disclaimer: durarara! © ryohgo narita
warning: semi-canon.. and i do not gain any financial profit from this story

a.n: fuuuu analoginya gagal ;-; saya bener-bener suka izayanamie disini dan adfghjkl i cant handle it... meski sebenernya ini kelihatannya ga ada romance-nya samsek! ;-; gyahahaha ini ancur watepak. tuangkan saja langsung ledakan pendapatmu ya 8'D

a.n(plus): in fact aku belum namatin durarara orz jadi maaf kalau agak-agak salah ya 8'D/


Dalam lampu malam, Ikebukuro begitu cerah, kerlip cahaya berputar di atas kepala dan suara pejalan kaki menembus jalan. Suasana malam begitu kental dalam pandangan dan riuh kota tak hentinya membahana. Namie mengembuskan napasnya pelan.

Diteguknya susu cokelat dalam kemasan kotak, matanya yang setengah terpejam menatap hidupnya kota dari lantai dua belas; rumah Izaya Orihara; rumah bosnya. Hidup melarut-larut dalam takdirnya, dimana entah kenapa; asam jeruk dan manis gula terasa sama.

Entah apakah hidupnya yang memang hambar atau ia tak mampu mengecap warna hidup.

Dalam tiap detak jantungnya, apa yang membuatnya masih hidup sampai sekarang hanyalah Seiji, dan ia tak peduli dengan siapapun selain adiknya itu. Persetan dengan Orihara, persetan dengan Heiwajima. Persetan dengan Kishitani. Persetan dengan Celty Sturluson.

Kontras dan monokrom; hidupnya hanyalah dedikasi untuk Seiji semata.

Namun, sesungguhnya, dalam dinginnya gelas yang mengurung nasibnya, Namie menyukai cerita dongeng dalam latar dunia yang berkelebat dalam hutan kayu, dimana rumah dapat dibangun dari jerami maupun ranting, dimana impian jadi nyata...

Dimana kehidupan akan berakhir bahagia selamanya.

Happily ever after.

Namun, dunia ini realita; dimana jalanan akan tetap diisi mesin beroda dan bukan dokar atau kereta kuda. Ini bukan Inggris Raya. Ini Jepang. Ketika harapan dan kenyataan akan selalu berbenturan menjadi impian yang melayang dalam angan.

Namie menjauh dari jendela.

Dulu, Namie pernah berpikir bahwa hidupnya mungkin akan sama indahnya dengan Cinderella, dimana ia dan Seiji bisa hidup bahagia selamanya. Tapi, ah, tentu saja tidak bisa. Kelebatan kertas dan permintaan tanda tangan menutup matanya dari dunia luar. Memenjarakannya.

Barangkali, sekarang, ia bisa menjadi Cinderella. Meninggalkan sepatu kaca dan membiarkan orang lain memungutinya untuk menjadikannya putri kerajaan. Melupakan penat, membuang kertas dari atas jendela dengan gelembung sabun yang berpendaran di atas balkon kamar.

Namie meninggalkan cek absen di depan ruang tamu lalu meninggalkan rumah Izaya.

Mungkin saja, cek absen itu bisa berubah jadi sepatu kaca.

Dan Izaya akan mengambilnya, mengambil cinta tak terbalas yang dilipat dalam kertas dan menjemput Namie sebagai cintanya kelak. Seperti dalam dongeng; dimana cerita bermula pada cinta pandangan pertama—meski Izaya dan Namie memulai dengan pekerjaannya.

Berselang jam, suara pintu terbuka, seorang pria menaruh jaket bulunya dan ia memungut kertas di atas meja ruang tamu, lalu memandanginya dalam senyum berukir menghias pipi.

Ini masih realita; tapi dongeng bisa saja jadi nyata.