbaru?

"Hosh.. hosh.. heheh oppa mian!" ucap Baekhyun riang. Wajahnya yang manis sedikit memerah habis berlari. Rambutnya yang dikuncir satu berantakan kesana-kemari. Chanyeol menggelengkan kepalanya prihatin, bagaimana bisa ada yeoja setidak peduli Baekhyun bahwa dirinya perempuan?

"Sini, sisir. Biar oppa rapikan rambutmu." Ucap Chanyeol pada akhirnya, menatap miris pada yeoja yang kini cengengesan di depannya sambil menyodorkan sebuah sisir berwarna ungu padanya. Segera Chanyeol melepas ikatan rambut Baekhyun yang ternyata diikat sembarangan dan menyisirnya hingga halus dan mengikat setengah rambut Baekhyun dan membiarkan sisanya tergerai lalu mengembalikan sisir itu pada Baekhyun. Tidak lupa dia menarik sapu tangan yang ada di saku belakang celana jeansnya dan memberikannya pada Baekhyun, menyuruhnya mengelap keringat yang bermunculan di kening yeoja itu.

"Kajja. Kita sudah akan menelpon oppa sebentar lagi kalau kita tidak segera masuk." ajak Chanyeol yang mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Baekhyun.

"Jadi, maksud kami adalah.."

Chanyeol menggebrak meja dengan emosi. Wajahnya merah dan tangannya terkepal menahan emosi. Baekhyun yang duduk sebelahnya hanya bisa tertunduk, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

"JADI MAKSUD KALIAN ADALAH BAHWA AKU DAN BAEKHYUN AKAN MENJADI SAUDARA? BEGITU?" bentak Chanyeol, emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. Bagaimana tidak? Kedua orang tua mereka, ayah Baekhyun dan ibu Chanyeol bisa tiba-tiba memutuskan untuk menikah. Tidakkah mereka sadar kedua anaknya juga mempunyai perasaan lebih?

"Yeollie.. tenanglah dulu.." bujuk ibu Chanyeol pada anaknya yang kini emosi tingkat tinggi. Ia tahu anaknya ini bisa menjadi tempramental seperti ayahnya, namun dia tidak menyangka bahwa emosi anak itu bisa terpancing karena masalah seperti ini.

"EOMMA MEMINTAKU TENANG? TIDAKKAH EOMMA PERNAH MEMIKIRKAN PERASAANKU SEBELUM MEMUTUSKAN SESUATU BARANG SEKALIPUN? APAKAH EOMMA TAHU BAHWA AKU MENCINTAI YEOJA DI SEBELAHKU INI?"

Baekhyun mengangkat kepalanya dan menatap Chanyeol terkejut. Tidak disangkanya Chanyeol, namja yang selalu mengisi mimpi-mimpinya bahkan yang paling liar sekalipun itu baru saja bilang bahwa dirinya mencintai Baekhyun? Tidak, Baekhyun tidak percaya semudah itu.

Chanyeol melangkahkan kakinya keluar dari restoran Jepang yang disewa ayah Baekhyun khusus untuk pertmuan hari itu dengan gusar. Baekhyun dengan cepat berlari mengejar namja itu, takut namja itu akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

Baekhyun bisa melihat namja itu masuk ke mobil Audi hitam miliknya dan membanting pintunya namun tidak menjalankan mobil sport hitam itu kemana-mana, segera Baekhyun menghampiri mobil namja itu dan masuk kedalamnya, menemukan namja itu sedang menangis dalam kondisi mobilnya yang gelap.

"Jika kau disini untuk mengasihaniku, lebih baik kau keluar Baek."

Baekhyun terkejut. Selama ini Chanyeol tidak pernah memanggilnya Baek, mungkin beberapa kali saat namja itu sedang geram atau tidak mau diganggu. Biasanya setelah mendengar Chanyeol memanggilnya Baek, Baekhyun akan mundur teratur dan membiarkan Chanyeol sendirian, sebisa mungkin tidak membuat suara yang bisa menaikkan tingkat emosi namja itu.

Namun tidak kali ini, Baekhyun tidak akan mundur teratur dan duduk diam seperti biasanya. Kali ini Baekhyun akan membuat namja itu kembali memanggilnya Baekkie dengan lebut seperti biasanya.

Baekhyun memeluk namja itu dari samping, membawa kepala namja itu ke dadanya, tepat di atas jantungnya dan mengusap kepalanya lembut. Baekhyun bisa merasakan namja itu mulai tenang.

"Oppa. Oppa bisa dengar suara jantungku?" Chanyeol mengangguk pelan.

"Apakah oppa tahu, untuk dan karena siapa jantungku berdetak?" tanya Baekhyun lirih. Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap Baekhyun bingung. Mungkinkah?

"Untuk ayahmu oppa. Ayahmu. Jantung ini, jantung yang berdetak di dadaku ini, adalah jantung ayahmu. Aku menerima jantung ini saat usiaku tujuh belas tahun karena kebocoran pada jantungku yang asli. Kita bertemu kerena takdir oppa. Dan oleh sebab itu, biarpun aku juga mencintaimu, aku tetap tidak bisa. Karena sumber kehidupan kita, sama pada ujungnya oppa. Ayahmu."

.

FLASHBACK OFF

.

I know, love, (I'm a sucker for that feeling.)

Happens all the time, love, (I always end up feelin' cheated.)

You're on my mind, love, (or so that matter when I need it.)

It happens all the time- love, yeah.

Dan disinilah Chanyeol, merutukki harinya yang buruk sejak pagi. Ditatapnya bosan sebuah undangan pernikahan yang tergeletak malang di atas meja pantry di dapurnya.

Undangan pernikahan Baekhyun.

Kedua orang tua mereka menikah dua bulan setelah mereka memberitahukan rencana itu pada kedua anak mereka. Dan Chanyeol, mau tidak mau, menyetujuinya. Baekhyun? Sejak meberitahukan pada Chanyeol sebuah kenyataan yang menghantam telak namja itu, yeoja itu memutuskan untuk pergi ke Chicago bersama seorang yeoja China yang seingat Chanyeol bernama Luhan dan belajar design disana.

Dan kini, tiba-tiba saja, ada undangan bahwa yeoja itu akan menikah. Tentu saja Baekhyun banyak menceritakan tentang laki-laki itu pada Chanyeol. Betapa mereka berdua mirip. Dari ketidakpedulian mereka terhadap kerapian yang membuat Baekhyun terpaksa bekerja lebih, cara bercanda mereka, tipe pakaian, cara bicara dan lainnya. Yeoja mungil itu selalu menceritakan segala sesuatu pada Chanyeol tentang lelaki baru dalam hidupnya itu.

Tapi Chanyeol tahu, itu karena Baekhyun masih mencintainya. Xi Luhan, perempuan China teman Baekhyun bilang, alasan Baekhyun jatuh hati pada lelaki itu adalah karena lelaki itu adalah replika dari Chanyeol. Dan ketika Baekhyun bercerita pada Luhan, yeoja itu akan selalu membandingkan Xaverius, lelaki blasteran Inggris-Prancis itu dengan Chanyeol.

Will he love you like I loved you?

Will he tell you everyday?

Will he make you feel like you're invincible with every word he'll say?

Can you promise me if this was right:

Don't throw it all away?

Can you do all these things?

Will you do all these things...

Like we used to?

Oh, like we used to...

Pertanyaan demi pertanyaan bekelebat di pikiran Chanyeol. Apakah namja ini akan mencintai Baekhyun seperti dirinya mencintai yeoja itu? Apakah namja itu melakukan semua yang akan Chanyeol untuk Baekhyun? Apakah namja itu akan menepati janjinya pada Chanyeol untuk selalu ada disisi Baekhyun? Pemikiran-pemikiran itu berhenti disitu karena dering berisik dari laptopnya, video call dari Baekhyun.

"OPPAA! BOGOSHIPPOYO!"

"Ahahah, jinjja? Kurasa tidak nona Byun, ups, apakah aku harus bilang Nyonya Franquez?" ucap Chanyeol menggoda yeoja manis yang tersambung dengannya lewat jaringan internet itu, pada saat-saat seperti inilah Chanyeol bersyukur Xaverius membelikan Baekhyun sebuah Mac dan menjamin unlimited internet connection dengan speed tidak main-main yang bisa mengimbangi Chanyeol dengan Mac Desktopnya. Kenapa? Karena rona merah muda samar pada pipi Baekhyun bisa terlihat jelas di layar monitor Chanyeol. Namja itu terkekeh melihatnya.

"Op-oppa! Don't say thing like that!"

"Wah, bahasa inggrismu sudah bagus nona."

"Tentu saja! Kalau tidak bagaimana bisa aku berkomunikasi dengan Xavier? Dan oppa! Kau harus datang ke resepsiku ne!"

Xavier? Ah, pasti itu panggilan sayang untuk Xaverius.

"Aku pasti datang. Tapi hei, bacon.."

"Hmm? Wae oppa?"

Chanyeol menatap sendu wajah Baekhyun pada monitor Macnya.

"Kau tahu, aku masih terjebak disini. Dengan rasa yang tidak seharusnya aku miliki ini. AKu tidak sekuat kau. Kau sudah menemukan seseorang untuk menggantikan posisiku kan? Baek, jujurlah padaku. Apa posisiku sudah sepenuhnya digantikan Xaverius? Apa kau mencintainya? Apa kau bahagia dengannya?"

Baekhyun terdiam. Dan lalu menggeleng.

"Ani. Belum. Dan tidak akan pernah. Harus kuakui, aku mencintainya, mungkin hampir sebesar cintaku untukmu dulu oppa. Ya, dia memang menggantikan posisimu sebagai orang yang aku cintai. Namun dia tidak akan pernah menggantikanmu. Aku tanpa sadar membuatnya mirip sepertimu oppa. Tapi dia tidak pernah bisa melakukan segala hal itu sebaik oppa. Tapi ya, aku mencintainya dan kurasa aku bahagia." Ucap Baekhyun sembari mengangkat bahunya.

Chanyeol tersenyum dan menghela nafasnya.

"Kalau begitu…"

"Bahagialah untukku Byun Baekhyun."

END

HUWEEEEE #mewek

INI FF ASLI BANGET DAH SEHARIAN KERJAINNYAAAA Ampe pegel-pegel akut wkwkwk.

HApe Bunny sampe panas muterin lagu Like We Used To sepanjang hari wkwk.

Mungkin lagu ini sama isi ff ini ganyambung, tapi begitu bunny dengen lagu ini, bunny langsung dapet ide buat bikin songfic based on lagu ini..

Tadinya Chanyeol ama Baek mau bunny bikin backstreet gitu.. tapi gajadi. Dan akhirnya kayak gini deh…

So, ini bakal jadi compilation dari songfic-songfic yang bakal bunny bikin kedepannya sebagai selingan. Dan untuk LTIFY, maaf deh.. feelnya belom balik abis pulang kampung..

OH YA! Bunny terima request kok! Mungkin diantara readers-deul ada yang punya lagu yang mau dibikinin songfic. Tinggalin aja di pm review okaaayyy ttng pairing sama lagu apa. Tpi untuk chap depan, bunny bakal pake lagu Beautiful Goodbye nya Maroon5, adakah iden pairingnya siapa dan apakah bakal fluff atau sad end kayak ini..

Jujur, bunny gatega sebenenrnya bikin yeol galau gini hiks.. tapi yah… begitulah..

OWKEH! SEKIAN DISINI. SEE YOU SEMUA KAPAN KAPAN YAAAA LOVE Y'ALL! JANGAN LUPA REVIEW!