FREAK

Kim Jiwon, manusia dengan kemampuan supranaturalnya kini tinggal di rumah bekas keluarga Goo. Namun rumah besar itu berhantu, dan Kim Hanbin-lah salah satunya.

Tanpa alasan apapun, Hanbin begitu membencinya. Mendendam-nya.

Bagaimana usaha Jiwon untuk menghilangkan kesan buruk Hanbin terhadapnya?

.

.

this is a DoubleB story. no need to talk much, happy read. leave coment if you want and don't give blame word. if you don't like there's a cross sign and click then. Dyo Not Own this story, this is KhungDae's story.

.

.

" June-ah,bagaimana rumahnya sudah kau bersihkan?"

" tentu, hyung masuk saja. Di atas sudah ada kamar untukmu"

" geure,kau memang adik yang baik. Hyung bangga padamu"

" yak! Sekarang statusku adalah kakak iparmu, kau lupa?!"

" ara, tapi aku tidak akan memanggilmu hyung. Jaga Jinhwan Hyung dengan baik,ok?"

" hm, pasti. Kau juga,"

Jiwon memasukkan handphone-nya ke saku, ditatapnya rumah besar bergaya klasik yang berdiri megah dihadapannya.

Ia memilih rumah ini karena seleranya terhadap barang klasik, ditambah keinginannya menjauh dari keramaian. Menjadi mahasiswa itu butuh ketenangan.

Langkah kakinya mantap, rumah milik ayah Junhoe ini memang seperti yang dibayangkannya.

" ANNYEOONNGGG…!"

Jiwon membuka pintu lebar-lebar dan berteriak keras, suaranya pun sampai menggema di seluruh penjuru ruangan.

wush~

Hembusan angin menerpa rambut kerennya, Ia tahu ini bukan angin biasa.

Memilih acuh, memutuskan untuk menutup pintu kemudian menenteng tas punggungnya,

" annyeong~ ^^"

Jiwon bungkam, seluruh persendiannya mati rasa.

Di hadapannya sesosok pemuda dengan wujud yang menyeramkan tersenyum 'manis' kepadanya.

Jiwon hanya bisa membuka-tutup mulutnya tanpa ada suara yang keluar,dan

Brugh

" ahaha..AHAHAA! Dia pingsan?! Ah senangnya~"

Sesosok itu terbang melayang sambil tertawa senang, manusia yang tadi disapanya malah jatuh pingsan.

Sesaat kemudian sosok itu berhenti, Ia melesat turun menuju tubuh Jiwon.

Sekarang giliran sosok itu yang terdiam dengan ekspresi kagetnya, " …Bobby hyung?"

Pagi itu Jiwon terbangun dengan keadaan yang buruk, Ia mendudukan dirinya dengan linglung.

" ..semalam, siapa?" ia masih ingat bagaimana hantu itu menyapanya. Iya, hantu.

Selanjutnya, Ia bangun lalu menjinjing tas-nya naik ke atas.

" rumah besar seperti ini, hanya ada satu kamar ya?" monolognya.

Dibukanya pintu bercat putih itu, pandangannya terpaku pada dinding biru muda yang bergambar Mickey Mouse.

"rupanya Junhoe penyuka Mickey Mouse?, new fact"

Ia melangkah masuk lalu melempar tasnya ke ranjang, matanya berkeliling menyusuri ruangan itu.

" kenapa tidak ada foto Junhoe disini?"

Kini kakinya mendekat ke arah jendela, suasana pagi yang cerah dan hangat. Kesukaannya.

Bola matanya beralih pada meja di samping jendela itu, ada foto seseorang yang ia yakini bukan Junhoe.

' aku seperti pernah melihatnya?' ia mengambil figura itu, menatapnya dalam diam.

' manis sekali..'

Jiwon membolak-balik figura itu, berharap menemukan sesuatu tentang foto itu.

"..ah! Kimm- Han bin?"

" ne?"

Sosok itu sudah muncul di samping Jiwon sambil menatap ke foto yang sama.

" AKH! SIAPA KAU?!" Jiwon berteriak kaget, matanya menatap was-was pada hantu itu.

Sementara hantu itu malah diam, Ia menunduk sedih setelah diteriaki oleh manusia dihadapannya.

" t-tunggu" Jiwon memberanikan diri untuk menatap rupa dari hantu itu.

" ekh..kau yang menakutiku tadi malam? Kim Hanbin-ssi?" Jiwon mengangkat dagu sosok itu dengan lembut supaya menatap kearahnya.

" Ah! Sakitt~ hiks hiks..menjauh darikuu~ hiks"

Jiwon gelagapan, pasalnya hantu yang berwajah sama dengan yang ada di foto kini menangis.

Setelah menampik tangan Jiwon, Hanbin malah menangis layaknya anak kecil. Ia memojokkan diri di sudut ranjang.

" m-mianhae…tapi aku tidak melakukan apapun" Jiwon mencoba mejelaskan.

Dia yakin tidak melakukan apapun selain menyentuh dagu si hantu manis. Lalu kenapa ia malah menangis kesakitan begitu?

" Hanbin-ah?"

Hanbin menutup telinganya, suara ini..Bobby hyung-nya.

" Hanbin-ah, katakan sesuatu..kenapa kau menangis?"

Hanbin diam, bagaimana Ia akan menjawab?

"hiks.. apakah kau manusia?"

Jiwon sempat terdiam, tentu saja dia manusia. Dia makan nasi kok.

" mwo..,wae? Uljima.."

Hanbin berusaha meredam tangisnya, kini Ia melirik sedikit takut pada Jiwon.

" Bobby hyung? Kenapa kau masih muda sekali?"

Jiwon menepuk keningnya keras, apa tadi..muda sekali? Jelas saja, usianya masih 19 tahun.

Eh tunggu, Bobby hyung katanya?

" siapa itu- Bobby hyung?"

Hanbin menundukkan wajahnya lagi, ' bodohnya aku..mana mungkin dia Bobby hyung?'

Hanbin kini turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu, perlahan rohnya menghilang tertiup angin.

" HEI! AKU BICARA PADAMU..aish, KIM HANBIN!"

Jiwon memakan makan siangnya dalam diam, Ia masih bingung dengan hantu bernama Hanbin tadi.

Kalau iya sosok itu kesakitan, apakah karenanya? Karena sentuhannya?

Ia mencoba mengingat sesuatu, memang sih.. dari sekian banyaknya hantu yang pernah mengganggunya tak satupun yang dapat menyentuhnya langsung.

" ah! Mendiang Ayah sepertinya pernah mengatakan sesuatu padaku" Jiwon mendadak bersuara.

" Mereka tidak akan pernah bisa mengusikku karena sesuatu yang ada dalam darahku kan?"

Kriik kriik

" tapi,aku tidak tahu apa ituu.." kembali diam.

"…apakah harus kucoba?"

" iya. Aku harus mengetahuinya sendiri"

Hanbin bergerak gelisah di kamarnya, Ia ingin menangis tapi tidak bisa.

Dadanya begitu sesak, padahal seharusnya Ia tak merasakan sakit. Tapi sekarang kenapa?

" aku tidak mau bertemu dengannya lagi, aku tidak mau.."

Tapp tapp

Mendengar suara langkah mendekat, Hanbin buru-buru berpindah ke belakang pintu. Sepertinya seseorang datang.

Cklek..

Oh,shit.. si manusia itu.

Jiwon membuka kaosnya, kemudian melemparnya tepat di belakang pintu.

Hanbin menutup hidungnya, kaos itu terbang tepat melintasi kepalanya.

'uhh~ bau keringat!'

Namun berikutnya senyum tipis perlahan muncul dari bibir Hanbin, 'tapi aroma tubuhnya menyenangkan'

" ahh..sejuknya~ kenapa bocah Goo itu tidak menyediakan kipas angin? Atau AC mungkin?"

" eh,dimana celanaku?"

Matanya bergerak mencari celana dalam kesayangannya.

Setelah berkali-kali mengipas tubuh sexy-nya, Jiwon beralih ke belakang.

"ah, disana kau rupanya.."

' kumohon jangan - jangan kesini..oh Tuhan'

Hanbin menyebut Tuhan, itu berarti dia sedang panik.

Ia berusaha menutup matanya, tapi Ia tetap berdebar. Apakah hantu bisa berdebar?

Jiwon sudah menggeser pintu tempat Hanbin bersembunyi.

Ia mengangkat tangannya meraih celana biru dongker itu, setelahnya Ia berbalik badan.

Hanbin menghela nafas lega, tangan itu hanya berlalu dihadapannya.

'syukurlah..ia tak melihatku-'

" hai manis, sedang apa kau disini? Mengintipku ya?"

Hanbin membulatkan matanya, kenapa..

Sebenarnya Hanbin sudah menghilangkan wujudnya, harusnya manusia tidak bisa melihatnya.

Tapi kenapa manusia yang satu ini bisa..

" aku benar kan? Dasar cabul"

Hanbin yang sadar segera memukul kepala Jiwon, tapi seperti yang kalian tahu.

Bukannya Jiwon yang kesakitan, tapi malah si hantu manis.

" akh!" Hanbin menggenggam tangannya sambil memandang takut pada Jiwon. Ia tidak tahu kenapa Ia jadi lemah dihadapan bocah ini.

.

.

" m-mianhae! Gwenchana?" Jiwon berusaha mendekat pada Hanbin.

" andwae! Jangan mendekat.."

Hanbin sudah berusaha menjauh, tapi sepertinya tembok kokoh itu tidak mau memberi ruang untuknya.

" kubilang menjauh! JANGAN MENYENTUHKU! Hiks.."

Jiwon sudah kehabisan kesabarannya, dengan cepat Ia menarik Hanbin dalam pelukannya.

Chu

Jiwon mengeratkan pelukannya saat Hanbin menggeliat kuat.

Dengan perlahan Ia menghembuskan seberkas cahaya biru pada bibir Hanbin.

Hanbin memilih menyerah, matanya menutup pelan bersamaan dengan nafas hangat Jiwon.

Jiwon terus mendorong cahaya itu agar menyatu dengan roh yang dicengkeramnya kini.

Matanya menatap intens pada sosok itu, begitu cantik. Ia tak mampu untuk tidak menciumnya.

Air mata tanpa sadar menetes dari mata Hanbin, Ia teringat bagaimana dulu seseorang yang Ia cinta menciumnya.

Ia merasakan sakit..rasanya amat sangat sesak, sekujur tubuhnya mati rasa.

Hatinya pilu, luka yang hampir sembuh itu kembali membuka.

Tapi perlahan kehangatan melebur di dalam hatinya.

Perasaan itu terus menyebar sampai keseluruh tubuhnya, bahkan pipinya seperti menghangat.

Ia merasa hidup kembali,

Jiwon melepas ciumannya dengan lembut, Ia tatap sosok manis itu masih menutup matanya.

Tangannya melepas pelukannya pada Hanbin.

Kini tangan itu beralih menangkup pipi pucat hantu itu, bibirnya juga kembali mendekat.

Chu

Jiwon semakin memperdalam ciuman itu, Ia sangat menyukai rasa bibir ini.

Begitu pas dengan bibirnya, manis dan memabukkan..

Ia penasaran, apa yang membuatnya begitu tertarik dengan sosok hantu ini.

Ia tidak pernah merasa seperti ini dengan seseorang sebelumnya, apalagi berpikir untuk menciumnya.

Tapi, Kim Hanbin memiliki sesuatu hebat yang tidak bisa Ia hindari.

Sesuatu yang manis dan mistis.

Tangan itu mulai meraih pinggang ramping si manis, Ia sungguh penasaran dengan-nya.

Hanbin merasakan rongga dadanya sesak, hei! Lepaskan dulu bibirmu Kim f*ck Jiwon.

Apa kau lupa, akibat kegiatan sakral-mu itu sekarang Hanbin bisa bernafas?

"ungg~..mm-h,yah! Lepass"

Manusia itu menuruti, meski sangat kentara bahwa Ia tidak rela.

" kau bernafas? Kau bisa bernafas?! YESS..! aku berhasil !" Jiwon menari tidak jelas.

Hanbin memandang tidak suka pada manusia aneh itu, kenapa memangnya?

" berhasil apanya? Dan- dan beraninya kau..me-menc"

" itulah maksudku! Aku berhasil mengambil rohmu, hehe.."

" MWO?! Mengambil roh-ku katamu?! Kau..KAU MENCIUMKU SEENAKMU DAN KAU MENGATAKAN ALASAN KONYOL INI PADAKU?! KAU PIKIR AKU BODOH!"

Jiwon sempat berhenti bernafas melihat Hanbin berteriak murka padanya, namun setelah menatap pada bibir yang bergerak-gerak itu, rasanya..oh God

" itu caraku supaya kau tidak merasa sakit saat bersentuhan denganku..,masih percobaan sih"

Hanbin termenung, jadi..tadi manusia ini hanya memakainya sebagai bahan percobaan?

" kau..tidak sungguhan menc- maksudku,emm.."

" aku tidak bermaksud seperti itu, menciumu.. kupikir adalah satu-satunya cara"

Jiwon mengubah mimik wajahnya, Ia agak tidak enak mencium hantu yang bahkan baru dilihatnya kemarin malam.

" mianhae..,t-tapi aku akan bertanggung jawab" Jiwon berucap yakin.

Hanbin masih menutupi bibirnya, matanya sedikit berair.

" sudah puas..sudah puas kau mempermainkanku, HAH?!" air mata menetes begitu saja dari mata bulat Hanbin.

Jiwon hanya bisa menunduk, Ia merasa ialah satu-satunya manusia paling jahat di dunia.

" mulai sekarang.. JANGAN PERNAH MENAMPAKKAN DIRI DIHADAPANKU LAGI!"

Jiwon yang terkejut segera mengangkat wajahnya, namun roh itu telah menghilang.

Sungguh, bukan itu tujuannya. Ia hanya ingin mengenal hantu itu lebih dekat.

Tapi cara yang dilakukannya salah, Ia justru mengecewakan Hanbin.

Tapi..sebenarnya, Jiwon memang ada keinginan untuk mencium hantu itu.

Salah siapa punya wajah yang cantik, imut dan menggemaskan? Tipe favorit Jiwon.

Hari ini sangat melelahkan, ia tidak bisa tidur semalaman. Apalagi Junhoe semakin pamer padanya, bahwa Jinhwan adalah istri yang penurut.

Siapa peduli, toh hal itu tak menguntungkan untuknya.

Setelah membuka pintu kamar dan melempar tasnya, Jiwon berbaring dalam diam.

Bagaimana caranya agar Ia bisa bertemu kembali dengan hantu cantik itu?

Tahu keberadaannya saja tidak,

"ya..yak! kau yang di jendela!"

Jiwon berteriak sendiri di rumah itu.

Tapi jika kalian jadi Jiwon…,maka yang kau lihat adalah sosok hantu berpakaian kuning cerah sedang bermain gorden.

Sosok itu terdiam, apakah manusia itu memanggilnya? Dia bisa melihat hantu?

" aku?" ia menunjuk dirinya sendiri.

" disini hanya ada K-A-U dan aku. Cepat kemari!"

Hantu itu melayang cepat dan behenti tepat dihadapan Jiwon, matanya mengerjab bingung.

" cepat katakan dimana Kim Hanbin"

Bocah itu melebarkan matanya, " m-mollayo"

" katakan siapa namamu"

" c-chanwoo imnida"

" kau tidak tahu Kim Hanbin?"

" aniyeyo.."

Jiwon menatap tepat pada bola mata anak itu, pandangannya mengintimidasi.

Bisa juga kan, anak kecil ini berbohong?

Chanwoo menghindari tatapan Jiwon, Ia tengah berusaha menyelamatkan diri.

" geure, tapi kalau sampai aku melihatmu bersama Hanbin.."

" KAU HARUS PERGI DARI RUMAHKU"

Chanwoo mengangguk takut, sesegera mungkin Ia berlalu dari hadapan Jiwon.

Jiwon memainkan handphonenya dengan malas,sesekali Ia menatap pada pintu kamarnya.

Berharap Hanbin muncul sambil tersenyum manis. Sama seperti saat pertama kali Ia datang.

" Hanbin-ah eodiya.."

Hanbin mengusap kulit lengannya kasar, Ia berusaha menghilangkan pikirannya tentang Jiwon.

Ia sungguh kecewa,beraninya bocah itu menciumnya dengan cara yang tidak biasa.

Kalau iya Jiwon adalah Bobby, percuma saja. Dia tetap tak mengingatnya. Tak mencintainya..

" Hanbin-ah..kemarilah,"

Kembali Ia mengusap lengannya, suara bocah itu terus terngiang di kepalanya.

"..mianhae"

Hanbin meremas kepalanya kuat-kuat, " aku tidak mau berurusan denganmu lagi hyung, hiks"

" shirreo!"

" kumohon, biarkan aku tinggal dengan tenang…"

" Hanbin-ah..maafkan aku, "

" sebentar saja, kemarilah"

Tanpa Jiwon duga sebelumnya, sosok yang disebut-sebut mendadak muncul dihadapannya dan kehilangan keseimbangan.

Dengan tangkas, lengan Jiwon menangkap tubuh itu.

Hanbin masih menggenggam kuat bahu Jiwon, Ia tidak tahu kenapa roh-nya bisa tertarik ke sini.

" kau menangis?"

Hanbin yang sadar segera melepas tangannya dan menjauhkan diri.

Mengusap kasar air matanya ,kemudiam berbalik menuju pintu keluar.

" aku minta maaf"

Hanbin menghentikan langkahnya, Ia tersenyum pedih.

Lagi-lagi bayangan sosok Bobby yang muncul di otaknya.

" aku tau aku salah, tapi kumohon maafkan aku"

Hanbin berbalik, Jiwon menatapnya dengan pandangan menyesal.

" gwenchana.."

" tapi-aku berlaku tidak sopan padamu. Uljimaa"

Hanbin tidak mampu menahan airmatanya lagi, bocah ini sangat mirip dengan Bobby.

Kekasihnya dulu..

TBC

N.B : sorry for the typo and give review please, see you next chapter.