FANFIC REMAKE, ORIGINALLY BY ME

Kristao Story

Kris Wu and Huang Zi Tao + (Joan d'Arc)

With another support cast

Drama School Life / Bromance / Supranatural / Comedy little bit

Note: Joan d'Arc merupakan tokoh nyata yang di kenal sebagai Pahlawan Wanita dari Prancis yang membantu pasukan tentara Prancis mengusir tentara Inggris di akhir Perang Seribu Tahun masa itu. (lengkapnya search d gugel)

.

.

.

Kris Wu dan Huang Zi Tao, adalah 2 nama yang sangat identik di Yinyuetai High School, 2 pemuda yang cukup terkenal di kalangan sekolah dan lingkungan tempat tinggal mereka. Bahkan sampai ibu-ibu rumah tangga pun mengenali mereka, karena popularitas di sekolah dan juga wajah serta sosok yang sangat mendukung, membuat mereka menjadi 'selebriti' di lingkungan mereka.

Dua pribadi yang sangat berbeda, tapi mereka telah berteman sejak menjadi siswa baru di sekolah yang cukup terkenal itu. Heran memang jika orang-orang di sekeliling mereka melihat kedua pemuda itu cukup akrab mengingat kepribadian masing-masing. Zitao yang di kenal sebagai 'sang malaikat' di sekolah karena senyum manis-ramah dan sifatnya yang baik hati pada siapa saja mampu membuat lawan jenis ataupun sejenis meliriknya, di dukung dengan porsi tubuh tinggi ramping yang aduhai. Berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan, kedua orang tua nya adalah Dokter dan ia anak adalah tunggal di keluarganya. Bersifat ceria, agak kekanak-kanakan dan mandiri.

Sedangkan Kris, jika Zitao mendapat julukan 'sang malaikat' ia pun mendapat julukan 'sang pangeran'. Wajah tampannya yang berkesan cuek dan dingin itu banyak di sukai para guru dan gadis-gadis pulopuler di sekolah, pamornya tak kalah dengan Zitao. Memiliki fans yang tidak kalah banyaknya dengan pemuda manis itu pula. Walau ia berkesan dingin, Kris adalah orang yang sangat baik pasa semua orang, tak banyak bicara, suka makan (sama seperti Tao), dan memiliki kebiasaan yang aneh. Ia bisa saja tertidur kapanpun dan dimanapun. Dan tanpa ia sadari, kebiasaanya itu sering membuat repot semua orang, tak terkecuali Zitao yang selalu bersamanya. Dan kelebihan yang di milikinya adalah, ia memiliki indra keenam, yang membuatnya berbeda dengan orang lain, dan kelebihannya itu sering di gunakannya untuk menakuti sahabat baik sekaligus yang paling di sayanginya. Zitao, yup.

Jika Zitao memiliki orang tua yang sangat berkecukupan, beda dengan Kris. Pemuda bersurai dengan warna seterang matahati itu adalah seorang yatim piatu. Ia sendiri juga tidak tahu siapa ayah ibu nya, yang ia tahu ia di asuh oleh seorang laki-laki di sebuah panti asuhan. Dan saat ini ia telah hidup seorang diri di sebuah apartemen kecil, dan bekerja sambilan di sebuah cafe.

Pribadi yang berbeda, latar belakang yang berbeda, dan gaya hidup yang berbeda pula yang membuat mereka saling mengisi dan menjalani hidup masing-masing dengan memandangnya secara positif. Karena mereka paham apa arti perbedaan itu, dan membuatnya menjadi bagian hidup mereka yang memiliki banyak warna untuk menghiasi hari-hari mereka. Dan mereka memiliki julukan khusus, Kristao atau Naga dan Panda. Begitulah orang-orang sekitar mereka menyebut mereka jika sedang bersama.

.

.

.

Ada yang tidak biasa di Yinyuetai High School malam ini. Halaman sekolah itu tampak sangat ramai dan meriah, padahal hari sudah malam. Di depan gerbang sekolah itu terdapat sebuah tulisan besar yang di buat dari rangkaian pita berwarna merah menyala. "Halloween Festival", kurang lebih di baca seperti itu. Banyak orang-orang yang keluar masuk halaman sekolah, siswa-siswa dari sekolah lain juga banyak yang berdatangan, ibu-ibu dan anak-anak sekalipun.

Suasana sangat meriah, banyak stan-stan berdiri dan menjual aneka macam makanan dan pernak-pernik. Suara sorakan yang menggema pun mewarnai suasana festival malam itu, berasal dari aula sekolah, yang sedang berlangsung pertandingan basket berkostum ala Yinyuetai High School, Sosok menarik Zitao juga terlihat ikut bersorak di antara banyak penonton di sana.

Pemuda manis bertubuh semampai itu memakai kostum 'Little Devil', dengan sayap hitam di punggungnya, dan baju serba hitam, lalu bando ala iblis menghiasi kepalanya.

"Kris! Kris Wu! Jia you my dragon!" teriaknya menyemangati si pemuda jangkung yang tengah bertanding basket. Si tampan Kris memakai jubah ala 'Vampire' malam ini, lengkap dengan baju serba hitam yang elegan, tak lupa taring pasangan dan wajah pucat. Kris benar-benar cocok memakai kostum itu, karena banyak gadis yang mengelu-elukan namanya saat ini.

Sang Pangeran cuek yang berubah menjadi vampire super tampan yang sukses merebut banyak hati para penonton wanita saat ini.

Priiiiiit!

Peluit di tiup yang artinya pertandingan telah usai dengan skor 57-60. Tim yang di ketuai Kris keluar sebagai pemenang, Zitao ikut bersorak senang di kursi penonton. Si manis itu bergerak lincah diantara penonton lain, keluar dari tribun kursi penonton dan masuk ke dalam ruangan yang di khususkan untuk para peserta pertandingan basket berkostum tanpa sungkan. Karen toh ia sudah mengenal hampir seluruh teman-teman Kris, dan begitupula sebaliknya.

"Kris~!" panggil Zitao ceria. Sang pangeran yang sedang mengusap peluh di dahinya dengan sebuah handuk kecil pun menoleh kearah pintu ruang ganti.

"Kau hebat!" puji si manis bersemangat. Melangkahkan kakinya masuk tanpa repot harus menutup pintu terlebih dahulu. Kris hanya bereaksi datar seperti biasa.

"Biasa saja" sahutnya sedatar papan surfing. Kembali berkutat dengan handuk kecil di tangannya.

"Kau yang paling banyak mencetak angka, traktir aku ya~"

"Tidak ada perjanjian seperti itu" dengan gerakan yang entah mengapa bisa menjadi sangat keren, Kris mengusap-ngusap helai pirangnya yang agak basah oleh keringat.

"Kau ini pelit" Zitao menggembungkan pipinya sambil bersendekap. Si tampan pun mengangkat wajahnya, memandang Tao yang berdiri di hadapannya dan tersenyum miring melihat reaksi lucu sahabatnya itu.

"Bukan pelit, tapi berhemat" ujarnya membela diri.

"Pelit dan hemat itu beda tau"

"Sama saja, sama-sama menyimpan uang 'kan? Ada pribahasa, hemat pangkal kaya. Kau harus mencontoh aku"

"Ck, itu namanya kikir" Zitao mencibir. "Lihat saja nanti, aku akan dapat uang dengan cara ku sendiri" kemudian ia tersenyum jahil

"Memang kau mau apa?" Kris menyipitkan matanya, curiga menatap Zitao yang kini senyum-senyum tanpa sebab.

"Berbisnis" Zitao mengangkat bahu cuek. Kris semakin menyipitkan matanya.

"Bisnis apa?"

"Menjual foto"

"Foto siapa?" tanya Kris merasa ada yang tidak beres akan terjadi. Pemuda manis yang mengarah ke cantik itu merogoh saku baju kostumnya dan mengeluarkan beberapa lembar foto hasil jepretannya. Ia senyum-senyum penuh kemenangan dan sesekali melirik ke arah Kris yang terlihat penasaran.

"Coba ku lihat" Kris hendak mengambil foto-foto itu, tapi Zitao dapat menghindar.

"Eits! Kau tidak usah ikut-ikut" Ia berhasil mengamankan foto-foto itu di balik punggungnya sebelum tangan besar Kris merebutnya.

"Foto siapa itu?"

"Foto mu" katanya lalu tersenyum lebar tanpa dosa. "Pasti laku keras. Dadah~ aku jualan dulu ya~" ujar Zitao sambil melangkah pergi dengan senyum lebar. Bahkan ia sampai bersiul-siul gembira dengan langkah riang.

"Hati-hati, di depan mu ada wanita berbaju merah" ujar Kris tiba-tiba. Spontan Zitao menghentikan langkahnya, cepat menoleh ke balik punggungnya menatap Kris.

"Aku tidak percaya" ucapnya, dan kembali melangkah.

"Wanita itu bilang, kalau kau sampai menabraknya, dia akan marah" imbuh Kris dengan gaya cool nya, sukses membuat Zitao menghentikan langkahnya lagi dan menoleh. Kali ini dengan gerakan kepala yang sangat cepat, dan sepasang alis yang menukik tajam.

"Kau curang! Bilang saja mau menakuti-nakuti ku!" tudingnya tak suka.

"Aku tidak menakuti-nakuti mu, wanita itu ada di depan mu sekarang"

"Bohong!" Kris mengangkat bahu cuek. "Terserah kalau kau tidak percaya"

"Aku tidak perca—" kalimat Tao terputus, karena tiba-tiba ada sesuatu yang dingin memegang bahu kirinya.

"Gyaaaaaaaaa!" teriakakan yang di imbsngi dengan gerakan tangan yang spontan menarik sesuatu yang dingin itu dan membantingnya ke lantai.

Bruk!

"Aduuhh..." rintih seorang pria bertubuh kecil, yang bahkan tingginya tidak sampai sebahu Zitao.

Zitao membungkam mulutnya saat tahu sesuatu yang di bantingnya itu adalah Guru biologi mereka. Ia lalu melirik Kris yang tengah membantu guru mungil itu untuk berdiri. Seorang guru yang pantas di ragukan predikatnya jika melihat wajahnya yang masih imut di usianya yang hampir memasuki kepala 3.

"La-laoshi tidak apa-apa?" tanyanya takut-takut. Xiumin-laoshi melirik Zitao sambil mengusap-ngusap pantatnya yang sudah dengan mesra mencium lantai.

"Kau kuat juga ya Huang" kata guru mungil itu sambil meringis menahan sakit.

"M-maaf laoshi, aku tidak tahu kalau itu adalah laoshi, ku pikir hantu" menggigit-gigit bibirnya takut, Tao melirik memelas pada Kris yang berdiri di belakang guru favorit mereka itu.

"Hantu? Apa aku terlihat seperti itu?"

""Tidak! Bukan-bukan! Bukan begitu!" Zitao menggoyang-nggoyangkan tangannya cepat-cepat. Panik.

"Hmpf..." Kris menutupi mulutnya menahan tawa. Sukses mendapat tatapan melotot dari sepasang mata indah milik Tao. Dan si manis itu buru-buru menggeser posisinya ke samping Kris.

"Kau sengaja kan?" ia berbisik tajam.

"Tidak, aku juga tidak tahu kalau di belakang mu ada Xiumin-laoshi"

"Bohong!"

"Sungguh, bahkan dia sama sekali tidak terlihat di belakang tubuhmu, mana ku tahu"

"Awas saja, ku balas kau nanti!"

"Kenapa kau marah?"

"Hey kalian jangan mengobrol sendiri. Kenapa kalian ada di sini? Sebentar lagi ada pesta kembang api, semua siswa harus berkumpul di halaman"

"Ah iya, tadi Kris baru saja mengikuti pertandingan basket berkostum laoshi" kata Zitao masih merasa bersalah.

"Ooh, lalu kemana yang lainnya? Hanya kalian berdua disini?"

Zitao mengerutkan dahinya samar, menoleh ke belakang punggungnya begitu pula Kris yang ikut menoleh. Dan baru menyadari jika di ruang ganti itu hanya tersisa mereka saja, entah kemana teman setim Kris yang tadi bahkan masih menempati ruangan itu. Apa mereka terlalu asyik dengan Dunia mereka sendiri hingga tak menyadari jika satu persatu siswa telah keluar dari ruangan tersebut?

"Ah sudah cepat kalian ke sana, pastinya kehadiran kalian sangat di harapkan" kata Xiumin.

"Eh? Memang kenapa laoshi?" tanya Zitao tak mengerti.

"Jangan banyak tanya, cepat keluar sana"

"Baik~, kami permisi. Ayo Kris!" ajaknya dan dengan seenaknya menarik sebelah lengan kemeja Kris yangembuat pemuda tampan itu segera membungkuk pada Xiumin.

Merelakan pakaiannya di tarik-tarik oleh Zitao, meninggalkan guru biologi mereka sendiri dengan masih memegangi pantanya yang nyeri. Tapi tiba-tiba saja tubuh tinggj tegap Kris limbung lantai, dan membuat Zitao yang masih menarik ujung lengan kemeja si pangeran kehilangan keseimbangannya dan ikut limbung ke lantai. Mengaduh kecil, ia buru-buru bangkit duduk dan mendekati Kris yang terpejam.

"Kris!" panggilnya panik.

Dengkuran kecil meluncur dari bibir plum Kris yang seketika melemaskan lutut Tao yang kini seperti agar-agar. Pemuda manis itu menjatuhkan dirinya di samping tubuh Kris.

"Dasar Naga bodoh..." gumamnya menghela nafas lega.

.

.

"Kalian ada yang melihat Kristao tidak!?" tanya Chanlie berseru pada para siswa-siswi yang berkumpul di halaman depan sekolah selaku ketua panitia festival.

"Memang ada apa Chan?" tanya Kai yang kebetulan sedang lewat membawa tumpukan kayu untuk api unggun.

"Seharusnya mereka ada di sini saat pesta kembang api tadi, tapi dari tadi aku tidak melihat kedua orang itu. Kau tahu?"

"Bukannya tadi Xiumin-laoshi yang mencari mereka?"

"Oya?Lalu laoshi ada dimana?"

"Entah, sepertinya belum kembali. Ah! Coba kau tanya anak-anak yang jadi juri lomba basket berkostum, tadi ku dengar Kris mengikuti lomba itu"

"Oh...ok, aku ke sana dulu" Chan Lie pun beranjak dari halaman depan sekolah menuju aula yang letaknya bersebelahan dengan gedung sekolah. Langsung saja pemuda tampan dengan tinggi diatas rata-rata itu menuju ruang ganti dan mencari keberadaan Kris Tao disana. Hingga ia menemukan kedua sosok itu di lorong menuju ruang shower. Dengan nyenyaknya tidur di atas lantai yang dingin, Zitao tertidur dengan posisi duduk dan menyandarkan kepalanya di dinding, sedangkan Kris tertidur dengan berbantalkan paha empuk Tao. Melihatnya Chan Lie hanya menggeleng-nggelengkan kepala.

"Mereka sudah seperti suami-istri saja, kenapa tidak langsung menikah sih?" gumamnya. Chan Lie berjalan mendekat, dan bermaksud membangunkan pemuda yang tingginya hampir menyamai dirinya itu.

"Hei Kris, bangun!" ucap Chan Lie tak sabaran sambil mengguncang pundak Kris.

"Bangun bangun!" guncangnya lebih keras. Kris membuka matanya, menguap kecil. Matanya sedikit menyipit melihat sinar lampu yang tepat berada di atasnya, dan dahinya berkerut samar saat melihat wajah Chan Lie tepat berada di atasnya.

"Bangun, kalian bisa sakit tidur di sini"

"Kalian?" ulang Kris yang sepenuhnya belum tersadar.

"Tuh.." Chan Lie menunjuk kearah Tao dengan dagunya, membuat Kris harus menolehkan kepalanya me belakanh. Sedikit terkejut melihat sosok manis sahabatnya itu yang juga tertidur. Ia pun bangkit duduk, lalu menggaruk-nggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal

"Zi, ayo bangun" Kris mengungguncang pelan bahu si manis itu. Zitao menggeliat kecil, merenggangkan otot-otot tubuhnya dan menguap. Mengerjap-ngerjapkan matanya dengan wajah khas bangun tidur yang lucu.

"Bisa-bisanya kalian tidur di sini" kata Chan Lie menggeleng-nggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Chan? Kau ada di sini?" Zitao menutupi mulutnya saat menguap kecil.

"Dari tadi aku mencari kalian ke mana-mana, ternyata malah tidur di sini"

"Jangan salahkan aku, Kris yang tiba-tiba tertidur" Zitao melirik tajam pada si pangeran sekolah yang masih duduk bersilah di sampingnya.

"Aku?" satu alis tebalnya terangkat menatap Zitao.

"Iya, siapa lagi? tiba-tiba kau jatuh ke lantai, ku pikir kau pingsan eh ternyata tidur" cibirnya kesal.

"Hmpf...mana ada Pangeran sekolah yang memiliki kebiasaan tidur di manapun dan kapan pun? Hilangkan kebiasaan burukmu itu" Chan Lie ikut mengolok.

"Kau pikir aku bisa?" melemparkan tatapan tajam pada teman se tim basketnya itu.

"Memangnya sejak kapan kau punya kebiasaan itu?" tanya Chan Lie penasaran.

"Entah, aku sendiri juga tidak tahu. Mungkin Tao tahu" kata Kris menoleh pada si manis yang kini bersendekap.

"Kenapa aku?" – "Kenapa Tao?" tanya Zitao dan Chan Lie kompak.

Kris mengangkat alisnya. "Kan ku bilang mungkin, kau kan selalu nempel pada ku"

"Huh, enak saja, siapa juga yang nempel pada mu?" Tao mendengus memalingkan wajahnya.

"Sudah-sudah, aku kemari untuk memanggil kalian"

"Memang ada apa?"

"Tadi saat pesta kembang api kalian tidak ikut, sekarang acara penutupan api unggun masa kalian juga tidak ikut?"

"Gara-gara siapa ikut tidak ikut pesta kembang api?" sindir Zitao melirik sengit ke arah Kris yang tampaknya masih mengantuk.

"Aku aku, lagipula siapa suruh kau ikut tidur di sini?"

"Jadi menurutmu aku harus meninggalkan mu sendirian di lorong ini?"

"Kan kau yang ingin lihat kembang api"

"Setidaknya kau harus berterima kasih pada ku, karena aku sudah menemanimu di sini!"

"Aku tidak memintamu untuk menemani ku di sini Zi"

"Sudah-sudah! Jangan bertengkar seperti suami-istri ayo ikut aku ke halaman depan!" lerai Chan Lie menghentikan perdebatan kecil antara 'pasangan' tersihor di sekolah mereka itu. Zitao manyun se jadi-jadinya, kemudian bangkit berdiri

"Jangan harap aku mau dekat-dekat dengan mu!" kesalnya. Alis tebal Kris terangkat sebelah.

"Siapa juga yang memintamu untuk dekat-dekat dengan ku" balas si tampan itu cuek. Membuat Zitao semakin panas mendengarnya.

"Kris Wu bodoh!" teriak Zitao jengkel dan melangkahkan kakinya meninggalkan Chan Lie dan Kris disana.

"Kau ini Wu, kenapa harus bicara sekasar itu pada Tao sih?" tanya Chan Lie saat mereka mulai berjalan beriringan di lorong itu. Sambil berjalan, Kris menepuk-nepuk bagian belakang celananya agar terbebas dari debu.

"Dia bukan wanita"

"Aku juga tahu itu bodoh, tapi kau tahu sendiri Tao itu sensitif"

"Itu berguna untuk melatih mentalnya"

Chan Lie memasang wajah datar. "Kau pikir kalian sedang latihan militer? Tidak ada cara yang lebih baik apa? Kasian kan dia"

"Kau seperti baru mengenalku saja"

"Haha, bukan begitu. Kadang aku iri melihat kalian berdua"

"Ha? Iri?" Kris menautkan alis tebalnya bingung.

"Kalian sangat akrab, seperti anak kembar kemana-mana berdua"

"Kau pikir ak—"

"GYAAAAAAAAAAAAAA!"

Teriakan itu menggema di lorong aula, seiring suara derap langkah kaki yang berlari ke arah mereka berdua. Kris dan Chan Lie berpandangan dengan dahi berkerut, dan di tengah kegelapan lorong itu mereka melihat sosok semampai Zitao yang berlari serabutan dengan wajah pucat.

Bruk!

Menabrakkan dirinya pada Kris yang kebingungan. Dengan tubuh gemetar memeluk pemuda jangkung itu.

"Kenapa Zi?" tanya Chan Lie ingung.

"Kau bilang tidak mau dekat-dekat dengan ku, kenapa sekarang memeluk ku?" tanya Kris heran. Chan Lie menyikut lengan Kris pelan, si pangeran sekolah itu hanya melirik datar.

"Tao-er, kau kenapa?" tanya Chan Lie lagi, agak khawatir.

"..hantu..." kata Zitao menggumam tak jelas. Alis Kris terangkat.

"Apa?"

"Ada hantu..." ucapnya gemetar.

"Ha? Masa'?" Zitao mengangguk lemah. Kris melemparkan tatapannya ke depan, menajamkan mata di antara pencahayaan lorong yang remang-remang.

"Ada apa?" tanya Chan Lie penasaran.

"Tidak, tidak ada.." kata Kris bohong, tidak ingin rekan setim nya itu tanya-tanya lagi padanya. Ia mengelus rambut kelam Zitao pelan. "Sudah, ayo jalan" ajaknya kemudian.

Panda kesayangannya itu menurut. Zitao melepas pelukannya dan berjalan rapat di samping Kris, masih dengan memeluk erat lengan Kris dengan ketakutan.

"Memang ada apa sih?" tanya Chan Lie super penasaran.

Baru beberapa langkah mereka melangkahkan kaki di lorong itu, tiba-tiba Kris menghentikan langkahnya, dengan menatap ke depan, kearah lorong yang gelap, Zitao semakin meraptakan cengkramannya di baju Kris dan menyembunyikan wajahnya di bahu tegap pemuda itu.

"Kenapa berhenti?" tanya Chan Lie bingung.

"Ada yang menghalangi jalan" kata Kris tak melepaskan pandangannya ke depan.

"Eh? Tidak ada orang kok...tunggu, jangan bilang kalau kau..." Kris mengangguk, Chan Lie menelan ludah dan mengumpat pelan.

Seorang wanita berbaju zirah dan berambut pendek menghalangi langkah Kris dan kawan-kawan. Wanita itu terluka di bagian perut, kepala, dan bagian lainnya yang masih mengeluarkan darah dari lukanya.

"...kau menghalangi jalan kami.." ujar Kris pada wanita itu. Hantu wanita itu pun mengangkat wajahnya dan menatap Kris dengan agak heran.

"Kau bisa melihat ku?" tanya hantu itu. Raut wajahnya tampak senang.

"Ya, tentu saja..." Kris mengangkat bahunya. Seketika wanita itu tersenyum lebar.

"Ah~ syukurlah~ akhirnya ada yang bisa melihat ku!" uajarnya lega saraya melangkah mendekat.

"Stop! Jangan mendekat!" cegahnya, dan hantu wanita itu langsung diam di tempat. "Jangan buat teman ku lebih takut dari ini" tambahnya. Wanita berbaju zirah itu melirik kearah Zitao dan Chan Lie, lalu mengangguk kecil.

"Maaf... aku hanya senang ada orang yang bisa melihat ku" kata wanita itu dengan menunduk.

"Kami ingin lewat, bisa kau minggir sedikit?" tanyanya Kris sehalus mungkin. Wanita itu mengangguk, dan memberi jalan pada Kris dan kawan-kawan. Pangeran sekolah itupun membawa Zitao dan Chan Lie berjalan melewati hantu wanita berbaju zirah itu. Walau sebenarnya masih ada yang ingin ia tanyakan pada hantu itu tentang satu hal. Jujur, baru kali ini ia melihat ada hantu yang memakai baju perang seperti itu padahal dia wanita.

Dengan ragu, Kris menoleh ke belakang punggungnya setelah berjalan beberapa langkah menjauhi hantu itum Wanita berbaju zirah?

TBC or END?

Bagi yang muak sama gw karena ga apdet ff2 sebelumnya, sory sebelumnya.

Maaf atas ketidak nyamanannya, sudah gw betulin :)