LOVE

.

.

.

Disclaimer: Bleach milik Tite Kubo. Saya gak berani jamin kalau ngaku-ngaku milik saya.

Warning: Fic ini berisi banyak ke gajean, AU, OOC, Typos, etc... Apabila ada kesamaan cerita atau sejenisnya atau apapun tergantung pendapat minna yang menilai. Ini fic sebelumnya udah pernah saya publish berjudul I love You, Aku Sayang Semuanya, karena kemarin banyak kesalahan makanya saya edit. semoga gak mengecewakan minna... Hohohohooh.. happy reading...

.

.

.

Prolouge

Kami-sama, kenapa aku harus terlahir dengan kekurangan yang aku miliki sejak lahir ini? Kenapa aku harus diciptakan jika aku hanya hidup tersia-sia tanpa ada orang lain yang menyayangiku setulus hati. Jika dulu saat aku dalam kandungan bisa bicara, aku akan memohon padamu agar aku tidak dilahirkan jika tidak bisa memberi kebahagiaan pada orang lain. Kami-sama, apa salahku? Kenapa mereka tidak sekalipun bisa mengerti keadaanku? Bukankah semua ini atas kehendakmu. Aku memang terlahir tidak sempurna, untuk berjalan aku tidak sanggup, bahkan aku harus memakai kursi roda ini seumur hidupku, tapi tidakkah aku berhak menikmati kebahagiaan walau untuk sejenak aku merasakan? Kami-sama, tolong beri aku malaikat pelindungmu..

End of Prologue

.

.

~ Lima tahun lalu

Disebuah ruangan di salah satu rumah sakit ternama di Tokyo, sepasang suami istri yang sedang memeriksakan putri kecil mereka sedang diliputi kecemasan. Wajar saja, putri mereka tercinta saat ini sedang sakit dan mereka cemas luar biasa kalau-kalau terjadi apa-apa dengan putri mereka. Dokter kepercayaan pasangan suami istri itupun saat ini memeriksa dan memantau keadaan putri pasangan suami istri itu yang sebelumnya memang telah melakukan pemeriksaan laboratorium. Selesai memeriksa sang anak, dokter mempersilahkan duduk suami istri itu. Dokter itu lalu memberikan penjelasan mengenai hasil pemeriksaan lab pada suami istri itu.

"Maaf tuan dan nyonya Kuchiki, sepertinya putri anda mengalami kelumpuhan pada kakinya yang menyebabkan sampai saat usianya saat ini belum bisa berjalan," kata sang dokter.

"Maksud anda apa dokter, putriku cacat begitu?" tanya sang nyonya Kuchiki bernama Hisana. Hisana shock atas apa yang dikatakan dokter.

"Tapi itulah kenyataannya, nyonya. Menurut hasil pemeriksaannya, Rukia mengalami distrofi otot," jawab sang dokter panjang lebar.

"Lalu apa Rukia bisa disembuhkan, dokter?" tanya sang tuan Kuchiki bernama Byakuya.

"Saat ini masih belum bisa tuan. Tapi anda sebagai orang tua harus mendampingi dan memberikan kasih sayang yang lebih agar Rukia kelak bisa mandiri," kata dokter itu.

.

.

.

~Dua tahun kemudian

"M-mom, Rukia minta nina boboin sama mommy," pinta Rukia kepada ibunya. Ia berharap ibunya mau menemaninya saat tidur.

"Mommy sibuk, Rukia. Minta nina boboin sama Isane-san ya?" ucap Hisana acuh. Ia merasa kesal dengan Rukia yang terus saja merengek di depannya.

"T-tapi Rukia minta nina boboin sama mommy. Rukia nggak mau cama Icane-chan, hiks,hiks,hiks..." rengek Rukia memohon.

"Isane, tolong bawa Rukia ke kamarnya. Aku benci mendengar suara tangis dan rengekkannya setiap hari," ucap Hisana geram dan berlalu dari hadapan Rukia.

"B-baik nyonya," sahut Isane.

"R-rukia maunya sama mommy, huaaaaaaaaaaaaa," tangis Rukia semakin menjadi.

"Cup,cup,cup, nona manis ayo sekarang ikut bibi ke kamar. Nanti bibi Isane nina boboin, sekarang mommy nona Rukia sedang lelah, jadi nona manis tidur dngan bibi saja, ya" kata Isane berusaha menghentikan tangis Rukia.

"Huhuhuhhuhu…huhuhuhu..hiks..hiks…-tapi bibi Isane," kata Rukia tidak percaya.

"Ayo nona, sekarang kita ke kamar. Nona mau bibi bacakan cerita apa sebelum dinyanyikan nina bobo?"

"Cinderalla saja bibi, Rukia senang sekali sama Cinderella," kata Rukia berhenti menangis. Ia sangat senang karena Isane mau membacakan dongeng untuknya. Si kecil Rukia berpikir sejenak. 'Mom, taukah mommy. Begitu ingin aku kau peluk saat aku merasa takut saat terbangun dari tidur. Begitu ingin aku mendengarmu bercerita sebelum tidur. Begitu ingin aku mendengar alunan nina bobo dari bibir indahmu, mom. Aku juga ingin merasakan pelukan hangatmu seperti kau memeluk Senna, mom. Aku tidak memintamu lebih darimu, mom. Aku harap mommy bisa seperti bibi Isane yang selalu sayang padaku,' batin Rukia.

"Baiklah nona manis. Mari kita masuk ke kamar, nona tidak boleh tidur malam-malam," kata Isane lembut. Isane menggendong Rukia dan berjalan ke arah kamar Rukia. Kemudian mendorong kursi roda Rukia dan segera masuk ke kamaranya. Ia mengangkat dan meletakkan tubuh Rukia di ranjang dan meletakkan selimut Chappy ke tubuh mungil Rukia. Tidak lupa Isane membacakan dongeng Cinderela. Rukia dengan seksama mendengarkan cerita yang dibacakan Isane. Setelah beberapa saat Isane membaca, Rukia kembali meguap tanda ia bener-benar mengatuk. Isane tak lupa menyanyikan lagu nina bobo kesukaan Rukia. Hingga Rukia terlelap, Isanepun kembali merapikan selimut ke tubuh Rukia dan mematikan lampu kamar kemudian ia keluar dari kamar Rukia. Selama ini Isane memang sabar dalam mengurus Rukia. Ia merasa kasihan kepada nona kecilnya itu. Pasalnya, seluruh anggota keluarga Kuchiki mengabaikan keberadaan Rukia. Mereka menganggap Rukia adalah sebuah aib yang sangat ingin mereka singkirkan. Mereka malu mempunya Rukia yang cacat fisik . Isane yang melihat hal itu merasa prihatin, ia merasa sayang dan sudah menganggap Rukia seperti anak sendiri.

.

.

.

~Kuchiki mansion

" Senna-chan, ayo main Chappy sama Rukia," ucap Rukia ceria. Ia mendorong kursi rodanya agar bisa mendekati adiknya, Senna. Rukia dan Senna kakak beradik berbeda satu tahun. Wajah mereka hampir mirip, tapi karakter keduanya sungguh jauh berbeda seperti langit dan bumi.

"Aku sibuk nee-chan. Nee-chan main sendiri dulu atau main sama bibi Isane saja," kata sang adik bernama Senna Kuchiki.

"Bi-bibi Isane tidak ada Cenna-chan. Bibi Isane kelual," jawab Rukia polos.

"AKU SEDANG SIBUK NEE-CHAN, aku banyak tugas sekolah," bentak Senna.

"Ayolah Senna, cuma sebentar saja," pinta Rukia pada adiknya.

"Diam kau bayi, sudah aku katakan aku sedang sibuk ya sibuk. Apa kau tuli, ha?!"

"Senna-chan Kenapa bicara teriak-teriak seperti itu kepadaku? Apa kau sangat membenciku karena aku tidak bisa jalan? Jawab aku Senna," kata Rukia memohon penjelasan.

"Tidak boleh, ha? Memangnya aku salah kalau aku membencimu karena kau cacat, ha? Pergi sana!" teriak Senna pada Rukia.

BRUUKK

"Aww, sakit," teriak Rukia kesakitan setelah Senna mendorong kursi roda Rukia ke lantai.

"Rasakan itu," teriak Senna dari dalam kamarnya.

"Hiks..hiks…hiks… sakit sekali," kata Rukia terisak. Rukia menangis tersedu. Ia beranjak dari depan pintu kamar Senna sambil memeluk boneka Chappy kesayangannya. Ia mencoba bangun dan segera menggeser posisi kursi rodanya. Ia tertatih-tatih. Kakinya memang tidak bisa berjalan, tapi tangannya masih bisa berfungsi. Sekuat tenanga ia berusaha bangkit, sampai akhirnya ia bisa duduk diatas kursi roda meskipun sulit. 'Senna, aku begitu iri padamu, tahukah kau? Aku juga ingin sempurna sepertimu. Kau selalu disayang mommy dan daddy. Kau juga selalu menjadi kebanggan mereka. Aku sungguh sangat iri padamu, Senna. Kau memiliki segalanya yang idak aku miliki sebagai nee-chanmu. Aku hanya ingin kau menganggapku nee-chanmu, bukan sebagai "orang cacat". Tidak bisakah kau hargai aku sebagai nee-chanmu, Senna?' batin Rukia.

BLAMMMM

"Mulai sekarang jangan menggangguku lagi," kata Senna dari dalam kamar. Suaranya terdengar dari luar tempat Rukia duduk di kursi memang membenci nee-channya sendiri. Ia merasa malu memilki kakak yang tidak normal seperti Rukia. Ia sama seperti keluarga Kuchiki lainnya. Mengabaikan Rukia, mengaggap Rukia adalah manusia tak berdaya, manusia yang hanya bisa menyusahkan banyak orang. Senna memang berbeda dari Rukia, Senna yang cantik dan sempurna ini memang sangat ingin Rukia bisa pergi jauh darinya.

.

.

.

~Taman Kuchiki Mansion

Rukia masih terisak. Ia sangat sedih adiknya sendiri membencinya. Ia sama seperti manusia lainnya. Walaupun dia terlahir kurang sempurna, ia masih bisa merasakan sakit hati atas perlakuan adiknya sendiri. Ia merasa sangat terpukul.

"Hiks..hiks..hiks..."

"Lho, nona kecil manis kenapa menagis dan duduk sendirian disini?" tanya seseorang yang tak lain adalah Isane.

"R-rukia sedih, Senna-chan membentak aku, bibi" kata Rukia menangis dipelukan Isane.

"Jangan sedih nona manis, ada bibi yang menyayangimu disini," ucap Isane menenangkan.

"I-iya, Rukia gak sedih lagi kok," kata Rukia sambil menghapus air matanya.

"Nah, begitu lebih baik. Bibi Isane punya sesuatu buat Rukia. Nona pasti senang," hibur Isane.

"A-apa itu, bibi?" tanya Rukia penasaran.

"Ini alat musik bernama biola, nona. Ini menghasilkan suara yang sangat indah. Nona mau mendengarkan bibi bermain biola?"

"M-mau. Ayo bibi, segera mainkan biola itu. Nanti ajari aku," kata Rukia bersemangat.

Isane pun membuka tempat biola itu. Ia menyetel nada yang pas agar suara yang dihasilkan terdengar merdu di telinga. Ia kemudian memulai menggesek biola itu. Ia memainkan sebuah lagu bejudul 'I Have a Dream.' Rukia terbuai dengan alunan yang dihasilkan oleh alat musik itu. Sampai saat musik selesai dimainkan Rukia segera ingin mencoba memainkan biola tersebut.

"Rukia mau mencoba memainkannya," ucap Rukia mantap.

"Eh? Nona mau belajar bermain biola?" tanya Isane.

" Iya, bawa kesini biolanya," kata Rukia antusias.

Rukia menerima biola itu dari Isane. Ia segera memposisikan dirinya seperti Isane. Isane membetulkan posisi Rukia agar sama seperti dia memainka biola itu. Isane memegang tangan Rukia agar mau mengikuti gerakan tangannya. Tak butuh waktu lama. Rukia ternyata cepat tanggap. Awalnya Isane terkejut dan tak yakin Rukia bisa memaninkannya. Di luar dugaan hanya dengan sekali mendengar dan mengajarinya sebentar, ia langsung bisa memainkan melodi tersebut dengan sempurna. Isane terpukau dengan permainan biola Rukia. Isane tidak menyangka Rukia cepat menangkap apa yang di ajarkannya. Ia yakin, dibalik kekurangannya, Rukia memiliki bakat terpendam.

.

.

Rukia POV

Aku berterima kasih pada bibi Isane, berkatnya aku mendapatkan kasih sayang yang tidak aku dapatkan dari keluargaku. Bibi Isane mengajarkan aku banyak hal. Mengajari cara menulis, membaca, dan bermain biola. Bibi Isane sudah seperti ibuku sendiri. Ia titdak merasa risih dengan keadaanku saat ini. Kami-sama jika bibi Isane itu ibu kandugku, aku benar-benar bersyukur memiliki ibu sebaik bibi Isane' batin Rukia. Aku kembali memainkan biola seperti yang diajarkan bibi Isane. Aku bertekad akan belajar lebih banyak memainkan biola bersama bibi Isane. Walaupun aku banyak kekurangan, setidaknya aku punya bakat terpendam yang aku miliki. Aku akan tunjukan kepada dunia, orang cacat sepertiku juga layak mendapatkan kebahagiaan di luar sana.

End Rukia POV

.

.

.

"Daddy, lihat, Rukia bisa main biola," kata Rukia masuk ker uang kerja Byakuya.

"Hmm," jawab Byakuya dingin.

"Daddy, mau Rukia mainkan biola," kata Rukia polos.

"Rukia, daddy sibuk. Keluarlah," jawab Byakuya sinis.

"Dad?" panggil Rukia pada ayahnya.

"Keluarlah Ruki-" bentak Byakuya pada anaknya.

"Hiks, hiks, hiks," Rukia terisak dan meninggalkan ruangan Byakuya. Ia mendorong kursi rodanya keluar dari ruangan ayahnya. Ia sungguh sedih. Keluarganya tidak ada satupun yang peduli dengannya.

.

.

.

To be countinued

A/N:
Distrofi otot atau Muscular dystrophy adalah salah satu penyakit otot genetik dimana serat-serat ototnya sangat rentan mengalami kerusakan. Otot-otot ini lama-kelamaan akan menjadi semakin lemah. Pada tahap akhir dari penyakit ini, serat otot akan digantikan oleh lemak dan jaringan ikat lain. Beberapa jenis MD bisa mempengaruhi otot-otot jantung atau otot organ lainnya. saya cari sumber di Go#gle

Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada gen yang mengkode protein bernama dystrophin. Protein ini esensial untuk kerja otot. Gen yang mengkode protein ini berlokasi pada kromosom X. Semua laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga jika gen ini rusak pada satu-satunya kromosom X yang dimiliki, maka timbul penyakitnya.

Gejala dari MD bervariasi tergantung dari tipe penyakitnya, tapi secara umum gejala dari MD meliputi, otot-otot yang melemah, koordinasi tubuh berkurang serta kemungkinan mengalami lumpuh atau pincang yang bisa mengakibatkan fiksasi otot di sekitar sendi dan hilangnya mobilitas.

Gimana mina? ancur banget yach? Wah pasti aku di demo sama Rukia Fc. Maap ya. Review please. Oke tunggu chapter selanjunya ya! Jaa nee... ^^