Cast : All Member EXO - Choi Siwon
Genre : Romance, Fantasy
Rated : T
Summary : Kehadiran Terrakinesis akan mengakibatkan sesuatu hal buruk terjadi. Tak ada yang
bisa menandingi kekuatan dari sang pengendali bumi itu. Seoul bisa hancur jika ia merasakan emosi yang berlebih. Hanya satu cara yang terpikir oleh Choi Siwon. Dengan memberi perintah pada kesebelas putranya untuk mendapatkan hati sang Terrakinesis. Karena satu-satunya kelemahan yang dimiliki oleh Pengendali Bumi itu -adalah cinta.
.
[Chapter 1]
.
.
Malam itu di tengah-tengah Kota Seoul. Beberapa orang tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Tak jarang satu dua pasangan terlihat sedang asyik bercumbu di kursi taman dengan pasangannya tanpa peduli akan sekitar. Taman kota di Seoul memang sangat strategis untuk beberapa pasangan yang memilih untuk bermesraan di tempat-tempat sepi dan gelap. Mereka dengan leluasa berbuat hal yang bersifat intim tanpa harus merasa segan akan tatapan risih orang-orang yang lalu lalang di taman itu. Sebagaimana orang terbuai oleh cinta, mereka bahkan tak menyadari tempat berpijaknya saat ini tengah bergetar hebat sampai akhirnya kedua telinga mereka menangkap suara orang-orang di sekitarnya meminta tolong bahkan berlari kesana kemari.
"Gempa! Gempa! Ya Tuhaannnn!" – teriak salah seorang dari kerumunan orang-orang yang berlarian mencari tempat aman untuk sekedar berlindung dari hal-hal yang memungkinkan mereka untuk terluka. Seorang anak berusia 6 tahun yang tadi sempat berjalan bersama orangtuanya kini terpisah dan tak kuasa sang anak memecahkan tangisnya karena rasa takut yang sangat besar. Gempa berkekuatan 3,1 skala richter itu memang tidaklah besar tapi cukup untuk membuat seisi kota Seoul kacau dengan beberapa bangunan yang tampak hancur. Beruntung karena gempa itu hanya berlangsung 1 menit saja. Karena sekarang tampaknya kota itu sudah kembali normal, walau keadaan tak bisa diubah seperti sedia kala. Mereka hanya bersyukur karena gempa itu masih terbilang cukup aman – dari perkiraan.
Ya, gempa secara tiba-tiba seperti ini memang sudah sangat biasa dirasakan oleh warga kota Seoul. Mereka sendiri tak tahu sebab dari Gempa yang sering kali menimpa Kota-nya.
.
.
.::: FROZEN ::.
.
.
Di sebuah tempat kasat mata yang jauh dari kehidupan normal layaknya manusia tampak seorang pria tengah duduk sambil menopangkan kedua tangannya pada meja yang berada di depannya. Di tangan kanannya terdapat sebuah cerutu yang sesekali ia isap perlahan. Matanya tertuju pada guci di hadapannya. Bukan. Bukan benda itu yang menjadi fokusnya saat ini. Pikirannya melayang pada kejadian yang menimpa kota itu tadi malam.
Terrakinesis.
Hanya itu yang tengah ia pikirkan saat ini. Tampaknya kecurigaannya sejak awal memang benar adanya. Tetapi jika kecurigaannya memang benar, akan terjadi perang besar antara pihaknya dengan pihak-pihak lawan. Ya, perang akan terjadi jika sang Pengendali Bumi telah menampakkan diri. Sampai saat ini tak ada yang bisa menandingi betapa dahsyatnya kekuatan sang pemilik Terrakinesis.
Mereka akan dalam bahaya.
Dirinya dan kesebelas putranya akan dalam bahaya. Dan itu tidak boleh terjadi. Satu-satunya cara yang ia pikirkan saat ini adalah-
.
.
-membuat sang Terrakinesis berada di pihaknya.
Perlahan tangannya merogoh ponsel yang ada di saku blezernya. Jari-jarinya dengan cepat mengetikkan sebuah pesan singkat yang akan ia kirim ke sebelas putranya itu.
Send.
.::: FROZEN :::.
07.21 A.M.
Angin dengan leluasa menerpa wajah pria tinggi yang tengah memandangi Kota Seoul dari balkon kamarnya. Suasana pagi itu tampak sejuk dengan embun yang masih terasa setiap kali pria itu menghela nafasnya. Pria itu menutup matanya untuk sekedar menikmati suasana paginya yang sangat jarang itu. Tak lama kemudian ia membuka matanya dan beralih pada bangunan-bangunan di sekitar yang tampak sedang mengalami perbaikan karena gempa tadi malam.
Ia kembali menutup kedua matanya ketika angin berhembus dengan lembut membelai rambutnya. Sedikit menyibakkan kerah bajunya hingga nampak sebuah tanda hitam bergambar phoenix yang menghiasi leher jenjangnya.
Drrrt.
Matanya beralih fokus pada ponsel yang bergetar di saku celananya. Ia sedikit mengerutkan dahinya karena menurutnya benda itu jarang sekali menerima pesan masuk. Ia segera mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.
From : Abeoji
Segera ke ruanganku. Ku tunggu 5 menit dari sekarang.
07.21 A.M. Di pusat perbelanjaan kota Seoul.
.
.
"kau tampan sekali. Apa kau sudah punya pacar?"
Tampak seorang pria berpakaian serba hitam menoleh malas menanggapi gadis-gadis di hadapannya yang tengah memuji ketampanan dirinya. Well, aku tahu aku tampan. Tapi demi tuhan ini memuakkan – sinis pria itu dalam hati. Ia tak usah repot mengubah ekspresi wajahnya hanya demi menjaga image di depan pengagum tiba-tibanya seperti ini. Yang ia lakukan hanya melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti akibat halangan dari gadis-gadis genit itu.
Ddrrtt.
Langkahnya kembali terhenti ketika dirasa ponsel yang berada di saku bajunya bergetar.
"Pesan?" Tanya pria itu pada dirinya sendiri. Ia tahu jika tiba-tiba ponselnya menerima sebuah pesan itu pasti hal yang darurat. Ia sedikit tertawa kecil. Pria tampan sepertinya tampak seperti orang bingung ketika mendapat pesan. Miris sekali.
Senyumnya yang tadi sempat menghiasi wajah tampannya mendadak diam. Ekspresi wajahnya berubah serius. Sesaat ia melihat keadaan sekitar sebelum akhirnya ia memusatkan pikirannya pada suatu tempat. Dan menghilang di tempat yang dirasanya aman.
07.21 A.M – Resto' Café, Seoul
.
.
"Lihat. Tatapannya dingin sekali saat ia bertemu pandang denganku" bisik salah seorang pengunjung restoran siap saji yang berada di kota Seoul itu pada temannya yang mengangguk antusias.
"Sikapnya juga kasar sekali. Kau ingat saat anak kecil tadi tak sengaja menumpahkan minumannya ke pakaian pria itu? Cih melihatnya membentak anak itu membuatku menyayangkan wajah tampannya"
BRAKKK!
Semua pengunjung restoran siap saji itu dikagetkan oleh suara dentuman keras yang terdengar dari meja paling belakang restoran itu. Tampaknya dua orang gadis yang sedari tadi sibuk membicarakan pria dingin yang sekarang menjadi pusat perhatian itu mendadak panik.
"Apakah dia mendengarnya? Jaraknya cukup jauh untuk mendengar suaraku. Lagian aku ini berbis-YAA!" pekik salah satu dari mereka saat merasa rambutnya di tarik oleh pria dingin itu. Ia kemudian menatap temannya yang terlihat ketakutan. Ia sendiri akhirnya memberanikan diri untuk melihat sang penarik rambutnya itu dengan wajah gusar.
"YA LEPASKAN!" bentak gadis itu sambil terus berusaha membebaskan rambutnya dari jambakan pria dingin itu. Demi apa itu sangat sakit. Terlihat dari wajah gadis itu yang memerah karena menahan sakit.
Pria dingin itu mendekatkan bibirnya pada telinga gadis yang tampak sudah tak kuasa menahan rasa perih di kepalanya.
"Jangan macam-macam denganku" bisik pria dingin itu dengan aura yang sama sekali tidak bersahabat. Ia tersenyum sinis kemudian melepaskan kasar rambut gadis itu dari tangannya dan mengambil langkah pergi. Tujuannya kini adalah memenuhi perintah pesan singkat yang ia terima tadi.
Wuusshhh~
"Ish… dia bukan hanya tatapannya yang dingin. Hawanya juga" bisik teman gadis itu sambil merekatkan jaketnya sementara gadis itu sendiri tampak sedang merapihkan kembali tatanan rambutnya dengan wajah kesal. Entah kenapa ia juga merasa dingin. Seperti angin sedang berhembus kencang padahal ia tahu restoran tempatnya makan saat ini sangat tertutup sekali. Tidak mungkin angin masuk dengan leluasa.
Tidak tahukah dia bahwa restoran itu baru saja kedatangan seorang Aerokinesis. Sang pengendali angin?
07.21 A.M . Lalu lintas di kota Seoul.
.
.
2 buah mobil dengan sirene polisi tampak sedang mengejar seseorang yang baru saja membuat kekacauan dengan menabrak lampu merah dan menyebabkan kecelakaan beruntun dari arah berlawanan. Para korban di duga mengalami luka serius di bagian dalam dan kejadian itu mengakibatkan kemacetan panjang di jalan utama ibu kota korea selatan itu. 2 mobil polisi itu sepertinya mengalami kesulitan dalam mengejar sang pelaku di karenakan macet yang terbilang cukup parah.
Sementara itu, seorang pria dari balik kaca mobilnya yang tengah menjadi buronan polisi saat ini menaikkan sudut bibirnya menyaksikan kejadian yang berlangsung jauh di belakangnya itu. Ia merutuki nasib polisi-polisi itu yang sial karena telah berurusan dengan seorang Levitation seperti dirinya. Matanya kemudian beralih pada jam yang ada di pergelangan tangan kirinya. 07.22 A.M
Pria itu pun menaikkan kecepatan laju mobilnya. Berusaha secepat mungkin untuk sampai pada tempat tujuannya kali ini. 3 menit lagi atau ia akan melihat kemarahan Ayahnya.
.
.
.::: FROZEN :::.
.
.
.
"Abeoji! Apa itu tidak beresiko?"
"Ck, membuang waktuku saja"
"Itu bukan gayaku, kumohon mengertilah Abeoji"
"Seorang pria? Gadis saja aku tak tertarik untuk mendekatinya apalagi seorang pria"
"Permintaanmu benar-benar tidak masuk akal"
"Kau sendiri yang melarang kami tidak terlibat cinta. Tapi sekarang ini maksudmu apa?"
"Membuatku malas saja"
"Candaanmu kali ini tidak lucu, Abeoji"
"Kenapa harus seorang pria?!"
"Aku tidak tertarik dengan itu"
"Itu terlalu mudah. Aku tak tertarik"
Jawaban demi jawaban terdengar dari mulut kesebelas pria yang kini tengah menampakkan wajah malas pada seorang pria yang mereka panggil sebagai 'Abeoji' itu setelah mendengar penuturan darinya. Mendengar semua penolakan dari semua putranya itu, ia sedikit merasa kesal. Apalagi dengan jawaban dari sang Maknae. 'Itu terlalu mudah'. Rasanya seperti ia ingin memaki habis putra termudanya saat itu juga.
"Apa yang kau sebut 'terlalu mudah' Oh Sehun?"
Pria muda yang tadi di sebutkan namanya itu diam seketika. Nampaknya pertanyaan sang Abeojinya itu bukanlah sebuah pertanyaan yang harus ia jawab. Tapi lebih pada sindiran secara tak langsung yang di tujukan kepadanya. Kali ini kesebelas pria tampan itu tak ada niat untuk membantah karena mereka rasa aura sang Ayah sudah tak lagi bersahabat.
"Tak ada yang mudah jika ini menyangkut Do Kyungsoo" ucap Abeojinya dengan raut wajah serius. Ia menatap satu per satu putranya. Berharap ia bisa membuat putra-putranya mengerti akan situasi saat ini. Ini memang tak akan mudah. Ia tahu itu.
Tapi berusaha mengupayakan sesuatu tampak lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Baiklah,kami akan melakukan semua perintah Abeoji kalau itu memang penting. Tapi apa yang membuatnya terlihat sulit? Tidak ada yang bahkan bisa menandingi ketampanan wajah kami. Pasti tidak akan sulit untuk mendapatkan hatinya. Apa yang kau khawa-"
"DO KYUNGSOO!-"
–Minseok, kakak tertua di antara mereka bersebelas itu menunduk seketika ketika seseorang yang sangat ia hormati itu memotong perkataannya dengan tegas.
"-seseorang telah membekukan hatinya. Karena akan sangat berbahaya bagi orang dan lingkungan di sekitarnya apabila hatinya-" Pria tegap itu berhenti sejenak. Dan melanjutkan kembali setelah mengambil satu helaan nafas panjang.
"-perasaannya,dan jantungnya berdetak melebihi normal. Emosi akan perasaannya akan sangat berbahaya. Ia adalah seseorang yang di haramkan untuk merasakan cinta" jelasnya dengan raut wajah tegang. Keringat sudah sedari tadi membasahi dahi bahkan tangannya.
Kesebelas pria itu mendengarkan penjelasan Abeojinya kali ini dengan serius. Tak ada satupun dari mereka yang berani memotong pembicaraan Abeojinya itu.
"Memangnya siapa Do Kyungsoo itu?" pertanyaan dari mulut seorang Park Chanyeol tampaknya mewakili pertanyaan saudara-saudaranya. Terlihat dari raut wajah mereka yang menunggu dengan penasaran jawaban Abeojinya.
Pria tegap yang sedang ditatap oleh kesebelas pasang mata putra-putranya itu menghela nafas. Ia kembali menatap putra-putranya satu demi satu. Kemudian menengadahkan kepalanya menghadap langit-langit ruangannya.
"Do Kyungsoo- Dia adalah Terrakinesis . Sang Pengendali Bumi."
.:::TBC/END?:::.
.
.
Annyeong haseyo.
Ara imnida- ^^
Di ff ini hanya akan lebih memfokuskan cerita pada 4 orang-dari kesebelas pria itu dan tentunya sang pemilik kekuatan Terrakinesis itu sendiri.
Bisa tebak siapa 4 orang itu?
Thanks for : - Reader yang mau mau membaca ff abal ini
- Reader yang mau mereview ff ini
Sorry for : - ff nya kurang menarik
- banyak typo
- OOC
- tata bahasanya kurang bagus
Karena ini chapter awal, aku harap bisa mendapat saran/komentar dari kalian mengenai cerita ini hehe^^
Selamat mereview~ Gamsahamnida^^
Sign,
