Disclaimer : Kalo Vocaloid punya saya, yang nyanyi keong racun bukan Shinta sama Jojo

Mohon maaf kalo ada kesalahan, tolong di kritik, terserah mau di kritik apaan juga saya terma kok ^_^ Selama bagus buat kemajuan saya...


"Ohayou Miku-san!" sapa Rin, gadis berambut kuning tapi lebih mendekati pirang itu.

"Ohayou Rin-san!" Miku membalas dengan senyum dan semangatnya. Miku duduk di samping Luka. Gadis berambut pink/merah muda yang juga sahabatnya sama seperti Rin.

"Kau sudah menyiapkan satu lagu klasik untuk kelas musik nanti?" tanya Luka.

"Tentu, aku tidak pernah melupakan pekerjaan rumah soal musik Luka-san," Miku tertawa kecil. Luka hanya tersenyum tipis, senyum Luka memang sangat terkesan dingin, namun Miku dan Rin sudah terbiasa akan hal itu.

"Ohayou, ladies!" sapa pria yang langsung duduk diatas meja di hadapan Miku, Len Kagamine.

"Heh, kau... tidak masuk kelas?" tanya Rin. Len pindah duduk di samping Rin, yang kebetulan masih kosong.

"Meiko-san belum datang?" tanya Len.

"Kalau sudah, pasti kau akan melihatnya duduk disini. Bodoh," jawab Rin sambil menjitak kepala Len.

"AWW! Sakit tau! Lagipula aku tau siapa yang menyebabkannya terlambat," Len mengeluarkan senyum liciknya.

"Ehhhh! Kau?" Miku melotot. Luka hanya melirik sinis Len. Sementara Rin meniru ekspresi Miku.

"Apa? Semalam kan dia mabuk, lalu aku bertemu dengannya di bar, dan ku antar dia ke rumahnya," jelas Len. Rin menunggu lanjutan ceritanya, karena ekspresi pria di sampingnya menandakan bahwa ceritanya belum lengkap.

"Yayayayaya kau tau kan kebiasaan-ku...," ucap Len. Miku dan Rin sama-sama menjitak Len.

"Bodoh! Siapa saja sih wanita yang pernah kau tiduri?" omel Rin.

"Semua... Kecuali kau dan Miku..," jawab Len dengan senyum sedikit kecil dan banyak arti.

Miku dan Rin menoleh kearah Luka.

"Apa? Jangan tanyakan aku!" Luka memalingkan pandangannya ke arah lain. Sementara Miku dan Rin hanya ber sweatdrop ria.

Yaa... Len Kagamine, memang murid yang paling mengesankan di sekolah. Kalian tau... Hampir seluruh isi sekolah, siswi-siswinya... *Prolog di stop karena Gakupo datang*

"Ohayou terong-san," sapa Len. Gakupo hanya menoleh dan memberikan death glare. Len langsung merinding dan memeluk lengan Rin.

"Apa sih Len! Pengecut," omel Rin sambil melepas pelukan lengan Len. Miku, Gakupo, dan Luka tertawa.

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing

Bel masuk berbunyi. Semua siswa/siswi mengambil posisi nya di kelas. Sementara Len kembali ke kelasnya.


Setelah pulang sekolah, Miku datang ke kelas Kaito, seisi ruangan sudah kosong.

"Ah, jangan-jangan dia pulang duluan," Miku mendesah kecil. Lalu ia memutar badannya dan bergegas pergi dari ruang kelas itu.

"Kaito-san, ada perlu apa?" tanya Luka. Yap! Kaito dan Luka sedang berjalan berdua saja menuju taman bermain dan belajar.

"Sudahlah, nanti aku ceritakan, sekarang kita cari tempat duduk dulu saja," Kaito menarik tangan Luka lalu berjalan mencari tempat duduk yang kosong di taman bermain itu.

Sementara...

"Jadi kau melihat Kaito-san pulang dengan Luka-san?" tanya Miku pada Teto yang sedang duduk di bangku taman sekolah.

"Ya, aku mendengar mereka akan ke taman, tadi Luka sempat bertanya sangat keras dan kaget, seperti ini 'APA? Ke Taman? Untuk apa' begitu katanya," jelas Teto yang memang ratu gosip sekolahan dan tidak pernah ketinggalan berita satu-pun.

"Oh, yasudah, terima kasih banyak ya Teto-san," Miku membungkuk lalu berniat menyusul Kaito dan Luka.

'Untuk apa mereka pergi ke taman? Mengapa hanya berdua saja?' Miku khawatir dan berlari, bergegas mengejar Luka dan Kaito.

"Aku... menyukaimu Luka," ucap Kaito setelah mereka mendapatkan tempat duduk.

Luka melotot. "Hah? Ah, kau ini sudahlah jangan bercanda,"

"Tidak, ini nyata. Aku sungguh-sungguh," Kaito menggenggam tangan Luka. Wajah Luka mulai merah. Ia memang telah lama menyukai Kaito, namun melihat sahabatnya, Miku menyukai Kaito juga, ia mengurungkan niatnya dan berhenti menyukai Kaito.

"Ma.. maaf... aku tidak bisa, aku menyukai orang lain Kaito, dulu aku memang menyukaimu... Tapi, ah sudahlah," kalimat Luka terhenti.

"Baiklah, aku mengerti, tapi kenapa dulu? Bukan sekarang?" tanya Kaito sambil sedikit menundukan kepalanya dan tersenyum tipis.

"Ada orang lain yang lebih membutuhkanmu... " Luka bangkit dari duduknya. "Maaf Kaito-san, aku harus pergi," Luka berlari meninggalkan taman dengan rasa bersalah. Kaito hanya tersenyum tipis. Sementara di sudut lain, seorang gadis berambut hijau kebiruan sedang mengamati percakapan itu dengan mata berair.


Author : Hoaaaaaah udah dulu deh, cape nulis ginian juga -_-" Maklum masih baru dan masih butuh review sebelum lanjutin ke chapter berikutnya, ini bakalan jadi fic dengan chapter yang panjang. Huahahahahahahahahahahhaa

Len : Heh, kok gue keliatan kayak...

Rin : Playboy playboy

Miku : *jatoh dari langit* Ga ga ga kuat

Author : Udah, yang penting gue udah bisa nulis ginian. Butuh review juga nihh

Len : Swt -_- nulis sih nulis, tapi...

Author :' Bofffff' ngilang

Rin&Len&Miku : Sialan