Cinta Salah Kelamin
Pernah jatuh cinta? Iya, sama aku juga. Pernah dengar kata cinta buta? Sepertinya aku mengalaminya. Tapi jika Ariel peterpan mengalami cinta buta dengan cara berporno ria, maka cinta butaku jauh lebih hebat daripada seorang vokalis tampan itu. Karena jika Ariel cinta buta pada Luna maya yang cantik jelita itu, aku sih tidak heran. Cinta buta seperti itu sudah mainstream. Basi. Sudah tidak ngetren.
Oh, bagaimana dengan cinta butaku? Ya, untuk kalian mungkin sedikit berkata 'Ah, biasa.' Tapi bagiku ini gila. Ya! GILA! GILAAAAAAAA! MAMAAAAAA, AKU GILAAAAAAAA!
-Cinta Salah Kelamin-
'Tuk'
"Ugh!" Lenguh seorang siswa laki-laki yang baru tersadar dari mimpi pornonya setelah tutup spidol mencium keningnya. Dia mengangkat kepalanya dan sedikit menguap. Jejak pulau bangka sedikit tercetak di sudut bibirnya.
"Dion, Kalau mau tidur, silahkan keluar. Atau kau mau menerima hukuman saja." Ucapan dingin itu sukses membuat siswa laki-laki yang menjadi pusat perhatian dikelasnya membeku.
"Ma.. maaf.. pak.. saya tidak akan tidur." Siswa laki-laki bernama Dion itu menunduk. Jika seorang siswa takut akan ancaman guru itu sewajarnya pasti akan pucat? Kenapa Dion memerah? Apa dia demam?
"Lebih baik kamu cuci muka dulu." Dion tidak menjawab. Dia hanya menunduk dan melangkah keluar. Beberapa siswa cekikikan menertawakannya. Dion tidak peduli. Ia hanya ingin cepat pergi ke toilet dan membasuh mukanya. Begitu kakinya melewati pintu kelas, dia berlari kencang.
Suara kran air terdengar nyaring. Dion menatap wajahnya yang sudah segar di pantulan kaca. Sesekali dia membetulkan rambutnya yang berantakan. Dia berdiri tegak dan merapikan seragamnya yang agak berantakan. Sesekali bibirnya tersenyum. Dia membalik badanya, hendak melangkah keluar. Tapi seketika tubuhnya membeku. Matanya melotot.
Seseorang yang berdiri bersandar pada pintu keluar menyeringai mengerikan pada Dion. Dia membenarkan letak kacamata beningnya. Dan kakinya bergerak mendekati Dion.
'Danger'
Tulisan merah terpampang besar diatas kepala Dion. Belum sempat dDion berbicara atau melangkahkan kakinya. Tubuhnya di dorong kesalah satu bilik. Hampir saja pantatnya masuk wc jika lengannya tidak di pegang dengan kuat. Orang itu mengunci pintu bilik yang sekrang menjadi seperti ruang tahanan. Dan Dion seperti maling yang siap divonis penjara.
"Pa..Pak Sam.. kok kesini? Kan lagi ngajar? Nanti dicari anak-anak loh.." Dion berkata takut. Dia menjaga jarak dengan pria di depannya.
"sssst.." Pria bernama Sam itu mengisyaratkan Dion diam. Dion diam, sekrang nyawanya diujung tanduk. Gurunya yang melempar tutup spidol berdiri di depannya dan mereka berdua di dalam bilik yang sama? Wth!
"Pa..Pak..." Dion mundur ketika Pak Sam mulai memperdek jarak.
"Panggil Kak Dion." Glek, jakun Dion naik turun. Tulisan danger makin berkelap kelip diatas kepalanya. Kakinya mundur, terhenti saat punggungnya menyentuh tembok. Dion bukan penakut, dia preman sekolah. Dia adalah masuk kategori siswa nakal. Tapi jika berhadapan dengan orang yang sedang tersenyum mengerikan di depannya sekrang. Dion tak ubahnya perawan. Shit, percuma aku punya penis kalau begini, umpatnya dalam hati.
"Kenapa tertidur saat jam pelajaranku Dion?" Sam berhenti. Dia berkacak pinggang menatap nyalang pada Dion yang tampak ketakutan.
"A.. aku.."
"Aku apa Dipsiiii?" Sam bertanya gemas. Dan dengan berani dia menekan lututnya pada selangkangan Dion. Dan menekan tubuhnya menghimpit Dion pada dinding. Ada apa ini? Siapa Dipsi?
"Eeeengh..Ja.. jangan panggil aku dipsi Kak Sam!" Ucap Dion gusar. Guru di depannya ini benar benar kurang ajar. Lututnya menggesek pelan pada selangkangannya. Suka tidak suka itu menimbulkan reaksi pada sesuatu yang tersimpan dibalik celananya.
"Bagaimana kalau aku menghukummu Dipsi?"
"Eh? JANGAN MACAM-MACAM! INI TOILET SEKOLAH!" Dion mendorong tubuh besar gurunya menjauh. Tapi guru sialan itu makin menghimpitnya. Menghembuskan udara panas pada daun telinganya.
"Sebentar saja Dipsi.."
"Kak Sam.."
"ssst.. diam Dipsi.." Dion menutup mulutnya rapat rapat. Tapi tubuhnya bergetar saat sesuatu yang lunak dan basah mengerjai telinganya. Sam menjilat telinga murid lelakinya penuh perasaan. Tubuh Dion bergetar menerima rangsangan.
"Pelajaran..." sela Dion di tengah deru nafasnya yang mulai tidak teratur. Wajahnya merah dan berkeringat.
"Semua sudah diatur Dipsi.. 30 menit saja." Dion melotot mendengar ucapan gurunya. "AKU MAU KE KELAS!" Belum sempat bergerak sesenti guru mesum yang sepertinya sakit mental itu mencium bibirnya ganas. Melumatnya, menghisap, dan menjulurkan lidahnya. Dan Dion hanyut olehnya. Sepertinya dia harus mengurangi kebiasaanya tertidur di kelas. Akh, mamaaaaaaaa! Kak Sam memperkosakuuuuuuuuuuuu! Teriak bathin dion teraniaya. Seorang guru pria memperkosa anak murid lelakinya di toilet sekolah? Eh?
Angin berhembus sepoi. Hanya suara guru guru yang memberi materi pada muridnya. Yah, rutinitas sekolah belum selesai. Tapi ada suara yang mencurigakan di balik salah satu bilik wc sekolah. "Aaaah, Kak Sam..." tapi suaranya itu redam oleh hembusan angin dan derak ranting pepohonan.
To Be Continued..
