Disclaimer : Bleach ©Tite Kubo-sensei.
Warning : Typo ,aneh ,gaje ,dst.
Attention : Bila nggak kuat baca ff saya ,silahkan angkat tangan menghadap kamera!
Check this out!
Chapter 2 "Alones"
I Think I'm In Love
Ditelusurinya gelapnya malam ,melewati celah-celah pondasi yang terjejer rapih di tengah kota. Membawa kecemasan yang terus terbayang-bayang dibenaknya. Tak kenal lelah. Keringat yang sedari tadi meluncur dikulit halusnya tak dipedulikan olehnya. Nafas yang tersenggal-senggal tetap tak dapat menganggu konsentrasinya untuk berlari secepat yang ia bisa. Dua kaki mungilnya terus bergerak saling bergantian. Menuju dunia yang tak terbatas dan melampauinya.
"Nona! Tunggu! Anda mau kemana!?" teriak seorang pria bertato disela-sela berlarinya.
"Jangan ikuti aku! Cepat pergi!" jawab seorang gadis berambut hitam.
Kejar-kejaran antara seorang pria dan nonanya itupun tak dapat terhindarkan. Terus dan akan terus begitu sampai 'Nona' itu menemukan tempat tujuan berlarinya.
BRUUUMMM ,TIIN TIIIN TIIIN
Pasti kalian tahu suara apa itu. Ya, itu bus. Dengan suara pertanda bahwa ia akan siap berangkat.
"Akhirnya" ucap 'Nona' itu dengan perasaan lega karena sudah sampai pada tempat tujuannya yang akan membawanya menuju jurusan utamanya. Kota Karakura.
"Kau itu bisa geser tidak sih!?" pekik seorang pria berambut hitam yang terganggu akan tidur malamnya yang lelap.
"Argh! Berisik! Kau kan bisa tidur dikamar lain!" jawab pria berambut 'orange' yang matanya tak kunjung terbuka karena ia sungguh ingin tidur lebih lama tanpa gangguan dari 'sang kakak'.
"Kau ini benar-benar adik yang kurangajar. Awas saja jika giliran kamarmu yang digunakan untuk tidur Yuzu dan Karin ,tak akan ku biarkan menyentuh kasurku 1 cm pun!" marah Kaien yang tersungut kemarahannya karena sifat 'tak bisa mengalah' adiknya itu.
"Biar saja! Wekkk!" balas Ichigo menjulurkan lidahnya masih dengan pose tidurnya.
Karena tugas seorang kakak adalah melindungi adiknya. Dengan perasaan sabar dan ikhlas Kaien beranjak dari kamar sang adik yang lumayan berantakan itu.
Semilir angin dimalam hari malah membuatnya tak bisa tidur. Tapi tak apa. Karena malam ini ia ditemani secangkir susu panas buatan ia sendiri. Jangkrik dan kodok juga ikut menjadi temannya malam ini. Dengan mendengar suara 'mengerik' sang jangkrik itu ,ia jadi merasa tak kesepian.
Kost yang dibangun orangtuanya sejak 5 tahun itupun ,kini selalu menjadi tempat berteduhnya dengan sang adik ,Ichigo. Ichigo Kurosaki dan Kaien Kurosaki. Dua orang yang bertanggungjawab atas Kost tersebut. Walau sebenarnya mereka punya orangtua yang mungkin lebih pantas untuk bertanggungjawab akan itu.
Orangtua mereka. Isshin Kurosaki .Ayah yang kalau bisa dibilang 'aneh ,gaje dan amburadul (?)'. Beliau bekerja sebagai dokter umum disalah satu rumah sakit terbesar di Kota Karakura. Walaupun dengan sifat nyentriknya itu tapi ia masih punya segi positif .Selalu konsisten dan professional dalam pekerjaan yang sudah ia geluti sejak lama. Kini ia tinggal dirumah mereka yang asli. Rumah yang dihiasi banyak bunga dan dikelilingi tetangga-tetangga yang ramah.
Masaki Kurosaki. Ibu yang lemah lembut. Berbeda 180 derajat dengan suaminya. Ia bekerja sebagai artis. Seorang Penyanyi. Yang kini tinggal di kota mode dunia ,yaitu Paris. Ia selalu menyembunyikan keberadaan keluarganya. Ia tak mau ,keempat anakn dan suaminya terlibat dalam gemerlap kemilau keartisannya.
Sebenarnya Masaki ingin kembali ke kehidupannya yang normal ,sebagai ibu rumah tangga yang selalu ada bila keempat anak dan suaminya membutuhkan. Tapi apa daya ,ia selalu dikejar paparazzi yang ingin tahu siapa ia dan keluarganya sebenarnya dan juga ia masih punya banyak kontrak.
Karena kesibukan akan pekerjaan orangtuanya. Pertanggungjawaban atas Kost itupun dilimpahkan kepada dua jagoan laki-lakinya itu .Dua pria yang sama-sama berambut jabrik dengan warna yang sangat dan sungguh berbeda. Kedua adiknya. Karin dan Yuzu Kurosaki. Kini tidur diKostnya ,dikarenakan ayah mereka yang kini menangani operasi salah satu pasiennya.
"Apa ini rumahnya Kakek Genryusai Shigekuni Yamamoto?"
"Maaf ,kakek itu sudah menjual rumah ini. Jadi ia sudah pindah ,maaf ya" jawab seorang wanita
"Oh ,tidak apa-apa .Maaf mengganggu tidur anda" ucap nona itu membungkukkan badan pertanda ia menghormati apa yang dikatakan wanita itu.
KRUYYUUUKKK
Terdengar musik yang selalu berdendang dan menggema di seantero perutnya yang tak terisi selama berjam-jam .Lapar. Yap ,itu yang kini 'Nona' itu rasakan.
"Ugh ,gara-gara buru-buru ,makanan ku tertinggal semua" keluh sang nona yang kini kembali menggerakan kedua kaki mungilnya menyusuri gelapnya malam dan semilir angin sepoi-sepoi yang selalu menusuk kulit halusnya walau sudah terlindung oleh jeket ungu yang ia pakai.
"Sekarang ,apa yang harus ku lakukan .Uhuk uhuk! Huh huh huh! " pekatnya udara dingin yang ia hirup membuat penafasannya mulai terganggu .Menggosok-gosok dan meniup-niup .Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menghangatkan tubuhnya agar terlindung dari galaknya udara malam yang sangat jarang ia rasakan sebelum ia kabur dari rumah.
"Maafkan aku semuanya ,aku hanya ingin kalian sadar" ucap 'nona' atau bisa disebut 'Rukia' dengan nada sendu. Kekesalan ,kekecewaan dan kelaparan yang melandanya tampaknya tak dapat membendung air matanya yang sedaritadi masih tergenang dibawah kornea matanya lebih lama lagi. Cairan bening yang kini perlahan-lahan mulai meluncur membasahi pipinya tampaknya menjadi pelampiasan akan perasaan campur aduk yang kini ia rasakan.
Sendirian.
Oreta awai tsubasa
Kimi wa sukoshi
Aosugiru sora ni tsukareta dake sa
Mou dareka no tame ja nakute
Jibun no tame ni waretta ii yo
Lirik lagu yang mungkin sangat familiar bagi kita. Lagu yang menjadi penghibur atau pencegah kebosanan yang kini mulai Kaien rasakan. Suara jangkrik dan kodok yang daritadi bersenandung lenyaplah sudah. Mungkin karena kedua hewan imut yang sudah dianggap jadi temannya sekarang itu sudah tidur duluan meninggalkan Kaien yang sedaritadi debat dengan matanya yang tak kunjung tertutup rapat.
"Ayolah! Besok kegiatanku banyak! Apa aku harus memplestermu agar kau bisa terpejam!" keluh Kaien yang urat-uratnya mulai terbentuk di pinggir keningnya.
BRUUUKKK
Sepenggal suara yang mulai mengganggu pendengaran Kaien. Karena rasa penasarannya tak bisa ia sembunyikan rapat-rapat .Mulailah ia melangkahkan kakinya untuk mendekati sumber suara yang tak sengaja ia dengar tadi.
"A-apa itu? Kantong ungu?" tanyanya pada diri sendiri.
Kantong ungu? Punya kaki ,tas ,tangan ,rambut ,boneka dan wajah yang imut ?. Apa itu masih bisa disebut sebagai kantong ?
"Astaga!" pekiknya.
"Ughhhhh ,emmmh!"pagi subuh sudah menjelang. Memekarkan kedua tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi .Peregangan otot memang sudah biasa ia lakukan dipagi hari. Tidurnya memang tak senyenyak biasanya karena ulah debatnya semalam dengan sang kakak.
"Chiyo! Cepat kemari!"
Chiyo? Siapa?
"Cepat! Aku butuh air hangat!"
Siapa pagi-pagi buta begini yang mempunyai suara yang merusak dunia itu? Yuzu? Karin?. Tak mungkin.
"Kau itu penghuni baru atau pengganggu baru!?" pekik Ichigo dengan setengah berteriak pada sumber suara.
"Ah! Cepat kemari!" terdengar lagi pengganggu itu.
"Siapa sih orang itu!? Apa dia itu semacam monyet !?" keluh Ichigo sembari melempar selimut yang menjadi penutup dirinya semalam dan siap melangkahkan kakinya menuju pemilik suara yang memanggil 'Chiyo'.
Mendengar suara cecok-mencecok dipagi hari memang sudah biasa. Karena ini Kost-kosan. Tapi suara yang menggema barusan ,terasa asing ditelinga Ichigo. Sungguh tak biasa. Ingin sekali ia bungkam pemilik mulut tak sopan itu.
"Hey! Tolong cepat siapkan seragamku juga! " teriaknya lagi.
"Oh ,ternyata dikamar ini" duga Ichigo dengan seringai khasnya.
"Chi-"
BRAAKKK
"Pelan-pelan saja kali ,aku nggak akan memecatmu kok" ucap Rukia si pemilik 'sumber suara' yang sukses membuat Ichigo geram.
Ternyata seorang gadis mungil yang kini masih dengan pose tidur miringnya sambil memeluk boneka kesayangannya ,Chappy. Walau suara pintu yang terbuka dengan kasarnya tadi terdengar olehnya, tapi ia tak kunjung sekedar membuka mata untuk melihat siapa yang datang.
"Siapkan air panas dan seragam .Aku akan bangun 5 menit lagi ,okay ?" tambah Rukia
"Malas" balas Ichigo singkat yang mulai tersungut atas sikap Rukia yang benar-benar tak kunjung membuka matanya.
"Oh , bukan Chiyo ternyata" karena sadar akan ucapan Ichigo yang terkesan 'nyolot' Rukia membuka matanya.
'Akhirnya monyet ini mau melihatku ,memang dia pikir ini dimana' batin Ichigo
"Oh ,pak tukang kebun yang baru toh?" ucap Rukia yang sepertinya belum sadar sepenuhnya dari tidurnya semalam.
Ichigo tukang kebun? Apakah muka tampannya ini tak dapat mencerminkan bahwa ia seorang pemuda SMA.
"Tu-tukang kebun? Heh ,monyet gila!? Kau pikir kau itu dimana!?" munculah sungut Ichigo yang sedaritadi ia tahan akan sikap gadis atau yang disebutnya 'monyet' itu.
"Kau itu yang harusnya berpikir ini dimana, ini kamarku tahu! Baru kali ini ada tukang kebun yang tidak sopan seperti itu"
"Sabar Ichigo ,sabarrr" batin Ichigo mencoba menahan amarah.
3
2
1
"KAU ITU SEDANG MENGIGAU ATAU MABUK SIH!? BUKA MATAMU ,MONYET SIALAN!"
Oh ,tidak. Ichigo benar-benar marah.
"Hey hey, kau itu apa-apaan Ichigo! Berisik sekali" datanglah Kaien yang terganggu akan suara kedua insane itu.
"Oh ,pak supir yang baru toh? Kenapa banyak orang-orang baru ya, padahal kemarin mereka tidak ku pecat" ucap Rukia dengan tampang tak berdosa.
"Su-supir !?" ucap Kaien ternganga mendengar ucapan sang gadis.
"CEPAT PERGI DARI SINI ,GORILLA PEMALAS!" habislah sudah kesabaran Ichigo.
Kaien yang mendengar ucapan adiknya itu hanya diam dan menghela nafas.
"Kau itu kenapa sih!? Ini rumahku jadi terserah aku mau ngapain"balas Rukia tak mau kalah.
"I-NI KOST-KOSAN A-NAK MA-NIS, BUKAN KAMAR YANG KAU SEBUT RUMAHMU ITU!" teriak Ichigo yang memberi penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.
"Ini ru- ,tunggu dulu! Kost?" ucap Rukia heran tak percaya.
Karena takut Ichigo akan mengamuk seperti orang kesetanan, Kaien menarik tangan Rukia. Membawanya keluar untuk melihat fakta. Untuk melihat fakta pada papan besar yang bertuliskan 'Kurosaki's Kost'. Walaupun hanya 2 kalimat. Kalimat itu sukses membuat Rukia shock menerima kenyataan bahwa apa yang dikatakan orang yang ia sebut 'tukang kebun' itu benar. Tanpa sadar rahang bawah Rukia seakan-akan ingin terlempar jatuh mendarat ke tanah. Terngangalah dia.
"Maaf sebelumnya, semalam aku menemukanmu pingsan dijalan tepat didepan kost ini. Jadi aku membawamu ke kamar itu. Dan juga aku minta maaf akan sikap adikku tadi" ucap Kaien ragu-ragu jikalau Rukia tak dapat mencerna kata-katanya barusan.
Yap, wajar saja ia bisa sampai di tempat ini. Karena semalaman suntuk ia berjalan menyusuri jalan-jalan kota dengan perut yang terus berkonser. Kenapa ia bisa lupa. Padahal kabur adalah keinginannya sendiri untuk menjauhkan diri dari kehidupan yang biasa ia jalani untuk sementara.
TBC
YAA-HAA !
Ayo minna-san jangan sungkan untuk ripiunya ya
Arigatou !
