Naruto © Masashi Kishimoto

Drink (Sequel) © Nabila Sasusaku

Genre: Romance dan Humor

Rated: T

Warning: idea's is mine, Typoo's, gaje, EYD gak jelas, alur kecepetan, DLDR.

.

Perkenalan

.

Summary: Melihat bagaimana sexy-nya Sasuke saat meneguk minuman, membuat candu bagi Sakura untuk selalu melihatnya.

.

Enjoy reading!

.

.

Sudah seminggu berlalu sejak gadis penjaga kasir bersurai merah muda itu modus padanya, dan sudah seminggu juga Sasuke tidak melihat gadis itu duduk di balik meja kasir pada saat ia ke minimarket pada sore hari.

Saat ini Sasuke berada di depan kulkas showcase minimarket, tujuannya adalah untuk memastikan apakah gadis yang menarik perhatiannya itu sudah kembali duduk di balik meja kasir, tetapi kenyataan membuat ia kecewa.

Sasuke menghela napas bosan saat melihat dari ekor matanya penjaga kasir berambut pirang itu menatap malu-malu padanya. Lantas ia mengambil sebuah botol air mineral dan berjalan ke arah kasir. Ia menaruh botol itu di atas meja dan menyodorkan uang.

Sasuke menyesal akan fakta bahwa ia tidak mengetahui nama gadis bersurai merah muda itu. Sebenarnya kemana gadis itu hingga ia tidak menampakkan batang hidungnya seminggu ini?

Setelah gadis penjaga kasir bernama Shion itu mengucapkan terima kasih dengan malu-malu, Sasuke berjalan ke arah pintu keluar. Langkahnya terhenti, otak jeniusnya berpikir keras untuk ke sekian kali.

Hn, tidak ada salahnya mencoba.

Shion mengernyit heran menatap Sasuke kembali berdiri di depannya. Sasuke menghela napas perlahan, memantapkan hati dan membuang segala gengsi.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu." tanya Sasuke dengan wajah datar.

"Ya?" gadis bersurai pirang itu merasa heran dengan perkataan Sasuke.

"Apa kau tahu penjaga kasir di minimarket ini yang bersurai merah muda?"

Gadis itu terlihat berpikir sejenak, "Oh, Sakura?"

Jadi nama gadis itu Sakura? Sasuke menyeringai.

"Hn, apa shift bekerjanya sudah berubah?"

"Dia sudah tidak bekerja disini lagi!"

Seringai Sasuke luntur seketika. Betapa bodoh dirinya, mengapa selama ini ia hanya diam dan memperhatikan gadis itu dari jauh?

Dan sekarang kau hanya bisa meratapi kebodohanmu, Uchiha Sasuke.

.

.

Sakura menendang pelan batu kerikil di jalan, setiap langkahnya tidak pernah lepas dengan menendang kerikil-kerikil tak bersalah itu.

Jam pulang sekolah sudah berakhir satu jam lalu, seharusnya sekarang ia sudah berada di rumah tapi Sakura justru meninggalkan bus di halte dan berjalan tak tahu arah. Biasanya pada pukul empat begini ia sudah duduk manis di balik meja kasir minimarket.

Sudah seminggu lebih ia tidak bekerja lagi di minimarket itu. Semuanya terjadi ketika ibunya menghubungi Ino, sahabat sekaligus teman sekelasnya, menanyakan apakah benar ada pelajaran tambahan di sekolahnya selama dua minggu terakhir. Tentu saja, Ino yang tidak tahu bahwa Sakura bekerja part time menjawab bahwa pelajaran tambahan akan diadakan bulan depan untuk mempersiapkan ujian kenaikan kelas.

Orang tuanya sangat marah mengetahui Sakura berbohong, ia juga terpaksa jujur bahwa ia bekerja sepulang sekolah untuk menambah uang jajan.

Setelah menyuruh Sakura berhenti kerja dan berjanji akan menambah uang jajannya, akhirnya ia berhenti kerja.

Harusnya ia senang karena tidak perlu bekerja lagi untuk mendapatkan uang jajan tambahan, tapi ia tidak bisa membohongi diri bahwa hatinya terasa hampa, seperti ada sesuatu yang hilang.

Sakura tidak sadar sudah berjalan kemana, sedari tadi ia menunduk dan saat mengangkat wajahnya, ia terpaku menatap bangunan dihadapannya. Mengapa ia bisa sampai disini?

Apakah benar ia merindukan tempat itu dan secara tidak sadar kakinya melangkah ke minimarket tempatnya bekerja beberapa minggu lalu?

Perlahan ia mendorong pintu kaca transparan itu dan membalas senyum gadis bersurai merah memakai kaca mata di balik meja kasir yang tidak dikenalnya. Ia berjalan ke arah kulkas showcase dan membukanya.

Ia mengambil sebuah botol air mineral. Melihat botol itu mengingatkannya pada pemuda tampan itu. Disini, di tempat sekarang ia berdiri, pemuda itu akan mengambil botol minum yang sama dan meneguk minumannya.

Apakah pemuda itu masih sering datang kesini dan meneguk minumannya disini?

Mengingat hal itu Sakura menjadi tidak tenang, hatinya tidak rela jika ada gadis lain yang melihat betapa sexy-nya pemuda itu ketika sedang meneguk minuman. Sakura bahkan diam-diam melirik ayahnya dan beberapa teman lelaki di sekolahnya saat minum, meskipun sama-sama memiliki jakun tapi mengapa pesona mereka tidak sama dengan pesona pemuda tampan itu?

Setelah membayar minumannya dan mengucapkan terima kasih, Sakura keluar dari minimarket. Ia berjalan sambil menatap botol minuman di tangannya. Alangkah senang hatinya, jika dia bisa kembali melihat pemuda tampan itu.

Sakura mengetuk kepalanya dengan kepalan tangan saat menyadari satu hal, ia tidak mengetahui nama pemuda itu. Berkali-kali juga ia mengutuk diri, mengapa saat itu dia tidak menanyakan langsung namanya. Salahkan dirinya yang saat itu terlalu terpesona oleh jakun pemuda itu dan ia tidak bisa memikirkan hal lain.

Gadis bersurai pink itu menghentikan langkah saat indera pendengarnya menangkap suara keramaian, ia menatap lurus ke arah lapangan yang terletak tak jauh dari tempat berdirinya sekarang.

Seperti sedang ada pertandingan saja, batinnya.

Ia melihat banyak orang, terutama para gadis di pinggir lapangan. Perlahan Sakura berjalan mendekat dan berdiri di pinggir lapangan. Tubuhnya terpaku menatap salah satu dari empat pemuda yang sedang memperebutkan sebuah bola orange.

Atensinya tidak lepas dari seorang pemuda tampan berkulit putih dan bertubuh tinggi, surai raven-nya terlihat basah oleh keringat begitu juga dengan koas abu-abu yang dipakainya.

.

.

Naruto men-drible bola basket dengan semangat, di depannya Gaara sedang menjaga pergerakan Naruto dengan teliti. Untuk kali ini ia tidak boleh kalah lagi, saat ini skors seri antara tim Gaara-Sai dan Sasuke-Naruto, hanya tinggal satu point lagi penentu kemenangan antara dua tim itu.

Ketika menyadari pengawasan Gaara sedikit lemah, Naruto bergerak gesit dan bebas dari Gaara. Secepat mungkin ia mengoper bola pada Sasuke.

"Sasuke, tangkap!"

Dengan mulus Sasuke menangkap bola dari Naruto. Sekarang giliran Sai menghalangi Sasuke, ia berdecih pelan melihat seringai meremehkan Sasuke padanya.

"Lihat saja, kali ini kau tidak akan menang, Sasuke!" pemuda beriris onyx itu semakin menyeringai. Ia masih men-drible bola dengan tangan kanan dan sesekali berganti dengan tangan kiri, sampai onyx kelamnya melihat sebuah warna mencolok di pinggir lapangan. Warna pink!

Tidak ada orang yang memiliki surai unik seperti itu kecuali gadis pencuri hatinya.

Sai mengambil kesempatan saat melihat fokus Sasuke terpecah. Dengan cepat ia merebut bola dari tangan Sasuke dan berlari mendekati ring.

Teriakan kemenangan dari Gaara dan Sai mengakhiri pertandingan itu. Naruto berteriak kesal, bagaimana bisa Sasuke lengah memberi Sai kesempatan untuk merebut bola dari tangannya.

"Akhirnya aku bisa mengalahkan kalian!" Sai bersorak senang dan merangkul Gaara.

Tapi teriakan kesal Naruto dan sorakan senang dari Sai dan Gaara terhenti ketika melihat Sasuke berjalan ke pinggir lapangan, seperti tidak peduli dengan kekalahannya.

Sasuke menyeringai melihat gadis pink berseragam sekolah itu masih berdiri di tempat. Dengan langkah pasti ia berjalan ke arah gadis pencuri hatinya, emerald bulat itu masih menatapnya dengan tatapan yang sama. Terpana. Dan ia bangga akan hal itu.

Bagaikan slow motion, saat pemuda itu berjalan ke arah Sakura angin menerbangkan helai raven itu, Sakura tidak bisa mengalihkan emerald-nya. Semua terlihat sempurna.

Sakura mengangkat sedikit wajahnya saat Sasuke sudah berdiri didepannya dengan jarak satu meter. Selama beberapa detik tidak ada percakapan keluar dari mulut keduanya.

Sakura merasa dadanya sulit bernapas menatap seringai tampan pemuda tinggi dihadapannya, sehingga ia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Ia juga tidak menyangka akan bertemu kembali dengan pemuda itu, sepertinya harapan Sakura terkabul.

Seluruh pasang mata di lapangan menatap ke arah mereka bahkan Sai, Gaara dan Naruto juga heran menyaksikan tingkah Sasuke.

Tanpa diduga oleh siapapun, Sasuke mengulurkan tangannya ke arah Sakura.

"Uchiha Sasuke." ucapnya masih mempertahankan seringai tampannya.

Sakura menatap tangan lalu wajah pemuda itu secara berulang, sebelum akhirnya ia menjabat tangan besar pemuda itu.

"Haruno Sakura." ia tersenyum lebar hingga emerald-nya menyipit lucu.

Sasuke tersenyum tipis, ia menatap tautan tangan mereka lalu beralih pada gadis itu yang masih tersenyum sebelum melepaskan tangan masing-masing.

Sasuke mengernyit saat Sakura mengulurkan botol air mineral di depannya. Kernyitan di dahinya langsung terganti dengan seringai tampannya lagi melihat air mineral yang selalu dibelinya sekarang berada di tangan Sakura. Ia menerima botol itu dan meneguk isinya.

Ingatkan Sakura untuk bernapas!

Sakura baru sadar akan satu hal, ternyata ia tidak merindukan minimarket itu tetapi ia merindukan pemuda dengan jakun naik-turun yang terlihat sexy dihadapannya. Bagaimana bisa ia tidak menyadari hal itu.

Sementara di tengah lapangan, Naruto, Sai dan Gaara menyeringai. Mereka tersadar akan tingkah aneh Sasuke beberapa minggu terakhir. Mengapa Sasuke selalu menolak air mineral dari Naruto dan memilih keluar dari lapangan setelah pertandingan mereka selesai. Ternyata ia pergi ke minimarket itu.

Tiga pemuda itu tentu tahu siapa gadis bersurai pink itu. Saat Sakura masih bekerja part time, baik Naruto, Gaara maupun Sai pernah melihat gadis itu menjaga kasir di minimarket. Jadi karena gadis itu Sasuke jadi rajin mengunjungi minimarket.

Berarti selama ini Sasuke selalu melakukan pendekatan dengan menebar pesona pada gadis polos seperti Sakura, sungguh disayangkan gadis manis itu terperangkap dalam pesona Uchiha Sasuke, seorang pemuda tampan berwajah datar dan cuek, ckckck. Batin ketiganya dengan wajah prihatin sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Mereka tidak bisa membayangkan kehidupan gadis manis itu selanjutnya, dan pastinya Sasuke tidak akan membiarkan Sakura pergi lagi. Uchiha memang seperti itu kan, mereka akan berusaha mendapatkan apa yang mereka mau.

..TBC..

A/N: hai~ balik lagi dengan author gaje ini dan membawa sequel Drink. Makasih yg kemarin udah review, follow dan fav. *hug&kiss*

Ternyata kegilaan saya bertambah, saya sampek nge-download iklan itu di hp dan setiap saat ngeliatin video-nya. Sumpah ya, cowoknya ganteng bgt pas seringai, apalagi senyum di akhir video. Dan berakhir dg saya teriak2 gaje sambil guling2.

Mohon maaf kalo feel kurang dapet. Mungkin fic ini saya buat 2 atau 3 chapter (ga bakal panjang kok). Fic ini ringan, jadi jangan harap kalo bakal ada konflik. Di fic ini cuma mau bikin bagaimana obsesi Sakura akan jakun Sasuke . hihi

di tunggu RnR. Makasih.

NBL.