Chanyeol selalu mempunyai alasan mengapa ia lebih memilih berjalan kaki ke sekolah di banding menggunankan sepeda atau transportasi lainnya.

Dan Chanyeol juga memiliki alasan mengapa ia lebih memilih jalan memutar untuk sampai di sekolahnya di banding dengan jalan yang biasa padahal lebih dekat dengan sekolahnya.

Setiap hari saat Chanyeol akan pergi ke sekolah maka ia akan melewati sebuah rumah bercat putih dan seorang laki-laki manis duduk di atas ayunan dengan tatapan kosong yang selalu Chanyeol lihat.

Baekhyun.

Laki-laki yang menarik perhatiannya itu bernama Baekhyun.

Chanyeol selalu menyempatkan dirinya untuk sekedar melirik laki-laki itu. Entahlah. Hatinya yang menyuruh ia untuk melakukan sedikit pendekatan pada laki-laki manis itu. Hingga pada hari sabtu itu, Chanyeol pun dengan hati yang hampir meledak karena gugup, melangkahkan kaki memasuki perkarangan rumah bercat putih itu.

Rumah yang menjadi tempat yang selalu ingin ia lewati setiap hari.

Langkah Chanyeol terhenti tepat di depan laki-laki itu.

"Siapa?" suara lembut itu terdengar dan Chanyeol merasa dunia berwarna seketika.

Dengan gugup ia membuka mulutnya. "Hai… Baekhyun."

"Kau kenal aku?"

Chanyeol mengangguk cepat walau Baekhyun tak dapat melihatnya.

"Aku Chanyeol… tetanggamu."

"Benarkah? Maaf aku tidak tau." Chanyeol tersenyum. Ia membungkuk di hadapan laki-laki itu agar keduanya saling berhadapan. Dari jarak sedekat ini sukses membuat Chanyeol merasakan letupan aneh yang menyerang dadanya.

"Aku kesini ingin berteman denganmu, Baekhyun."

Sebuah senyuman terpantri di sudut bibir itu dan Chanyeol mengklaim itu adalah senyuman termanis dalam hidupnya.

"Tentu Chanyeol." Jemari Baekhyun terangkat ke udara dan Chanyeol menyambutnya dengan lembut.

"Aku Park Chanyeol."

"Aku Byun Baekhyun."

...

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan Baek." Kata Chanyeol di pertemuan mereka yang entah ke berapa kalinya.

"Jalan-jalan?"

"Ya. Jalan-jalan. Kita akan berkeliling menggunakan sepeda."

Baekhyun mengangguk cepat. "Aku mau, Yeol."

Chanyeol menuntun Baekhyun berjalan menuju pagar rumahnya. Ia lalu menempatkan Baekhyun di besi tengah sepeda antara setir dengan jok pengemudi. Kedua tangan Baekhyun ia tempatkan pada sisi setang. Chanyeol sendiri duduk di atas jok.

"Aku akan mengayuhnya sekarang, Baek." Kata Chanyeol.

"Oke." Sahut Baekhyun. Ia menggeratkan genggamannya pada sisi setang.

Sepeda pun di kayuh Chanyeol.

Desiran angin sore di musim gugur menerpa wajah keduanya. Sepeda itu bergerak santai menelusuri jalanan yang disisinya di tumbuhi pepohonan yang berjejer rapi.

"Aku sering naik sepeda saat aku kecil dulu." Kata Baekhyun.

"Benarkah? Apa itu hobimu?"

"Seperti itulah."

Chanyeol menghentikan sepedanya. Kembali ia menuntun Baekhyun untuk berjalan menaiki sebuah jempatan kecil. Lalu menempatkan kedua lengan Baekhyun untuk berpengangan pada sisi jembatan.

"Baek."

"Ya?"

"Sebelumnya aku sering melihatmu duduk di atas ayunan di depan rumahmu. Apa yang kau pikirkan?"

"Aku memikirkan banyak hal. Dan juga membayangkan banyak... hal."

Chanyeol mengerti.

"Yang paling ku ingat adalah halaman rumahku. Aku duduk disana untuk mengingat segalanya."

"Kalau begitu… aku akan membantumu melihat yang lain."

Baekhyun menoleh ke arah Chanyeol walau tak berada dalam fokus yang tepat.

"Disini Baek." Chanyeol meraih jemari Baekhyun. "Sekarang kita berdiri di atas jemabatan dan ada sebuah sungai di bawahnya. Lalu disebelah kananmu ada pohon-pohon yang berwarna merah dan matahari yang hampir tenggelam—"

"Chanyeol…"

"Ya Baek?"

"Kenapa kau melakukan ini padaku?"

"Baek… kita adalah teman. Bukan begitu?"

"Ya. Tidak ada yang melakukan hal ini sebelumnya untukku. Kenapa Yeol?"

"Karena aku menyukaimu."

"Yeol…"

"Aku serius Baek. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu."

"Aku buta. Kau tau itu."

"Aku tidak peduli. Aku—menyukaimu Baek, haruskah ada alasan disana?"

"Chanyeol—"

Chanyeol membawa Baekhyun dalam pelukannya.

"Aku akan akan menjadi mata untukmu melihat, aku akan menjadi kaki untukmu melangkah, aku akan menjadi telinga untukmu mendengar, aku akan menjadi tangan untukmu mengapai, aku akan menjadi apapun untukmu Baek. Aku mencintaimu…"

Setetes bening meluncur dari mata itu dan Baekhyun membalas pelukan itu.

"Terima kasih, Yeol…"